Anda di halaman 1dari 43

EFUSI

Laporan Kasus

PLEURA

Present by: Preseptor:


Amirah, S.Ked dr. Ummayal Amni Umar Sp.P

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN THT PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. FAUZIAH
BIREUEN
2023
01
Pendahuluan
Efusi pleura adalah akumulasi cairan Tingkat kejadian  320 per 100.000
abnormal di dalam cavum pleura yang Di AS 1,5 juta orang/tahun.
terjadi karena adanya peningkatan Gejala  sesak nafas. Nyeri dada pleuritik
produksi cairan ataupun penurunan atau nyeri tumpul.
absorbsi cairan dari permukaan pleura. Diagnosis  anamnesis, pemeriksaan
Efusi pleura  sebagai komplikasi dari fisik, pemeriksaan penunjang (foto thorax
berbagai penyakit serta suatu penyakit analisa cairan pleura dan biopsi.4
yang mendasarinya. Penatalaksanaan efusi pleura 
pengobatan kausal, thorakosintesis, Water
Sealed Drainage (WSD), dan pleurodesis.
02
Laporan Kasus
 Nama : Ny. T
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 81 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Tufah, Bireun
 Suku : Aceh
 RM : 42.28.22
 Tgl Masuk RS : 12 Februari 2023
 Tgl Pemeriksaan : 12 Februari 2023
ANAMNESIS
6

Keluhan Sesak nafas sejak 1


Utama minggu yang lalu

KELUHAN TAMBAHAN:
Batuk kering sesekali, nyeri dada (-), mudah lelah (-), perut
kembung, penurunan nafsu makan, lemas.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Fauziah
Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2
dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan
hari SMRS. Demam dirasakan naik turun.
sejak 1 minggu yang lalu. Sesak nafas terasa
Demam dirasakan memberat pada pagi dan
semakin lama semakin berat dan memberat
siang hari. Demam berkurang ketika pasien
sejak 2 hari SMRS. Sesak nafas bertambah
meminum obat paracetamol. Pasein juga
bila pasien berbaring terlentang, dan
mengeluhkan perut kembung, penurunan
berkurang ketika pasien tidur posisi miring
nafsu makan sehingga pasien mengeluhkan
ke arah dada yang sakit. Keluhan batuk
badan terasa semakin lemas dari hari ke
kering sesekali, keluhan nyeri dada
hari. Keluhan mual dan muntah disangkal,
disangkal pasien. Riwayat nyeri dada tidak
BAB dan BAK dalam batas normal.
ada, batuk lama tidak ada, batuk berdarah
tidak ada, riwayat penggunaan OAT tidak
ada.
Riwayat Penyakit Dahulu
8

•Riwayat penyakit yang sama disangkal.


•Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal.
•Riwayat trauma disangkal.
•DM (-), hipertensi (-), asma (-).

Riwayat Penyakit
Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama
dengan pasien. DM (-), hipertensi (-), asma (-).
Riwayat Pemakaian Obat
9

Pasien mengatakan hanya mengkonsumsi obat paracetamol, yang didapatkan


dari mantri. OAT (-)

Riwayat Pekerjaan dan


Kebiasaan

Pasien merupakan seorang Ibu Rumah Tangga, dan tinggal bersama anaknya.
10
Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien berobat dengan menggunakan BPJS kesehatan.


PEMERIKSAAN FISIK
11

KU HR: 95 kali/ menit


Tanda
dan Keadaan umum:
vital Tekanan darah: 123/64
GCS tampak sakit mmHg
sedang
RR: 27 kali/ menit
Kesadaran : Suhu: 37,7 ºC
compos mentis
(E4M6V5) SpO2: 89% (tanpa O2)
95% (O2 3-4 L/i)
Status Berat badan: 45 kg
Gizi Tinggi Badan: 155 cm
IMT: 18,7 kg/m²
Kulit: warna kulit sawo matang, sianosis (-), ikterik (-), turgor kembali
cepat
Kepala: normochepali, rambut berwarna hitam
12 Wajah: Simetris, Deformitas (-)
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflex
pupil +/+ isokor (3mm/3mm), RCL/RCTL: +/+
Telinga: bentuk normal, sekret (-/-), discharge(-/-)
Hidung: sekret (-/-), darah (-/-), deviasi septum (-/-)
Mulut: bibir pucat (-), bibir kering(-), tonsil T1/T1, uvula ditengah
Leher: pembesaran limfonodi (-), deviasi trakea (-), peningkatan JVP (-)
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis teraba 2 jari di SIC 5 linea
Status midclavicula sinistra
Generalis Perkusi: batas jantung kanan SIC 4 linea parasternalis
dextra, batas jantung kiri SIC 5 linea midclavicula sinistra,
pinggang jantung SIC 3 linea para sternalis sinistra.
Auskultasi: S1S2 reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru
Status Generalis
13
Inspeksi:
Statis : bentuk dada dalam batas normal, simetris
Dinamis : gerakan paru asimetris (+), ketertinggalan gerak (+) dada kiri
Palpasi : nyeri tekan (-), stem fremitus dada kiri menurun dibanding kanan
Perkusi : redup di lapang paru kiri, sonor dilapang paru kanan
Auskultasi : vesikuler (+/↓), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Palpasi: nyeri tekan (-), defans muskular (-)
Perkusi: timpani (+) di seluruh kuadran abdomen
Ekstremitas: akral hangat (+/+), edema (-/-), sianosis (-/-), clubbing finger (-)
Pemeriksaan Laboratorium
Nama Test Hasil Nilai Normal
Test
Hematologi
Darah Lengkap
Hemoglobin (HGB) 15.8 12.0-16.0 g/dl
Eritrosit (RBC) 5.82 3.8-5.8 juta/uL
Hematokrit (HCT) 52.5 37.0-47.0 %
MCV 90.2 79-99 fL
MCH 27.1 27.0-31.2 pg
MCHC 30.1 33.0-37.0 g/dl
Leukosit (WBC) 11.57 4.0-11.0 ribu/uL
Thrombosit (PLT) 338 150-450 ribu/uL
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 0-1.7%
Eosinofil 2 0.60-7.30%
Neutrofil Segmen 76 39.3-73.7%
Limfosit 19 18.0-48.3%
Monosit 3 4.40-12.7%
Kimia Klinik
Elektrolit
Kalium (K) 4.12 3.48-5.50 mmol/L
Natrium (Na) 140.8 135.37-145.00 mmol/L
Klorida (Cl) 95.6 96-106 mg/dL
Glukosa Darah
Glukosa Darah 126 <140 mg/dL
Sewaktu
Imunoserologi
IgG TB Negatif Negatif
Rontgen Thorax
Interpretasi:
Penilaian
Airway : Tampak deviasi trakea ke kanan
Tampak perselubungan homogen setinggi ICS I pada hemithorax
sinistra yang menutupi sinus, diafragma dan batas jantung kiri
Bone : Tulang costae, clavicula, dan scapula intak, tak tampak
fraktur dan dislokasi
Cardiac : Bentuk dan ukuran jantung sulit dinilai
Diafragma : Permukaan diafragma kanan licin dan diafragma kiri sulit
dinilai
Edge : Sinus costophrenicus dextra lancip dan kiri tertutup
perselubungan

Kesan : Efusi Pleura Massif sinistra e.c Pneumonia


Usulan Pemeriksaan
Diagnosis

1. Pemeriksaan TCM Diagnosis


2. Laboratorium (RFT, LFT, Diagnosis Kerja
Kerja
Imunoserologi)
Efusi Pleura Massif Sinistra e.c
3. Punksi pleura/analisa cairan pleura
Pneumonia
4. Sitologi cairan pleura
5. Biopsi pleura

Diagnosis Banding
1. Efusi Pleura Massif Sinistra e.c Ca
Paru
2. Efusi Pleura Massif Sinistra e.c TB
Paru
Treatment

Non Farmakologi Farmakologi Saran

1. Bed rest 1. Thorakosintesis >>tidak


1. IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/i
2. O2 nasal 3-4 liter dilakukan
2. Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
2. Pemasangan WSD >>tidak
3. Inj. Lansoprazole 30mg /12 jam
dilakukan
4. Inj. Furosemide 20mg/H
5. Inj. Salbutamol Sulfat /H
6. N. Ventolin 1 resp/8 jam
7. N. Sonide 1 resp/8 jam
8. N. Acetylcystein 3 x 200mg
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Follow Up
Tanggal S O A P
Sesak nafas (+), nyeri Kesadaran: Efusi Pleura IVFD :
12/2/23 dada (-), batuk sesekali, Komposmentis Massif sinistra
-IVFD NaCl 0.9% 10
H+1 penurunan nafsu makan TD: 123/64 mmHg e.c Pneumonia
gtt/Menit
(+), nyeri perut (+), lemas HR: 95x/menit
(+), nyeri kepala (+), RR: 27x/menit Inj. :
demam (+). SpO2: 95% (NC) - Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
89% (tanpa NC) - Inj lansoprazole 30mg /12
T: 37,2° C jam
Thorax: -Inj. Furosemide 20mg/H
Vesikuler (+/↓) -Inj. Salbutamol Sulfat /H
Rh (+/+) Oral :
Wh (-/-) -N. Acetylcystein 3 x 200mg
P/ Terapi dilanjutkan -PCT 3 x 500mg
-Torakosintesis Nebul :
>>pasien menolak N. Ventolin resp/8 jam
-WSD>>pasien
menolak -N. Sonide resp/8 jam
Follow Up
13/2/23 Sesak nafas Kesadaran:Kompos mentis Efusi Pleura IVFD :

H+2 (+), nyeri dada TD: 120/70 mmHg Massif sinistra -IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/Menit

(-), batuk HR: 81x/menit e.c Pneumonia Inj. :


- Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
kering (+), RR: 25x/menit -Inj lansoprazole 30mg /12 jam
penurunan SpO2: 90% (NC) -Inj. Furosemide 20mg/H
-Inj. Salbutamol Sulfat /H
nafsu makan, 85% (tanpa NC)
Oral :
lemas (+), T: 36.8 C -N. Acetylcystein 3 x 200mg
nyeri kepala Thorax: Nebul :
N. Ventolin resp/8 jam
(+), demam Vesikuler (+/↓) -N. Sonide resp/8 jam
(-). Rh (+/+)
Wh (-/-)
P/
Terapi dilanjutkan
Follow Up
14/2/23 Sesak nafas Kesadaran: Kompos Efusi Pleura Massif IVFD :

H+3 berkurang, mentis sinistra e.c Pneumonia -IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/Menit

nyeri dada (-), TD: 130/70 mmHg Inj. :


- Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
batuk (-), HR: 76x/menit -Inj lansoprazole 30mg /12 jam
pusing (+), RR: 25x/menit -Inj. Furosemide 20mg/H
-Inj. Salbutamol Sulfat /H
demam (-). SpO2: 93% (NC)
Oral :
87% (tanpa NC) -N. Acetylcystein 3 x 200mg
T: 36.8 C Nebul :
-N. Ventolin resp/8 jam
Thorax: -N. Sonide resp/8 jam
Vesikuler (+/↓)
Rh (+/+)
Wh (-/-)
P/
PBJ
Analisis
03
Kasus
 timbul akibat terjadi
penumpukan cairan dalam
Perempuan 81 tahun, mengeluh rongga pleura kompresi
patologis pada paru
sesak nafas , berlangsung terus
ekspansinya terganggu
menerus dan bertambah berat 2
 berkurangnya kemampuan
hari SMRS. Keluhan sesak nafas
peregangan otot inspirasi
dirasakan berat saat bernafas tidur karena terjadi retriksi toraks
terlentang dan sedikit membaik oleh cairan
dengan perubahan posisi tidur  refleks neurogenik paru dan
miring ke arah dada yang sakit dinding dada karena ↓ daya
compliance paru, ↓ volume
paru ipsilateral, pendorongan
mediastinum ke arah
kontralateral dan penekanan
diafragma ipsilateral
 rangsangan pada pleura oleh karena
Pasien juga mengeluhkan batuk cairan pleura yang berlebihan,
sesekali proses inflamasi ataupun massa
pada paru-paru

 respon inflamasi oleh pelepasan


Pasien juga mengeluhkan mediator kimia yaitu histamin dan
demam substansi pirogenik yang di mana
dapat terjadinya peningkatan suhu
tubuh

 reaksi sistem imun dalam melawan


Pasien juga mengeluhkan ↓ infeksi bakterikeadaan hipertermi
nafsu makan dan lemas menjadikan metabolisme tubuh
meningkatgangguan
keseimbangan nutrisi kurang dari
Dalam keadaan normal, rongga pleura berisi sedikit
cairan untuk sekedar melicinkan permukaan pleura
parietalis dan viseralis yang saling bergerak
karena pernapasan. Jumlah normal cairan dalam
rongga pleura sekitar 10-20 ml.11

Cairan masuk ke dalam rongga melalui pleura


parieatalis yang bertekanan tinggi dan diserap oleh
sirkulasi di pleura visceralis yang bertekanan rendah
dan diserap juga oleh kelenjar limfe dalam pleura
parietalis dan pleura visceralis.
Efusi pleura didefinisikan terdapatnya cairan
yang berlebih jumlahnya di dalam cavum
pleura, yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara pembentukan dan
reabsorbsi (penyerapan) cairan pleura ataupun
adanya cairan di cavum pleura yang  Cairan dalam jumlah yang berlebih
volumenya melebihi normal.  mengganggu pernapasan dengan
membatasi peregangan paru selama
inhalasi.
 Akumulasi cairan pleura infeksi
dan kasus keganasan di paru atau
organ luar paru
Jenis cairan pada efusi pleura
Transudat Eksudat

tek. Hidrostatik, tek. permeabilitas kapiler,


Mekanisme Negatif intrapleura, ↓tek. ↓drainase limfatik
onkotik

CHF, hipoalbumin, Pneumonia, tb, ca,


atelektasis akut, pleuritis, infark paru
Penyebab
sirosis hepatis,
sindroma nefrotik

• Cairan warna • Cairan warna keruh,


jernih terdapat neutrophil
Ciri-ciri • Berat jenis rendah • Berat jenis >0,105%
• Protein <3% • Ratio protein/LDH
cairan
• Terdapat limfosit serum > 0,6
• Kadar protein >3%
dan mesotel
PATOFISIOLOGI

 Permeabilitas ↑tekanan hidrostatik


01 kapiler dan gg.
vaskular 02 kapiler dalam sirkulasi
sistemik dan /atau paru 03 Pengurangan tekanan
dalam rongga pleura
CHF, SVCS
Keganasan, radang, atelektasis yang
infeksi luas, mesothelioma

04
↓ drainase limfatik
atau penyumbatan 05  cairan peritoneal, dengan migrasi
melintasi diafragma melalui limfatik
Keganasan, trauma
Sirosis, dialisis
peritoneal
DIAGNOSIS

01 02 03

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang


Gejala utama:
1. Sesak nafas
2. Batuk kering
3. Nyeri dada pleuritik
 hal ini dikarenakan adanya cairan
pada palpasi didapatkan vokal dalam rongga pleura yang
fremitus pada dada kiri ↓ menghalangi getaran suara mencapai
dinding thorax
Pada perkusi didapatkan redup  menandakan adanya suatu cairan
pada dada kiri
 efusi pleura  cairan merupakan
Pada auskultasi ditemukan suara penghantar udara yang kurang baik
vesikuler yang melemah pada dada serta adanya efusi mengakibatkan
kiri alveolus tidak dapat mengembang
dengan luas
suara napas tambahan di kedua
 adanya suatu cairan/lendir oleh aliran
lapang paru berupa ronkhi
udara
a. Pemeriksaan radiologi
Foto thorax
Pemeriksaan foto toraks merupakan pemeriksaan dasar dan rutin dalam mendeteksi cairan
efusi pleura

A. Gambaran small pleural efusion


Volume small efusi pleura sekitar 300 ml. Kadang didapatkan gambaran meniscus sign
seperti gambar dibawah ini
C. Gambaran Large ( Masif ) Pleural efusion
B. Gambaran Moderate pleural efusion
Peningkatan densitas pada hampir seluruh
Ditunjukkan meniscus sign pada pertengahan
hemitoraks kadang disertai dengan pendesakkan
hemitoraks, hilangnya bayangan diafrgma. Volume
mediastinum kearah kontralateral. Volume cairan
cairan pada moderate efusi pleura sekitar 600 ml –
pada large efusi pleura sekitar lebih dari 1000 ml
1000 ml
b. USG thorax

USG thorax lebih unggul daripada foto toraks dalam mendiagnosis


efusi pleura dan dapat mendeteksi efusi pleura sekecil 5ml
c. Pemeriksaan Analisis Cairan  dilakukan torakosintesis

Pemeriksaan Jenis cairan pleura (MAKROSKOPIS)


1. Eksudat
2. Transudat
Pemeriksaan cairan Pleura (Mikroskopis)
1. Sitologi Cairan pleura  Keganasan / bukan
2. Hitung Jenis 
 Lekosit > 25.000 / mm3  Empiema
 Netrophil >  Pneumonia, TBC, Pancreatitis
 Limphosit >  TBC, limphoma, keganasan
 Eosinophil >  Emboli , Parasit, Jamur
 Eritrosit 5 – 10 ribu/mm3  Pneumoni, Keganasan
 Eritrosit 100 ribu / mm3  Keganasan, Trauma, Infark Paru

Pemeriksaan Kimia Klinik Cairan Pleura


 Glukosa < 30 mg / 100 cc  Pleuritis Reumatik
 Glukosa 30 – 60 mg / 10 cc  TBC, Keganasan, Empyema
 Amilase pleura > amilase serum Pancreatitis, Rupture Esophageus
 PH darah turun disertai CO2 naik  TBC
Pada kasus ini telah dilakukan
pemeriksaan foto thorax AP dan
ditemukan adanya perselubungan
homogen diafragma hingga hemitoraks
kiri, kesan efusi pleura sinistra massif.

Pasien tidak bersedia untuk


dilakukan pemeriksaan penunjang
lainnya seperti thorakosintesis untuk
menganalisa cairan pleura.
PENATALAKSANAAN

1. Torakosentesis /Evakuasi /Pungsi


Diagnostik mengambil sedikit cairan pleura untuk dilihat secara fisik (warna cairan) dan
untuk pemeriksaan biokimia (uji Rivalta), serta sitologi.
Terapeutik  Pengambilan Cairan Pleura secara bertahap, yaitu volume pengambilan
maksimal 1000-1500 cc setiap aspirasi, paru pada sisi yang sakit dapat mengembang lagi
dengan baik, jantung dan mediastinum tidak lagi terdesak ke sisi yang sehat, dapat bernapas
dengan lega kembali
2. Pemasangan WSD
di indikasikan pada :
- Efusi Pleura massive
- Efusi Pleura haemorhagic ( keganasan )
- Hematotoraks, Empyema
- Chylotoraks, Chiliform

3. Pleurodesis,
yaitu: melekatkan Pleura Parietalis & Pleura Visceralis
( dilakukan pada Efusi yang produktif walau sudah dipasang
bullau drainage (Malignancy)

4. Terapi penyakit dasarnya  Antibiotika

5. Terapi Paliatif, yaitu: terapi untuk mengurangi


keluhan/gejala ) pada Malignancy/Kanker Paru, mis:
Kemoterapi Intrapleura ( Anti kanker )
Terapi pada pasien:
1. IVFD NaCl 0.9% 10 gtt/i
2. Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
3. Inj. Lansoprazole 30mg /12 jam Pada kasus  efusi pleura
4. Inj. Furosemide 20mg/H massif sinistra e.c
pneumonia pemasangan
5. Inj. Salbutamol Sulfat /H
WSD (Tidak dilakukan)
6. N. Ventolin 1 resp/8 jam
7. N. Sonide 1 resp/8 jam
8. N. Acetylcystein 3 x 200mg
04
Kesimpulan
Telah dilaporkan kasus pada pasien datang ke IGD RSUD dr. Fauziah dengan
keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sesak nafas terasa
semakin lama semakin berat dan memberat sejak 2 hari yang lalu. Sesak nafas
bertambah bila pasien berbaring terlentang, dan berkurang ketika pasien tidur
posisi miring ke arah dada yang sakit. Keluhan batuk sesekali, dan nyeri dada
disangkal pasien. Riwayat nyeri dada tidak ada, batuk lama tidak ada, batuk
berdarah tidak ada, riwayat penggunaan OAT tidak ada. Pasien juga mengeluhkan
demam sejak 2 hari SMRS. Demam dirasakan naik turun. Demam dirasakan
memberat pada pagi dan siang hari. Demam berkurang ketika pasien meminum
obat paracetamol. Pasein juga mengeluhkan perut kembung, penurunan nafsu
makan sehingga pasien mengeluhkan badan terasa semakin lemas dari hari ke hari.
BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 123/64 mmHg, SpO 2 89%
(tanpa O2 ), 95% (O2 3-4 liter), frekuensi nadi 95 x/menit reguler, frekuensi napas
27 x/menit, suhu 36,7°C. Pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada normal,
gerakan paru asimetris (+), ketertinggalan gerak (+) dada kiri, fremitus dada kiri
menurun dibanding kanan, perkusi redup pada dada kiri dan sonor pada lapangan
dada kanan, auskultasi suara nafas utama vesikuler pada seluruh lapangan paru
namun melemah pada bagian dada sebelah kiri, dijumpai suara nafas tambahan
ronkhi (+/+). Dari pemeriksaan generalis lainnya dalam batas normal. Pada
pemeriksaan foto thoraks didapatkan tampak perselubungan homogen pada
hemithorax kiri, sudut costophrenicus kanan lancip. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan peningkatan leukosit, dan IgG TB negatif. Pada pasien tidak
dilakukan tindakan thorakosintesis ataupun pemasangan WSD dikarenakan pasien
dan keluarga pasien tidak bersedia dan hanya ingin menjalankan pengobatan
simptomatis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai