Anda di halaman 1dari 34

Laporan kasus

Kista Bartholini disertai abses bartholini

Pembimbing :
dr. Djoni Nurung, Sp. Og (K)

disusun oleh :
Husna Maulidia S
1102014123
KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
28 SEPTEMBER – 7 NOVEMBER 2020
2

Laporan kasus
3

IDENTITAS PASIEN
o Nama : Ny. F

o Jenis Kelamin : Perempuan

o Usia : 41 th

o Agama : Islam

o Pendidikan : SMP

o Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

o Alamat : Kampung Kebon Kelapa,


Tarumajaya, Bekasi

o Tanggal masuk RS : Selasa, 7 Oktober 2020

o NO.RM : 1917xx
4

ANAMNESIS
Keluhan Utama Keluhan Tambahan

Adanya benjolan
Merasa sangat yang mengganjal
nyeri di bagian dibagian
selangkangan selangkangan,
sehingga merasa
tidak nyaman
saat berjalan dan
duduk.
PENYAKIT 5

SEKARANG
 Sangat merasa nyeri di bagian selangkangan, nyeri dirasakan 1 minggu SMRS

 Disertai dengan rasa mengganjal di bagian selangkangan, sehingga merasa tidak


nyaman saat berjalan

 Riwayat jatuh terpeleset 1 minggu sebelum adanya nyeri dan adanya demam setelah
3 hari dari jatuh terpeleset

 Pasien mengaku sering mengalami keputihan selama 2 tahun terakhir walaupun


sudah tidak haid.
Riwayat Penyakit
6

Riwayat Riwayat
Penyakit Penyakit
Dahulu Keluarga

Keputihan (+) (-)

Riwayat
Kebiasaan
Riwayat
Membersihkan
Sosial /
area kemaluan Ekonomi
menggunakan
cairan pembersih
7

Riwayat Riwayat Riwayat


Menstruasi Perkawinan Kontrasepsi

• Haid pertama : usia 12 Tahun • Pasien tidak memiliki


• Pernah menikah 1x : riwayat menggunakan
• Siklus Haid : Teratur dengan Usia perkawinan 20
siklus 28 hari kontrasepsi
tahun sebelumnya
•Lama Haid : 5 - 7 hari

•Volume : Menganti pembalut


2 - 3 kali sehari
Keadaan Umum :
Pernapasan: Tampak sakit sedang
20 x/min
Kesadaran:
Paru : Compos Mentis
Vesicular breath sounds +/+,
Rhales -/-. Wheezing -/- Kepala :
Conjuctiva anemis: -/-, Sklera
ikterik: -/-
Nadi:
80 x/min Leher :
Tiroid tidak ada kelainan.
Tekanan darah: KGB tidak ada kelainan.
122/70 mmHg

Jantung
Temperature:
Bunyi jantung I-II regular, gallop (-), 36,7 oC
murmur (-)

Abdomen :
Bising usus (+) Ekstremitas:
Akral hangat, CRT < 2 sec
PEMERIKSAAN LUAR Status ginekologi
PEMERIKSAAN
Inspeksi : DALAM
 Labia mayor asimetris (+)
 Tampak benjolan dengan Tidak dilakukan
permukaan berwarna
merah pada 1/2 bawah
labium mayor dextra
dengan ukuran 4 x 5 cm HISTORY
 Labium mayor sinistra
dalam batas normal

Palpasi :
 Nyeri sentuh (+) pada INSPEKULO
labium mayor dextra
 Konsistensi kenyal
Tidak dilakukan
.
10

Pemeriksaan Ginekologi di Poli Kebidanan RSUD


Kabupaten Bekasi (7/10/2020)
11

resume
 Merasa sangat nyeri di bagian selangkangan, nyeri dirasakan 1 minggu SMRS

 Disertai dengan rasa mengganjal di bagian selangkangan, sehingga merasa tidak


nyaman saat berjalan

 Riwayat jatuh terpeleset 1 minggu sebelum adanya nyeri dan adanya demam setelah 3
hari dari jatuh terpeleset

 Pasien mengaku sering mengalami keputihan selama 2 tahun terakhir walaupun sudah
tidak haid

 Ditemukan benjolan berwarna merah di sekelilingnya pada 1/2 bawah labium mayor
dextra dengan ukuran 4 x 5 cm.
Diagnosis
Ny. F 41 tahun dengan Kista
Bartholini disertai abses bartholini
pada 1/2 labia mayor dextra
13

Rencana
Edukasi Prognosis
Tatalaksana
• Cefixime 3 x • Terapi • Quo ad Vitam
500 mg (p.o) : Ad
• Personal Bonam
• Paracetamol hygien
3 x 500 mg • Quo ad
(p.o) Functionam :
Ad Bonam

• Quo ad
Sanationam :
Dubia Ad
Bonam
14

TINJAUAN
PUSTAKA
15

DEFINISI
Kista Bartholin adalah kantung berisi cairan yang
berkembang di salah satu kelenjar atau saluran
Bartholin dan ketika saluran yang mengalirkan
cairan dari kelenjar tersumbat maka dapat
menyebabkan saluran dan kelenjar membengkak.
16

etiologi
Beberapa faktor risiko, yakni :

Riwayat mengalami kista Bartholin


sebelumnya

Bergonta-ganti pasangan seksual

Terkena infeksi menular seksual

Episiotomi medio-lateral

Trauma pada vulva. Bakteriologi kista dan abses kelenjar Bartholin


epidemiologi
17

 Penyakit ini terjadi pada 2 - 3% wanita.

 Sekitar 2% wanita usia subur akan mengalami


pembengkakan pada salah satu atau kedua
kelenjar Bartholin.

 Abses hampir tiga kali lebih umum terjadi dari


pada kista.

 Isi dari kista dapat terinfeksi sehingga dapat


menjadi abses. Hal ini cenderung berkembang
pada populasi dengan profil demografis yang
berisiko tinggi akan transmisi infeksi melalui
seksual.
18

patofisiologi
Etiologi (infeksi mikrooganisme)

Invasi mikroorganisme

Sumbatan pada bagian distal dari duktus bartholini Kista bartholin

Retensi dari sekresi mucus

Terjadi pelebaran ductus Kelenjar Bartholin membengkak


19

patofisiologi
Kista bartholini

Terinfeksi gonorea, klamidia (polymikrobial)

Rasa tidak nyaman Ketidakefektifan


saat berhubungan pola seksualitas
Abses bartholini suami istri

Pembengkakan labial unilateral (padat, berwarna merah, terasa panas)

Intoleransi aktifitas
Nyeri akut Nyeri ketika aktifitas
(saat duduk, berjalan)
20

MANIFESTASI KLINIK
Tanpa gejala Demam

Menghalangi
berjalan, duduk,
Nyeri hebat
atau aktivitas
seksual
21

diagnosis
• Tanpa gejala
• Demam

Anamnesis • Nyeri
• Dispareunia
• Menghalangi berjalan, duduk atau hubungan
seksual

• Pembengkakan labial unilateral


• Bentuk kista bulat seperti telur

P. Fisik • Nyeri sentuh


• Berfluktuasi atau tegang
• Adanya eritema
• Konsistensi kenyal
22

diagnosis
P. • Laboratorium
Penunjang • Radiologi

Pencitraan MRI dari Kista Bartholini


23

Diagnosis banding

Patologi pada Kelenjar Bartholin


24

tatalaksana
Sitz Bath

Insisi dan drainase

Marsupialisasi

Terapi laser karbon dioksida

Eksisi kelenjar Bartholin dan jaringan di sekitarnya


25

TATALAKSANA

Insisi dinding labia dan Marsupialisasi


dinding kista
26

TATALAKSANA
• Lidocaine
• Bupivacaine
Anastesi

• Ceftriaxone
• Ciprofloxacin
• Doksisiklin
Antibiotik • Azitromisin
27

KOMPLIKASI
# Kekambuhan

# Necrotizing fasciitis setelah drainase abses

# Luka yang tidak sembuh

# Perdarahan

# Bekas luka yang bersifat masalah pada kosmetik atau penampilan


28

prognosis
Jika abses dikeringkan dengan benar dan
penyumbatan kembali dicegah, maka abses akan
sembuh dengan baik. Tingkat kekambuhan
umumnya kurang dari 20%.
29

Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus


ini ?
Anamnesa Referensi Kasus
Merasa sangat nyeri pada vulva Nyeri di bagian selangkangan, nyeri
yang menghalanginya dalam dirasakan 1 minggu SMRS.
berjalan, duduk, atau aktivitas Keluhan bertambah hebat yakni
seksual nyeri semakin menjalar hingga ke
paha disertai dengan rasa
mengganjal di bagian
selangkangan, sehingga merasa
tidak nyaman saat berjalan
Infeksi sekunder atau Adanya demam setelah 3 hari dari
eksaserbasi akut yang berat jatuh terpeleset.
dapat menyebabkan indurasi
yang luas, reaksi peradangan,
dan nyeri sehingga
menimbulkan gejala klinik
berupa nyeri, dispareunia,
ataupun demam
30

Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus


ini ?
Teori Kasus

Faktor Resiko Infeksi pada genitalia Keputihan semenjak 2


tahun (+)

Riwayat trauma Jatuh terpeleset (+)

Gejala Klinis Pembengkakan labial Bengkak disertai nyeri


unilateral akut dan nyeri
Menghalangi aktivitas
Nyeri saat berjalan dan berjalan dan duduk
duduk
31

Apakah tatalaksana pada kasus ini sudah tepat


?

Kasus Teori

Edukasi tentang pentingnya Pentingnya personal hygiene untuk


menjaga personal hygiene mencegah kekambuhan atau
memperparahnya dari kista
bartholini
Cefixime 3 x 500 mg Pemberian obat-obatan antibiotik
sebagai terapi untuk faktor resiko
terbentuknya kista maupun abses
bartholini
32

KESIMPULAN
 Kista Bartholin adalah penyumbatan duktus kelenjar bagian distal berupa pembesaran berisi cairan
dan mempunyai struktur seperti kantong bengkak (swollen sac-like structure). Jika lubang pada
kelenjar Bartholin tersumbat, lendir yang dihasilkan oleh kelenjar akan terakumulasi sehingga terjadi
dilatasi kistik duktus proksimal dan obstruksi. Kista Bartholin yang mengalami obstruksi dan
terinfeksi dapat berkembang menjadi abses
 Terapi utama terhadap kista Bartholini adalah insisi dinding kista dan drainase cairan kista atau abses,
yang disebut dengan prosedur marsupialisasi. Pengosongan dan drainase eksudat abses dapat pula
dilakukan dengan memasang kateter Word. Berikan juga antibiotika untuk mikroorganisme yang
sesuai dengan hasil pemeriksaan apus atau kultur bakteri
 Penegakkan diagnosis pada pasien ini yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik sudah sesuai
dengan teori. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien memenuhi kriteria kista bartholini
yang menjadi abses bartholini yaitu dengan adanya riwayat infeksi, trauma, demam dan nyeri
sehingga diagnosis pada pasien ini sudah tepat.
33

Daftar pustaka
1. Stenchever MA. Comprehensive gynecology. 4th ed. St. Louis: Mosby, 2001:482–6,645–6.

2. Blumstein, A Howard. 2005. Bartholin Gland Diseases. http://www.emedicine.com/emerg/topic54.

3. Hill DA, Lense JJ. Office management of Bartholin gland cysts and abscesses. Am Fam Physician. 1998;57:1611–6.1619–20.

4. Govan AD, Hodge C, Callander R. Gynaecology illustrated. 3d ed New York: Churchill Livingstone, 1985:19,195–6

5. Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. 2011. Ilmu Kandungan. 3 rd ed. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
6. Shlamovitz GZ, et al. 2019. Bartholin Abscess Drainage. https://emedicine.medscape.com/article/80260-overview#a1
7. Illingworth BJG, et al. Evaluation of treatments for Bartholin’s cyst or abscess: a systematic review. BJOG 2020; 127:671-678.

8. Vaniary TIN, Martodihardjo S. 2017. Studi Retrospektif: Kista dan Abses Bartholin. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya. Vol. 29 / No. 1 / April 2017
9. Anozie OB, et al. 2016. Incidence, Presentation and Management of Bartholin’s Gland Cysts/ Abscesses: A Four-Year Review in Federal Teaching Hospital, Abakaliki,
South-East Nigeria. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 6, 299-305. http://dx.doi.org/10.4236/ojog.2016.65038

10. Lee, M. Y., Dalpiaz, A., Schwamb, R., Miao, Y., Waltzer, W., & Khan, A. (2015). Clinical Pathology of Bartholins Glands: A Review of the Literature. Current
Urology,8(1), 22-25. doi:10.1159/000365683
11. Quinn A, et al. 2017. Bartholin Gland Diseases Clinical Presentation. https://emedicine.medscape.com/article/777112-clinical#b5

12. Omole,FolashadeM.D. 2003. Management of Bartholin's Duct Cyst and Gland Abscess. http://www. Aafp.org/afp/20030701/135.html.

13. Visco AG, Del Priore G. Postmenopausal Bartholin gland enlargement: a hospital-based cancer risk assessment. Obstet Gynecol. 1996;87:286–90.

14. Hoffman, B. L., Schorge, J. O., Bradshaw, K. D., Halvorson, L. M., Schaffer, J. I., & Corton, M. M. (2016). Williams gynecology. 3rd ed. New York: McGraw-Hill
Education.
34

Thanks

Anda mungkin juga menyukai