LAPARATOMI
DIRUANGAN IBS/OK
DELFIYANA, S.Kep
C03119096
MENGETAHUI :
PRESEPTOR
AKADEMIK Ns. Nurliah M.Kep TTD :
TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK
6) Intestinal perforation
9) Internal bleeding
(Sjamsurihidayat dan Jong, 2010).
4. Penatalaksanaan/Jenis-Jenis Tindakan
Ada 4 cara insisi pembedahan yang dilakukan, antara lain:
a. Midline incision
Metode insisi yang paling sering digunakan, karena sedikit
perdarahan, eksplorasi dapat lebih luas, cepat di buka dan di tutup,
serta tidak memotong ligamen dan saraf. Namun demikian, kerugian
jenis insis ini adalah terjadinya hernia cikatrialis. Indikasinya pada
eksplorasi gaster, pankreas, hepar, dan lien serta di bawah umbilicus
untuk eksplorasi ginekologis, rektosigmoid, dan organ dalam pelvis
(Yenichrist, 2008).
b. Paramedian
Yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5
cm). Terbagi atas 2 yaitu, paramedian kanan dan kiri, dengan
indikasi pada jenis operasi lambung, eksplorasi pankreas, organ
pelvis, usus bagian bagian bawah, serta plenoktomi. Paramedian
insicion memiliki keuntungan antara lain : merupakan bentuk insisi
anatomis dan fisiologis, tidak memotong ligamen dan saraf, dan
insisi mudah diperluas ke arah atas dan bawah (Yenichrist, 2008).
c. Transverse upper abdomen incision
Yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy
dan splenektomy (Yenichrist, 2008).
d. Transverse lower abdomen incision
Yaitu; insisi melintang di bagian bawah ± 4 cm di atas anterior
spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendectomy (Yenichrist,
2008).
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (wong, 2009) sebagai berikut:
a. Pemeriksaan rektum : adanya darah menunjukkan kelainan pada
usus besar ; kuldosentesi, kemungkinan adanya darah dalam
lambung ; dan kateterisasi, adanya darah menunjukkan adanya lesi
pada saluran kencing.
b. Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit dan analisis urine.
1. Resiko infesi, dengan NOC: Kontrol infeksi NIC: kontrol infeksi intra operasi
faktor resiko: Prosedur Selama dilakukan tindakan operasi Aktifitas:
invasif: pembedahan, tidak terjadi transmisi agent infeksi. 1. gunakan pakaian khusus ruang operasi
infus, DC Indikator: 2. Pertahankan prinsip aseptic dan
a. Alat dan bahan yang dipakai antiseptic Dapat mencegah kontaminasi
tidak terkontaminasi kuman terhadap daerah operasi
Resiko hipotermi dengan faktor resiko:
NOC: control temperature Berada diruangan yang dingin setelah
Indicator : prosedur operasi/perawatan.
a. Temperature ruangan
nyaman NIC: pengaturan temperature:
b. Tidak terjadi hipotermi intraoperatif
Aktivitas:
a. Atur suhu ruangan yang nyaman
b. Lindungi area diluar wilayah
operasi
c. Membantu menstabilkan suhu
klien.
d. Kehilangan panas dapat terjadi
waktu kulit dipajankan
e. Resiko cedera dengan faktor
resiko: Gangguan persepsi sensori
karena anestesi NOC: control
resiko
f. Indicator: tidak terjadi injuri NIC:
surgical precousen
Aktifitas:
a. Tidurkan klien pada meja operasi
dengan posisi sesuai kebutuhan
b. Monitor penggunaan instrumen,
jarum dan kasa
c. Pastikantidak ada instrumen,
jarum atau kasa yang tertinggal
dalam tubuh klien
d. Mencegah jatuhnya klien.
e. Dapat mengetahui pemakaian
intrumen, jarum dan kasa.
f. Dengan tertinggalnya benda asing
dapam tubuh klien dapat
menimbulkan bahaya.
Respiratory monitoring
a. Monitor rata – rata,
kedalaman, irama
dan usaha respirasi
b. Catat pergerakan
dada,amati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi
otot supraclavicular
dan intercostal
c. Monitor suara
nafas, seperti
dengkur
d. Monitor pola
nafas : bradipena,
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
e. Catat lokasi trakea
f. Monitor kelelahan
otot diagfragma
( gerakan
paradoksis )
g. Auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan / tidak
adanya ventilasi
dan suara tambahan
h. Tentukan
kebutuhan suction
dengan
mengauskultasi
crakles dan ronkhi
pada jalan napas
utama
i. Auskultasi suara
paru setelah
tindakan untuk
mengetahui
hasilnya
Smeltzer dan Bare 2013 Buku ajar keperawatan Medikal Bedah Bruner dan Sudart Edisi 12
Jakarta EG
Huda, Nuratif dan Hardi kusuma 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa
Nanda NIC NOC Jakarta Media Action
Guyton, Arthur C, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, EGC Penerbit buku
kedokteran, Jakarta, 1987.