Anda di halaman 1dari 15

Desrina Harnum S,Ked

HIPERSOMNIA 130611047
Preseptor: dr Afrina Zulaikha, Sp.
KJ
BAB I PENDAHULUAN

Hipersomnia dapat ditandai dengan tidur


Tidur merupakan proses fisiologik untuk
malam yang panjang, sangat sulit
menjaga daya ingat dan mendukung proses
dibangunkan jika sudah tidur siang dan
fungsi kognitif, dapat memulihkan daya ingat
merasa kurang segar saat bangun, sakit
dengan cara meningkatkan plastisitas neuron
kepala, sering pingsan, serta hipotensi
dengan cara mengurangi masukan / input
ortostatik (penurunan tekanan darah yang
informasi yang sedang berlangsung.
abnormal saat berdiri).

Gejalanya yang lebih mudah dikenali jika


seseorang yang tertidur 8-12 jam dan orang
tersebut memiliki kesulitan untuk terbangun
di pagi hari.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Hipersomnia adalah suatu keadaan tidur dan serangan tidur di siang hari yang
berlebih yang terjadi secara teratur atau rekuren untuk waktu singkat dan
menyebabkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.
Hipersomnia merupakan salah satu gejala gangguan tidur yang dapat diartikan
sebagai kantuk berlebih.
Epidemiologi
Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya.
Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan
17% diantaranya mengalami masalah serius. Gangguan tidur sangat sering terjadi,
40% populasi mempunyai masalah tidur selama setahun terakhir ini, 3-4%
mempunyai diagnosis hipersomnia.
Etiologi
Hipersomnia dapat disebabkan oleh buruknya kualitas tidur akibat gangguan tidur yang diderita,
seperti insomnia, sindroma tungkai gelisah, dan sleep apnea (berhenti bernapas saat tidur). Dapat juga
disebabkan oleh banyak penyakit (seperti sclerosis, epilepsi, depresi), penggunaan obat tertentu dan
gangguan tidur
Klasifikasi Hipersomnia
Berdasarkan buku PPDGJ-III, terdapat klasifikasi Hipersomnia Non-organik.
Gambaran Klinis
1. Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti :

Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur/sleep attacks (tidak disebabkan oleh jumlah tidur
yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep
drunkenness)

Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek,
menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan

Tidak ada gejala tambahan “narcolepsy” (catapelxy, sleep paralysis, hypnagonic hallucination) atau bukti klinis
untuk “sleep apnoe” (nocturnal breath cessatin, typical intermittent snoring sounds,etc)

Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada sang hari.
Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa lain,
misalnya gangguan afektif, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang
mendasarinya. Diagnosis hiersomnia psikogenik harus ditambahkan bila
hipersomnia merupakan keluhan yang dominan dari penderitaan dengan gangguan
jiwa lainnya
Diagnosis
Sebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan
terlebih dahulu jenis dan lamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder)
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah polysomnography adalah tes semalam
di mana perangkat pemantauan terhubung ke individu untuk menilai berbagai
tahapan tidur untuk aktivitas muatan listrik otak (electroencephalogram, atau EEG),
jantung (elektrokardiogram), gerakan otot-otot (electromyogram) dan mata (elektro-
oculogram). Kadar oksigen dalam darah dan perubahan dalam pernapasan juga
dipantau. Beberapa tes latensi tidur (MSLT) mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
jatuh tidur siang hari dalam ruangan yang tenang.
Diagnosis Banding

Delayed
Kurang tidur Sleep Phase Long sleeper
Syndrome

Obstructive
Sleep Apnoe Narkolepsi
(OSA)
Penatalaksanaan
1. Pendekatan Non Farmakologi

Tidur dan bangunlah secara Hindari tidur pada siang Jangan mengkonsumsi kafein
reguler/kebiasaan hari/sambilan pada malam hari

Jangan menggunakan obat- Hindari makan pada saat mau


Lakukan latihan/olahraga
obat stimulan seperti tidur, tapi jangan tidur dengan
yang ringan sebelum tidur
decongestan perut kosong

Segera bangun dari tempat Hindari rasa cemas atau Buat suasana ruang tidur yang
bila tidak dapat tidur (15-30 frustasi sejuk, sepi, aman dan enak
menit)
Pendekatan Farmakologis
Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan
secara kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik.
Pada dasarnya semua obat yang mempunyai kemampuan hipnotik
merupakan tekanan aktifitas dari Ascending Reticular Activating
System (ARAS) diotak.

Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah


mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik
adalah sebagai pengobatan tambahan. Pemilihan obat hipnotik
sebaiknya diberikan jenis obat yang bereaksi cepat (short action)
dengan membatasi penggunaannya sependek mungkin yang dapat
mengembalikan pola tidur yang normal.
Prognosis
Bila hipersomnia disebabkan oleh suatu gangguan mood, perjalanan klinisnya
ditentukan oleh gangguan primer. Hipersomnia idiopatik dapat berubah selama
perkembangan dan dapat membaik seiring pertambahan usia pada beberapa pasien.
BAB III KESIMPULAN

Hipersomnia merupakan gangguan tidur dimana adanya rasa kantuk yang berlebih
sepanjang hari selama sebulan atau lebih. Rasa kantuk yeng berlebih ini dapat
berupa kesulitan untuk bangun setelah periode tidur yang panjang atau mungkin ada
pola episode tidur siang muncul hampir setiap hari dalam bentuk tidur siang yang
diharapkan atau tidak diharapkan.
Edukasi penting diberikan kepada pasien tentang sleep hygiene yang baik dalam
mengatasi berbagai gangguan tidur. Penggunaan obat harus dibatasi dan diawasi
dengan cermat, mengingat efek samping yang dapat ditimbulkannya, oleh karenanya
penggunaan obat tersebut harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan
individual dari pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai