Anda di halaman 1dari 40

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RSUD CILEGON JANUARI-MARET 2020

FRAKTUR
TERBUKA
Pe n u l i s : M o c h a m a d D e y a N ( 1 1 0 2 0 1 5 1 3 7 )
P e m b i m b i n g : dr. Febriyanto Kurniawan Sp.B (K) Onk
A D I S C U S S I O N O V E RV I E W

Definisi
Epidemiologi
Klasifikasi
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Pemeriksaan fisik dan penunjang
Diagnosis
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Fractur
e,
W H AT I S I T ?
Fraktur adalah hilangnya
kontinuitas tulang, baik
yang bersifat total
maupun sebagian.
DEFINISI
KLASIFIKASI
Tu l a n g
Displaced Non Displaced Complete Non complete

LEARN TO AVOID LEARN TO KNOW

POSISI TULANG SETELAH FRAKTUR KETUNTASAN / COMPLETENESS

FRAKTUR
ORIENTASI PATAH PENETRASI KE KULIT

LEARN TO MANAGE LEARN TO DIAGNOSE

Linear Transverse Compound Simple


Posisi setelah fraktur

DISPL ACED NON DISPL ACED

Posisi tulang Posisi tulang yang


menjauh/tidak sejajar fraktur masih sejajar
dengan garis tulang dalam garis tulang
normal. normal.
COMPLETE
Tulang terbagi menjadi dua segmen
dan garis patah melalui seluruh
penampang tulang atau melalui
kedua korteks tulang.

NON COMPLETE
Tulang masih menyambung dan
tidak terjadi perpindahan tulang,
biasanya garis patah tidak melalui
seluruh garis penampang tulang.
Orientasi patah

LINEAR T RA N S V E R S E

Posisi tulang patah Posisi tulang yang


sesuai garis vertikal. patah sejajar garis
horizontal.
SIMPLE
Fraktur yang tidak penetrasi dan
merusak kulit

COMPOUND
Fraktur dimana terdapat hubungan
fragmen fraktur dengan dunia luar
Fraktur terbuka

W H AT W E ' R E A B O U T

fraktur yang terjadi hubungan dengan dunia


luar atau rongga tubuh yang tidak
steril karena adanya perlukaan kulit,
sehingga mudah terjadi kontaminasi bakteri
dan dapat menyebabkan komplikasi infeksi.
Epidemiologi

Fraktur terbuka merupakan kasus yang cukup sering, dengan insidens 30 kasus
per 100.000 penduduk pertahun. dengan usia rata-rata 45 tahun. Berdasarkan
usia, kita dapat membaginya menjadi 2: pada laki-laki antara 15-19 tahun dan
pada perempuan > 90 tahun.

Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas kurang lebih 12.000 orang
pertahun

Insidens infeksi : 50,7 % dari pasien memiliki hasil kultur yang positif pada luka
pada evaluasi awal.
Sementara 31% pasien yang memiliki hasil kultur negatif pada awalnya, menjadi
positif pada saat penutupan definitif. (Gustilo dan Anderson)
Klasifikasi.
GUSTILO DAN ANDERSON
Tipe 1
Deskripsi dan gambaran

1. Kekuatan 4.
Kontaminasi
• Rendah • Tidak ada

2. Ukuran 5. Bentuk
luka fraktur
• <1 cm
• fraktur simple dengan
fragmen minimal

3. Kerusakan 6. Cakupan
jaringan lunak kulit
• sedikit • Ya

7. Cedera
vaskular
• Tidak ada
Tipe 2
Deskripsi dan gambaran

1. Kekuatan 4.
Kontaminasi
• menengah • rendah

2. Ukuran 5. Bentuk
luka fraktur
• 1-10 cm
• fraktur dengan
fragmentasi
menengah
3. Kerusakan 6. Cakupan
jaringan lunak kulit
• sedang • Ya

7. Cedera
vaskular
• Tidak ada
Tipe 3A
Deskripsi dan gambaran

1. Kekuatan 4.
Kontaminasi
• Tinggi • Rentan

2. Ukuran 5. Bentuk
luka fraktur
• >10 cm
• fraktur dengan
banyak fragmentasi

3. Kerusakan 6. Cakupan
jaringan lunak kulit
• banyak • Ya

7. Cedera
vaskular
• Tidak ada
Tipe 3B
Deskripsi dan gambaran

1. Kekuatan 4.
Kontaminasi
• Tinggi • Sangat Rentan

2. Ukuran 5. Bentuk
luka fraktur
• >10 cm
• fraktur dengan
banyak fragmentasi

3. Kerusakan 6. Cakupan
jaringan lunak kulit
• banyak • Kulit tidak dapat
mencakup luka fraktur

7. Cedera
vaskular
• Tidak/ belum ada
Tipe 3C
Deskripsi dan gambaran

1. Kekuatan 4.
Kontaminasi
• Tinggi • Sangat Rentan

2. Ukuran 5. Bentuk
luka fraktur
• >10 cm
• fraktur dengan
banyak fragmentasi

3. Kerusakan 6. Cakupan
jaringan lunak kulit
• banyak • Kulit tidak dapat
mencakup luka fraktur

7. Cedera
vaskular
• Ada dan memerlukan
tindakan segera
ETIOLOGI

Tulang rapuh (underlying


diseases) atau patologi

Trauma ringan /
patologis

DAERAH FRAKTUR
LANGSUNG TERBENTUR
DENGAN OBJEK

Trauma TRAUMA Trauma tidak


langsung
langsung
Titik tumpuan benturan dan
fraktur berjauhan
PAT O F I S I O L O G I
TRAUMA

DISKONTINUIT PERGESERAN
AS TULANG FRAKTUR FRAGMEN NYERI
TULANG
PERUBAHAN KERUSAKA
JARINGAN N
FRAGMEN
LASERASI KERUSAKAN SPASME
DEFORMIT JARINGAN PEMB. DARAH REAKSI
OTOT
AS STRESS
GANGGUA LASERASI PERDARAHAN PENINGKATAN
N TEK. KAPILER EMBOLI
KULIT
MOBILITAS
KERUSAKAN SHOCK
INTEGRITAS HIPOVOLEMIK EDEMA
KULIT

PENEKANAN GANGGUAN
PEMB. DARAH PERFUSI
24 jam 1-5 6-10 >10
hari hari minggu
Diagnosis

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG
Identitas
Riwayat Penyakit Sekarang ABC Foto polos
Riwayat penyakit dahulu Pemeriksaan lokalis : Pemeriksaan darah
Riwayat penyakit keluarga • Inspeksi (look) CT-scan
• Palpasi (feel)
• Pergerakan (movement)
FOTO POLOS
prinsip rule of two :
• 2 posisi proyeksi (minimal AP dan lateral)
• 2 sendi pada anggota gerak
• 2 anggota gerak
• 2 Trauma, kadangkala trauma tidak hanya
menyebabkan fraktur pada satu daerah
• 2 kali dilakukan foto (pada beberapa
kasus)
Pem. Darah= Melihat
kondisi sistemik akibat
fraktur

CT Scan= lebih detail


mengenai bagian tulang
atau sendi

MRI= dapat digunakan


untuk memeriksa hampir
seluruh tulang, sendi, dan
jaringan lunak.
Prinsip
Penatalaksanaan Pertolongan pertama
Membersihkan jalan napas, menutup luka dengan
verban yang bersih dan imobilisasi

Penilaian Klinis
Nilai luka, adakah trauma pembuluh darah atau saraf atau
trauma alat-alat dalam yang lain.

Resusitasi
Waspadai tanda-tanda shock dan terapi pendukung, seperti transfusi dan
obat-obat analgesik
1. R EC O G NI T IO N 2. R ED UC T I ON

• Lokalisasi fraktur    Mengurangi fraktur dengan cara


penatalaksanaan • Bentuk fraktur reposisi fraktur. Harus dengan
• Menentukan teknik yang sesuai posisi yang baik yaitu:
dengan pengobatan • Alignment yang sempurna
• Komplikasi yang mungkin selama • Aposisi yang sempurna
dan sesudah pengobatan
Prinsip

4. R E HA BI LI TAT IO N
3. R ET E NT I ON
Mengembalikan aktifitas
Imobilisasi fraktur
fungsional semaksimal mungkin
5 Langkah
01 02

Pembersihan luka Eksisi jaringan yang mati dan tersangka


mati (debridemen)

03 04

Tatalaksana Fraktur (Reposisi dan Penutupan kulit


fiksasi)

TATA 05
LAKSANA
Medikasi
FRAKTUR TERBUKA
Pembersiha
Co.

n luka dan
debridemen
t
PEMBERSIHAN DEBRIDEMENT
Pembersihan luka dilakukan dengan cara irigasi Semua jaringan yang kehilangan
vaskularisasinya merupakan daerah tempat
dengan cairan NaCl fisiologis secara mekanis
pembenihan bakteri sehingga diperlukan
untuk mengeluarkan benda asing yang melekat.
eksisi secara operasi pada kulit, jaringan
subkutaneus, lemak, fascia, otot dan
fragmen2 yang lepas
Pembedahan
Why You Need to Learn

Tujuan : Menstabilkan tulang dan mencegah kerusakan jaringan lunak.


Tulang patah dalam fraktur terbuka biasanya digunakan metode fiksasi
eksternal atau internal. Metode ini memerlukan operasi.

a. Fiksasi Internal
Fragmen tulang yang pertama direposisi ke posisi normal kemudian diikat
dengan sekrup khusus atau dengan melampirkan pelat logam ke permukaan
luar tulang. Fragmen juga dapat diselenggarakan bersama-sama dengan
memasukkan batang bawah melalui ruang sumsum di tengah tulang.

b. Fiksasi Eksternal
Fiksasi eksternal tergantung pada cedera yang terjadi. Fiksasi ini digunakan
untuk menahan tulang tetap dalam garis lurus. Dalam fiksasi eksternal, pin
atau sekrup ditempatkan ke dalam tulang yang patah di atas dan di bawah
tempat fraktur. Kemudian fragmen tulang direposisi. Pin atau sekrup
dihubungkan ke sebuah lempengan logam di luar kulit.
Fiksasi Fiksasi
Internal eksternal
Amputasi Fraktur terbuka derajat IIIC dimana lesi tidak
dapat diperbaiki dan iskemia sudah
terjadi >8 jam
Pada beberapa kasus,

amputasi menjadi pilihan terapi.


Anggota gerak yang mengalami crush berat dan
Immediate amputation biasanya jaringan viable yang tersisa untuk
diindikasikan revaskularisasi sangat minimal

Kerusakan neurologis dan soft tissue yang berat,


dimana hasil akhir repair  tidak lebih baik dari
penggunaan prosthesis.

Cedera multipel dimana amputasi dapat


mengontrol perdarahan dan mengurangi efek
sistemik/life saving

Kasus dimana limb salvage bersifat life-


threatening
dengan adanya penyakit kronik yang berat,
seperti DM dg gangguan vaskular perifer berat
dan neuropati.

Kondisi bencana / mass casualties


ANTIBIOTIK
TYPE 1 DAN 2

FIRST CHOICE A LT E R N A T I F

Cephal ospor in gener asi Clindamy ci n 9 00 mg I V


per tam a (co: cef adroxil ) 2 setiap 8 jam selama 48
gram i nisi asi setel ah jam
penutupan f raktur ,
dilanj utkan 1 gram setiap 8
jam ber ikutnya (48 -7 2 jam)

Tetanus booster (jika pasien tidak booster dalam 5 tahun terakhir)


ANTIBIOTIK
TYPE 3

FIRST CHOICE A LT E R N A T I F

Cephal ospor in (2 gr ) Vancomycin 1 gr I V setiap


di kombinasi kan dengan 1 2 jam selama 4 8 j am .
golongan aminogl ikosida (3 – Cli ndamycin 90 0 mg I V dan
5 mg/ kg) diber ikan inisial, Aztreonam 1 gr IV seti ap 8
di lanjutkan selama 3 hari . jam selama 48 jam

10 .0 00 .0 00 unit penisil in
diber ikan terhadap
luka sangat kotor (f arm
inj ur ies).
Tetanus booster (jika pasien tidak booster dalam 5 tahun terakhir)
Infeksi sudah terkontrol dan tidak dijumpai
lagi tanda – tanda inflamasi lokal seperti eksudat purulen, kemerahan
ataupun bengkak.
PELEPASAN
FIKSASI

Tidak ditemukan lagi tanda dan gejala


sistemik dari infeksi seperti demam, menggigil, atau peningkatan nyeri
dan sel darah putih harus dalam batas normal.
Komplikasi

Infeksi akut dan Kelumpuhan dan


Malunion dan
osteomyelitis amputasi
Nonunion
PROGNOSIS

Prognosis pada fraktur terbuka


tergantung dari derajat fraktur, dan
penanganan pada fraktur tersebut.
Semakin berat derajat
fraktur, semakin lama dan buruknya
penanganan maka prognosis akan
buruk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai