Anda di halaman 1dari 20

IDIOPATHIC

THROMBOSITOPENI
PURPURA
• Dmytrick Ciputra (C011171364) • Giovanni F Popang Membia(C011171310)
• Surya Pratiwi Muhammad • Efryan Iswara (C011171015)
(C011171006) • Muhammad Zaki Rahmani
• Leony Octavia (C011171341) (C011171566)
• Siti Hainun (C011171056) • Ade Ariyanti Batti (C011171049)

Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Hemato-Onkologi


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
IDENTITAS PASIEN

● Nama : S.N.A
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Tanggal Lahir : 11-05-2012
● Usia : 8 tahun, 9 bulan
● No. RM : 00929059
● Masuk RS : 09-02-2021
● Alamat : Bone
● Pendidikan : SD
Dokumentasi Pasien
KELUHAN UTAMA
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran selama 1 bulan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk RSWS dirujuk dari RSUD Lanto Dg Pasewang Jeneponto dengan Diagnosa
Leukemia + Trombositopenia. Terdapat bintik perdarahan, awalnya di wajah, kedua tangan,
perut dan kedua kaki. Di perhatikan sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Terdapat
perdarahan pada gusi yang dialami sejak 5 hari yang lalu. Tidak ada kejang dan demam,
tidak ada batuk dan sesak. Tidak ada muntah, anak mau makan dan minum lalu terdapat
buang air besar (biasa dan kuning) dan buang air kecil (lancar dan kuning) dalam batas
normal. Riwayat nyeri perut disangkal, riwayat demam sebelumnya tidak ada. Riwayat
infeksi kulit tidak ada, riwayat perdarahan gusi dan mimisan tidak ada. Riwayat keganasan
ada yaitu tante dari ibu. Riwayat penyakit serupa dengan keluarga tidak ada, riwayat
transfusi sebelumnya tidak ada. Riwayat dirawat jalan di RSUD Jeneponto dan mendapat
terapi Ceftriaxone, PCT selama 2 hari.
PEMERIKSAAN FISIS
Keadaan Umum : Pucat : Tidak ada
Sakit Sedang/ Gizi Kurang /GCS 15 Sianosis : Tidak ada
Tanda Vital : Ikterus : Tidak ada
• TD : 90/60 mmHg Stomatitis : Tidak ada
• Nadi : 108 kali/ menit
• Napas : 24 kali/ menit
• Suhu : 36.8C
• Skala nyeri : 2NRS
Status Gizi : Gizi kurang
Paru : bunyi nafas vesikuler (ronkhi, wheezing tidak
ada)
Jantung : bunyi jantung I/II murni reguler (tidak ada bising)
Abdomen : peristaltik ada kesan normal, hepar dan lien tidak teraba
Manifestasi Perdarahan :
• Terdapat perdarahan pada gusi
• Terdapat petekhia di wajah, perut, tangan dan kedua kaki
• Bleeding time 5 menit
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RSWS
KIMIA DARAH, HEMATOLOGI (20/02/2021)
WBC (103/UL) 9 ANC 2443
PLT (103) 3 () Albumin (gr/dl) 4.1
HB (gr%) 8.6 () Na/K/Cl 139 / 3.9 / 107
MCV (Fl) 85 SGOT/SGPT 34 / 29
MCH (pg) 28 HCT 26%
KIMIA DARAH, HEMATOLOGI (20/02/2021)
Kreatinin 0,42 () % monosit 4.9
Ureum 19 % neutrofil 81.1
% lymp 13.6
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RS LANTO DG
PASEWANG JENEPONTO
KIMIA DARAH, HEMATOLOGI (18/02/2021)

WBC (103/UL) 12.7 ANC 5350

PLT (103) 33 () %neutrofil 60.8


HB (gr%) 10.2 () %monosit 3.9
HCT 31.6%
%lymp 35.3
HAPUSAN DARAH TEPI (18/02/2021)

Eritrosit : normositik normokrom anisositosis, benda inklusif (-), normoblast (-)

Leukosit : jumlah normal PMN > limfosit, granulositotoksik (+), vakuolisasi (+),
sel muda (-)

Trombosit : jumlah sangat kurang morfologi dan distribusi sulit dinilai.

Kesan : normositik normokrom dengan leukosit tanda-tanda infeksi,


trombositopenia.

SARS COVID 19 Antigen Negatif


Assessment :
Idiopatic Trombosipenia Purpura (ITP), gizi kurang

Planning :
• Bedrest
• Awasi tanda perdarahan spontan baru
• Pelacakan anemia : feritin, ADT, dan retikulosit.
• Awasi tanda anoxia jaringan
• Infus dextrose IV
• Paracetamol IV (bila nyeri)
• Pemeriksaan PT APTT
• Swab nasofaring dan makanan lunak
DEFINI KLASIFIKAS
SI I
Immune thrombocytopenic purpura • Akut Berlangsung < 12 bulan,
(ITP) merupakan kelainan didapat yang biasanya pada anak. Tipe terbanyak
berupa gangguan autoimun yang dan biasa terjadi setelah infeksi virus
mengakibatkan trombositopenia oleh
karena adanya penghancuran trombosit • Kronik Berlangsung > 12 bulan,
dan megakariosit secara dini akibat terjadi pada remaja dan sering
adanya autoantibodi yang mengenali mengenai perempuan (2 : 3)
antigen pada trombosit dan megakariosit
menghasilkan peningkatan destruksi
trombosit dan menurunkan angka
produksi trombosit yang biasanya berasal
dari Ig G.

• Kessler CM, Besa EC. Imune Thrombocytopenic Purpura. http:// emedicine, medscape, com/ Update : Jan 3, 2012.
ETIOLOGI
ITP Primer ITP Sekunder

Jenis ITP terbanyak, tidak ditemukan Dapat disebabkan oleh infeksi,


adanya kondisi atau penyakit yang seperti virus hepatitis C (HCV),
mendasari terjadinya ITP. ITP primer human immunodeficiency virus
paling banyak disebabkan karena (HIV), dan Helicobacter pylori.
autoantibodi IgG. IgG sendiri
berikatan dengan glikoprotein Pada kasus infeksi, proses
GPIIbIIIa di permukaan trombosit dan terjadinya ITP mungkin disebabkan
GPIb- IX-V yang banyak terdapat antigen virus yang mirip antigen
pada permukaan megakariosit. trombosit,

in immune thrombocytopenia. Frontiers in Immunology. 2018;9McCrae K. Immune thrombocytopenia: No longer 'idiopathic'. Cleve Clin J Med. 2011;78(6):358-73.
Swinkels M, Rijkers M, Voorberg J, Vidarsson G, Leebeek F, Jansen A. Emerging concepts :880
Zufferey A, Kapur R, Semple JW. Pathogenesis and therapeutic mechanisms in immune thrombocytopenia (ITP). J Clin Med. 2017;6(2). pii: E16. doi: 10.3390/ jcm6020016.
PATOFISIOLO
GI

Cines,2002
GEJALA KLINIS

• Berlangsung secara tiba-tiba


• Perdarahan : Peteki dan Ekimosis pada kulit dan
selaput lendir
• Perdarahan organ dalam
• Trombositopeni berat dapat menyebabkan
perdarahan otak
• Rumple leede positif

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UNHAS SMF Anak RS. DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
DIAGNOSIS
Anamnesis :
• Umumnya trombositopeni terjadi 1-3 Pemeriksaan fisik :
minggu setelah infeksi virus atau
bakteri. Bisa juga setelah vaksinasi  Perdarahan tipe trombosit (platelet-
• Perdarahan yang terjadi tergantung type bleeding), yaitu petekie, purpura,
jumlah trombosit di dalam darah yg perdarahan konjungtiva.
diawali dengan peteki hingga lebam-  Hepatosplenomegali kurang lebih
lebam yg biasanya terjadi mendadak 10%
• Riwayat penggunaan obat-obatan

Seytobudi, B., 2018. Purpura Trombositopenik Idiopatika pada Anak Purpura Trombositopenik Idiopatika pada Anak patofisiologi, tata laksana serta kontroversinya) (patofisiologi, tata laksana serta
kontroversinya). Sari Pediatri, Volume 6, p. 17.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Darah Perifer
Lengkap : Trombositopenia  Bone Marrow Puncture (BMP) :
 Apusan Darah Tepi : Bentuk Megakariosit meningkat, sel darah
trombosit besar ( giant platelets ) lainnya normal. BMP dilakukan untuk
 Waktu perdarahan ( Bleeding Time ) menyingkirkan penyebab hematologi
memanjang, aPTT dan PT biasanya lain. Pemeriksaan ini dilakukan bila
menunjukkan hasil yang normal gagal terapi selama 3-6 bulan, atau
 Skrining HIV, Hepatitis C, H.pylory, pemeriksaan fisis ditemukan adanya
atau infeksi lain yang mungkin pembesaran hepar/lien/kelenjar
berkaitan dengan ITP. getah bening dan pada laboratorium
 CT-Scan apabila dicurigai terdapat ditemukan bisitopenia
perdarahan intrakranial
Pedoman Pelayanan Medis IDAI Edisi II, 2011
TATALAKSANA
ITP bersifat akut => 90 % sembuh spontan

Bila tidak dirawat inap => wajib untuk menghindari obat anti agregasi (seperti salisilat dan
lain sebagainya) dan olah raga yang traumatis (kepala).
Indikasi rawat inap :
- Jumlah hitung trombosit
- Perdarahan berat, khususnya pada intracranial
- Umur <3 tahun

Bila tidak ada kegawatan , pasien dapat dirujuk ke spesialis Anak. Tatalaksana ITP
bergantung pada kondisi klinis pasien :

1. Pendarahan ringan : anak dengan hitung trombosit >20.000/mm3 dan asimtomatis atau
hanya memiliki sedikit purpura, cukup diobservasi dan tidak memerluka terapi

Seytobudi, B., 2018. Purpura Trombositopenik Idiopatika pada Anak Purpura Trombositopenik Idiopatika pada Anak patofisiologi, tata laksana serta kontroversinya) (patofisiologi, tata laksana serta
kontroversinya). Sari Pediatri, Volume 6, p. 17.
2. Pendarahan sedang : anak dengan hitung trombosit <20.000/mm3 dan
perdarahan membran mukosa yang bermakna dan anak dengan hitung trombosit
<10.000/mm3 dan sedikit purpura harus diberi terapi kortikosteroid oral.

3. Pendarahan berat : epistaksis yang tidak terhenti dengan tampon , hematuria,


pendarahan intrakranial , serta perdarahan saluran cerna membutuhkan intervensi
intensif meliputi glukokortikoid dosis tinggi dan imunogobulin intravena (IVIg)
dengan atau tanpa transfusi trombosit (disesuaikan dengan klinis pasien).
Transfusi trombosit diindikasikan pada perdarahan berat. Ketahanan trombosit
meningkat apabila trombosit ditransfusikan segera setelah infus IVIg.
Dosis transfusi sebagai berikut 6-8 U konsentrat trombosit , atau 1U/10 KgBB
( 1 U trombosit 5000-10.000/ mm3 pada dewasa seberat 70 Kg dan
20.000/mm3 pada anak seberat 18 Kg).

Sebagai terapi pemeliharaan glukokortikoid dan IVIg adalah pilar utama terapi
medis. Indikasi , dosis dan cara administrasi didasarkan atas keadaan klinis
pasien.
KESIMPULAN

Pedoman Pelayanan Medis IDAI Edisi II, 2011


THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai