Anda di halaman 1dari 29

Efficacy of Short-Term Systemic Corticost

eroid Therapy in Chronic Rhinosinusitis W


ith Nasal Polyps: A Meta-Analysis of Rand
omized Controlled Trials and Systematic R
eview

Disusun oleh:
Pembimbing:
Mochamad Deya Najmuddin (1102015137)
dr. Hastuti Rahmi, Sp. THT-KL
Muhammad Hidayat (1102015147)
Abstrak
Pendahuluan

Kortikosteroid merupakan pilihan terapi yang efektif untuk


mengontrol sinusitis kronis dengan polip nasal (CRSwNP),
meskipun begitu, studi mengenai penggunaan kortikosteroid
dalam bidang ini masih kurang, Penelitian ini bertujuan untuk
mengulas efektifitas dan keamanan kortikosteroid sistemik
pada pasien CRSwNP
Metode

Data diambil dari Randomized controlled trial (RCT) terkait


mengenai penggunaan kortikosteroid sistemik pada pasien
CRSwNP. Efektifitas dinilai berdasarkan hasil klinis,
sedangkan keamanan dinilai berdasarkan kejadian yang tidak
diinginkan (adverse events/AEs)
Hasil

Dari total 337 sumber yang didapat, dilakukan


identifikasi dan didapatkan 7 sumber yang termasuk kriteria
dalam penelitian ini. Dibandingkan dengan placebo ataupun
pengobatan non-steroid, kortikosteroid sistemik menaikkan
score obstruksi hidung (semakin tinggi semakin baik) dengan
P=.003, menurunkan ukuran polip hidung P<.0001, dan
menaikkan aliran inspirasi hidung (PNIF) P<.00001.
Kortikosteroid dosis tinggi (≥50mg/hari prednisone) dan
dosis rendah (<50mg/hari) memberikan hasil yang sama.
Meskipun begitu, insomnia dan gangguan GI tract sering
ditemukan pada pasien dengan pemberian kortikosteroid
dosis tinggi. AEs lain jarang terjadi dan tidak signifikan pada
kedua grup
Kesimpulan

Kortikosteroid sistemik memberikan perbaikan yang signifikan pada


gejala nasal dan menurunkan ukuran polip pada pasien CRSwNP. Dosis
prednisone <50mg/hari direkomendasikan karena memberikan AEs yang
lebih kecil
Pendahuluan
Pendahuluan

Sinusitis kronis dengan polip nasal (CRSwNP)


merupakan penyakit peradangan kronis pada sinus nasal dan
paranasal yang masih belum jelas sebab pastinya. Hidung
tersumbat dan hilangnya sensasi bau merupakan gejala yang
sering terjadi, penderita kerapkali sulit dalam melakukan
aktivitas, sehingga menurunkan kualitas hidup pasien.
Pendahuluan
Polip Nasal dapat diangkat dengan pembedahan atau diobati
menggunakan kortikosteroid. Namun keduanya masih belum efektif, dikarenakan
sering terjadinya rekurensi.
Penanganan kortikosteroid sistemik dapat menurunkan tindakan bedah,
namun perlu perhatian terkait efek samping terutama penggunaan jangka
Panjang, meskipun begitu, perkiraan keberhasilan terapi kortikosteriod sistemik
pada polip nasal masih kurang diketahui
Pendahuluan
The 2012 European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal Polyps
(EPOS 2012) mendukung penggunaan kortikosteroid oral dikombinasikan dengan
topical kortikosteroid pada pasien CRSwNP jika mengalami gejala yang berat. Hal
ini mengacu pada 2 studi terkait, beberapa studi telah menjelaskan efek topical
steroid pada pasien CRSwNP dengan hasil perbaikan pada gejala, namun
penelitian mengenai penggunaan kortikosteroid sistemik masih kurang tersedia.
Bahan dan metode
Bahan dan metode
Kriteria seleksi
Penelusuran dilakukan untuk menemukan RCTs perbandingan efek kortikosteroid sistemik
dengan pengobatan non-steroid pada pasien CRSwNP, data diambil hingga Maret 2018. hasil
penelusuran dikaji dan diambil berdasarkan kriteria inklusi.

Place Your
Picture Here
Seleksi studi dan ekstraksi data
Studi masuk dalam kriteria inklusi
1. RCTs yang dilakukan pada pasien CRSwNP
2. Membandingkan kortikosteroid sistemik dengan strategi pengobatan lain (termasuk
placebo)
3. Didapatkan perubahan baik dari gejala nasal pasien atau hasil klinis pada saat sebelum dan
sesudah terapi, begitu pula dengan efek samping

Penelitian observasional dan restrospektif tidak diambil sebagai sumber penelitian ini

Analisis statistik
Analisis dibagi menjadi variable dikotomik dan kontinyu
menggunakan aplikasi Review Manager Versi 5.3
Hasil
Hasil

Seleksi studi
Setelah dilakukan pemilahan berdasarkan kriteria, dari 337 artikel
didapatkan 7 RCTs yang sesuai dengan penelitian. Penelitian
rentang dari 2001-2015, dengan total 414 pasien, usia sampel
antara 22 sampai dengan 89 tahun, dengan durasi percobaan
antara 7-14 hari.
Hasil
Penilaian gejala
Hasil nasal obstruction setelah pemberian kortikosteroid diteliti dalam 5 jurnal, dari ke 5 nya total partisipan adalah 280 orang. Seluruh
studi didapatkan perbaikan dalam nasal obstruction dengan perbedaan pemberian terapi kortikosteroid dan non kortikosteroid p=0.003
Hasil
Penilaian gejala
Disamping nasal obstruction, kehilangan sensasi bau juga merupakan gangguan lain yang dirasakan pasien, dari 7 studi, 5 studi
mendapati bahwa pemberian kortikosteroid memberikan perbaikan yang signifikan dengan p=0.008
Hasil
Nasal polyp scores
Penilaian dilakukan menggunakan klasifikasi Lildholt (5 studi), Endoscopic polyp grading (1 studi) dan perbandingan persentase ukuran
polip (1 studi). Hasil didapatkan bahwa pada pemberian kortikosteroid, ukuran polip lebih mengecil dengan populasi control p<0.0001

PNIF Outcome
3 studi (n=142 partisipan) mendapati terdapatnya perbedaan nilai aliran inspirasi hidung (PNIF) pada perbandingan kelompok intervensi
dengan control, dengan p<0,00001
Hasil

Adverse Events
Dari studi yang ada, 4 studi yang meneliti tentang efek samping penggunaan kortikosteroid, seperti peptic ulcer dan
osteonekrosis Femoral head, sedangkan 2 studi menyatakan (keduanya melakukan penelitian dengan kortikosteroid
dosis tinggi) bahwa subjek merasakan gangguan tidur (insomnia) dan gangguan gastrointestinal, dyspepsia lebih sering
didapati pada prednisone p<0.05
Hasil

Subgroup analysis of high and low


doses of systemic steroids

Hasil perbandingan kortikosteroid dosis tinggi


dan rendah pada ketiga symptom pasien(nasal
obstruction, olfactory function dan nasal polyp
score) didapatkan tidak ada perbedaan
bermakna, dengan hasil berturut-turut adalah
p=0.17,p=0.14 dan p=0.11
Diskusi
Diskusi

Tatalaksana polip nasal merupakan tantangan dan terkadang memerlukan


pengobatan jangka panjang untuk mengontrol keluhan pernafasan pasien.
Kortikosteroid sering digunakan dalam mengobati kronik rhinosinusitis
dikarenakan efek anti inflamasi nya. Kortikosteroid intranasal biasanya digunakan
sebagai terapi pertama untuk pengobatan polip nasal. EPOS 2012 menyatakan
bahwa kortikosteroid oral jangka pendek dapat digunakan untuk mengontrol gejala
pasien dengan polip nasal parah.
Diskusi

3 studi menyatakan bahwa penggunaan kortikosteroid oral ditambah nasal


kortikosteroid memberikan efek yang bagus dalam penanganan polip nasal.
Artikel yang membahas secara lebih rinci tentang penggunaan kortikosteroid oral
pada pasien CRSwNP masih sangat diperlukan.
Diskusi

Temuan dalam penelitian sesuai dengan penelitian Banglawala et al, yang


menyatakan bahwa terpatanya perbaikan dalam system indra penciuman setelah
pemberian kortikosteroid oral. Penelitian ini juga sejalan dengan 4 penelitian
sebelumnya (Head,K et al, Blomqvist et al, Stewart RA et al, Wright ED et al)
yang menyatakan bahwa kortikosteroid sistemik memperbaiki obstruksi saluran
hidung dan mengurangi ukuran polip.
Diskusi
Steroid sistemik juga memiliki efek samping disamping manfaatnya,
Vaidyanathan et al menyatakan penggunaanya dapat menekan kerja kelenjar
adrenal dan aktivitas osteoblast. Hissaria et al meneliti bahwa setelah dilakukan
pemberian 14 hari, steroid oral (dosis 50 mg/hari) memberikan gejala insomnia
dan gangguan saluran pencernaan jika dibandingkan dengan placebo. Meskipun
begitu tidak didapatkan efek samping yang sangat berat dalam penggunaannya.
Dalam penelitian ini baik dosis rendah maupun tinggi, steroid oral
memberikan hasil yang kurang lebih sama, sehingga disimpulkan bahwa
penggunaan steroid dosis rendah lebih direkomendasikan, meskipun begitu perlu
uji coba lebih lanjut lagi di masa yang akan datang
Diskusi
Keterbatasan penelitian ini adalah durasi pemberian (hanya 7-21 hari) dan
range dosis yang diberikan (270-720 mg). Tidak adanya guideline resmi
penggunaan systemic steroid pada CRSwNP menyulitkan perbandingan.
Penelitian ini juga tidak dapat melihat hubungan antara dosis dengan
efektivitas dengan detail, kurangnya data mengenai perbaikan kualitas hidup dari
pasien, serta kurangnya data mengenai gejala umum pada pasien sinusitis
seperti nyeri pada wajah dan hidung berair (rinore).
Kesimpulan
KESIMPULAN
Penelitian meta analisis ini mengkonfirmasi bahwa
penggunaan kortikosteroid jangka pendek secara
signifikan memberikan perbaikan pada keluhan gejala
nasal, mengurangi ukuran polip, dan meningkatkan
PNIF pada pasien dengan CRSwNP. Perlu diperhatikan
pula keamanan Ketika penggunaan dan setelah
pengobatan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai