Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam
adalah agama yang tidak sulit. Allah Azza wa Jalla menghendaki kemudahan
kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka.
Allah Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
sebagai rahmat.
ت ْالعُلَى
ِ اوا
َ س َم ً علَيْكَ ْالقُ ْرآنَ ِلت َ ْشقَ ٰى ِإ اَّل تَذْك َِرة ً ِلِّ َمن يَ ْخش َٰى ت َِنز
َ يًل ِ ِّم ام ْن َخلَقَ ْاْل َ ْر
ض َوال ا َ َما أَنزَ ْلنَا
5. Orang sakit wajib shalat, boleh sambil duduk atau berbaring jika tidak
mampu berdiri.
9. Seluruh permukaan bumi ini dijadikan untuk tempat shalat dan boleh
dipakai untuk bersuci (tayammum).
10. Puasa hanya wajib selama satu bulan, yaitu pada bulan Ramadlan
setahun sekali.
11. Orang sakit dan musafir boleh tidak berpuasa asal ia mengganti puasa
pada hari yang lain, demikian juga orang yang nifas dan haidh.
12. Orang yang sudah tua renta, perempuan hamil dan menyusui apabila
tidak mampu boleh tidak berpuasa, dengan menggantinya dalam bentuk
fidyah. [2]
13. Zakat hanya wajib dikeluarkan sekali setahun, bila sudah sampai nishab
dan haul.
14. Haji hanya wajib sekali seumur hidup. Barangsiapa yang ingin
menambah, maka itu hanyalah sunnah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah ditanya oleh al-Aqra’ bin Habis tentang berapa kali haji harus
ditunaikan, apakah harus setiap tahun ataukah hanya cukup sekali seumur
hidup? Maka beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:
“Haji itu (wajibnya) satu kali, barangsiapa yang ingin menambah, maka itu
sunnah.” [3]
15. Memakai jilbab mudah dan tidak berat bagi muslimah sesuai dengan
syari’at Islam. Untuk masalah jilbab silahkan lihat kitab Jilbab Mar'ah
Muslimah oleh Syaikh Imam Muhammad Nashirudin al-Albani rahimahullah.
16. Qishash (balas bunuh) hanya untuk orang yang membunuh orang lain
dengan sengaja.[4]
“... Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu da-lam agama ...” [Al-
Hajj: 78]
Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam
hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Azza wa Jalla
menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Azza
wa Jalla berfirman:
“Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” [5]
Tidak ada hal apa pun yang sulit dalam Islam. Allah Azza wa Jalla tidak akan
membebankan sesuatu yang manusia tidak mampu melaksanakannya.
َيءٍ مِ نَ الد ُّْل َج ِة َوا ْست َ ِع ْينُ ْوا ِب ْالغَد َْوةِ َو ا، َوأ َ ْبش ُِر ْوا،ارب ُْوا
ْ الر ْو َح ِة َوش َ ِإ ان ال ِدِّيْنَ يُس ٌْر َولَ ْن يُشَادا ال ِدِّيْنَ ِإَّلا.
َ َ ف،ُغلَبَه
ِ َس ِدِّد ُْوا َوق
Orang yang menganggap Islam itu berat, keras, dan sulit, hal tersebut hanya
muncul karena:
1. Kebodohan tentang Islam, umat Islam tidak belajar Al-Qur-an dan As-
Sunnah yang shahih menurut pema-haman Shahabat, tidak mau menuntut
ilmu syar’i.
2. Mengikuti hawa nafsu. Orang yang mengikuti hawa nafsu, hanya akan
menganggap mudah apa-apa yang sesuai dengan hawa nafsunya.
3. Banyak berbuat dosa dan maksiyat, sebab dosa dan maksiyat menghalangi
seseorang untuk berbuat kebajikan dan selalu merasa berat untuk
melakukannya.
ع ِن ْال ُمنك َِر َويُحِ ُّل َ يل يَأ ْ ُم ُرهُم بِ ْال َم ْع ُروفِ َويَ ْن َهاهُ ْم
ِ نج ِ اْل ي ْاْل ُ ِ ِّم ا
ِ ْ ي الاذِي يَ ِجد ُونَهُ َم ْكتُوبًا عِندَهُ ْم فِي الت ا ْو َراةِ َو سو َل النابِ ا الاذِينَ يَتابِعُونَ ا
ُ الر
ص ُروهُ َواتابَعُوا َ َع از ُروهُ َون ا
َ علَ ْي ِه ْم ۚ فَالذِينَ آ َمنُوا بِ ِه َو
َ َت ا َ ْ
ْ ع ْن ُه ْم إِص َْرهُ ْم َواْل ْغ ًَل َل التِي كَان َ ض ُع َ َِث َوي ْ
َ علَ ْي ِه ُم ال َخبَائ َ ت َويُ َح ِ ِّر ُم لَ ُه ُم ا
ِ الطيِِّبَا
ْ ٰ ُ
َنز َل َمعَهُ ۙ أولَئِكَ هُ ُم ال ُم ْف ِلحُون ُ ا
ِ ور الذِي أ َ ُّالن
“ (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca
tulis), yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam kitab Taurat dan Injil
yang ada di pada mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf
dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan
bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membebaskan dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu
yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya,
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al-Qur-an), mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” [Al-A’raaf: 157]
Syari’at Islam adalah mudah. Kemudahan syari’at Islam berlaku dalam semua
hal, baik dalam ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), baik tentang ‘aqidah,
ibadah, akhlak, mu’amalah, jual beli, pinjam meminjam, pernikahan,
hukuman dan lainnya.
Semua perintah dalam Islam mengandung banyak manfaat. Sebaliknya,
semua larangan dalam Islam mengandung banyak kemudharatan di
dalamnya. Maka, kewajiban atas kita untuk sungguh-sungguh memegang
teguh syari’at Islam dan mengamalkannya.
[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po
Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
_______
Footnote
[1]. Pembahasan ini diambil dari Kamaluddin al-Islami oleh Syaikh ‘Abdullah
bin Jarullah bin Ibrahim (hal. 42) dan Shuwarun min Samaahatil Islaam oleh
DR. ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdurrahman bin ‘Ali ar-Rabii’ah, cet. Darul Mathbu’aat
al-Haditsah, Jeddah th. 1406 H, dan kitab-kitab lainnya.
[2]. Lihat Irwaa-ul Ghalil fii Takhriiji Ahaadits Manaaris Sabiil (IV/17-25) juga
Shifat Shaumin Nabiy (hal. 80-85) oleh Syaikh Salim al-Hilaly dan Syaikh ‘Ali
Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid, cet. Maktabah al-Islamiyyah, th. 1412 H.
[3]. HR. Abu Dawud (no. 1721), al-Hakim (II/293), an-Nasa-i (V/111), dan
Ibnu Majah (no. 2886), lafazh ini milik Abu Dawud.
[4]. Lihat QS. Al-Baqarah 178-179.
[5]. HR. Al-Bukhari (no. 1358) dan Muslim (no. 2658), dari Shahabat Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu.
[6]. HR. Al-Bukhari (no. 39), Kitabul Iman bab Addiinu Yusrun, dan an-Nasa-i
(VIII/122), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
[7]. Lihat surat al-Baqarah ayat 54.
[8]. Lihat Shuwarun min Samaahatil Islaam oleh Dr. ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdur
Rahman bin ‘Ali ar-Rabii’ah.
[9]. HR. Al-Bukhari (no. 69, 6125), Muslim (no. 1734) dan Ahmad (III/131)
dari Shahabat Anas z. Lafazh ini milik al-Bukhari.