gangguan
tidur yang berlebihan atau sering mengantuk yang berlebihan pada siang
hari.
Juga kelainan lain yang berlawanan yaitu insomnia yang akan di bahas pada
makalh ini.
Insomnia
(Gangguan Tidur)
DEFINISI
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.
Biasanya disebabkan
oleh gangguan di dalam waktu dan mekanisme tidur, hal ini biasanya
diperberat dengan perilaku
yang tidak sehat, seperti tidak teratur jam tidur, seringnya bergadang dan
penggunaan kafein.
Insomnia adalah sebagian dari gangguan tidur, tetapi keluhan ini adalah
keluhan yang paling
Jet lag, perubahan dalam kerja shift, kebisingan yang berlebihan atau
tidak
EPIDEMIOLOGI
Di amerika serikat kurang lebih sepertiga penduduknya memiliki gangguan
tidur. Di Indonesia
Dilihat dari segi anatomi, fisiologi dan biokimia dari otak dapat dikemukakan
bahwa proses tidur dan bangun sangat erat hubungannya, bahkan diatur
oleh sistem bangun (arousal system) dan sistem tidur (hypnagogic system)
yang terdapat dalam otak. Pada umumnya dianggap bahwa dalam formatio
reticularis terdapat pengaturan tidur dan bangun. Bila formatio reticularis
(ascending reticular system) berada dalam keadaan aktif, maka
dikirimkannya isyarat-isyarat ke korteks yang menyebabkan sese-orang
bangun. Sebaliknya apabila dalam sistem retikuler terdapat keadaan yang
kurang aktif,maka impuls yang dikirim ke korteks dan pusat-pusat lain dan
otak kurang, sehingga seseorang men-jadi mengantuk. Kedua sistem bangun
dan tidur bersama-sama bekerja untuk mencapai keseimbangan yang wajar.
Namun, pada beberapa individu terdapat predisposisi, yaitu adanya sistem
bangun yang lebih peka atau sistem hipnagogik yang kurang sempuma,
sehingga padanya ada kecenderungan untuk bangun pada rangsang yang
sedikit saja. Diduga pada orang dengan insomnia kronik terdapat
predisposisi individual ini. Sistem bangunnya berada dalam kedaan keaktifan
berlebih yang kronik. Pada mereka dengan ciri-ciri ini tampak adanya
denyutan jantung yang lebih cepat dibandingkan dengan orang lain,
begitupun suhu badannya yang lebih tinggi. Seseorang yang menderita ke-
adaan keaktifan fisiologik yang berlebihan ini, dapat terangsang pula
(3)Mioklonus nokturnal.
Keadaan ini ditandai dengan adanya kontraksi-kontraksi otot
mendadak, berulang dan yang biasanya terjadi pada kaki atau lengan.
Lama kontraksi-kontraksi ini tidak melebihi 10 detik dan dapat
berulang-ulang beberapa puluh kali selama beberapa menit sampai
beberapa jam. Kontraksi-kontraksi ini hanya terjadi se-lama tidur. Bila
sewaktu jaga terjadi kontraksi sejenis juga, maka perlu dipikirkan
adanya gangguan lain. Dalam keadaan ini pun penderita tidak dapat
mencapai fase tidur yang dalam karena sering terbangun.
(4)Faktor dietetik.
Salah satu penyebab insomnia adalah malnutrisi. Dalam keadaan
malnutrisi, zat-zat penting dalam tubuh tidak berada dalam keadaan
keseimbangan yang optimal, sehingga dapat mem-pengaruhi
metabolisme neurotransmitters dalam otak. Makanan yang terlalu
monoton, seperti makan jagung yang kurang di-variasi dengan lauk
lain dapat mengakibatkan insomnia. Dengan diet yang tidak seimbang
ini maka sedikit sekali triptofan di-kirim ke otak dan ini mempengaruhi
intesis dan serotonin. Kurangnya produksi serotonin akan mengganggu
proses tidur dan terjadilah insomnia. Diduga bahwa mineralpun
mempunyai pengaruh terhadap proses tidur, tetapi hal ini masih dalam
penyelidikan.
(6)Faktor psikologik.
Dalam kategori ini dapat dimasukkan problem psikologik yang
menjadi dasar dari adanya insomnia. Mereka yang menderita ansietas
biasanya sukar masuk tidur, sedangkan mereka yang menderita
depresi acapkali bangun tengah malam dan tidak dapat tidur lagi, atau
bangun terlalu pagi dengan perasaan yang tidak segar. Di samping itu
beberapa gangguan jiwa yang serius dapat pula menyebabkan
terjadinya gangguan tidur, seperti gangguan kepribadian dan
skizofrenia.
Dalam kategori etiologik di sini dapat disebut tempat tidur yang kurang
nyaman, kamar tidur terlalu terang atau terlalu berisik, iklim yang terlalu
panas, dan sebagainya. Di samping itu dapat pula disebut makan atau
minum hal-hal yang me-rangsang sebelum tidur, seperti kopi atau teh kental,
makan ter-lalu banyak sebelum tidur, tidur terlalu lama pada hal-hal besar,
sehingga terjadi insomnia pada malam harinya yang juga dikenal dengan
Sunday night insomnia melakukan usaha yang memerlu-kan pikiran yang
intensif sebelum tidur, seperti main bridge, catur, membuat hitungan
akuntansi yang ruwet, dan sebagainya.
4. Pengkondisian negatif
Obat-obatan psikotropika
Tegang-cemas
Gangguan siklus tidur akibat waktu kerja yang tidak tetap (malam dan
pagi)
PATOFISIOLOGI
Hemoglobin dan hematokrit, Gas darah, fungsi tiroid dan screening obat dan
alcohol.
A. PEMERIKSAAN
1. ANAMNESIS
2. FISIK
Leher besar ukuran dari 18 inci atau lebih besar pada laki-laki,
peningkatan BMI dari 30 kg/m2, pembesaran amandel, Mallampati
Airway skor 3 atau 4 (lihat Media file 2), langit-langit lunak berbaring
rendah terutama pada pasien dengan hipertensi atau penyakit
jantung, dan apnea tidur obstruktif / hypopnea sindrom harus
dipertimbangkan. Fitur lain termasuk diperbesar lidah, retrognathia,
micrognathia, atau sudut rahang yang curam.
Jika pasien memiliki neuropati perifer bukti (yaitu, distribusi stok
hilangnya sensasi suhu) dengan atau tanpa perubahan trophic, mereka
harus bertanya tentang gejala yang menyakitkan (yaitu, sensasi
terbakar) di kaki mereka, dan sejarah diabetes, penyalahgunaan
alkohol, dan neurologis konsultasi harus diminta.
Jika pasien mengeluhkan gejala sindrom kaki gelisah atau gejala dari
suatu kelainan neurologis, seperti kejang malam hari, penyakit
Parkinson, atau gangguan neuromuskuler, konsultasi saraf harus
diminta.
3. PENUNJANG
Polysomnography
DIAGNOSA
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
- riwayat medis
- aktivitas fisik.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Diet
Batasi waktu di tempat tidur setiap hari pada jumlah yang sama
sebelum terjadi gangguan tidur
Olahraga
Penderita sleep apnea terbanyak adalah pria dengan perbandingan 90% pria
dan 10% wanita. Padahal berdasarkan penelitian di luar negri penderita pria
dan wanita sama besarnya. Penyebabnya adalah gejala sleep apnea pada
wanita tidak sejelas pada pria. Jika pria mendengkur keras, wanita
mempunyai dengkuran yang lebih sopan. Dan lagi wanita lebih tahan
kantuk dibanding pria, sehingga jika pada pria jelas terdapat kantuk berlebih,
pada wanita hanyalah keluhan cepat lelah atau kesulitan berkonsentrasi. Di
negara-negara maju, penanganan sleep apnea sudah menjadi bagian dari
tata laksana hipertensi. Bahkan International Diabetes Federation, sejak
Februari 2008 sudah menyarankan agar pasien diabetes diperiksakan
kemungkinannya menderita sleep apnea.
Parasomnia adalah gerakan yang tidak diinginkan selama tidur. Bisa berjalan
dalam tidur, berbicara, atau bahkan makan dalam tidur! Jumlah
penderitanya tidaklah banyak dan tidak memerlukan tindakan khusus.
Terutama pada anak-anak, gangguan ini bisa hilang dengan sendirinya. Yang
diperlukan adalah edukasi pada keluarga penderita agar memahami
gangguan tidur yang dialami. Salah satu parasomnia yang menakutkan
adalah night terrors/pavor nocturnus dimana seorang anak, ditengah malam
seolah duduk terbangun, dengan pandangan mata terfiksasi pada satu
sudut, menangis keras tanpa bisa ditenangkan. Ketika ditenangkan ia malah
menangis semakin keras. Tapi setelah beberapa menit, ia akan diam lalu
Diagnosis banding.
Prognosis
DAFTAR PUSTAKA