Anda di halaman 1dari 5

Islam Adalah Agama Yang Mudah

Senin, 3 September 2007 15:27:41 WIB


Kategori : Kitab : Dasar Islam
Kesembilan
ISLAM ADALAH AGAMA YANG MUDAH[1]

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam
adalah agama yang tidak sulit. Allah Azza wa Jalla menghendaki kemudahan
kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka.
Allah Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam
sebagai rahmat.

َ‫س ْلنَاكَ إِ اَّل َرحْ َمةً ِلِّ ْلعَالَمِ ين‬


َ ‫َو َما أ َ ْر‬

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi)


rahmat bagi semesta alam.” [Al-Anbiyaa’: 107]

Allah menurunkan Al-Qur-an untuk membimbing manusia kepada


kemudahan, keselamatan, kebahagiaan dan tidak membuat manusia celaka,
sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

‫ت ْالعُلَى‬
ِ ‫اوا‬
َ ‫س َم‬ ً ‫علَيْكَ ْالقُ ْرآنَ ِلت َ ْشقَ ٰى ِإ اَّل تَذْك َِرة ً ِلِّ َمن يَ ْخش َٰى ت َِنز‬
َ ‫يًل ِ ِّم ام ْن َخلَقَ ْاْل َ ْر‬
‫ض َوال ا‬ َ ‫َما أَنزَ ْلنَا‬

“Kami tidak menurunkan Al-Qur-an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau


menjadi susah; melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada
Allah), diturunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang
tinggi.” [Thaahaa: 2-4]

Sebagai contoh tentang kemudahan Islam:

1. Menuntut ilmu syar’i, belajar Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut


pemahaman Salaf adalah mudah. Kita dapat belajar setiap hari atau sepekan
dua kali, di sela-sela waktu kita yang sangat luang.

2. Mentauhidkan Allah dan beribadah hanya kepada-Nya adalah mudah.

3. Melaksanakan Sunnah-Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah


mudah, seperti memanjangkan jenggot, memakai pakaian di atas mata kaki,
dan lainnya.

4. Shalat hanya diwajibkan 5 waktu dalam 24 jam. Orang yang khusyu’


dalam shalat, paling lama 10 menit, dalam hitungan hari ia melaksanakan
shalatnya dalam sehari hanya 50 menit dalam waktu 24 x 60 menit.

5. Orang sakit wajib shalat, boleh sambil duduk atau berbaring jika tidak
mampu berdiri.

6. Jika tidak ada air (untuk bersuci), maka dibolehkan tayammum.


7. Jika terkena najis, hanya dicuci bagian yang terkena najis, (agama lain
harus menggunting pakaian tersebut dan dibuang).

8. Musafir disunnahkan mengqashar (meringkas) shalat dan boleh menjama’


(menggabung) dua shalat apabila dibutuhkan, seperti shalat Zhuhur dengan
‘Ashar, dan Maghrib dengan ‘Isya'.

9. Seluruh permukaan bumi ini dijadikan untuk tempat shalat dan boleh
dipakai untuk bersuci (tayammum).

10. Puasa hanya wajib selama satu bulan, yaitu pada bulan Ramadlan
setahun sekali.

11. Orang sakit dan musafir boleh tidak berpuasa asal ia mengganti puasa
pada hari yang lain, demikian juga orang yang nifas dan haidh.

12. Orang yang sudah tua renta, perempuan hamil dan menyusui apabila
tidak mampu boleh tidak berpuasa, dengan menggantinya dalam bentuk
fidyah. [2]

13. Zakat hanya wajib dikeluarkan sekali setahun, bila sudah sampai nishab
dan haul.

14. Haji hanya wajib sekali seumur hidup. Barangsiapa yang ingin
menambah, maka itu hanyalah sunnah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah ditanya oleh al-Aqra’ bin Habis tentang berapa kali haji harus
ditunaikan, apakah harus setiap tahun ataukah hanya cukup sekali seumur
hidup? Maka beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

َ َ ‫بَ ْل َم ارة ً َواحِ دَة ً فَ َم ْن زَ ادَ فَ ُه َو ت‬.


ٌ‫ط ُّوع‬

“Haji itu (wajibnya) satu kali, barangsiapa yang ingin menambah, maka itu
sunnah.” [3]

15. Memakai jilbab mudah dan tidak berat bagi muslimah sesuai dengan
syari’at Islam. Untuk masalah jilbab silahkan lihat kitab Jilbab Mar'ah
Muslimah oleh Syaikh Imam Muhammad Nashirudin al-Albani rahimahullah.

16. Qishash (balas bunuh) hanya untuk orang yang membunuh orang lain
dengan sengaja.[4]

Allah Azza wa Jalla menginginkan kemudahan dan tidak menginginkan


kesulitan atas hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

‫َّللاُ ِب ُك ُم ْاليُس َْر َو ََّل ي ُِريد ُ ِب ُك ُم ْالعُس َْر‬


‫ي ُِريد ُ ا‬

“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran


bagimu...” [Al-Baqarah: 185]

َ‫علَ ْيكُ ْم لَعَلا ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬ َ ُ‫ج َو ٰلَكِن ي ُِريد ُ ِلي‬


َ ُ‫ط ِ ِّه َركُ ْم َو ِليُتِ ام نِ ْع َمتَه‬ ٍ ‫علَ ْي ُكم ِ ِّم ْن َح َر‬ ‫َما ي ُِريد ُ ا‬
َ ‫َّللاُ ِليَجْ عَ َل‬

“...Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan


kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.” [Al-
Maa-idah: 6]

‫ج‬ ِ ‫علَ ْي ُك ْم فِي ال ِد‬


ٍ ‫ِّين مِ ْن َح َر‬ َ ‫َو َما َجعَ َل‬

“... Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu da-lam agama ...” [Al-
Hajj: 78]

Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam
hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Azza wa Jalla
menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Azza
wa Jalla berfirman:

ِ ‫َّللاِ ۚ ٰذَلِكَ ال ِدِّينُ ْالقَ ِيِّ ُم َو ٰلَك اِن أ َ ْكث َ َر النا‬


َ‫اس ََّل يَ ْعلَ ُمون‬ ‫ق ا‬ ِ ‫علَ ْي َها ۚ ََّل ت َ ْبدِي َل ِلخ َْل‬ َ َ‫َّللا الاتِي ف‬
َ ‫ط َر النا‬
َ ‫اس‬ ْ ‫ِّين َحنِيفًا ۚ ف‬
ِ ‫ِط َرتَ ا‬ ِ ‫فَأَقِ ْم َوجْ َهكَ لِل ِد‬

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai)


fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak
ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Ar-Ruum: 30]

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫َص َرانِ ِه أ َ ْو يُ َم ِ ِّج‬


‫سانِ ِه‬ ْ ‫علَى ْالف‬
ِّ ِ ‫ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِّ ِودَانِ ِه أ َ ْو يُن‬،ِ‫ِط َرة‬ َ ُ ‫ َمامِ ْن َم ْولُ ْو ٍد إَِّلا ي ُْولَد‬.

“Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” [5]

Tidak mungkin, Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia,


kemudian Allah Azza wa Jalla memberikan beban kepada hamba-hamba-Nya
apa yang mereka tidak sanggup lakukan, Mahasuci Allah dari sifat yang
demikian.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

‫سا ِإ اَّل ُو ْسعَ َها‬


ً ‫َّللاُ نَ ْف‬
‫ف ا‬ ُ ِّ‫ََّل يُ َك ِل‬

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya.” [Al-Baqarah: 286]

Tidak ada hal apa pun yang sulit dalam Islam. Allah Azza wa Jalla tidak akan
membebankan sesuatu yang manusia tidak mampu melaksanakannya.

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

‫َيءٍ مِ نَ الد ُّْل َج ِة‬ ‫ َوا ْست َ ِع ْينُ ْوا ِب ْالغَد َْوةِ َو ا‬،‫ َوأ َ ْبش ُِر ْوا‬،‫ارب ُْوا‬
ْ ‫الر ْو َح ِة َوش‬ َ ‫ ِإ ان ال ِدِّيْنَ يُس ٌْر َولَ ْن يُشَادا ال ِدِّيْنَ ِإَّلا‬.
َ َ‫ ف‬،ُ‫غلَبَه‬
ِ َ‫س ِدِّد ُْوا َوق‬

“Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit


(berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat
melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah,
sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena memperoleh
pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan ibadah pada
waktu pagi, petang dan sebagian malam.” [6]

Orang yang menganggap Islam itu berat, keras, dan sulit, hal tersebut hanya
muncul karena:
1. Kebodohan tentang Islam, umat Islam tidak belajar Al-Qur-an dan As-
Sunnah yang shahih menurut pema-haman Shahabat, tidak mau menuntut
ilmu syar’i.

2. Mengikuti hawa nafsu. Orang yang mengikuti hawa nafsu, hanya akan
menganggap mudah apa-apa yang sesuai dengan hawa nafsunya.

3. Banyak berbuat dosa dan maksiyat, sebab dosa dan maksiyat menghalangi
seseorang untuk berbuat kebajikan dan selalu merasa berat untuk
melakukannya.

4. Mengikuti agama nenek moyang dan mengikuti banyaknya pendapat


orang. Jika ia mengikuti Al-Qur-an dan As-Sunnah, niscaya ia akan mendapat
hidayah dan Allah Azza wa Jalla akan memudahkan ia dalam menjalankan
agamanya.

Allah Azza wa Jalla mengutus Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk


menghilangkan beban dan belenggu-belenggu yang ada pada manusia,
sebagaimana yang tersurat dalam Al-Qur-an:

‫ع ِن ْال ُمنك َِر َويُحِ ُّل‬ َ ‫يل يَأ ْ ُم ُرهُم بِ ْال َم ْع ُروفِ َويَ ْن َهاهُ ْم‬
ِ ‫نج‬ ِ ‫اْل‬ ‫ي ْاْل ُ ِ ِّم ا‬
ِ ْ ‫ي الاذِي يَ ِجد ُونَهُ َم ْكتُوبًا عِندَهُ ْم فِي الت ا ْو َراةِ َو‬ ‫سو َل النابِ ا‬ ‫الاذِينَ يَتابِعُونَ ا‬
ُ ‫الر‬
‫ص ُروهُ َواتابَعُوا‬ َ َ‫ع از ُروهُ َون‬ ‫ا‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم ۚ فَالذِينَ آ َمنُوا بِ ِه َو‬
َ ‫َت‬ ‫ا‬ َ ْ
ْ ‫ع ْن ُه ْم إِص َْرهُ ْم َواْل ْغ ًَل َل التِي كَان‬ َ ‫ض ُع‬ َ َ‫ِث َوي‬ ْ
َ ‫علَ ْي ِه ُم ال َخبَائ‬ َ ‫ت َويُ َح ِ ِّر ُم‬ ‫لَ ُه ُم ا‬
ِ ‫الطيِِّبَا‬
ْ ٰ ُ
َ‫نز َل َمعَهُ ۙ أولَئِكَ هُ ُم ال ُم ْف ِلحُون‬ ُ ‫ا‬
ِ ‫ور الذِي أ‬ َ ُّ‫الن‬

“ (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca
tulis), yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam kitab Taurat dan Injil
yang ada di pada mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf
dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan
bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membebaskan dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu
yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya,
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al-Qur-an), mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” [Al-A’raaf: 157]

Dalam syari’at yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa


sallam tidak ada lagi beban-beban berat yang dipikulkan kepada Bani Israil.
Di antara beban berat itu ialah:

• Saling membunuh penyembah sapi. [7]


• Mewajibkan qishas pada pembunuhan baik yang disengaja ataupun tidak,
tanpa memperbolehkan membayar diyat.
• Memotong anggota badan yang melakukan kesalahan.
• Melarang makan dan tidur bersama istrinya yang sedang haidh.
• Membuang atau menggunting kain yang terkena najis.

Kemudian Islam datang menjelaskan dengan mudah, seperti pakaian yang


terkena najis wajib dicuci namun tidak digunting.[8]

Syari’at Islam adalah mudah. Kemudahan syari’at Islam berlaku dalam semua
hal, baik dalam ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), baik tentang ‘aqidah,
ibadah, akhlak, mu’amalah, jual beli, pinjam meminjam, pernikahan,
hukuman dan lainnya.
Semua perintah dalam Islam mengandung banyak manfaat. Sebaliknya,
semua larangan dalam Islam mengandung banyak kemudharatan di
dalamnya. Maka, kewajiban atas kita untuk sungguh-sungguh memegang
teguh syari’at Islam dan mengamalkannya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ش ُر ْوا َوَّلَ تُنَ ِفِّ ُر ْوا‬


ِّ ِ َ‫يَ ِس ُِّر ْوا َوَّلَ تُعَ ِس ُِّر ْوا َوب‬.

“Permudahlah dan jangan mempersulit, berikanlah kabar gembira dan jangan


membuat orang lari.” [9]

[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po
Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
_______
Footnote
[1]. Pembahasan ini diambil dari Kamaluddin al-Islami oleh Syaikh ‘Abdullah
bin Jarullah bin Ibrahim (hal. 42) dan Shuwarun min Samaahatil Islaam oleh
DR. ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdurrahman bin ‘Ali ar-Rabii’ah, cet. Darul Mathbu’aat
al-Haditsah, Jeddah th. 1406 H, dan kitab-kitab lainnya.
[2]. Lihat Irwaa-ul Ghalil fii Takhriiji Ahaadits Manaaris Sabiil (IV/17-25) juga
Shifat Shaumin Nabiy (hal. 80-85) oleh Syaikh Salim al-Hilaly dan Syaikh ‘Ali
Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid, cet. Maktabah al-Islamiyyah, th. 1412 H.
[3]. HR. Abu Dawud (no. 1721), al-Hakim (II/293), an-Nasa-i (V/111), dan
Ibnu Majah (no. 2886), lafazh ini milik Abu Dawud.
[4]. Lihat QS. Al-Baqarah 178-179.
[5]. HR. Al-Bukhari (no. 1358) dan Muslim (no. 2658), dari Shahabat Abu
Hurairah Radhiyallahu anhu.
[6]. HR. Al-Bukhari (no. 39), Kitabul Iman bab Addiinu Yusrun, dan an-Nasa-i
(VIII/122), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
[7]. Lihat surat al-Baqarah ayat 54.
[8]. Lihat Shuwarun min Samaahatil Islaam oleh Dr. ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdur
Rahman bin ‘Ali ar-Rabii’ah.
[9]. HR. Al-Bukhari (no. 69, 6125), Muslim (no. 1734) dan Ahmad (III/131)
dari Shahabat Anas z. Lafazh ini milik al-Bukhari.

Anda mungkin juga menyukai