Anda di halaman 1dari 22

PEMERIKSAAN FSIK PARU

MAKALAH

PEMERIKSAAN FSIK PARU

PRODI S-1 KEPERAWATAN TINGKAT II A

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga kami
selaku penyusun mampu menyelesaikan makalah ini yang
berjudulPemeriksaan Fisik Paru seperti yang ada di tangan pembaca
sekarang.

Makalah ini disusun bertujuan untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu Askep
Respiratory. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Kasron, S.Kep,
Ns sebagai dosen pengampu kami dan kepada teman-teman yang telah
mengorbankan seluruh waktunya sehingga tersusunlah tugas ini.Selain itu
makalah ini juga bertujuan sebagai bahan untuk belajar mandiri.

Kami selaku penyusun sadar bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk di
jadikan bahan perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini
memberi banyak manfaat bagi para pembaca.

Cilacap, 21 Oktober 2011

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pemeriksaan fisik paru 2

B. Pengertian pemeriksaan fisik paru 2

C. Indikasi pemeriksaan fisik paru 2

D. Kontraindikasi pemeriksaanfisi paru 2

E. Persiapan alat 2

F. Pemeriksaan yang dilakukan 3

G. Prosedur pelaksanaan 4

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 13

B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pemeriksaan fisik paru merupakan pemeriksaan yang sangat penting


pada pemeriksaan fisik anak. Secara umum, pemeriksaan fisik paru pada anak
sama dengan pada dewasa. Namun karena umurnya yang belum kooperatif,
pendekatan yang dilakukan seorang dokter pada saatmelakukan pemeriksaan
berbeda dengan pendekatan pada orang dewasa. Ekspresi wajah
yang menenangkan, sentuhan, kata-kata dan mainan merupakan hal-hal yang
bisa dilakukan untuk memulai sebuah pemeriksaan.

Sebelum melakukan pemeriksaan paru, lakukan anamnesis yang


lengkap mengenai keluhan dan perjalanan penyakit pasien. Pada sebuah
penelitian, anamnesis yang baik dan lengkap dapat lebih berguna dalam
menegakkan diagnosis suatu penyakit paru dibandingkan pemeriksaan fisik
paru. Pemeriksa harus membersihkan tangan sebelum melakukan
pemeriksaan dengan air bersih dan sabun. Pemeriksaan harus dilakukan pada
ruangan yang tenang, bersih, hangat, terang, dan memberikan privasi.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Askep Respiratory


dan memehami pemeriksaan fisik paru.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian dan tujuan pemeriksaan fisik paru.

b. Mengetahui persiapan alat.

c. Mengetahui prosedur pelaksanaan pemerikasaan fisik paru.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian pemeriksaan fisik paru

Pemeiksaan fisik paru adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
melakukan pengkajian fisik pada pasien yang mengalami abnormalitas system
pernapasan yang meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

B. Tujuan pemeriksaan fisik paru

1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan,ekspansi, keadaan kulit dinding dada.

2. Mengetahui frekuensi sifat irama pernapasan.

3. Mengetahui adanya nyeri tekan, masa,peradangan,taktil frektus.

4. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura.

5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya.

6. Mengkaji aliran udara melalui batang trakheabronkial

7. Mengetahui adanya sumbatan aliran udara.

C. Indikasi pemeriksaan fisik paru

Pada pasien dengan gangguan system respiratory


D. Kontraindikasi pemeriksaanfisi paru

pada pasien yang luka bakar

E. Persiapan alat

1. Stetoscop

2. Penggaris setimeter

3. Pensil penanda

F. Pemeriksaan yang dilakukan

1. Inspeksi.

Saat melakukan teknik inspeksi, perawat melakukan observasi dari kepala-


sampai ke ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membran mukosa,
penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan, sirkulasi sistemik, pola
pernapasan, dan gerakan dinding dada. Setiap kelainan harus diperiksa selama
palpasi, perkusi, dan auskultasi.

