2 OLEH KELOMPOK 4
PENYAKIT JANTUNG
BAWAAN
Tutor : dr Sufri Halwi
Leader: Dwi Novlita
Sciber : Whayu Iskandar
Notulen : Dini Ernalia
Anggota : Badra Hasana Said
Elisa Hairani
Ihdina Azzara
Nurul Afni
Sahrul Adzim Lubis
Vadhila Safitri
MODUL 1
Penyakit Jantung Bawaan
ETIOLOGI
Epidemiolo
gi
PATOFIS
MK
DIAGNOSIS
Tatalaksan
a
Rujukan Prognosis
JUMP 5: LO
1. Perubahan anatomi dan fisiologi sirkulasi darah janin
neonatus
2. PJB Asianotik
3. PJB Sianotik
SIRKULASI JANIN DAN
NEONATUS
LO 1
Sirkulasi janin
Prognosis
Banyak defek kecil yang akan menutup dengan sendirinya.
Pembedahan dapat memperbaiki defek yang tidak
menutup sendiri.
Pada kebanyakan kasus, tidak ada permasalahan kesehatan
lebih lanjut berkaitan dengan defek jika sudah tertutup
baik secara operatif maupun sendiri.
Komplikasi dapat terjadi jika defek yang besar tidak
ditangani.
Paten Ductus Arteriosus(PDA)
Definisi
Komunikasi persisten antara aorta desenden dengan
arteri pulmonal akibat gagal menutupnya duktus
arteriosus setelah lahir .
Epidemiologi
Insidens DAP diperkirakan 6 – 20 tiap 10.000 bayi hidup.
Tidak ada data yang mendukung predileksi terhadap ras
tertentu. Akan tetapi, DAP lebih sering terjadi pada
perempuan.
Patofisiologi
Pirau dari aorta ke arteri pulmonalis meningkatkan aliran
darah ke pulmonal dan pengembaliannya ke jantung kiri.
Ukuran defek dan resistensi relatif vaskular pulmonal dan
sistemik menentukan derajat shunting.
Pasien dewasa yang datang dengan PDA umumnya
memiliki lesi kecil tanpa pirau kiri ke kanan yang besar
atau dengan lesi atau disertai sindrom Eisenmenger
Manifestasi klinis
Pasien umumnya asimtomatis
Bayi 3 – 6 minggu dapat ditemukan dengan takipnea,
diaforesis, kesulitan makan, dan penurunan ( atau tidak
ada kenaikan) BB.
PAD dengan pirau ukuran sedang hingga besar sering
mengalami tangisan serak, batuk, infeksi saluran nafas
bawah, atelektasis, atau pneumonia.
Pasien dengan defek besar biasanya memiliki riwayat
gagal jantung.
Diagnosis
Diagnosis PDA didasarkan pada pemeriksaan klinis,
EKG, Foto toraks, ekokardiografi.
Tatalaksana
- Sebagian besar DAP akan menutup sendiri.
- Pada bayi prematur, penutupan scr farmakologis dapat
dilakukan dengan ibuprofen ( 10 mg/KgBB Bolus
kemudian diikuti 5 mg/KgBB selama 2-3 hari setelahnya.
- Agen diuretik dan digoksin dapat digunakan bila timbul
gejala gagal jantung.
- Penutupan PDA scr trankateter dapat dilakukan bila
penutupan scr farmakologis gagal.
ATRIUM SEPTAL DEFECT
Definisi
Pembukaan abnormal pada sekat yang memisahkan atrium
kanan dan kiri
Epidemiologi
Ditemukan 0.8% BLH, lebih sering pada perempuan dengan
perbandingan 2:1
Patofisiologi
ASV diasosiasikan dengan pirau dari kiri ke kanan dengan
berbagai varian, penentu utama arah dan besar aliran pirau
adalah ukuran defect dan compliance relatif dari ventrikel
kiri ke kanan,
Manifestasi klinis
Tanda klinis utama ASV adalah wide and fixed
plitting bunyi jantung II, Bising ejeksi sistolik akibat
peningkatan aliran pulmonal, dan jika ditemukan
pirau yang besar,aliran tambahan dari katub tricuspid
dapat menyebabkan diastolic rumble.
Diagnosis
Ditegakan dengan Ekokardiografi.
Tatalaksana
Operasi atau kateterisasi intervensi
PJB SIANOTIK
LO 3
KlASIFIKASI PJB SIANOTIK
1. PJB Sianotik dengan Vaskularisasi paru berkurang
Tetralogi of fallot(TOF)
Atresia tricuspidalis
2. PJB Sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah
Transposisi arteri besar
TETRALOGI OF
FALLOT(TOF)
Definisi
Defect tunggal Hipoplasia konus yang menyebabkan:
1. Defect septum ventrikel
2. RVOT
3. Overriding aorta
4. Hipertropi ventrikel kanan
Epidemiologi
Mencakup 10% dari seluruh kasus PJB dan tersering pada PJD sianotik
yang dapat didiagnosa pada tahun pertama kehidupan
Manifestasi klinis
Hipoksia
tet spell(cyanotik spell)
takipneu
pada pemeriksaan fisik didapatkan bunyi jantung 1 tunggal akibat
sternosis pulmonal berat
Diagnosis
Didasarkan pada pemeriksaan klinis, EKG, Foto thoraks, dan ekokardiografi.
EKG menunjukkan deviasi aksis kek kanan dan hipertropi ventrikel kanan
Foto thoraks menunjukkan gambaran boot shaped heart serta penurunan
vaskularisasi di paru
Ekokardiografi menunjukkan adanya kelainan katub dan DSV yang jelas
Tatalaksana
Jika terjadi spell berikan:
OKSIGEN
posisi knee chest
bolus cairan
morfin sulfat untuk menurunkan dorongan respirasi dan menurunkan aliran
balik vena sistemik(0.1-0.2mg/kg bb IM atau SK)
ATRESIA TRIKUSPID
Kegagalan pembentukan katup trikuspidalis. Hal ini
mengakibatkan pertumbuhan ventrikel kanan kurang baik.
Patofisiologi
`tanpa adanya katup trikuspidalis dan hubungan antara
atrium kanan dan ventrikel kanan, darah yang kembali ke
atrium kanan keluar melalui komunikasi intraatrial. Karena
pirau kanan ke kiri yang harus hadir di tingkat atrium,
saturasi darah atrium kiri berkurang. Aliran darah intra-
kardiak pd atresia trikuspid juga bergantung pada kehadiran
atau ketiadaan kelainan arteri pulmonal. Jika tidak terdapat
atresia pulmonal atau stenosis pulmonal, volume darah ke
paru mungkin normal dengan oksigenasi normal, sehingga
menyebabkan sianosis yg lebih ringan. Atresia trikuspid juga
sering disosiasikan dengan transposisi arteri besar
Manifestasi klinis
AT biasanya terdeteksi saat bayi karena adanya sianosis,
tanda gagal jantung dan gagal tumbuh.
Pasien juga memiliki riwayat kulit pucat, ketidak mampuan
menyelesaikan makan, sering berhenti saat makan, atau
anoreksia.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan: sianosis, distensi vena
jugular, hepatomegali dan jari tabuh.
Pada pemeriksaan jantung ditemukan impuls apeks yang
hiperdinamik dengan distensi ke lateral linea midklavikula
kiri. Bising jantung terdapat pada 80% pasien dengan atresia
trikuspid, umumnya bising holositolik akibat DSV
Diagnosis
Foto thoraks: kardiomegali, dilatasi atrium kanan dan
penurunan vaskularisasi paru
Elektrokardiografi: digunakan untuk menilai anatomi,
ukuran DSA, hubungan arteri besar, tingkat aliran darah
pulmonal, fungsi ventrikel dan fungsi katup
Tatalaksana
Pada bayi dengan penurunan aliran darah ke paru dg
hipoksemia berat, dapat diberikan infus prostaglandin E
untuk mempertahankan patensi duktus arteriosus dan
menungkatkan aliran darah ke paru
Pada bayi dengan peningkatan aliran darah ke paru, dapat
diberikan terapi digitalis dan diuretik sampai operasi dapat
dilakukan
Terapi operatif biasanya dilakukan pada tahun pertama
kehidupan. Operasi pembuatan pirai Blalock Taussig (arteri
subklavia ke arteri pulmonal) atau pirai Glenn (anastomosis
kavopulmonal) dapat dilakukan dan bila masih terdapat
hipoksemia berulang dilakukan prosedur Fontan
TRANSPOSISI ARTERI
BESAR
Transposisi arteri besar
Adalah penyakit jnatung bawaan dimana terjadi
tetidaksesuaian arterio ventrikular, yaituaorta keluar
dari ventrikel kanan dan arteri pulmonal dari ventrikel
kiri
EPIDEMIOLOGI
insiden TAB adalah 20-30 kasus tiap 100.000 bayi lahir
hidup
Pada 90% pasien TAB merupakan lesi tunggal dan
jarang dihubungkan dengan sindrom atau malformasi
ekstrkardiak
PATOFISIOLOGI
Pada TAB sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sitemikberfungsi secara
Jika Tab dengan VSD besar gejala gagal jantung mungkin baru timbul
3-6 minggu
Bising jantung nya tidak terdengar apabila tidak ada defek septum
ventrikel
Diagnosis
Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan klinis, EKG, foto thoraks
dan ekokardiografi
EKG akan meunjukan deviasi aksis ke kanan dan hipertropi
ventrikel kanan
Pada foto thoraks akan menunjukan penampakan jantung
berbentuk telur dengan mediastinum sempit ( egg on a string )
TATALAKSANA
Infus prostaglandin E1 untuk membiarkan duktus arteriosus tetap
terbuka hingga sepstotomi atau operasi
Baru tanpa VSD harus segera dioperasi dalam @ minggu untuk
mencegah kelemahan otot ventrikel kiri