Anda di halaman 1dari 12

GANGGUAN TIDUR

(Sleep disorder)
Tidur merupakan aktivitas penting bagi manusia. Tidur adalah kebutuhan bilogis dan
memiliki fungsi restoratif dan sebagian besar dari kita membutuhkan setidaknya 7 jam atau
lebih untuk tidur pada malam hari agar kondisi tubuh berfungsi baik.
Gangguan tidur merupakan gejala kelainan dari tidur yang mencakup jumlah,
kualitas, waktu tidur atau kejadian-kejadian abnormal pada orang sedang tidur.
DSM mengelompokkan gangguan tidur ke dalam 2 (dua) kategori utama, yaitu : Dissomnia
dan Parasomnia.
Dissomnia (DYSSOMNIAS)
Gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur. Penderita dapat menderita satu
dari tiga macam gangguan tidur ini, yaitu terlalu banyak, terlalu sedikit tidur atau gangguan
dalam jadwal atau pola tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional.
Ada 5 (lima) tipe khusus dissomnia :
a. Insomnia

Gangguan tidur ini menjadi paling populer di kalangan masyarakat, dan bersifat transisional
dan primer. Biasanya, insomnia transisional disebabkan oleh stres akibat banyaknya aktivitas.
Namun, saat stres bisa diatasi, gangguan tidur ini pun akan hilang. Sementara insomnia
primer memiliki pengaruh dalam jangka panjang dan sulit diobati. Anda bisa mengobati
insomnia primer dengan cara mengubah gaya hidup sehat dan menjaga kondisi psikologis,
sehingga dampak negatifnya, seperti perubahan mood dan penurunan konsentrasi, bisa
diatasi.
a. Hipersomnia Primer
Kata Hipersomnia (hypersomnia) berasal dari kata Yunani hyper, yang artinya lebih
atau lebih dari normal, dan dari bahasa Latin somnus, artinya tidur. Hipersomnia
(hypersomnia) primer yang merupakan rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang
berlangsung sampai sebulan atau lebih.

Jangan anggap remeh jika sering mengantuk. Kantuk yang selalu datang, jelas akan
mengganggu aktivitas, dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas. Kreativitas dan
kemampuan analisa jelas menurun. Begitu pula dengan stabilitas emosi.
Selalu mengantuk juga membahayakan jiwa, terutama jika mengendara atau
mengoperasikan alat-alat berat. Kecelakaan kapal tanker Exxon Valdez dan pabrik Chernobyl
menjadi contoh terpopuler kecelakaan akibat kantuk.
Penyebab Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gejala yang seringkali menunjukkan kemungkinan adanya penyakit
yang serius.
Hipersomnia temporer (sementara) bisa terjadi pada seseorang yang sehat, selama beberapa
malam atau hari setelah mengalami kurang tidur atau kelelahan fisik yang luar biasa.
Hipersomnia yang berlangsung lebih dari beberapa hari bisa merupakan gejala dari:
1. Kelainan psikis (misalnya kecemasan atau depresi yang berat)
2. Pemakaian obat tidur yang berlebihan
3.

Kekurangan oksigen dan penimbunan karbondioksida di dalam tubuh sebagai akibat dari
tidur apneu

4. Kelainan otak.
Hipersomnia menahun yang mulai timbul pada usia dini bisa merupakan gejala dari
narkolepsi.
Gejala Menderita Hipersomnia
Penderita merasa sangat mengantuk dan sering ingin tidur atau bahkan tertidur bukan pada
tempatnya dan bukan pada waktunya tidur.
Makanan Pantangan/Pencegahan Hipersomnia
Tidak ada pantangan makanan tertentu untuk penderita Hipersomnia, hanya saja perlu
diperhatikan pola hidup dan pola makan haruslah lebih tertib agar tidak semakin parah.
Asupan vitamin, nutrisi dan gizi sangat diperlukan untuk membuat pola makan menjadi
seimbang.

b. Narkolepsi (Narcolepsy)

Narkolepsi adalah gangguan tidur kronis yang ditandai dengan rasa kantuk di siang hari yang
luar biasa dan serangan tidur tiba-tiba. Serangan tidur siang hari tersebut terjadi seperti tanpa
tanda apapun seperti menguap atau yang lain dan kejadian tersebut terjadi berulang kali
dalam satu hari.
Penderita narkolepsi sering kesulitan untuk tetap terjaga dalam jangka waktu lama. Bagi
penderita, Narkolepsi dapat menyebabkan gangguan serius dalam rutinitas harian. Penderita
narkolepsi terfragmentasi sering tidur di malam hari dengan singkat dan sering terbangun.
Penyebab
Penyebab pasti narkolepsi belum diketahui. Namun dipercaya bahwa genetika kemungkinan
mempengaruhi terjadinya gangguan ini. Tetapi pengaruh yang lebih besar kemungkinan
karena infeksi yang mengakibatkan kerusakan sel-sel otak tertentu yang mengatur bagian
tidur atau hilangnya sel otak dalam hipotalamus yang menghasilkan suatu zat kimia pengatur
tidur.
Gejala
Tanda-tanda dan gejala dari narkolepsi meliputi:
1. Kantuk di siang hari yang berlebihan.
Karakteristik utama narkolepsi adalah mengantuk luar biasa dan tak terkendali di siang hari.
Orang dengan narkolepsi tertidur secara tiba-tiba, di mana saja dan kapan saja. Sebagai
contoh, penderita mungkin tiba-tiba tertidur untuk beberapa menit di tempat kerja atau ketika
sedang berbicara dengan teman. Penderita tidur hanya beberapa menit atau sampai setengah
jam sebelum bangun dan merasa segar, tapi kemudian tertidur lagi. Selain tidur di waktu dan
tempat yang tidak tepat, penderita juga mengalami penurunan kewaspadaan sepanjang hari.
2. Tiba-tiba lemas
Kondisi tiba-tiba lemas (seperti tak berotot) disebut cataplexy, dapat menyebabkan berbagai
perubahan fisik, dari cadel ketika berbicara untuk melengkapi kelemahan dari sebagian besar
otot, dan dapat berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Cataplexy yang
tidak terkontrol dan sering dipicu oleh emosi yang kuat, biasanya yang positif seperti tertawa
atau kegembiraan, tapi kadang-kadang ketakutan, kejutan atau kemarahan. Misalnya, kepala
penderita dapat terkulai tak terkendali atau lutut tiba-tiba lemas ketika tertawa.

Beberapa orang dengan pengalaman narkolepsi hanya satu atau dua episode cataplexy
setahun, sementara yang lain memiliki banyak episode setiap hari. Dari data Mayoclinic
diperkirakan 70 persen orang dengan pengalaman narkolepsi mengalami cataplexy.
3. Tidur Lumpuh
Orang-orang dengan narkolepsi sering mengalami ketidakmampuan untuk bergerak atau
berbicara saat jatuh tertidur atau saat terjaga dalam beberapa menit. kejadian ini biasanya
singkat- yang berlangsung satu atau dua menit. Penderita merasa hilang kendali atas
tubuhnya.
4. Halusinasi
Halusinasi inidisebut hypnagogic halusinasi, mungkin terjadi ketika seseorang dengan
narkolepsi dengan cepat jatuh ke tidur sementara, seperti yang dia lakukan pada permulaan
tidur di malam hari dan secara berkala sepanjang hari, atau setelah bangun. Karena penderita
setengah sadar ketika mulai bermimpi.
Karakteristik lainnya dari narkolepsi meliputi gelisah ketika tidur di malam hari dan
melakukan gerakan otomatis. Gerakan otomatis itu seperti meletakkan barang, berbicara, atau
perilaku lain. Namun ketika terbangun, penderita tidak sadar dengan perilaku yang dilakukan
sebelumnya. Orang dengan narkolepsi juga melakukan gerakan seperti gerakan dalam mimpi
mereka. Penderita bisa menggapai-gapai lengan atau menendang mereka, bahkan berteriakteriak.
Pengobatan
Narkolepsi adalah suatu kondisi kronis yang tidak hilang sepenuhnya. Meskipun tidak ada
obat untuk narkolepsi, pengobatan dan perubahan gaya hidup dapat membantu penderita
mengelola gejala. Obat-obatan yang dapat digunakan antara lain stimultan atau antidepresan.
Namun sebelum mengkonsumsi obat tersebut disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
a.

Gangguan Tidur yang terkait dengan Pernafasan


(Breathing related sleep disorder)
Menurut dr Rizaldy Pinzon, Mkes, SpS, Dokter, bekerja dan tinggal di Yogyakarta,
Tim Stroke RS Bethesda Yogyakarta, bahwa gangguan tidur merupakan salah satu keluhan
yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke dokter. Diperkirakan tiap
tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami
masalah serius.
Gangguan bernafas saat tidur

Ada 2 macam pola gangguan nafas saat tidur, yaitu Hypoapnea dan Apnea :
Hypoapnea ditandai oleh penyempitan saluran pernafasan 50%-80% selama lebih dari 10
detik dan terjadi penurunan saturasi oksigen lebih dari 3%.
Apnea tidur ditandai oleh penyempitan saluran pernafasan lebih dari 80% selama lebih
dari 10 detik dan terjadi penurunan saturasi oksigen lebih dari 3%
Terdapat tiga jenis sleep apnea yaitu :
-

central sleep apnea,

upper airway obstructive apnea

bentuk campuran dari keduanya.


Sleep apnea
Apnea adalah jeda nafas saat tidur. Apnea terjadi ketika saluran nafas Anda tertutup sehingga
tidak ada udara yang mencapai paru-paru.
Siklus sleep apnea dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Anda dapat tidur dengan tenang dan bernafas normal. Udara di saluran napas Anda
mengalir dengan mudah ke paru-paru. Kemudian, Anda mulai mendengkur keras. Ini adalah
tanda bahwa sebagian jalan napas Anda terblokir. Napas yang terblokir sebagian berarti udara
kesulitan masuk ke paru-paru Anda. Berikutnya, saluran napas Anda tertutup sepenuhnya.
Tidak ada udara yang mencapai paru-paru. Otak Anda memberitahu Anda untuk bernapas
seperti biasa, tetapi Anda tidak dapat bernapas karena saluran napas Anda tertutup. Ini disebut
apnea. Setelah jeda 10-30 detik atau lebih, otak Anda menyadari Anda belum bernapas, maka
Anda pun akan terjaga tiba-tiba untuk mengambil napas. Anda mengambil napas di udara
dan mulai tidur lagi.
Siklus ini dapat terus berlangsung sepanjang malam: Anda bernapas tenang, Anda
mendengkur, Anda memiliki jeda nafas, Anda terbangun megap-megap, dan Anda mulai
bernapas lagi. Banyak orang yang mengalami puluhan atau ratusan peristiwa sleep apnea
dalam semalam. Ini berarti puluhan atau ratusan kali gangguan tidur. Anda tidak bisa
mendapatkan tidur nyenyak yang Anda butuhkan agar sehat.

Apnea tidur adalah gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur, yang berlangsung selama
lebih dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis jika penderita mengalami episode apnea
sekurang-kurangnya lima kali dalam satu jam atau 30 episode apnea selama semalam. Selama
periodik ini gerakan dada dan dinding perut sangat dominan.
Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai dengan intermiten penurunan
kemampuan respirasi akibat penurunan saturasi oksigen. Apnea sentral ditandai oleh
terhentinya aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selama tidur, sehingga
pergerakan dada dan dinding perut menghilang. Hal ini kemungkinan kerusakan pada batang
otak atau hiperkapnia.
Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur ditandai dengan
peningkatan pernafasan selama apnea, peningkatan usaha otot dada dan dinding perut dengan
tujuan memaksa udara masuk melalui obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki
fase REM. Gangguan saluran nafas ini ditandai dengan nafas megap-megap atau mendengkur
pada saat tidur.
Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian menghilang dan berulang setiap 2050 detik. Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur. Akibat hipoksia atau
hipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang diaktifkan oleh formasi retikularis dan
pusat respirasi medula, dengan akibat pasien terjaga dan respirasi kembali normal secara
reflek.
Baik pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulang kali dimalam hari,
yang kadang-kadang sulit kembali untuk jatuh tidur. Gangguan ini sering ditandai dengan
nyeri kepala atau tidak enak perasaan pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan
dengan gangguan kongenital saluran nafas. Pada orang dewasa obstruksi saluran nafas septal
defek, hipotiroid, atau bradikardi, gangguan jantung, hipertensi, dan stroke.
Penyebab
Berikut adalah beberapa penyebab terhalangnya sebagian atau seluruh saluran napas saat
tidur:
1. Otot tenggorokan Anda terlalu santai (kendor) sehingga menutupi saluran napas Anda
2. Lidah atau jaringan lemak menutupi saluran napas Anda

3. Anda memiliki saluran napas sempit.

Gejala
Dua gejala utama sleep apnea adalah:
1. Anda sangat mengantuk sepanjang hari, tapi Anda tidak tahu kenapa.
2. Anda mendengkur dan berhenti bernapas sewaktu tidur.
Akibat sleep apnea
Penyakit tidur ini dapat menimbulkan masalah kesehatan, kecelakaan, dan kematian dini jika
tidak segera diobati.
1. Seseorang yang menderita sleep apnea berisiko terkena penyakit kardiovaskuler. Gangguan
pernapasan yang sering terjadi pada malam hari menciptakan kekurangan oksigen yang dapat
merusak otak, jantung dan organ lainnya.
2.

Karena tidak cukup tidur, tubuh seringkali membutuhkan karbohidrat ekstra. Penderita
sleep apnea kemudian akan banyak makan sehingga cenderung lebih gemuk. Kegemukan
adalah faktor risiko berbagai penyakit.

3. Penderita sleep apnea merasa mengantuk, selalu lelah, sakit kepala, sulit berkonsentrasi dan
kehilangan memori di siang hari karena tubuh dan otak tidak cukup tidur. Hal ini dapat
berisiko kecelakaan bila penderitanya mengoperasikan mesin atau kendaraan.
4. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian mendadak karena jantung tiba-tiba berhenti.
Faktor risiko
Siapa pun bisa terkena sleep apnea. Risiko Anda lebih tinggi jika Anda memiliki kombinasi
faktor-faktor risiko berikut:
-

Laki-laki.

Lebih tua dari 40 tahun.

Kegemukan

Memiliki: leher besar/tebal, lidah besar, amandel besar, dagu melipat ke dalam, tenggorokan
kecil, atau keluarga beriwayat sleep apnea
Pengobatan

Sleep apnea tidak obatnya. Orang yang memiliki sleep apnea ringan dapat terbantu dengan
menurunkan berat badan, perawatan gigi atau operasi amandel (jika penyebabnya adalah
pembesaran amandel).
Perawatan yang paling efektif bagi penderita apnea parah (yang mengalami lebih dari 30 kali
jeda napas per jam) adalah Continuous Positive Airway Pressure/CPAP. Ini adalah perangkat
dengan masker hidung yang terhubung ke mesin generator aliran udara. Dari mesin generator,
udara dipompa melalui hidung atau mulut untuk memastikan bahwa saluran napas selalu
terbuka sepanjang malam. Tidur dengan CPAP memang tidak menyenangkan, namun itulah
satu-satunya perawatan yang seringkali dapat menyelamatkan nyawa.
OSA (Obstructive Sleep Apnea) dan stroke
Gangguan tidur obstruktif merupakan salah satu bentuk faktor risiko stroke yang baru. Kajian
terkini Drager (2007) menunjukkan ada peningkatan risiko stroke sebesar 2,52 kali pada
penderita apnea tidur. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi pada
penderita OSA.
OSA sering ditemukan pada penderita stroke yang berhasil hidup, sebanyak 63% dari mereka
yang bertahan hidup, mengalami gangguan ini. Bukti semakin banyak yang telah
menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara apnea tidur dan stroke.
Kelelahan yang berlebihan di siang hari berhubungan dengan apnea tidur dapat
mempengaruhi hasil pemulihan pasca stroke. Kelelahan yang berlebihan disiang hari bisa
menurunkan kemampuan dan motivasi penderita stroke untuk terus menjalankan program
pemulihan. Sebagai akibatnya, latihan untuk pemulihan tidak dilakukan dengan teratur,
terhambatnya pemulihan dan hasilnya akan menjadi lebih memburuk.
Penanganannya
Sebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan terlebih
dahulu jenis danlamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder), dengan mengetahui
jenis dan lamanya gangguan tidur. Selain untuk membantu mengidentifikasi penyebabnya
juga dapat memberikan pengobatan yang kuat.
Diagnosis gangguan tidur ditegakkan di fasilitas Overnight Laboratory Based Treatment
Sleep Study (Complete Polysomnography). Tim medis akan merumuskan tindakan

tatalaksana sesuai derajat gangguan tidur, pilihan pasien, status kesehatan secara keseluruhan,
dan harapan pasien. (Sumber: Detik&Majalah kesehatan)
b. Gangguan Irama Tidur Sirkandia
Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana
penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki,walaupun jumlah
tidurnya tatap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal.
Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan,
plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian
mengatur siklus biologi irama tidurbangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua
pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila
irama tersebut mengalami peregseran. Menurut beberapa penelitian terjadi pergeseran irama
sirkadian antara onset waktu tidur reguler dengan waktu tidur yang irreguler (bringing irama
sirkadian).
Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua bagian:
1. Sementara (acut work shift, Jet lag)
2. Menetap (shift worker)
Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadian adalah sebagai berikut:
1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type)
yaitu ditandai oleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan ini sering
ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Orangorang tersebut sering
tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk pada siang hari (insomnia sekunder).

2. Tipe Jet lag


ialah mengantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat menurut jam setempat, hal ini
terjadi setelah berpergian melewati lebih dari satu zone waktu. Gambaran tidur menunjukkan
sleep latensnya panjang dengan tidur yang terputus-putus.
3. Tipe pergeseran kerja (shift work type).
Pergeseran jadwal kerja terjadi pada seseorang secara tidak teratur, sehingga akan
mempengaruhi jadwal tidur.

4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).


Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut, dimana onset tidur
pada pukul 6-8 malam dan terbangun antara pukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa
cukup ubtuk waktu tidurnya. Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal irama
tidur sirkadian yang tdk sesuai.
5. Tipe bangun-tidur beraturan
6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.
PARASOMNIA
Parasomnia (Parasomnias) adalah perilaku abnormal atau peristiwa yang muncul
pada saat tidur atau pada ambang batas antara saat terjaga dan tidur. Diantara berbagai bentuk
parasomnia yang lebih umum adalah gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur dan
gangguan berjalan sambil tidur.
Parasomnia adalah mimpi yang hidup dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur.
Sejumlah gerakan diluar kesadaran dan tidak dapat diingat kembali, bisa terjadi selama tidur.
Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak.
Sesaat sebelum tidur, hampir semua orang kadang mengalami sentakan tunggal,
singkat dan diluar kesadaran pada seluruh tubuh. Kadang mereka juga mengalami
kelumpuhan tidur atau halusinasi ringan. Selama tidur, secara normal orang kadang
mengalami sentakan kaki; orang dewasa bisa mengalami gerakan periodik, mimpi buruk dan
giginya mengatup dengan kuat. Ada beberapa gangguan tidur parasomia seperti :

Berjalan dalam keadaan tidur, teror malam dan mimpi buruk sering terjadi pada anak- anak

dan membuat mereka ketakutan. Kejang epileptik bisa terjadi pada usia berapa saja.
Akatisia (kaki yang tidak bisa diam) merupakan kelainan yang relatif sering ditemukan, yang
sering terjadi sesaat sebelum tertidur, terutama pada usia diatas 50 tahun. Penderita akatisia,
terutama ketika sedang mengalami stres, merasakan sensasi tidak nyaman yang samar-samar

pada tungkainya, yang disertai dengan gerakan kaki spontan dan tak terkendali.
Teror malam merupakan episode menakutkan, dimana penderita menjerit, memukul dan
seringkali berjalan dalam tidurnya. Episode ini biasanya timbul selama fase tidur non-REM.

Pemberian benzodiazepin (misalnya diazepam) bisa membantu meringankan gejala.


Mimpi buruk merupakan mimpi nyata yang menakutkan, yang bisa terjadi pada anak-anak
dan dewasa. Setelah mimpi, biasanya penderita akan terbangun secara tiba-tiba.

Mimpi buruk terjadi selama tidur REM dan lebih sering terjadi pada saat penderita
mengalami stres, demam atau kelelahan yang luar biasa atau setelah minum alkohol.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penderima gangguan tidur parasomnia.
Ngelindur inilah nama lain dari parasomnia. Parasomnia merupakan mimpi yang
hidup dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur. Sejumlah gerakan di luar kesadaran dan
tidak dapat diingat kembali bisa terjadi selama tidur. Hal ini sering dialami anak-anak.
Penyebab secara pasti belum diketahui. Benzodiazepine yang diminum sebelum
tidur kadang bisa mengurangi gejala yang terjadi. Teror malam merupakan episode yang
menakutkan sehingga penderita menjerit, memukul dan seringkali berjalan dalam tidurnya.
Maka dari itu, seringkali penderita diberi benzodiazepine (misalnya diazepam) yang bisa
membantu meringankan gejala.
Mimpi buruk merupakan mimpi yang menakutkan yang bisa terjadi pada segala usia.
Setelah mimpi biasanya penderita akan terbangun secara tiba-tiba. Mempi buruk terjadi
selama tidur REM dan lebih sering terjadi pada saat penderita mengalami stress, demam
ataupun keadaan yang sangat lelah dan bisa juga terjadi setelah minum alkohol.
Ada istilah khusus pada berjalan sambil tidur, yaitu somnabulisme. Somnabulisme
merupakan berjalan dalam keadaan setengah sadar dan di luar kesadaran penderita. Seringkali
terjadi pada masa akhir anak-anak dan remaja. Ketika berjalan sambil tidur, penderita dapat
berbicara dengan suara yang tidak begitu jelas. Sebagian besar penderitanya tidak dapat
mengingat bahwa dirinya pernah berjalan sambil tidur.
Lebih jelasnya, berikut adalah gambaran klinis esensial untuk diagnosis pasti somnabulisme:

1)

Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada
sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan; (kesadaran berubah);

2) Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring face), relative tak
memberi respons terhadap upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk
berkomunikasi dengan penderita, dan hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya
dengan susah payah;

3)

Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok paginya), individu tidak ingat apa
yang terjadi;

4) Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak ada gangguan
aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikit bingung dan disorientasi dalam
waktu singkat;

5) Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh orang-orang disekitarnya adalah tuntun kembali
penderita ke kamar tidurnya dan biarkan lampu dikamar maupun ruangan lain menyala agar
kecenderungan somnabulismenya berkurang. Jauhkan benda-benda yang berbahaya dan
mudah pecah dari penderita serta pastikan kunci pintu dan jendela dengan rapat. Hal yang
tidak dianjurkan adalah membangunkan penderita secara paksa karena dapat mengakibatkan
kemarahan pada penderita.

Gangguan tidur berupa adanya kejadian-kejadian abnormal pada waktu tidur atau
ketika baru bangun, banyak diderita oleh anak daripada orang dewasa dan jika mulai
terjadinya sudah dewasa maka lebih kronis, contohnya :
a.

Somnambulisme (Sleepwalking) : Penderita tidak responsif terhadap orang lain yang


mencoba membangunkannya dan mereka lupa apa yang terjadi, penderita sering melakukan
makan, membuka pintu maupun berjalan keliling rumah.

b. Mimpi buruk (Nightmare) : mimpi buruknya terjadi berkali-kali dan mereka menjadi distres
karena mimpinya atau gangguan yang terjadi pada tidurnya.
c.

Teror tidur : sering bangun sekonyong-konyong dan panik dan bukan karena mimpi buruk,
terjadi gejala-gejala fisik selain adanya pengalaman psikologis yang berupa ketakutan. Gejala
fisik itu berupa berkeringat, detak jantung cepat dan sesak nafas.

Anda mungkin juga menyukai