Anda di halaman 1dari 104

Memahami Diri

Melalui Perkembangan
Psikoseksual
Gangguan
Apa itu
Perilaku
Psikoseksual
Seksual

2 Cara Melihat
Perkembangan Kesimpulan
Psikoseksual
Apa itu
Psikoseksual
Kamus Merriam Webster: 
1) berhubungan dengan aspek mental-kejiwaan,
emosional dan perilaku dari perkembangan
seksual;
2) berhubungan dengan sikap mental-kejiwaan
atau sikap emosional dari aktivitas seksual;
3) berhubungan dengan psikologi fisiologis dari
jenis kelamin.
• Dari kata “Psyche”: kejiwaan dan
“seksual”: berkenaan dengan kepriaan
dan kewanitaan

Psikoseksual:
Mental kejiwaan, emosi dan perilaku
seseorang sehubungan dengan kepriaan
dan kewanitaannya.
Kematangan,
Kematangan,
Perkembangan

integrasi
psikoseksual
integrasi

Gangguan
Gangguan
(disorder)
(disorder)
Parafilia atau
Gangguan Perilaku
Seksual
Parafili
a

• bahasa Yunani; para: “pada sisi lain”


atau “melampaui”, dan philos: “cinta”,
persahabatan".
• Dengan kata lain, terdapat deviasi
(para) dalam ketertarikan seseorang
(filia).
Parafilia
☻☻Gangguan
Gangguandimanadimanaseseorang
seseorangsecara
secarakuat
kuatmengalami
mengalami
dorongan
doronganseksual
seksualdan
danmelampiaskannya
melampiaskannyadengan dengan cara
cara
berfantasi/melakukan
berfantasi/melakukantindakan
tindakanseksual
seksualyang
yang
melibatkan:
melibatkan:
 Non-human
Non-humanobjects;
objects;
 Anak
Anakdidibawah
bawahumur;
umur;
 Orang
Orangdewasa,
dewasa,tanpa
tanpapersetujuan
persetujuandari
dariyang
yang
bersangkutan;
bersangkutan;
 Cara
Caramelukai/menyiksa
melukai/menyiksadiri sendiri
diri atau
sendiri atauorang lain.
orang lain.
☻☻Ketidakmampuan
Ketidakmampuanmengalami
mengalamikepuasan
kepuasanseksual
seksualtanpa
tanpa
stimulus
stimulusyang
yangdibutuhkan
dibutuhkantersebut
tersebut
Faktor-factor Penyebab
• Teori Psikodinamik: kegagalan dalam
perkembangan psikoseksual
• Teori Pembelajaran: ada hubungan
antara pengalaman seksual di masa
kecil dengan perilaku seksual di
masa dewasa
• Predisposisi Biologis:
ketidaknormalan hormon,
ketidaknormalan kromosom, dsb.
Parafilia

Pemilihan 8 gangguan paraphilia dalam


DSM V berdasarkan dua alasan utama:
 dapat ditemukan secara umum dibanding
jenis paraphilia lain
 memerlukan tindakan merugikan orang
lain untuk kepuasan diri dan
dikategorikan sebagai perbuatan kriminal
Parafilia
Gangguan 8 gangguan paraphilia dalam DSM V:
1. Voyeurisme
2. Exhibisionisme
3. Froteurisme
4. Masokisme Seksual
5. Sadisme Seksual
6. Pedofilia
7. Fetisisme
8. Tansvetisisme
Parafilia Lain…
1. Voyeurisme

• Dari kata Bahasa Perancis: voir (melihat)


• Merupakan penyimpangan dimana orang
mendapatkan kepuasan seksual dengan cara
mengintip/melihat orang lain yang telanjang atau
orang lain yang sedang melakukan aktivitas
seksual
Voyeurisme di Sekitar Kita…
Voyeurisme di Sekitar Kita…
• Perilaku nonton film yang
mengandung objek dan adegan-
adegan seksual…
• mengintip celana dalam dan beha
• memandangi orang yang dianggap
berpotensi menjadi partner seksual
• dapat disebut sebagai
kecenderungan voyeurisme dalam
derajat yang rendah.
2. Exhibisionisme

Dorongan seksual dan perilaku untuk


mendapatkan kepuasan seksual dengan
cara memamerkan atau mengekspos
bagian tertutup seperti alat kelamin,
payudara, atau bokong kepada orang
lain. Sangat jarang melakukan kontak
fisik dengan korban
Beberapa jenis perilaku dapat
dimasukkan sebagai suatu bentuk
eksibisionisme, di antaranya:

•Anasirma: mengangkat rok


ketika tidak mengenakan celana
dalam, dengan tujuan untuk
memamerkan alat kelamin.
hing: membuka secara sementara anggota tubuh y
nya tertutup. Pada perempuan misalnya memame
a singkat payudara telanjang dengan gerakan
angkat dan menurunkan pakaian dan/atau bra sec
at. Atau juga memamerkan secara singkat alat kela
aki atau perempuan.
•Martimaklia: Suatu jenis parafilia yang
melibatkan ketertarikan seksual agar
orang lain menonton tindakan seksual
yang dilakukannya.

•Mooning: mempertunjukan bokong


telanjang dengan cara mendodorkan
celana dan celana dalam.
• Streaking: aksi
berlari telanjang
bulat melintasi
tempat umum.
Tujuannya biasanya
bukan bersifat
seksual, tetapi nilai
ketegangan dan
"kejutan", dan dapat
dilakukan laki-laki
atau perempuan.
•Kandaulisme: ketika seseorang
menelanjangi pasangan seksualnya dengan
cara yang eksplisit.

•Reflektoporn: aksi menelanjangi diri


sendiri dan mengambil gambar (foto atau
video) dengan menggunakan permukaan
memantul, seperti cermin, kemudian
mengunggah gambar tersebut ke internet
atau forum publik.
3. Frotteurisme
• Dari kata Bahasa Perancis: “frotter”:
meraba
• Jenis penyimpangan dimana orang
mendapatkan kepuasan seksual dengan
cara memegang, meraba, menggesekkan
alat kelamin, memeluk, bagian sensitif
dari orang lain (payudara, vagina, dll).
Biasanya dilakukan di tempat umum
seperti bis, kereta api, mall, dan berbagai
tempat keramaian.
Frotteurisme Di Sekitar Kita
4. Sexual Masochism

 Jenis penyimpangan
dimana orang
mendapatkan
kepuasan seksual
melalui stimulus
menyakitkan atau
dengan melukai diri
sendiri.
 Bisa dilakukan sendiri
atau melibatkan orang
lain
6. Pedophilia
• Mengalami rangsangan dan kepuasan sexual
dengan melakukan kontak seksual dengan
anak-anak di bawah umur
• Pelaku biasanya adalah orang yg dikenal oleh
korban: tetangga, anggota keluarga, dsb
• Sebagian besar pelaku tidak melakukan
tindakan kekerasan selain tindakan seksual tsb
• Pelaku biasanya memungkiri bahwa ia
memaksa korban (“dia diam saja kok, pasti dia
juga menginginkannya…”)
Etiologi
• Pengalaman masa kecil:
Mengalami seksual dan pelecehan
seksual atau emosional di masa
kecil

PERSONALITY TRAITS
• Gangguan kepribadian anti-social
• Kemarahan yang terpendam akibat
rasa diri tidak berharga, minder,
tertutup, kaku, dsb. (insecure)
Pedofilia di Sekitar
Kita
Pedofilia di Sekitar
Kita
5. Sadisme Seksual

 Penyimpangan seksual dimana kepuasan


seksual didapatkan melalui stimulus
dengan menyakiti/melukai orang lain.
7. Fetishisme

• Parafilia dimana
orang mendapatkan
kepuasan seksual
dengan
menggunakan obyek
benda mati, mis:
pakaian dalam,
stocking, sepatu dll
• Istilah “fethisisme” mulai dipakai tahun 1800an dari
kata Portugis feitico: daya Tarik obsesif 
• Penderita: 90% pria
• Etiologis:
 Kelainan hormon
 Gratifikasi seksual masa kecil melalui benda-benda
tertentu
 Pembiasaan
 Alkohol dan berbagai zat adiktif yang membuat
fantasi lebih liar tanpa kendali
8. Transvestisisme

• Dorongan tak
terkendali dari
seorang laki-laki
untuk berdandan
seperti
perempuan demi
mendapatkan
kepuasan
seksual
Parafilia Lain
Telephone scatologia
• Mereka yang mendapatkan kepuasan dengan
membicarakan hal-hal cabul melalui telepon
Necrophilia
• dari bahasa Yunani:
νεκρός (nekros;
"mayat" atau "mati")
dan φιλία (philia;
"persahabatan").
• Mendapatkan
kepuasan melalui
hubungan seksual
dengan mayat
Necrophilia di sekitar kita
Necrophilia
di sekitar kita
Penyebab
• Rosman and Resnick (1989). Dari 34 kasus
necrophilia ditemukan beberapa motivasi
perilaku:
 Memiliki pasangan yang tidak menolak/melawan:
68%
 Reuni dengan pasangan romantis: 21%
 Tertarik secara seksual pada mayat: 15%
 Mengatasi perasaan terisolasi: 15%
 Memenuhi rasa percaya diri dengan
mengekspresikan power pada korban yang tak
berdaya: 12%
Rosman, J. P.; Resnick, P. J. (1 June 1989). "Sexual attraction to corpses: A psychiatric review
of necrophilia" (PDF/HTML). Bulletin of the American Academy of Psychiatry and the Law.
17 (2): 153–163.
Zoophilia
• Istilah zoophilia
merupakan kombinasi
dari dua kata Yunani: ζῷον
(zṓion: binatang) and
φιλία (philia: cinta atau
persahabatan
• Merupakan parafilia
dimana seseorang
mendapatkan kepuasan
melalui hubungan dengan
binatang.
Dalam tradisi Yahudi dicantumkan larangan berhubungan
seksual dengan binatang beserta hukumannya:
• “Janganlah engkau berkelamin dengan binatang apapun,
sehingga engkau menjadi najis dengan binatang itu.
Seorang perempuan janganlah berdiri di depan seekor
binatang untuk berkelamin karena itu suatu perbuatan
keji”. (Im 18:23)
• “Bila seorang laki-laki berkelamin dengan seekor binatang,
pastilah ia dihukum mati, dan binatang itu pun harus kamu
bunuh juga. Bila seorang perempuan menghampiri
binatang apapun untuk berkelamin, haruslah kau bunuh
perempuan dan binatang itu; mereka pasti dihukum mati
dan darah mereka tertimpa pada mereka sendiri. (Im
20:15-16)
Konteks:
Bangsa Israel adalah bangsa yang
dikuduskan untuk Tuhan, kerena itu
mereka tidak boleh mengikuti kebiasaan
bangsa-bangsa di sekitar. (Im 18:3)

Artinya:
Persetubuhan dengan binatang telah
menjadi praktek yang ditemukan pada
bangsa-bangsa sekitar Israel pada zaman
itu.
Coprophilia
• Dari Bahasa Yunani: κόπρος,
kópros: kotoran and φιλία,
philía: cinta, persahabatan.
• Hasrat seksual yang muncul
sehubungan dengan kotoran:
1) melihat orang buang air
besar; 2) buang air besar di
atas orang lain: 3) tubuhnya
menjadi tempat buang air
besar
Klismaphilia
• Dari kata Yunani κλύσμα
("enema“) dan φιλία: cinta,
persahabatan
• Jenis paraphilia dimana
orang mendapatkan
kepuasan dengan
menggunakan enema, baik
dengan menggunakan
sendiri maupun melayani
orang lain
Urolagnia
• Dari Bahasa Yunani: ouron
– air kencing, dan lagneia:
nafsu
• Jenis paraphilia dimana
orang mendapatkan
kepuasan seksual melalui
fantasi atau perbuatan
mengencingi atau
dikencingi
Autagonistophilia
• Jenis paraphilia
dimana seseorang
hasrat seksual
seseorang
dibangkitkan dengan
mempertontonkan
diri di depan publik,
di panggung atau
live camera ketika
sedang
berhubungan
seksual
Somnophilia
• dari Bahasa Latin
"somnus“: tidur dan
Yunani: φιλία: cinta,
persahabatan.
• Jenis paraphilia dimana
hasrat seksual seseorang
dibangkitkan oleh orang
yang dalam keadaan
tidak sadar. Disebut juga
“the Sleeping Beauty
Syndrome”
Stigmatophilia
• Parafilia dimana
hasrat seksual
seseorang
dibangkitkan oleh
pasangan yang
memiliki tato atau
bekas luka pada
bagian alat-alat
kelamin
Infantilisme atau
Autonepiophilia
Merupakan regresi
psikoseksual dimana
seseorang mendapatkan
kepuasan dengan mengalami
keadaan ketika bayi
• Bentuk-bentuk perilaku:
memakai pakaian bayi:
popok, pampers atau
menggunakan dot untuk
minum, dll.
Memahami Diri
Melalui Perkembangan
Psikoseksual
2 Cara Melihat Perkembangan
Psikoseksual

Psikoanalisa
Sigmund Freud

Teori Ikatan
Emosional
John Bowlby
Memahami Diri
Melalui Perkembangan
Psikoseksual
Sigmund Freud
(1856-1939)
(1856-1939)
Pelopor Teori
Psikoanalisa
Membagi
Membagi struktur
struktur kepribadian
kepribadian
kedalam
kedalam tiga
tiga komponen:
komponen:
id,
id, ego
ego dan
dan super
super ego.
ego.
Id
Id berorientasi
berorientasi pada
pada prisip
prisip
kenikmatan,
kenikmatan, egoego berorientasi
berorientasi
pada
pada prinsip
prinsip realitas
realitas
sedangkan
sedangkan super
super ego
ego bersifat
bersifat
moralitas.
moralitas.
Sigmund Freud
Membagi Tahap
Perkembangan Psikoseksual
Menjadi 5 Fase:
1.Fase Oral
2.Fase Anal
3.Fase Faliks
4.Fase Laten
5.Fase Genital
Tiap tahap perkembangan adalah
Tugas untuk diselesaikan
Jika sukses dilewati maka akan
menghasilkan kepribadian yang
sehat
Jika terhambat atau fiksasi maka
akan ada gangguan
kepribadian/perilaku yang
terbawa pada perkembangan
selanjutnya
Fase ORAL
Fase Oral
usia 0 – 1 tahun
pusat kepuasan mulut
aktivitas makan, minum,
menyusu,
memasukan segala
sesuatu ke mulut
Fase Oral
kebutuhan makan-minum, penerimaan,
perlindungan dan rasa aman,
optimisme
fiksasi perilaku sadistik, perilaku oral
(makan, merokok, menggigit
jari, dll), pesimisme, cemburu
narsistik, penuntut, caper,
manja, kurang daya juang
Fase ANAL
Fase Anal
usia 1 – 3 tahun
pusat kepuasan anus
aktivitas BAB: menahan
atau mempermainkan BAB
kebutuhan kemandirian, kebebasan,
kemampuan untuk menentukan
perilaku sendiri
Fase Anal
fiksasi
jorok/kurang rapi,
rendah diri, sadomasokistik

kikir, keras kepala, kaku pada


aturan
Fase Faliks
Fase Faliks
usia 3 – 6 tahun
pusat kepuasan genital
aktivitas bermain,
meraba alat
kelamin
Fase Falis
Karakteristik Penis Envy

Electra Complex

Oedipus Complex

Castration Anxiety
Fase Faliks kebutuhan
Persaingan yang sehat,
kebanggaan sehat atas
kemampuan diri,
identifikasi ke orang tua
sesuai gender: awal
pembentukan identitas
gender
Fiksasi
persaingan dan ambisi yang
tidak sehat karena rasa malu
atas hilangnya control,
memberontak,
penyimpangan perilaku
seksual: homoseksual,
exhibisionisme, fethishisme
Fase Laten
Fase Laten

usia 6 – 12 tahun

karakteristik Aktivitas seksual “tidur”


Energi seksual diarahkan pada
Aktivitas sekolah, intelektual
bersosialisasi
Fase Laten

kebutuhan keterampilan sosial, intelektual

fiksasi Informasi seksualitas yang tidak


sehat/seimbang, perilaku homo
seksualitas, kurang kontrol diri
Salah mengalihkan energi
Fase Genital
Fase Genital
usia 12 – 18 tahun

karakteristik Kebangkitan kembali seksual


(terarah keluar)
Cinta heteroseksual
Puberitas
Autoerotisme
Fase Genital
kebutuhan keseimbangan, kehangatan,
kepedulian

fiksasi kekacauan identitas,


memperkuat pengalaman
tahap faliks
Dua Fase Utama
Perkembangan Psikoseksual

• Seksualitas Anak-anak: 0 – 11/13 tahun


Fase: Oral, Anal, Faliks, Laten

• Seksualitas Dewasa: 12/14 tahun - …


Fase: Genital, dst.
2 dimensi seksualitas
manusia
Menurut Freud, seksualitas manusia selalu memiliki dua
dimensi:
• Dimensi genital. Dorongan utama dalam perkembangan
psikoseksual
• Dimensi afektif-sosial. Berkembang karena supresi
seksual genital masa laten, dan menuju kematangan
pada masa puberitas.
• Freud lebih menekankan unsur genital dari
perkembangan psikoseksual
PERSPEKTIF TEORI “ATTACHMENT”
ATAU IKATAN EMOSIONAL
• Harlow and Zimmerman (1959)
membuat penelitian tentang kebutuhan
bayi monyet
• Ia menemukan bahwa yang dibutuhkan
bayi dari ibunya bukan hanya makanan
tetapi rasa aman
“Kasih ibu selama masa bayi dan
kanak-kanak sangat penting sebagai
vitamin dan protein untuk kesehatan
mental.”
Bowlby, 1953
Teori Ikatan (Attachment)
• Dirintis oleh John Bowlby
• Attachment merupakan ikatan emosional yang dalam dan
langgeng yang menghubungkan seorang dengan yang lain
melintasi waktu dan jarak (Ainsworth, 1973; Bowlby, 1969).
• Attachment tidak harus timbal balik dan dapat terjadi hanya
sepihak.
• Attachment ditandai dengan perilaku pada anak-anak, misalnya
mencari perlindungan kepada figur yang memberi kasih sayang
ketika merasa bingung atau terancam (Bowlby, 1969).
• Dalam perkembangan bisa ada beberapa figur tetapi tetapi selalu
ada bias dari pengasuh utama, bias ini disebut monotropy
• Attachment theory
menekankan
pentingnya pola relasi
anak-pengasuh dalam
masa pertumbuhan

• Pola relasi ini akan


mempengaruhi orang
sepanjang hidupnya,
teristimewa dalam
berelasi dengan orang
lain.
Tahap-tahap Attachment
1) Preattachment. Lahir – 6 minggu
• Menarik perhatian orang dewasa dengan menangis,
senyum, mendekut, kontak mata. Bereaksi terhadap
kehadiran orang lain secara umum;
Tahap-tahap Attachment
2) Pembentukan attachment (6 minggu – 8 bulan)
• Bayi mulai mengembangkan rasa kepercayaan terhadap
ibu dan mulai bergantung padanya ketika membutuhkan.
Mereka dapat ditenangkan dengan cepat oleh ibunya
dan mulai lebih banyak senyum kepadanya.
Tahap-tahap Attachment
3) Attachment terbentuk (rentang usia 6 – 8 bulan sampai 18
bulan – dua tahun)
• Attachment sudah terbangun.
• Bayi lebih memilih ibunya daripada orang lain dan
merasakan kecemasan ketika terpisah dari ibu.
• Intensitas kecemasan dipengaruhi oleh temperamen
bayi dan cara pengasuh merespon dan
menenangkannya.
Tahap-tahap Attachment
4) Pembentukan relasi timbal balik (18 bulan ke atas)
• Ketika kemampuan berbahasa berkembang,
kecemasan karena keterpisahan berkurang.
Bayi mulai mengerti kapan ibunya pergi dan
kapan akan datang lagi. Dengan demikian rasa
aman berkembang walaupun ibunya tidak hadir
secara fisik ia tahu bahwa ibunya selalu ada
untuknya. Bowlby menyebut rasa aman ini
sebagai internal working model.
• Internal Working Model merupakan kunci
dalam teori attachment
• Internal Woking Model merupakan proses
berpikir yang dibangun atas dasar
pengalaman masa lalu dan menolong
seseorang untuk mempertimbangkan
respon dan aksi
Model-model Ikatan Emosional
Model-model Ikatan Emosional
Test Bowlby’s menggunakan “situasi yang asing” dan seseorang merekam respon
anak terhadap kehadiran dan ketidakhadiran ibu mereka.

AMAN/KUAT
Secure attachment–
• Merasa aman
• Eksploratif
• Hidup dengan
kepercayaan
• Didukung oleh cinta yang
tulus dan konsistensi
ibu/pengasuh
menanggapi kebutuhan
anak
Model-model Ikatan Emosional

BERGANTUNG/CEMAS
Anxious/preoccupied attachment:
• tidak mempercayai bahwa ibu
akan memenuhi kebutuhan
mereka.
• bersikap acuh tak acuh terhadap
kehadiran atau ketidakhadiran
ibu mereka, tetapi ada
kecemasan di dalam diri mereka.
• Mereka tidak eksploratif dan
secara emosional menjaga jarak.
• Dikondisikan oleh Ibu yang
kurang memperhatikan
kebutuhan anak.
Model-model Ikatan Emosional

MENOLAK
Avoidant/ Dismissive Attachment
• menunjukkan campuran antara
kemarahan dan ketakberdayaan
terhadap ibu mereka.
• bertindak pasif dan merasa tidak
aman. Pengalaman telah
mengajarkan kepada mereka
bahwa mereka tidak dapat
bergantung pada ibunya.
• Dikondisikan oleh perilaku ibu
yang tidak konsisten. Kadang-
kadang ibunya responsif kadang
juga menelantarkan anaknya.
Model-model Ikatan Emosional

TAKUT
Disorganized/disoriented
attachment-
• Cenderung murung, marah,
pasif atau apatis (acuh tak
acuh).
• Dikondisikan oleh
ibu/pengasuh yang dapat
bertindak dalam kondisi
ekstrim yang berbeda-beda,
misalnya kadang sangat pasif
dan tiba-tiba agresif atau
kelihatan takut tetapi tiba-
tiba menjadi sangat
mengerikan.
Pengaruh Ikatan Emosional Bayi
Pada Relasi Masa Dewasa
Ikatan Emosional Aman/Kuat
 Relasi yang aman dengan pengasuh
menjadi fondasi untuk membangun relasi
dengan dunia luar berhubungan dengan
banyak orang;
 Merasa aman dan terhubung, membiarkan
dirinya dan orang lain bergaul dengan
bebas;
 Mudah memberi dan meminta dukungan
dari dan kepada partner atau yang lain;
 Dalam relasi cenderung jujur, terbuka,
apa adanya, melihat semua orang setara.
Relasi independen tapi
saling menyayangi.
Pengaruh Ikatan Emosional Bayi Pada Relasi Masa Dewasa

Ikatan Emosional Bergantung


 Relasi: lari pada fantasi untuk
menghindar rasa tak nyaman;
 Menolong partner tapi untuk rasa
nyaman diri sendiri;
 Cemas dan takut kehilangan;
 Lebih lekat dengan berbagai cara
bahkan menuntut ketika ada
ancaman terhadap relasi;
 Relasi yang independen dan saling
percaya ditasfsirkan sebagai
bentuk penolakan, tidak disayang
lagi.
Pengaruh Ikatan Emosional Bayi Pada Relasi Masa Dewasa

Ikatan Emosional Menolak


 Cenderung menjaga jarak dengan
partner;
 Membangun kebebasan semu,
seolah-olah relasi tidak penting,
dapat hidup sendiri, gampang
untuk memisahkan diri dari orang
lain. Lebih membangun hidup
batin;
 Gampang mematikan emosi, ketika
ada masalah dengan partner, akan
mudah berkata: “saya tidak
peduli”.
Pengaruh Ikatan Emosional Bayi Pada Relasi Masa Dewasa

Ikatan Emosional Takut


 Hidup dalam ambivalensi: takut terlalu
dekat dan takut terlalu jauh dengan
partner;
 Ingin berelasi dekat tetapi takut disakiti.
Akibatnya mengalami kebuntuan,
terperangkap dalam emosi yang labil, tidak
menemukan cara berelasi yang baik;
Pengaruh Ikatan Emosional Bayi Pada Relasi Masa Dewasa

Ikatan Emosional Takut


 Relasi sangat fluktuatif, kadang di
awan-awan kadang di lembah, kadang
terperangkap dalam kedekatan
terbunuh oleh rasa penolakan;
 Sangat rawan kekerasan dan
pelecehan.
Type ikatan emosional
• Elsa: Avoidant/Menolak
• Pemicu waktu kecil terlalu diproteksi (disembunyikan),
memakai sarung tangan sehingga tidak merasakan, tidak
merasakan.
• Karena menggunakan kemampuan membekukan ia
mencelakakan Ana. Ia merasa bersalah dan menjaga jarak
secara fisik maupun emosi dengan Ana.
• Ketika Ana mengkonfrontir perilakunya yang menolak semua
orang, Elsa merasa terancam dan menggunakan senjatanya
kemudian lari bersembunyi.
• Tidak nyaman dengan kedekatan dalam relasi, menghindari
kedekatan emosi
• Sulit mempercayai orang lain apalagi tergantung
Type ikatan emosional
• Elsa: Avoidant/Menolak

• Anna: Anxious/cemas
• Akar di masa kecil: ditinggalkan orang tua, diacukan saudari/Elsa
• Ia terus mencari Elsa untuk berelasi tetapi selalu kecewa dan
terluka
• Terus mencari cinta, begitu cepat jatuh cinta dan begitu
bergantung ketika ada yang mencintai
• Relasi tidak aman karena ada ekspektasi: takut ditolak atau
ditelantarkan
• Tipe ini meremehkan perhatian orang walaupun diberikan
dengan tulus
Tentang Bowlby Sendiri
 Edward John Mostyn Bowlby CBE, MA
(Cantab), BChir, MD, MRCP, FRCP,
FRCPsych, Hon ScD;
 Lahir dari pasangan Anthony (dokter
bedah) dan Mary;
 Ayah ibu yang kurang akur dan tinggal
terpisah, Bobly hanya sekali-sekali
bertemu ibunya;
 Bowlby dan kelima saudaranya
dibesarkan oleh pengasuh (nanny)
bernama Minnie;
 Pada usia 4 tahun, Minnie pergi
meninggalkan keluarganya. Bowlby
menyebutnya sebagai kehilangan seorang
ibu dan menjadi peristwa traumatis
untuknya;
Tentang Bowlby Sendiri
 Kehilangan figur ibu ini
berkontribusi dalam penemuan
teori attachment (ikatan
emosional);
 Pada usia 7 tahun Perang Dunia II
dimulai dimana ayahnya terlibat
sehingga harus meninggalkan
Bolwby dan saudara-saudarinya
dan hanya bertemua dua kali
setahun;
 Pada usia 10 tahun ia belajar di
boarding school (sekolah khusus
dengan asrama).
Model Ikatan Emosional
Bowlby Pada Masa Dewasa
 Awalnya: Anxious/Avoidant
 Pengalaman Penyembuhan
 Akhirnya: Secure
Ikatan emosional yang paling ideal ialah ikatan
emosional aman atau secure attachment. Dengan
segala karakteristik positifnya, jenis ikatan
menandakan integrasi dan membebaskan dalam
relasi. Kabar baiknya ialah bahwa setiap orang
diberikan potensi untuk dapat mengalami ikatan
emosional ini dengan syarat pengenalan diri
tentang ikatan emosional yang terbentuk dalam
diri dan menempuh proses penyembuhan.
2 dimensi seksualitas
manusia
Menurut Freud, seksualitas manusia selalu memiliki dua
dimensi:
• Dimensi genital. Dorongan utama dalam perkembangan
psikoseksual
• Dimensi afektif-sosial. Berkembang karena supresi
seksual genital masa laten, dan menuju kematangan
pada masa puberitas.
• Freud lebih menekankan unsur genital dari
perkembangan psikoseksual
Bwolby seorang Freudian
Perbedaan dengan Freud:
Bowlby menekankan
kemampuan manusia
untuk menentukan dirinya
sendiri melalui proses
pembelajaran daripada
menjadi “korban”
dorongan-dorongan
instingtifnya.
• Namun kedua sudut pandang terhadap
perkembangan psikoseksual ini tetap dapat
membantu untuk pengolahan seksualitas kita.
• Kita diperkaya untuk melihat dimensi-dimensi
pengalaman di masa lalu yang mungkin telah
berkontribusi pada kematangan seksual kita
ataupun sebaliknya menjadi pemicu bagi
terhambatnya kematangan psikoseksualitas kita.

Anda mungkin juga menyukai