Anda di halaman 1dari 4

A.

HIPERINSOMNIA

DEFINISI

Suatu keadaan kecenderungan tidur yang berlebihan, sulit mempertahankan keadaan


terjaga pada siang hari, rasa mengantuk disiang hari yang berlebihan, berkepanjangan
tidur malam hari, atau kadang kedua-duanya, yang terjadi secara teratur atau rekuren
untuk waktu singkat, dan menyebabkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan

EPIDEMIOLOGI

 Hipersomnia dianggap sebagai penyakit langka lebih jarang dibandingkan insomnia

 Berdasarkan National Sleep Foundation melaporkan hipersomnia 0,3 % - 4,0 % orang


dewasa, 5% - 10% dewasa muda dan dewasa menengah, 20%- 30% lanjut usia jatuh
tertidur disiang hari dan adanya serangan tidur disiang hari

 Tidak ada perbedaan jenis kelamin pada penyakit hipersomnia.

ETIOLOGI

1. Idiopatik

Diperkirakan bahwa munculnya Gangguan perilaku tidur REM hasil dari lesi
lokalisasi yang berhubungan dengan gangguan neurologis yang mendasari.

2. Kurang tidur

Banyak orang tidak menjadwalkan waktu yang cukup untuk tidur di malam hari
sehingga disiang hari pada terjaga merasakan ngantuk.

3. Sleep apnea

Sleep apnea adalah suatu kondisi di mana pasien secara berkala berhenti bernapas saat
tidur. Ada dua jenis sleep apnea-pusat dan obstruktif. Yang paling penyebab umum
sleepapnea adalah karena obstruksi sementara saluran napas bagian atas.

4. Penyalahgunaan obat dan alkohol

Seperti Benzodiazepin yang bekerja melalui sistem GABA.

5.Cedera kepala atau penyakit saraf , misalnya multiple sclerosis


6. Penyakit - seperti hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), refluks esofagus
asma nokturnal dan penyakit kronis dapat mengganggu tidur.

7. Genetik (memiliki relatif dengan hipersomnia).

KLASIFIKASI

a. Hypersomnia Primer

Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan untuk waktu sedikitnya 1
bulan (atau kurang jika berulang) yang tampak baik dengan episode tidur lama. Rasa
mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderita yang secara klinis bermakna atau
hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain. Gangguan ini tidak
hanya terjadi selama perjalanan gangguan jiwa lain ( seperti gangguan depresif berat,
gangguan ansietas menyeluruh, delerium). Gangguan ini bukan disebabkan efek
fisiologis langsung suatu zat ( seperti penyalahgunaan obat, suatu obat) atau keadaan
medis umum.

b. Hypersomnia akibat gangguan jiwa yang lain

Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan setidaknya 1 bulan seperti
adanya episode tidur malam atau episode siang hari yang terjadi hampir setiap hari.
Rasa mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderita yang secara klinis
bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain.
Hipersomnia dianggap terkait dengan gangguan Aksis I atau Aksis II lain (contoh,
gangguan depresif berat, gangguan distimik) tetapi cukup berat. Gangguan ini tidak
disebabkkan efek fisiologis langsung suatu zat (contoh penyalahgunaan obat, suatu
obat) atau keadaan medis umum.

MANIFESTASI KLINIS

 Merasa lelah yang hebat sepanjang hari

 Selalu ingin tidur di siang hari

 Berlebihan kantuk di siang hari menyebabkan tidur siang berkepanjangan yang tidak
menyegarkan sehingga sulit untuk bangun dari tidur siang ataupun tidur malam.

 Merasa tetap mengantuk meskipun telah tidur malam dan tidur siang

 Sulit berpikir dan membuat keputusan, pikiran tidak jernih


 Sulit berkonsentrasi atau mengingat

 Beberapa pasien mengeluh sakit kepala, episode pingsan, hipotensi ortostatik.

 Pasien dengan hipersomnia primer peningkatan risiko mengembangkan gangguan


depresi mayor. Gejala khas termasuk mood depresi, anhedonia (kehilangan minat dan
kesenangan), penurunan energi, agitasi psikomotor atau retardasi, penurunan atau
peningkatan nafsu makan

 Beberapa pasien mungkin mengalami gejala mudah marah, mudah tersinggung.

DIAGNOSIS

Menurut PPDGJ III ;

 Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur/ sleep
attacks
 Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan
kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan
 Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada
siang hari.
 Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa lain,
misalnya Gangguan Afektif, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang
mendasarinya
PENATALAKSANAAN
Antidepresan dengan sifat stimulan (misalnya atomoxetine)
Antipsikosis : Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan
jumlah neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan
serotonin) dari saraf pra-sinapsis meningkat. Methylphenidate  Secara khusus
adalah inhibitor reuptake dopamine Modafinil  Menghambat aksi reuptake dari
dopamine,yang merupakan obat pemicu kesadaran,
Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya :
Untuk mencari penyebab dasarnya dan pengobatan yang adekuat
Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek
Psikotherapi  Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri
seperti depresi, obsessi, kompulsi, gangguan tidur kronik.
Sleep hygiene terdiri dari:
 Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan
 Hindari tidur pada siang hari
 Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari
 Jangan mengkonsumsi alkohol
PROGNOSIS
Tidak semua kasus hipersomnia dapat diobati dengan mudah, terutama jika
penyebabnya tidak diketahui. Hipersomnia yang disebabkan penyakit yang diketahui
dengan cara mengobati penyakit tersebut. Mengubah kebiasaan tidur juga dapat
meningkatkan kualitas tidur di malam hari sehingga mengurangi efek kantuk
berlebihan yang dapat terjadi pada saat siang hari.

Anda mungkin juga menyukai