Anda di halaman 1dari 29

Syndrom

Vena Cava
Superior
Latar Belakang
 Sindrom Vena cava superior (SVCS) 
obstruksi aliran darah melewati vena cava
superior
 kegawat daruratan dalam medis
 memerlukan diagnosis dan terapi yang
cepat
 William Hunter pertama kali
memperkenalkan sindrom ini tahun 1757
pada pasien dengan aneurisma aorta
karena penyakit sifilis
Defenisi

 Sindrom Vena cava superior


merupakan sekumpulan gejala
akibat pelebaran pembuluh
darah vena yang membawa
darah dari bagian tubuh atas
menuju ke jantung
Anatomi
 Panjang = 6 – 8 cm
 Diameter = 1-2
 Kanan = Aorta
 Depan = Trakea.
 Terletak ditengah – tengah mediastinum
 Bagian inferior vena cava superior berdekatan
dengan pericardial sepanjang 2 – 3 cm
Etiologi
 Kanker pada thorax bagian atas
 Fibrosis mediastinum
 Penyakit pembuluh darah
 Aneurisma aorta
 Vaskulitis
 Fistul arteria-vena
 Infeksi
 Histoplasmosis
 TBC
 Sifilis
 Aktinomikosis
 Tumor jinak
Insiden
 Di amerika serikat
 5 – 10% dari pasien dengan keganasan
berupa massa intratorak
 Tahun 1969 Salsali dan Cliffton
 2% SVCS dari 4960 pasien dengan kanker
paru
 80%  tumor pada paru kanan
Patofisiologi
 Invasi neoplastik dari dinding vena
 Trombosis intravaskular

 Tekanan ekstrinsik dari masa tumor

 Obsruksi dari VCS

 Penekanan atau kompresi intrinsik

 Obstruksi vena cava superior


mengawali aliran balik vena kolateral
Gejala Klinis
 Tanda
 Pelebaran vena leher
 Plethora pada wajah
 Odema yang muncul pada lengan
 Sianosis
 Gejala
 Sakit kepala
 Sesak
 Batuk
 Sesak pada posisi tidur
 Sulit menelan
Diagnosis
 USG (Ultrasonogrfi)
 Radionuclide Venography
 Computed Tomography and Magnetic
Resonance Imaging (CT/MRI)
 Magnetic resonance imaging (MRI)
 Contrast Venography
 Sputum Cytology, Fine-Needle Aspiration, and
Lymph Node Biopsy
 Transluminal Radiographic Biopsy
 Mediastinoscopy
Diagnosa Banding
 Tamponade jantung
 Right ventricular dysfunction
 Kanker paru
 Limfoma dan tumor solid
 Penyakit infeksi
 Vaskulitis
 Aneurisma aorta
 Gondok
Penatalaksanaan
 Penanganan SVCS tegantung
 Derajat dari SVCS
 Penyebab dari obstruksi
 Tipe histologi dari tumor
 Penatalaksanaan SVCS ada 2
 Penanganan medis
 Penanganan pembedahan.
 Tujuan dari penanganan dengan penatalaksanaan
medis SVCS
 Menurunkan gejala
 Penanganan penyakit primer yang ada
 Radioterapi

 Kemoterapi

 Pembedahan

 Pemasangan Stent
 Vascular Graft – tipe Bypass
Prognosis
 Prognosis dari SVCS sangat tergantung
dari penyakit yang mendasarinnya

 SVCS yang disebabkan karena kanker


paru, prognosis lebih buruk karena
SVCS akan muncul pada stage akhir
CATATAN RIWAYAT PENYAKIT
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

I.IDENTITAS PENDERITA

 Nama Lengkap : Ibrahim Yusuf


 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Pekerjaan : Swasta
 Alamat : Ds Piyeung Datu Montasik
 Suku : Aceh
 Agama : Islam
 No Reg : 0028471
 No. CM : 0701214
 Dokter Ruangan : dr. Agustia Syukri
 Tgl Masuk : 26 Maret 2009
 Tgl. Lahir/Umur : 01 Jan 1943 /67 Tahun
 Ruang : PDP
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Sesak Napas
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 minggu dan
yang semakin sesak 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Sesak
napas berhubungan dengan aktivitas atau perubahan posisi.
Sesak yang dirasakan semakin lama semakin memberat. Riwayat
terbangun tengah malam karena sesak disangkal. Pembesaran
leher baru disadari Pasien dalam 1 minggu ini. Sebelumnya Pasien
tidak pernah mengalami hal tersebut. Leher membesar pada
kedua sisi bersamaan. Pasien juga mengatakan selain sulit
menelan makanan juga terasa sakit saat menelan. Sejak leher
membesar Pasien juga mengakui suaranya menjadi serak dan
pendengarannya menjadi seperti berdengung.
ANAMNESA LANJUTAN
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti
ini sebelumnya, riwayat hipertensi disangkal
dan darah manis juga disangkal.

 Riwayat Pemakaian Obat : Tidak ada

 Riwayat Penyakit Keluarga: Disangkal


Selama 20 hari 1minggu yang lalu:
yang lalu: Pasien merasakan
Pasien telah pembesaran dileher
merasakan sesak pada kedua sisi secara
nafas saat bersamaan
beraktifitas dan
disertai batuk
2 Hari SMRS :
Pasien semakin sesak,
merasakan ada
Masuk RSUZA benjolan dileher,
(26 MARET 2009) sakit bila menelan,
suara serak, dan
pendengaran
mendengung
STATUS PRESENT
 Sensorium : compos mentis
 Tekanan darah : 110/60 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Respiratory Rate(RR) : 32 x/menit
 Temperatur : 36,2oC
 Anemia : ( +/+)
 Sianosis : ( -/- )
 Ikterus : ( -/- )
 Dyspneu : ( +/+ )
 Edema : ( -/- )
 Turgor : kembali cepat
 BB : 55 kg
 TB : 157 cm
 RBW : 107,2 % 
 Keadaan Umum : sedang
 Keadaan Penyakit : sedang
 Keadaan Gizi : sedang
 Oedem : (-)
 Refleks Fisiologis : (+)
 Refleks Patologis : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
 Mata : Konjungtiva Palpebra pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
 Telinga : tidak ada kelainan
 Hidung : tidak ada kelainan
 Mulut : sianosis
 
Leher
 Inspeksi : bull neck (+), simetris, venektasi vena pada leher kiri
 Kelenjar tiroid : tidak membesar

 Trakea : letak medial


 JVP : R + 2 cm H2O
PEMERIKSAAN FISIK
Torak Depan
 Inspeksi : simetris, retraksi (-)
 Palpasi : StemFremitus kanan < StemFremitus Kiri
 Perkusi : Batas Paru-Hati
 Relatif : ICR V
 Absolut : ICR VI
 Peranjakan : 1 jari
 Auskultasi : Vesikuler (+/+) lebih keras pada paru kanan
Rhonkhi basah (-/-), Wheezing (-/-)
Torak Belakang
 Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Stem Fremitus kanan < Stem Fremitus kiri
 Perkusi : Sonor memendek pada lapangan paru kanan, Sonor pada
lapangan paru kiri
 Auskultasi : Vesikuler (+/+) lebih keras pada paru kanan
Rhonkhi basah (-/-), Wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
 Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus kordis tidak teraba
 Perkusi :
Batas Jantung
 Atas : ICR III
 Kanan : linea parasternal dextra
 Kiri : 1 cm LMCS
 Auskultasi
 HR : 88 x/menit, reguler(+)
 Desah : (- )
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : Seopel, hepar dan lien tidak teraba
Pembesaran KGB inguinal (-/-)

 Perkusi : Tympani
 Auskultasi : Peristaltik Normal

Ekstremitas
 Superior/Inferior : Oedema (-/-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hematologi (Tanggal 26/03/09) lab RSUZA
 Hb : 8,3 gr/dl
 Leukosit : 19,7x 103/ µl
 Trombosit : 854 x 103/µl
 Ht : 26%
 Ureum : 35 mg/dl
 Kreatinin : 1,2 mg/dl

Urinalisa
 Warna : kuning
 Proteinuria : (-)
 Bilirubin : (-)
 Urobilinogen : (-)
RESUME
 Seorang laki-laki berumur 67 tahun datang
dengan keluhan utama sesak nafas sejak 2
minggu dan memberat 5 hari sebelum masuk
ke rumah sakit. Parocsismal noctural
dyspnoe (-), Dyspnoe d’effort (-),sikap
paksa(-).Batuk (+) 2 minggu, Dahak (-),
demam dan berkeringat malam (-), riwayat
hemoptoe (-). Leher membesar simetris (+),
suara serak (+), telinga berdengung (+), sakit
menelan (+) baru disadari os dalam 1 minggu
ini. Malaise dan penurunan berat badan (+).
DEFFERENSIAL DIAGNOSIS
Syndroma Vena Cava Superior ec:
DD :
 Tumor mediastinum

 Tuberkulosis kelenjar limfe mediastinum

 Karsinoma bronkus

 Karsinoma paru
DIAGNOSIS SEMENTARA

Syndroma Vena Cava Superior ec


Tumor Mediastinum
TERAPI
 Bed Rest
 Diet M II
 O2 1-2 liter / menit
 IVFD Ringer Laktat 20 tetes / menit
 IV Ciprofloxacin 200mg/12 jam
 Ambroxol Syr 3xCI
PENJAJAKAN
 Foto thoraks PA
 USG thoraks
 USG abdomen
 Bronkoskopi
 MRI
 Konsul Divisi HOM
 Konsul Bagian Pulmonologi
 Konsul Bagian Bedah Thoraks
 Konsul Bagian THT
Sekian

Anda mungkin juga menyukai