Insomnia
Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup
tidur, meski terdapat cukup waktu untuk melakukannya. Gangguan ini bisa berdampak pada
aktivitas penderita keesokan harinya.
Insomnia ditandai dengan sulit tidur atau tidur yang tidak nyenyak. Keluhan tersebut
dapat memicu gejala lain, seperti lelah dan mengantuk di siang hari, serta sulit fokus dalam
beraktivitas. Sulit tidur dapat membuat penderita insomnia kurang konsentrasi sehingga berisiko
mengalami kecelakaan bila sedang berkendara. Insomnia juga bisa menurunkan daya ingat dan
gairah seks, serta menimbulkan gangguan fisik dan mental.
Pengobatan insomnia tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan kondisi pasien.
Metode yang dapat diberikan oleh dokter adalah psikoterapi atau konseling, obat-obatan, atau
kombinasi keduanya.
Insomnia dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara sederhana berikut ini:
2. Parasomnia
Parasomnia merupakan gangguan kualitas tidur karena adanya episode abnormal saat tidur.
Beberapa episode abnormal yang dimaksud antara lain berjalan saat tidur, mimpi buruk, atau
paralisis (yang dalam istilah awam sering disebut ketindihan).
Terdapat berbagai macam gangguan tidur yang termasuk parasomnia. Beberapa gangguan yang
paling sering ditemui adalah:
• Nightmare
• Night terror
Gangguan tidur lainnya adalah paralisis saat tidur, enuresis (mengompol), halusinasi
tidur, atau sleep talking. Parasomnia lebih banyak dialami oleh anak-anak dibandingkan dengan
orang dewasa.
Beberapa hal lain yang bisa menyebabkan seseorang rentan mengalami parasomnia
adalah:
• Pengguna narkoba
Pengobatan parasomnia tergantung pada jenis gangguan tidur yang dialami. Bila
parasomnia yang dialami adalah gangguan tidur berjalan, maka hal yang paling penting adalah
memastikan bahwa lingkungan di sekitar tempat tidur aman. Selain itu, keluarga dapat
memasang kunci atau alarm pada jendela dan pintu untuk mencegah penderita gangguan tidur
berjalan membahayakan dirinya. Selain itu, secara umum dapat memberikan obat-obatan untuk
membantu penderita agar tidur lebih nyenyak. Sebagian besar parasomnia akan hilang dengan
sendirinya seiring bertambah usia.
3. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kondisi yang membuat seseorang merasa lelah dan mengantuk
berlebih di siang hari. Penderita akan tetap kelelahan meski telah tidur dengan durasi yang
cukup.Kondisi yang juga disebut excessive daytime sleepiness (EDS) ini memiliki dua jenis,
yakni primer dan sekunder.
Gejala hipersomnia dapat berbeda-beda di tiap penderita. Perbedaan ini tergantung dari
penyebabnya. Namun secara umum, gejala yang muncul dapat berupa:
a. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat mengatasi narkolepsi, juga bisa digunakan untuk
mengatasi hipersomnia. Contohnya, amphetamine, methylphenidate, dan modafinil. Obat-
obatan ini termasuk golongan stimulan yang dapat membantu pasien agar merasa lebih segar
dan tidak mengantuk.
Perubahan gaya hidup juga penting sebagai bagian dari pengobatan hipersomnia. Dokter
mungkin akan menyarankan pasien untuk:
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan sistem saraf yang menyebabkan rasa kantuk berlebih pada
siang hari serta tertidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat. Tidak hanya dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini juga bisa membahayakan penderitanya.
Sebagian besar penderita narkolepsi memiliki kadar hipokretin rendah. Hipokretin adalah
zat kimia dalam otak yang mengendalikan waktu tidur. Penyebab rendahnya hipokretin diduga
akibat penyakit autoimun.
Narkolepsi juga diduga dapat disebabkan oleh penyakit yang merusak bagian otak penghasil
hipokretin, seperti:
Tumor otak
Cedera kepala
Ensefalitis
Multiple sclerosis
Pengobatan Narkolepsi
Untuk narkolepsi ringan, pengobatan dapat dilakukan dengan mengubah pola kebiasaan
tidur. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa kantuk di
siang hari dan meningkatkan kualitas tidur di malam hari:
Olahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari, dan jangan melakukannya terlalu
dekat dengan waktu tidur. Disarankan untuk berolahraga paling lambat 2 jam sebelum
tidur.
Hindari konsumsi makanan dengan porsi berat sebelum tidur.
Usahakan bangun pagi dan tidur malam pada jam yang sama setiap hari.
Biasakan tidur siang selama 10–15 menit setelah makan siang.
Jangan konsumsi kafein dan alkohol, serta hindari merokok sebelum tidur.
Lakukan hal-hal yang dapat merelaksasi pikiran sebelum tidur, seperti membaca atau
mandi air hangat.
Buat suasana dan suhu kamar senyaman mungkin.
Jika gejala yang muncul cukup parah, penderita perlu diberikan obat-obatan. Obat yang
diberikan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan, usia, riwayat penyakit, kondisi kesehatan
secara menyeluruh, dan efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Beberapa jenis obat yang digunakan untuk meredakan gejala narkolepsi meliputi:
Apnea tidur atau sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan
seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur. Kondisi ini dapat ditandai
dengan mengorok saat tidur dan tetap merasa mengantuk setelah tidur lama.
Pada banyak kasus, penderita tidak menyadari gejala sleep apnea. Beberapa gejala itu justru
disadari oleh orang yang tidur sekamar dengan penderita. Beberapa gejala umum yang muncul
saat penderita sleep apnea sedang tidur adalah:
Selain gejala yang muncul saat tidur, penderita sleep apnea juga bisa merasakan keluhan
setelah bangun dari tidur, antara lain:
Sleep apnea disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa jenis sleep apnea menurut
penyebabnya:
Pengobatan apnea tidur tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan sleep
apnea. Sleep apnea yang ringan dapat ditangani secara mandiri, misalnya dengan menurunkan
berat badan, berhenti merokok, mengurangi minum minuman beralkohol, serta mengubah posisi
tidur. Jika kondisinya sudah cukup parah, sleep apnea perlu mendapatkan penanganan secara
medis, antara lain dengan terapi khusus dan operasi.
A. Pengkajian
Aspek yang perlu di kaji pada klien untuk mengidentifiksi gangguan kebutuhan istirahat dan
tidur meliputi pengkajian mengenai riwayat tidur, pola tidur, seperti jam berapa klien masuk
kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur, dan keteraturan Pola Tidur klien, Kebiasaan
yang dilakukan klien menjelang tidur seperti membaca buku, buang air kecil dan lain-lain
Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya Kebiasaan tidur siang,
Lingkungan tidur klien, bagaimana kondisi lingkungan tidur klien apakah kondisinya gelap,
suhunya dingin dan lainlain. Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup, status emosi dan
mental klien. mempengaruhi terhadap kemampuan untuk Istirahat dan Tidur Perilaku deprivasi
tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai gangguan Istirahat Tidur
Penampilan wajah misalnya, Adakah area gelap di sekitar mata, bengkak dikelopak mata,
kongjungtiva kemerahan atau mata yang terlihat cekung.Perilaku yang terkait dengan gangguan
ekstra tidur, misalnya apakah klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi atau
terlihat bingung Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah latih atau lesu. Biasanya Gejala
klinis yang mungkin muncul perasaan lelah, Gelisah, Emosi dan Apatis. Adanya kehitaman di
daerah sekitar mata, Konjungtiva merah dan mata perih
B. Diagnosa keperawatan
Dari analisa data yang di kumpulkan maka dapat disimpulkan klien mengalami gangguan
Istirahat Tidur maka diangkatlah Diagnose Keperawatan Gangguan Pola Tidur yang di sebabkan
oleh: kerusakan transport oksigen: gangguan metabolisme: kerusakan eliminasi: pengaruh
menggangu dengan data pendukung Pasien tampak lemah, konjungtiva anemis, ada bantalan
hitam pada kelopak mata. Maka di buatlah rencana tindakan yang akan dilakukan pada pasien
dengan pemenuhan Istirahat Tidur agar pasien dapat beristirahat dengan baik
C. Itervensi Keperawatan
Dari diagnosa yang telah di angkat maka dapat di buat rencana tindakan untuk memenuhi
kebutuhan istirahat tidur dengan Identifikas faktor yang mempengaruhi masalah tidur,lakukan
pengurangan istraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat menggangu tidur, tingkatkan aktivitas
pada siang hari Kurangi potensial cedera, selama tidur berikan pendidikan kesehatan dan lakukan
Rujukan jika di perlukan
D. Implementasi keperawatan
Dari rencana tindakan yang sudah di buat maka dapat dilakukan perawatan untuk memicuh
pasien tidur meliputi: menganjurkan pasien untuk mandi sebelum tidur; minum susu hangat;
membaca buku; menonton tv; menggosok gigi sebelum tidur; mencuci muka sebelum tidur; atau
membersihkan atau merapikan tempat
E. Evaluasi keperawatan
Dari tindakan yang sudah di buat dapat kita evalusai pada akhir tindakan yang perlu di evalusi
adalah masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat di nilai dari adanya kemampuan dalam
memenuhi Pasien dapat tidur selama 7-8 jam/hari tanpa terbangun, Pasien dapat mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab gangguan tidur Pasien dapat menggunakan teknik-teknik untuk
mengatasi gangguan tidur tidak di temukan tanda klinis gangguan tidur dan menyimpang pada
pasien seperti timbulnya perasaan segar, tidak gelisah,dan apatis. Hilangnya bantalan hitam di
kelopak mata bawah. Kelopak mata yang kelihatan bengkak berkurang atau hilang tidak adanya
konjungtiva merah dan mata perih. Pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh, serta tidak di
temukan gangguan proses berpikri, bicara dan lain-lain.