Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Oleh:
Meyva Sasmita

Pembimbing:
dr. Muhammad Ali, Sp.A(K)
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Jantung Rematik (PJR) adalah penyakit
jantung sebagai akibat adanya gejala sisa (sekuele)
dari Demam Rematik (DR), yang ditandai dengan
terjadinya defek pada katup jantung.
Penyakit jantung rematik ini merupakan kelainan
jantung yang paling sering terjadi pada anak-anak.
Sampai saat ini, insidensi berkisar antara 0,3-0,8 per
1.000 anak sekolah dengan rentang usia paling sering
5-15 tahun.
Dalam laporan WHO Expert Consultation Geneva yang
diterbitkan tahun 2004 angka mortalitas untuk PJR
sebesar 0,5 per 100.000 penduduk di negara maju
dan 8,2 per 100.000 penduduk di negara
berkembang, sedangkan di daerah Asia Tenggara
diperkirakan 7,6 per 100.000.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI, ETIOLOGI,EPIDEMIOLOGI
Penyakit Jantung Rematik (PJR) adalah penyakit yang
ditandai dengan adanya kerusakan pada katup
jantung yang disebabkan oleh respon imun abnormal
terhadap infeksi Streptokokus yang terjadi saat
demam rematik sebelumnya
Penyakit jantung rematik muncul sebagai sekuele
atau gejala sisa dari demam rematik akut sebelumnya
yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus
haemoliticus grup A
Penyakit ini jarang terjadi sebelum usia 5 tahun dan
setelah usia 25 tahun, paling banyak ditemukan pada
anak-anak dan dewasa muda. Insidens tertinggi
terdapat pada anak usia 5-15 tahun dan lebih sering
terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki
dengan perbandingan 2:1.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada jantung dari demam rematik
akut yaitu:
-Murmur baru atau berubah
-Gagal Jantung Kongestif
-Perikarditis
Manifestasi klinis pada jantung dari penyakit jatung
rematik antara lain:
-Deformitas katup, paling sering berupa mitral
insufisiensi, mitral stenosis, aorta insufisiensi, dan
aorta stenosis
-Atrial fibrilasi
-Tromboemboli
DIAGNOSIS

Kriteria Jones (revisi) untuk Pedoman Diagnosis


Demam Rematik (1992)
DIAGNOSIS
Kriteria WHO 2002-2003 untuk Diagnosis Demam Rematik
dan Penyakit Jantung Rematik (Berdasarkan Revisi Kriteria
Jones 1992)
PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksanaan medis pada penderita DR


dan PJR adalah:
1. Eradikasi bakteri SBHA dengan antibiotik untuk
mencegah rekurensi dengan antibiotic pilihan
yaitu:
-Benzathine penisilin, 1,2 juta unit IM, satu kali
sebulan
-Oral penisilin V, 250 mg 2x sehari
-Oral sulfadiazine 1g 1x sehari
-Oral eritromisin 250 mg 2x sehari
PENATALAKSANAAN

2. Supresi reaksi inflamasi dari respon autoimun


dengan obat pilihan:
-Aspirin 100 mg/kg/hari
-Prednison 2 mg/kg/hari
3. Tatalaksana suportif untuk gagal jantung, meliputi
pemberian:
- Diuretik : Furosemid, spironolakton
- Digoxin
- ACE-I
BAB III
LAPORAN KASUS
Kasus
T, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun,
datang ke unit gawat darurat Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik pada tanggal 24
Agustus 2016 dengan keluhan sesak nafas.
Riwayat Penyakit :
Sesak nafas dialami os sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Sesak dirasakan saat
beraktifitas seperti berjalan 100 meter dan
berkurang dengan istirahat. Riwayat sesak
sebelumnya tidak dijumpai. Os juga merasa
mudah lelah sejak 1 bulan ini. Batuk tidak
dijumpai, riwayat batuk disangkal. Demam tidak
dijumpai, riwayat demam sebelumnya disangkal.
Nyeri sendi juga dialami os sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan di
sendi lutut kanan dan kiri, sendi lengan dan siku
kanan. Nyeri dirasakan berpindah pindah dari
satu sendi ke sendi lain. Riwayat terdapat bercak-
bercak kemerahan di badan, tangan dan kaki tidak
dijumpai. Riwayat terdapat benjolan keras di
bawah kulit pada daerah persendian tidak
dijumpai. Riwayat terdapat gerakan cepat dan
tidak beraturan pada wajah dan lengan tidak
dijumpai.
Nyeri menelan dirasakan os sejak 2 hari terakhir.
Riwayat nyeri menelan sebelumnya disangkal.
BAB (+) kesan normal, BAK (+) kesan cukup.
Riwayat Pengobatan Sebelumnya:
Os merupakan pasien rujukan dari RSUD Kota Tanjung
Balai, oleh dokter Sp.A os didiagnosis dengan
sangkaan Rheumatic Heart Disease (RHD) dan diberi
tatalaksana injeksi ceftriaxon, chloramphenicol, dan
ranitidine.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga :.


Hipertensi (-), DM (-), TB (-), Kejang (-)

Riwayat Kelahiran :
Pasien lahir secara spontan pervaginam dengan
bantuan dokter, os lahir cukup bulan, dan segera
menangis. Tidak dijumpai sianosis dan jaundice pada
saat os lahir.
BBL : 3200 gram LK: tidak jelas
PBL : 50 cm
Riwayat Nutrisi :
ASI diberikan usia 0-6 bulan
Susu formula diberikan sejak usia 6 bulan
Bubur susu sejak usia 7 bulan
Nasi tim diberikan usia 8-12 bulan
Makanan dewasa diberikan sejak usia 13 bulan

Riwayat Imunisasi :
Hepatitis B 3x, BCG 1x, Polio 4x, Campak 1x, DPT 3x

Riwayat Tumbuh Kembang :


Mengangkat kepala mulai usia 2 bulan
Membalikkan badan mulai usia 5 bulan
Duduk mulai usia 7 bulan
Merangkak usia 9 bulan
Berdiri mulai usia 12 bulan
Berjalan mulai usia 15 bulan
Bicara mulai usia 2 tahun
Pemeriksaan Fisik

Status Presens:
Sensorium : CM Dyspnea(+) Anemia (-)
Temperatur : 36,9 Sianosis(-) Jaundice (-)
Edema (-)
Status Gizi:
BB : 42 kg BB/U : 68.85 %
TB : 162 cm TB/U : 93.64 %
BB/TB : 84 %
Status Lokalisata:
Kepala :
Mata : refleks cahaya (+/+), pupil isokor (+/+),
conjungtiva palpebra inferior anemis (-/-),
sclera ikterik (-/-)
Telinga : dalam batas normal
Hidung : terpasang O2 nasal kanul
Mulut : sianosis (-)
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Dada : simetris fusiformis, retraksi (-)


RR: 32 kali/menit, regular, suara pernapasan melemah di
lapangan bawah paru kiri
HR: 120 kali/menit, regular, murmur (+) pansistolik grade
III/6 ICR III-IV LMCS, thrill (+) di ICR III-IV LMCS

Abdomen: Soepel, peristaltik (+) normal, hepar dan lien: tidak


teraba.

Extremitas:TD : 120/70 mmHg, nadi: 120 kali/min, regular, t/v


cukup, akral hangat, CRT < 3, edema pretibial (-),
sendi lutut kanan dan kiri stiffness (+), ROM terbatas,
nyeri (+).

Anogenital : tidak dilakukan pemeriksaan


Hasil Laboratorium
(24 Agustus 2016)
Hasil Laboratorium
(24 Agustus 2016)
Hasil Laboratorium
(24 Agustus 2016)
Hasil Foto Thorax
(24 Agustus 2016)

Kesan: Kardiomegali (CTR : 62%) dengan edema paru


Hasil EKG
(24 Agustus 2016)

Kesan EKG : Normal


Diagnosa banding : CHF NYHA III e.c dd/RHD
endokarditis infektif

Diagnosa kerja : CHF NYHA III e.c Susp. RHD

Terapi : O2 nasal kanul 1-2 liter/menit


IVFD D5% 5 cc/jam
Inj. Furosemid 30 mg/12 jam/iv
Spironolakton tab 2 x 12,5 mg
Ibuprofen 400 mg (k/p)
Diet MB 1940 kkal dengan 84 gr protein

Rencana : Echocardiography

Prognosis : Dubia ad Malam


FOLLOW UP
Tanggal : 25 Agustus 2016
FOLLOW UP
Tanggal : 26 Agustus 2016
FOLLOW UP
Tanggal : 27 Agustus 2016
FOLLOW UP
Tanggal : 28 Agustus 2016
BAB IV
DISKUSI
KASUS TEORI
MANIFESTASI KLINIS

1.Sesak nafas dialami os sejak 2 Manifestasi klinis demam rematik akut


:
minggu sebelum masuk rumah sakit. -Kriteria Mayor :
Sesak dirasakan saat beraktifitas a. Poliarthritis migrans
b. Carditis (pericarditis,
seperti berjalan 100 meter dan miocarditis, endocarditis)
berkurang dengan istirahat. ditandai dengan adanya
murmur, tanda-tanda
gagal jantung kongestif
2.Nyeri sendi juga dialami os sejak 2 (takipnea, ortopnea, distensi
vena jugularis, rales,
minggu sebelum masuk rumah sakit. hepatomegali, ritme galop,
Nyeri dirasakan di sendi lutut kanan edema dan pembengkakan
ekstremitas), dan adanya
dan kiri, sendi lengan dan siku kanan. pericardial friction rub.
Nyeri dirasakan berpindah pindah dari c. Chorea Sydenham
d. Erythema Marginatum
satu sendi ke sendi lain. e. Subcutaneous Nodule
KASUS TEORI

MANIFESTASI KLINIS

-Kriteria Minor:
3. Nyeri menelan dirasakan os sejak 2
a. Demam
hari terakhir.
b. Arthralgia

4. Murmur (+) pansistolik grade III/6


2. Manifestasi klinis PJR:
ICR III-IV LMCS
Adanya tanda-tanda deformitas
katup seperti MS, MI, AS, AI
5. RR: 32 kali/menit, suara pernapasan
melemah di lapangan bawah paru kiri

6. Sendi lutut kanan dan kiri stiffness


(+), ROM terbatas, nyeri (+).
KASUS TEORI

DIAGNOSIS
-Berdasarkan hasil anamnesis, Berdasarkan kriteria WHO 2002-2003

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan mengenai diagnosis DR dan PJR dari

penunjang didapati adanya 2 kriteria hasil revisi kriteria Jones (1992)

mayor yaitu poliarthritis migrans dan


carditis berupa tanda-tanda
keterlibatan endokard/katup jantung
yaitu ditemukannya murmur dan
adanya tanda-tanda gagal jantung.
-Berdasarkan hasil echo dijumpai:
Severe MR, Moderate MS, Moderate
AR, Mild TR
KASUS TEORI

PENATALAKSANAAN
Prinsip tatalaksana DR dan PJR:
-O2 nasal kanul 1-2 liter/menit 1. Eradikasi bakteri SBHA dengan
-IVFD D5% 5 cc/jam antibiotik untuk mencegah rekurensi
dengan antibiotic pilihan yaitu:
-Inj. Furosemid 30 mg/12 jam/iv -Benzathine penisilin, 1,2 juta unit
-Spironolakton tab 2 x 12,5 mg IM, satu kali sebulan
-Oral penisilin V, 250 mg 2x sehari
-Ibuprofen 400 mg (k/p) -Oral sulfadiazine 1g 1x sehari
-Benzatin Penicilin 1,2 juta IU/IM -Oral eritromisin 250 mg 2x sehari
2. Supresi reaksi inflamasi dari respon
setiap 28 hari autoimun dengan obat pilihan:
-Aspirin 100 mg/kg/hari
-Prednison 2 mg/kg/hari
3. Tatalaksana suportif untuk gagal
jantung, meliputi pemberian:
- Diuretik : Furosemid,spironolakton
- Digoxin
- ACE-I
BAB V
KESIMPULAN
T, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dengan berat badan 42 kg dan
tinggi badan 162 cm, datang ke RSUP H.Adam Malik pada tanggal 24
Agustus 2016 dengan keluhan sesak nafas dan nyeri sendi. Pasien ini
didiagnosa dengan CHF akibat RHD dan diberi tatalaksana:

-O2 via nasal kanul 1-2 liter/menit


-IVFD D5% 5 cc/jam
-Inj. Furosemid 30 mg/12 jam/iv
-Spironolakton tab 2 x 12,5 mg
-Ibuprofen 400 mg (k/p)
-Diet MB 1940 kkal dengan 84 gr protein

Pasien diperbolehkan pulang pada tanggal 28 Agustus 2016 karena


keadaan umum sudah stabil, dengan rawat jalan untuk mendapatkan
injeksi Benzatin Penicilin 1,2 juta IU/IM setiap 28 hari.

Anda mungkin juga menyukai