2. Palpasi

Palpasi dada dilakukan untuk mengkaji berapa daerah. Dengan palpasi, jenis dan
jumlah kerja thoraks, daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat dapat
mengidentifikasi taktil fremitus, getaran pada dada (thrill), angkatan dada
(heaves), dan titik impuls jantung maksimal. Palpasi juga memungkinkan
perawat untuk meraba adanya massa atau benjolan di aksila dan jaringan
payudara. Palpasi pada ekstremitas menghasilkan data tentang sirkulasi perifer,
adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan pengisian kapiler

3. Perkusi

Perkusi adalah tindakan mengetuk-ngetuk suatu objek untuk menentukan


adanya udara. cairan, atau benda padat di jaringan yang berada di bawah objek
tersebut (Malasanos, Barkauskas, dan Stoltenberg-allen, 1990). Perkusi
menimbulkan getaran dan daerah di bawah area yang diketuk dengan
kedalaman 4 sampai 6 cm (Seidel dkk, 1995). Lima nada perkusi adalah
resonansi, hiperesonansi, redup, datar, dan timpani. Perkusi memungkinkan
perawat untuk menentukan adanya cairan yang tidak normal, udara di paru-
paru, atau kerja diafragma.

4. Auskultasi
Penggunaan auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru dan
jantung yang normal maupun yang tidak normal. Auskultasi sistem
kardiovaskular harus meliputi pengkajian dalam mendeteksi bunyi S dan S.
normal, mendeteksi adanya bunyi 53 dan 54 yang tidak normal, dan bunyi
murmur, serta bunyi gesekan. Pemeriksa harus mengidentifikasi lokasi, radiasi,
intensitas, nada, dan kualitas bunyi murmur.

G. Prosedur pelaksanaan

1. Inspeksi Dada

Inspeksi merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat penting pada


pemeriksaan fisik paru.

Inspeksi dada dilihat dari beberapa criteria yaitu :

a. Bentuk dada

1) Normal : diameter Anterior Posterior transversal = 1:2

2) Pigeont Chest / dada burung : sternum menonjol kedepan, diameter


Anterior Posterior > transversal.

3) Barrel Chest / dada tong : Anterior Posterior : transversal = 1:1

4) Funnel Chest : anterior Posterior mengecil, sternum menonjol ke dalam

b. Ekspansi : simestris / tidak

c. Sifat pernafasan : pernafasan dada dan perut

d. Frekuensi pernafasan : 16 18 x/menit : orang dewasa

18 20 x/menit : anak-anak

>20x/menit : tachypnea

<16x/menit : bradipnea

Apnea : tidak terdapatnya pernapasan (mungkin secara periodik)

e. Ritme pernafasan

1) Eupnea : irama normal

2) Kusmaul : cepat dan dalam

3) Hiperventilasi : pernafasan dalam, kecepatan normal

4) BiotS : Cepat dan dalam, berhenti tiba2, kedalaman sama (kerusakan


saraf).

5) Cheyne stoke : bertahap dangkal lebih cepat dan dalam lambat apnea
(kerusakan saraf)

f. Retraksi interkosta : kemungkinan retraksi pada obstruksi jalan nafas


1) Orthopnea : sesak pada waktu posisi berbaring

g. Suara batuk : produktif / tidak

Prosedur pelaksanaan :

a. Buka baju klien dan perhatikan badan klien sebatas pinggang.

b. Atur posisi klien, duduk atau berdiri.

c. Beri penjelasan pada klien tentang apa yang akan dilakukan oleh
pemeriksa dan anjurkan klien untuk tetap santai/rileks.

d. Lakukan pengamatan bentuk dada dari empat sisi yaitu :

1) Depan : Perhatikan klavikula, sternum, dan tulang rusuk.

2) Belakang : Perhatikan bentuk tulang belakang, kesimetrisan scapula.

3) Sisi Kanan

4) Sisi Kiri

e. Inspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetahui kelainana


bentuk dada dan tentukan frekuensi respirasi.

f. Amati keadaan kulit dada, apakah terdapat retraksi intercostalis selama


bernafas, jaringan perut, atau kelinan lainnya.

BHS.INGGRIS

F the medical check

1.Inspection.When performing technique inspection, nurse conducting observations of


kepala-sampai to toe clients to assess the skin and color mucous membrane, general
appearance, the level of consciousness, keadekuatan, circulation systemic, respiratory
pattern, and movement the walls of the chest.Any abnormality of have to be examined for
palpation, percussion, and auscultation.2.Palpation palpation the chest done to assess how
regions.By palpation, type and the amount of work thoracic regions, the pain press it can be
seen and nurses can identify tactile fremitus, vibration at of the chest ( thrill ), the of the
chest ( heaves ), and the point of the cardiac impulse maximum.Palpation also allows nurse
to grope the mass or lump in axillary and tissues the breast.Palpation at the extremities
produce numbers about peripheral circulation, the pulse peripheral, temperature the skin,
color, and filling capillary. 3 .Percussion percussion is the act of mengetuk-ngetuk an object
to determine the existence of air . A liquid , or a solid body on tissue which is under the
object was ( malasanos , barkauskas , and stoltenberg-allen , 1990 ) .Percussion cause
vibration and the area below the area that knock by depth of 4 to 6 personnel, seidel dkk ,
1995 ) .The five tones percussion is resonance , hiperesonansi , dim , flat , and tympanic
.Percussion allow nurse to determine the existence of a fluid that is not normal , air in the
lungs , or labor the diaphragm .4 .Auscultation the use of auscultation enable nurse identify
the pulmonary and the heart that normal as well as an abnormal .Auscultation cardiovascular
system should include study in detecting the s and s . Normal , detecting the presence of the
53 and 54 an abnormal , and sound murmurs , and the sound of friction .Examiner have to
identify the location , radiation , intensity , tone , and quality of the murmurs .
G. implementation procedure
1. Inspection Chest
Inspection is one very important investigation on physical examination of the lung.
Chest inspection visits of several criteria, namely:
a. shape chest
1) Normal: Anterior Posterior diameter - transverse = 1: 2
2) Pigeont Chest / chest birds: sternum protruding fore, Anterior Posterior diameter> transversely.
3) Barrel Chest / chest tong: Anterior Posterior: transversal = 1: 1
4) Funnel Chest: Anterior Posterior shrink, sternum protrudes into
b. Expansion: simestris / no
c. The nature of breathing: breathing chest and abdomen
d. Respiratory frequency: 16-18 x / min: adults
18-20 x / min: children
> 20x / min: tachypnea
<16x / min: bradipnea
Apnea: absence of breathing (probably periodically)
e. the rhythm of breathing
1) Eupnea: normal rhythm
2) Kusmaul: fast and deep
3) hyperventilation: deep breathing, normal speed
4) Biot'S: Fast and deep, stop tiba2, the same depth (nerve damage).
5) Cheyne stokes: shallow gradual - faster and in - slow -apnea (nerve damage)

f. Intercostal retractions: the possibility retracted airway obstruction


1) Orthopnea: packed on when lying down
g. Cough: productive / no
Implementation procedures:
a. Open the clothes client and agency clients noticed the waist.
b. Adjust the position of the client, sitting or standing.
c. Give an explanation to the client about what will be done by the examiner and encourage clients to
stay relaxed / relaxed.
d. Observe the shape of the four sides of the chest:
1) Front: Note clavicle, sternum and ribs.
2) Rear: Note the shape of the spine, scapula symmetry.
3) Right Side
4) Left
e. Inspections overall shape of the chest to determine kelainana chest shape and determine the
frequency of respiration.
f. Observe the state of the skin of the chest, whether there is a retraction intercostalis during
breathing, abdominal tissue, or other.

2. Palpation Chest
Palpation is a technique that checks with the palm and fingers as the sense
of touch.
Palpation of the chest consists of chest expansion and tactile fremitus. Fremitus
is an examination to determine the sound vibration of the respiratory tract. To
know it can be done by tactile palpation or with stethoscope. Fremitus are tactile
examination in children is often less useful information (laindibandingkan adult).
Fremitus examination (vocal resonance) in children is better done with a
stethoscope.
Starting from palpation to auscultation, the second position of the scapula must
be in an open state to expand its field examination. Ask the patient to put his
hands on his shoulders
Implementation procedures:
a. chest expansion
1) Stand in front of clients and place both palms flat on the chest wall clients.
2) Encourage clients to draw breath.
3) Feel the vibration of the chest wall and compare the right side and left side.
4) The examiner stands behind the client, put your arms inspectors on the lateral
side of the client, note vibration laterally during breathing.
5) Place both hands examiner dipunggung client - the thumb is placed along the
spine of tall rib protrusion 10 with the palm touching the posterior surface. The
fingers should be located approximately 5 cm apart with the thumb on the spine
and the other fingers laterally.
6) After exhalation, ask the client to breathe deeply, observing the movement of
the thumb of the examiner.
7) Compare the two sides of the chest wall movement.

b. tactile Fremitus
1) Place the palms on the back of the chest wall near the apex of the lung.
2) Intruksikan client to say "Ninety-nine".
3) Repeat these steps with the hands move to the base of the lung.
4) Compare fremitus on both sides of the lung and the base between the apex of
the lung.
5) Make a tactile palpation fremitus on the anterior chest wall.
6) Ask the client to speak louder or with a lower tone if fremitus dim.

c. Tenderness
Chest press: possibility for rib fractures.
Here's how:
1) put both palms flat to the anterior, and posterior sides.
2) Encourage breathing.
3) Observe: normal when symmetrical hand movements

3. Percussion Chest
Percussion is an examination that is useful to determine the location of
pathological lung disorder and it is important to do with the correct technique.
Percussion performed denganmemukulkan third finger on the third finger on the
hand next to it (which positioned hyperextension) in the chest cavity between
the ribs. Make woken several times to cause a sound conclusion that the hearing
examiner.
Healthy lungs percussion sounds are resonant. Hipersonor encountered no
circumstances pneumothorax, emphysema, asthma, and kaverna. Percussion
dim found in the liver, heart, consolidation, atelectasis, pleural effusion, inflitrat,
pleurisy and lung tumors. On the chest wall yangtipis as infants, normal lung also
sounds hipersonor. In the massive infiltrates (lobar pneumonia or tumor),
bronchial lumen still raises echoes of percussion so the noise that arises is dim
timpani. In scattered infiltrates (eg bronchopneumonia, miliary tuberculosis),
which terperkusi is lung tissue, maybe a little infiltrates terperkusi so perkusinya
still resonant. With percussion examination we can also determine the limits lung
development and large liver.
Implementation procedures:
1) Position the client supine or lying.
2) For the anterior pulmonary percussion, percussion starts from the top down on
the clavicle spasium premises intercostalis 4-5 cm intervals to follow a
systematic pattern.
3) Compare the right and left.
4) Instruct the client sitting or standing position.
5) For the posterior pulmonary percussion, percussion done from the top down to
the lungs.
6) Compare left and right sides.
7) Intruksikan clients to take a deep breath and hold it for determiner level acting
as the diaphragm.
8) Percuss along the line till the scapula on the location of the lower limit until
the resonant turned into dim.
9) Mark the area dimming of sound with a pencil or marker.
10) instruct the client to breathe optimally and hold it.
11) Perform percussion sounds dim or pins I above. Usually the sound of faint to-
2 found on signs I. Tick on the skin where there is a faint sound (mark II).
12) Measure the distance between the mark I and mark II. In women the distance
between the two marks is normally 3-5 cm, 5-6 cm in men.

hand position
1. Place your finger on the chest wall pleksimeter which will be examined to
produce percussion sounds louder, press a finger firmly. This way is better than
doing tapping harder

2. on the other hand, perform tapping without movement of the elbow (do
tapping quickly and as reflex)

3. The tapping is done at the very end (in the picture), then move the finger
quickly so that vibrations are not damped.

2. Palpasi Dada

Palpasi adalah teknik pemeriksaan dengan menggunakan telapak dan jari


tangan sebagai indra peraba.

Palpasi dada terdiri dari ekspansi dada dan taktil fremitus. Fremitus adalah
pemeriksaan untuk mengetahui getaran suara dari saluran nafas.
Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan cara palpasi taktil atau dengan
stetoskop. Pemeriksaan fremitus secara taktil pada anak seringkali kurang
memberikan informasi yang berguna (laindibandingkan dewasa). Pemeriksaan
fremitus (resonansi vokal) pada anak lebih baik dilakukan dengan stetoskop.

Mulai dari palpasi hingga auskultasi, Posisi kedua skapula harus dalam keadaan
terbuka untuk memperluas lapang pemeriksaan. Minta pasien untuk meletakkan
kedua tangannya pada bahu

Gambar: posisi kedua tangan pada pemeriksaan dada posterior

Prosedur pelaksanaan:

a. Ekspansi dada
1) Berdiri didepan klien dan letakkan kedua telapak tangan secara datar pada
dinding dada klien.

2) Anjurkan klien untuk menarik nafas.

3) Rasakan getaran dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi kiri.

4) Pemeriksa berdiri di belakang klien, letakkan tangan pemeriksa pada sisi


lateral klien, perhatikan getaran kesamping selama bernafas.

5) Letakkan kedua tangan pemeriksa dipunggung klien ibu jari diletakkan


sepanjang penonjolan spina setinggi iga ke-10 dengan telapak menyentuh
permukaan posterior. Jari-jari harus terletak kurang lebih 5 cm terpisah dengan
ibu jari pada spina dan jari lain ke lateral.

6) Setelah ekshalasi, minta klien untuk bernafas dalam, observasi gerakan


ibu jari pemeriksa.

7) Bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada.

b. Taktil Fremitus

1) Letakkan telapak tangan pada bagian belakang dinding dada dekat apeks
paru.

2) Intruksikan klien untuk mengucapkan Sembilan-sembilan.

3) Ulangi langkah tersebut dengan tangan bergerak ke bagian dasar paru.

4) Bandingkan fremitus pada kedua sisi paru dan diantara apeks dasar paru.

5) Lakukan palpasi taktil fremitus pada dinding dada anterior.

6) Minta klien untuk berbicara lebih keras atau dengan nada lebih rendah jika
fremitus redup.

c. Nyeri Tekan

Nyeri dada tekan: kemungkinan karena fraktur iga.

Caranya:

1) letakkan kedua telapak tangan secara datar bisa pada anterior, sisi dan
posterior.

2) Anjurkan tarik nafas.

3) Amati: normal bila gerakan tangan simetris

3. Perkusi Dada

Perkusi merupakan pemeriksaan yang berguna untuk menentukan lokasi


patologis dari kelainan paru dan penting untuk dilakukan dengan teknik yang
benar. Perkusi dilakukan denganmemukulkan jari ketiga di atas jari ketiga tangan
sebelahnya (yang diposisikan hiperekstensi) di sela iga rongga dada. Lakukan
ketukan beberapa kali untuk menimbulkan kesimpulan suara yang di dengar
pemeriksa.

Suara perkusi paru yang sehat adalah sonor. Hipersonor dijumpai ada
keadaan pneumothorax, emfisema, asma, dan kaverna. Perkusi yang redup
dijumpai pada hati, jantung, konsolidasi, atelektasis, efusi pleura, inflitrat,
pleuritis, dan tumor paru. Pada dinding dada yangtipis seperti pada bayi, paru
normal juga akan terdengar hipersonor. Pada infiltrat masif (pneumonia lobaris
atau tumor), lumen bronkus masih menimbulkan gema perkusi sehingga suara
yang timbul adalah redup timpani. Pada infiltrat tersebar (misalnya
bronkopneumonia,tuberculosis milier), yang terperkusi adalah jaringan paru,
mungkin infiltrat sedikit saja terperkusi sehingga perkusinya masih sonor.
Dengan pemeriksaan perkusi kita juga bisa menentukan batas pengembangan
paru dan besar hepar.

Prosedur pelaksanaan :

1) Atur posisi klien supinasi atau terlentang.

2) Untuk perkusi paru anterior, perkusi dimulai dari atas klavikula ke bawah
pada spasium intercostalis denga interval 4-5 cm mengikuti pola sistematik.

3) Bandingkan sisi kanan dan kiri.

4) Anjurkan posisi klien duduk atau berdiri.

5) Untuk perkusi paru posterior, lakukan perkusi mulai dari puncak paru ke
bawah.

6) Bandingkan sisi kiri dan kanan.

7) Intruksikan klien untuk menarik nafas panjang dan menahannya untuk


mendeterminasi gaerakan diafragma.

8) Lakukan perkusi sepanjang garis scapula samapi pada lokasi batas bawah
sampai resonan berubah menjadi redup.

9) Tandai area redupnya bunyi dengan pensil atau spidol.

10) Instruksikan klien untuk menghembuskan nafas secara maksimal dan


menahannya.

11) Lakukan perkusi dari bunyi redup atau tanda I keatas. Biasanya bunyi redup
ke-2 ditemukan diatas tanda I. Beri tanda pada kulit tempat ditemukannya bunyi
redup (tanda II).

12) Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada wanita jarak antar kedua tanda
ini normalnya 3-5 cm, pada pria 5-6 cm.

Posisi tangan

1. Tempatkan jari pleksimeter pada dinding dada yang akan diperiksa untuk
menghasilkan bunyi perkusi yang lebih keras, tekan jari dengan kuat. Cara ini
lebih baik daripada melakukan pengetukan lebih keras
2. pada tangan lainnya, lakukan pengetukan tanpa pergerakan siku (lakukan
pengetukan dengan cepat dan seperti refleks)

3. pengetukan dilakukan di bagian paling ujung (pada gambar), kemudian


pindahkan jari dengan cepat agar getaran tidak teredam.

Pemeriksaan :

membandingkan bunyi perkusi paru kanan dan kiri secara berurutan

Suara
No Nada Waktu Patologi
Perkusi

1. Pekak > Tinggi > Pendek Padat / Cair

Udara <
Redup Tinggi Pendek
2. Normal

Sonor Normal Normal Normal


3.

Udara >
Hipersonor Rendah Panjang
4. Normal

Timpani > Rendah > Lama Udara Saja


5.

4. Auskultasi Paru (Bronkovesikuler, Vesikuler, Bronkial, Mengi,


Ronki )

Auskultasi merupakan bagian dari pemeriksaan fisik paru dengan tujuan


untuk mendengarkan suara paru, sehingga secara tidak langsung
menggambarkan keadaan saluran nafas. Dengan auskultasi dapat didengarkan
suara napas, suara tambahan, suara bisik dan suara percakapan.

Auskultasi dada mempunyai dua bagian yaitu :

a. Auskultasi paru depan

1. Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan
berhadapan dengan pemeriksa.
2. Tempelkan stetoskop pada dinding dada

3. Mintalah pasien menarik napas pelan- pelan dengan mulut terbuka.

4. Dengarkan satu periode inspirasi dan ekspirasi.

5. Mulailah dari depan diatas klavikula kiri dan teruskan kesisi dinding dada
kanan.

6. Sselanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan seterusnya, sampai kedada


bagian bawah.

7. Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk pemeriksaan di daerah


aksila kanan dan kiri.

8. Bandingkan suara napas kanan dan kiri, serta dengarkan adanya suara
napas tambahan

b. Aulkultasi paru belakang

1. Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan
membelakangi pemeriksa.

2. Tempelkan kepala stetoskop pada supraskapula dada belakang kiri, dan


dengarkan dengan seksama, kemudian lanjutkan kebagian dada kanan.

3. Selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan seterusnya, sampai kedada bagian


bawah.

4. Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk auskultasi pada aksila


posterior kanan dan kiri.

5. Bandingkan getaran suara kanan dan kiri, dengarkan adanya suara napas
tambahan

N Suara
Sifat keterangan
o. Nafas

Bronkovesiku Inspirasi terdengar penuh, Suara Nafas


1 lar Ekspirasi penuh, No silent gap Dasar Normal

Inspirasi terdengar penuh, Suara Nafas


Vesikular
2 ekspirasi lemah & pendek Dasar - Normal

Inspirasi dan ekspirasi penuh, Suara Nafas


Bronkial
3 silent gap Dasar Normal

4 Ronki Basah Saluran Napas Besar,


- Kasar Gelombang udara besar pecah
(kesadaran menurun, KU
lemah)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemeriksaan fisik paru merupakan pemeriksaan yang sangat penting pada


pemeriksaan fisik anak. Secara umum, pemeriksaan fisik paru pada anak sama
dengan pada dewasa. Namun karena umurnya yang belum kooperatif,
pendekatan yang dilakukan seorang dokter pada saatmelakukan pemeriksaan
berbeda dengan pendekatan pada orang dewasa.

Pemeiksaan fisik paru adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
melakukan pengkajian fisik pada pasien yang mengalami abnormalitas system
pernapasan yang meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

B. SARAN

Kami selaku penyusun merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
bacaan yang bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya. Amien
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry 2005, Fundamental Keperawatan, Jaakarta : EGC

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik paru merupakan pemeriksaan yang sangat penting pada
pemeriksaan fisik seseorang. Secara umum, pemeriksaan fisik paru pada semua orang sama.
Pemeriksaan fisik dimulai dengan memperkenalkan diri. Langkah awal ini adalah langkah
penting untuk memperoleh kepercayaan dari pasien guna mendapatkan informasi yang
akurat. Pasien ditempatkan pada posisi yang nyaman, namun memudahkan pemeriksa untuk
melakukan pemeriksaan. Baju pasien harus dibuka untuk mendapatkan pandangan yang
menyeluruh terhadap leher, dinding dada, dan abdomen.
Sebelum melakukan pemeriksaan paru, lakukan anamnesis yang lengkap mengenai
keluhan dan perjalanan penyakit pasien. Pada sebuah penelitian, anamnesis yang baik dan
lengkap dapat lebih berguna dalam menegakkan diagnosis suatu penyakit paru dibandingkan
pemeriksaan fisik paru. Pemeriksa harus membersihkan tangan sebelum melakukan
pemeriksaan dengan air bersih dan sabun. Pemeriksaan harus dilakukan pada ruangan yang
tenang, bersih, hangat, terang, dan memberikan privasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud pemeriksaan fisik paru ?
2. Bagaimana cara melakukan tindakan pemeriksaan fisik paru ?
3. Tindakan apa saja yang harus di lakukan pada pemeriksaan fisik paru ?
4. Apa indikasi, kontraindikasi, dan tujuan dari pemeriksaan fisik paru ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan fisik paru.


2. Untuk mengetahui cara melakukan pemeriksaan fisik paru.
3. Untuk mengetahui tindakan yang harus di lakukan pada pemeriksaan fisik paru.
4. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan fisik paru beserta tujuannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemeriksaan Fisik Paru


Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir
pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
B. Tujuan
1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit dinding dada.

2. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan.

3. Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan, taktil fermitus.

4. Mengetahui keadaan paru, rongga pleura.

5. Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain disekitarnya.

6. Mengkaji aliran udara melalui batang trakeobronkial.

7. Mengetahui adanya sumbatan udara.

C. Indikasi
Pada pasien dengan gangguan sistem Respiratori
D. Kontraindikasi
Pada pasien yang luka bakar berat
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan alat :
a. Stetoskop
b. Jam
2. Langkah-langkah :
a. Inspeksi :
1) Observasi penampilan umum
2) Diameter anterior posterior dalam proporsi dengan diameter lateral
3) Postur, posisi tulang belakang, lengkung tulang iga dan simetrisitas tulang scapula
4) Simetrisitas ekspansi dinding dada, kedalaman dan panjangnya pernapasan
5) Mengkaji reaksi interkosta dan penggunaan otot tambahan
6) Evaluasi kulit, membran mukosa dan bibir
7) Kaji kuku mengenai warna dan bentuk
8) Inspeksi posisi trakea

b. Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan fisik dengan sentuhan, rabaan maupun sedikit tekanan
pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara teroganisir dari satu bagian ke
bagian yang lain. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau
organ.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
1) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
2) Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering.
3) Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
4) Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
5) Palpasi leher terhadap adanya : deviasi trakea, masa leher, pembesaran kelenjar limpa
6) Palpasi massa otot dan tulang torak mengenai urutan : bengkak, nyeri, massa, pulsasi dan
krepitasi
7) Kaji ekspansi dinding dada : perhatikan gerakan ibu jari dan simetrisitas tangan
8) Pengkajian secara sistematis terhadap taktil premitus
9) membandingkan gerakan dada posterior kanan - kiri
10) merasakan fremitus taktil suara dengan cara meminta pasien mengucapkan "tujuh -
tujuh" posisi kedua tangan pada pemeriksaan dada posterior :

Temuan pada Pemeriksaan Palpasi Paru


PALPASI NORMAL ABNORMAL
Kulit dan Kulit tak nyeri tekan, Kulit lembab atau terlalu
dinding dada lembut, hangat, dan kering. kering
Krepitus berbunyi tajam
ketika di palpasi yang
disebabkan oleh kebocoran
udara dari paru-paru
kedalam jaringan subkutan.
Tulang belakang dan iga tak Nyeri tekan setempat
nyeri tekan.
Fremitus Simetris, vibrasi ringan Peningkatan fremitus
teraba pada dinding dada akibat vibrasi melalui media
selama bersuara. adat, seperti pada tumor
paru.
Penurunan fremitus akibat
vibrasi melalui peningkatan
ruang dalam dada, seperti
pada pneumothorak atau
obesitas.
Fremitus asimetris
merupkan suatu kondisi
yang tidak normal.
Ekspansi dada Ekspansi simetris 3-8 cm Ekspansi kurang dari 3 cm,
lateral nyeri atau asimetris.

c. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan dari perkusi adalah berusaha
menangkap getaran suara yang dihasilkan dari phalange (tulang jari). Perkusi secara sitematis
dada ante/posterior, lateral perhatikan intensitas, nada, kwalitas dan lamanya buyi,vibrasi
yang keluar.
1) Prosedur perkusi
a) Tempatkan jari pleksimeter pada dinding dada yang akan diperiksa untuk menghasilkan
bunyi perkusi yang lebih keras, tekan jari dengan kuat. Cara ini lebih baik daripada
melakukan pengetukan lebih keras

b) Pada tangan lainnya, lakukan pengetukan tanpa pergerakan siku (lakukan pengetukan dengan
cepat dan seperti refleks)

c) pengetukan dilakukan di bagian paling ujung (pada gambar), kemudian pindahkan jari
dengan cepat agar getaran tidak teredam

Pemeriksaan :
a. Membandingkan bunyi perkusi paru kanan dan kiri secara berurutan
b. Menentukan batas bawah paru

Secara normal Orang Indonesia batas bawah pulmo dextra posterior terletak sejajar
dengan processus spinosus thoracal IX atau thoracal X, batas bawah pulmo sinistra
posterior terletak sejajar dengan processus spinosus thoracal VIII atau IX.

2) suara-suara yang dijumpai pada perkusi

No. Suara Perkusi Nada Waktu Patologi


1 Pekak > Tinggi >Pendek Padat/ Cair

2 Redup Tinggi Pendek Udara< Normal

3 Sonor Normal Normal Normal

4 Hipersonor Rendah Panjang Udara> Normal

5 Timpani >Rendah >Lama Udara saja

d. Auskultasi
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas sebagai berikut :
No Suara Nafas Sifat Keterangan
1. Bronkovesikular Inspirasi terdengar penuh, Suara Nafas Dasar
Ekspirasi penuh, No silent gap Normal
2. Vesikular Inspirasi terdengar penuh, Suara Nafas Dasar
ekspirasi lemah & pendek - Normal
3. Bronkial Inspirasi dan ekspirasi penuh, Suara Nafas Dasar
silent gap Normal
4. Ronki Basah - Kasar Saluran Napas Besar, Gelombang
udara besar pecah (kesadaran
menurun, KU lemah)
5. Ronki Basar - Sedang Saluran Napas Kecil, Gelombang Bronkiektasis,
udara kecil pecah Bronkopneumoni
6. Ronki Basah - Halus Terbukanya asinus/alveoli seperti Sembab Paru Dini,
gesekan rambut Pneumoni Dini
7. Ronki Kering - Sonorus Nada Rendah, Obstruksi parsial
saluran napas besar, mengerang

8. Ronki Kering - Sibilan Nada Tinggi, Obstruksi saluran


kecil, mencicit (squeaking), lebih
mudah didengar waktu ekspiras

Anda mungkin juga menyukai