D DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA PASIEN TRAUMA SERVICAL
DI RUANG CEMPAKA RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
Disusun Oleh :
A32020108
GOMBONG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
NIM: A32020108
COVER.............................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
A. Pengertian.............................................................................................1
B. Etiologi ................................................................................................2
C. Tanda dan Gejala..................................................................................2
D. Fokus pengkajian..................................................................................3
E. Patofisiologi..........................................................................................6
F. pathway.................................................................................................7
G. Intervensi keperawatan.........................................................................12
A. Pengertian
1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, pekerjaan, suku, bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, no
registrasi, diagnosa medis
2. Riwayat Kesehatan
Tingkat kesadaran/GCS, konvulsi, mutah, disonea/takipnea, sakit kepala,
wajah simetris/tidak, lemah, luka di kepala,paralise,akumulasi secret pada
saluran napas, adanya liquor dari hidung dan telinga, kejang
3. Riwayat masa lalu
Riwayat kesehatan keluarga dan penyakit keturunan jika ada, terapi obat
saat ini, harus diketahui baik yang berhubungan dengan sistem saraf
maupun penyakit lainnya
4. Aktivitas dan istirahat
Gejala kelemahan, kelelahan, insomnia, merasa gelisah dan ansietas.
Pembatasan aktivitas kerja sehubungan dengan efek proses penyakit
5. Sirkulasi
Tanda takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasidan
nyeri), tekanan darah hipotensi, kulit membrane mukosa,turgor, malnutrisi
6. Integritas ego
Gejala ansietas, ketakutan misalnya : perasaan tak berdaya/taka da
harapan. Faktor stress akut/kronis misalnya : hubungan dengan keluarga
dan pekerjaan, pengobatan yang mahal
7. Eliminasi
Gejala tekstur feses, defekasi darah mukosa dengan atau tanpa keluar
feses. BAK, warna urine
8. Makan dan cairan
Gejala penurunan lemak, tonus otot dan turgor kulit buruk,membrane
mukosa bibir pucat, inflamasi rongga mulut
Tanda anoreksia, mual dan muntah. Penurunan berat badan, tidak toleransi
terhadap diit
9. Hygiene
Tanda ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, stomatitis
menunjukan kekurangan vitamin
10. Nyeri dan kenyamanan
Nyeri pada kepala, punggung dan menjalar pada bagia kanan kanan
11. Pemeriksaan fisik persistem :
a. Breathting
Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan irama
jantung, sehingga terjadi perubahan pada napas, kedalaman, frekuensi
maupun iramanya, bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia breathing.
Napas berbunyi, stridor, ronkhi, wheezing (kemungkinan karena
aspirasi), cenderung terjadi peningkatan produksi sputum pada jalan
napas
b. Blood
Efek peningkatan tekanan intracranial terhadap tekanan darah
bervariasi. Tekanan pada pusat vasomotor akan meningkatkan
transmisi rangsangan parasimpati ke jantung yang akanmengakibatkan
denyut nadi menjadi lambat, merupakan tanda peningkatan
intracranial. Perubahan jantung (bradikardia, takikardia yang diselingi
dengan bradikardia, disritmia)
c. Brain
Gangguan kesadaran merupakan salah satubentuk manifestasi adanya
gangguan otak akibat cedera kepala, kehilangan kesadaran sementara,
amnesia seputar kejadian, vertigo, sinkope, tinnitus, kehilangan
pendengaran. Bila perdarahan hebat/luas dan mengenai otak akan
terjadi gangguan pada nervus cranialis
d. Blader
Pada cedera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi,
inkontinensia urine, ketidakmampuan menahan miksi.
e. Bowel
Terjadi penuruanan fungsi pencernaan : bising usus lemah, mual,
muntah,kembung dan mengalami perubahan selera. Gangguan
menelan dan terganggunya proses eliminasi alvi.
f. Bone
Pasien sering datang pada kondisi parese, paraplegi. Pada konsisi yang
lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat pula terjadi
spatisitas atau ketidakseimbangan otot-otot antagonis yang terjadi
karena rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak
E. Patofisiologi
Trauma servikal adalah peningkatan level Ca pada intraseluler yang
mengakibatkan kerusakan pada endotel pembuluh darah yang dalam beberapa
jam kemudian dapat menimbulkan aneurisma dan rupture pada pembuluh
darah di medulla spinal. Peningkatan potassium pada ekstraseluler yang
mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada sel (Conducition Block). Hipoxia
akan merangsang pelepasan katekolamin sehingga terjadi perdarahan dan
nekrosis pada sel.
Ditingkat seluler, adanya kerusakan mitokardia akibat deficit suplai O2
dapat merangsang pelepasan superoksid (radikal bebas), disertai terjadinya
ketidakseimbangan elektrolit, dan pelepasan mediator inflamasi dapat
mengakibatkan terjadinya kematian sel ( apoptosis) dengan manifestasi sel
mengkerut dan kromatin neulear yang padat.
Penyebab terjadinya cedera tulang adalah kecelakaan, jatuh , cedera
olahraga. Menurut terjadinya cidera servikal dibagi atas fleksi, fleksi rotasi,
ekstensi, kompresi aksiial. Cidera servikaal atas adalah fraktur atau dilokasi
yang mengenai Basis Occiput C2. Cidera tulang belakang servikal bawah
termasuk fraktur dan dislokasi ruang tulang C3-C7. Ruang tulang C5 adalah
yang terserang mengalami fraktur.
C1 hanya berupa cincin tulang yang terdiri atas arcus anterior yang
tebal dan arcus posterior yang tipis, serta masa lateralis pada masing-masing
sisinya. Tulang ini berartikulasi dengan kondilus occipitalis membentuk
articulation atlanto occipitalis, tempat berlangsung gerakan mengangguk. Di
bawah tulang ini beratikulasi dengan C2, membentuk articulasio atlanto-
axialis, tempat berlangsung gerakan memutar kepala. Ketika cidera terjadi
fraktur tunggal atau multiple pada cincin C1 dan dislokasi atlanto-occipitalis
sehingga menyebabkan ketikmampuan menggerakan kepala dan kerusakan
pada batang otak. Cidera pada C1 dan C2 menyebabkan ventilasi spontan
tidak efektif.
Pada C3-C5 dapat terjadi kerusakan nervus frenikus sehingga dapat
terjadi hilangnya inervasi otot pernafasan aksesori dan otot intercostal yang
dapat menyebabkan komplince paru menurun.
Pada C4-C7 dapat terjadi kerusakan tulang sehingga terjadi penjepitan
medulla spinalis oleh ligamentum flavum di posterior dan kompresi
asteosif/material diskus dari anterior yang bias menyebabkan nekrosis dan
menstimulasi pelepasan mediator kimia yang menyebabkan kerusakaan
myelin dan akson, sehingga otot-otot abdominal. Intek pada diafragma, otot
trapezius, dan sebagian pectoralis mayor.
Cedera servikal dapat menimbulkan lesi atau cedera pada medulla
spinalis yang dapat terjadi beberapa menit setelah adanya benturan keras
mengenai medulla spinalis. Saat ini, secara histologis medulla spinalis masih
normal. Dalam waktu 24-48 jam kemudian terjadi nekrosis fokal dan
inflamasi.pada waktu cidera terjadi disrupi mekanik akson dan neuron. Ini
disebut cedera neural primer. Disamping itu juga terjadi perubahan fisiologis
dan patologis progresif akibat cedera neural sekunder.
Beberapa saat setelah terjadi kecelakaan atau trauma pada servikal
maka akan terjadi kerusakan secara struktur yang mengakibatkan gangguan
pada saraf spinal dan pembuluh darah disekitarnya yang akan menghambat
suplai O2 ke medulla spinalis atau akan terjadi iskemik pada jaringantersebut.
Karena terjadi iskemik pada jaringan tersebut, dalam beberapa menit dan jam
kemudian aka nada pelepasan vasoactive agent dan cellular enzyme yang
menyebabkan konstriksi kapiler pada pusat substansi abu-abu medulla
spinalis. Ini merupakan permulaan dari cedera neural sekunder pada cedera
medulla spinalis.
F. PATHWAY
Cedera pada
kepala
Mengenai
ruas tulang
belakang
Cedera pada
servikal
Trauma
servikal
Pelepasan Trauma pada
prostaglandin jaringan
Trauma C1-
C2
Respon nyeri
hebat & akut Kerusakan Terdapat paparan
fungsi atlanto- terhadap
Kerusakan batang
oksipital lingkungan luar
otak
Nyer Akut
Ketidak Peningkatan
mampuan paparan oleh
menggerakan Gangguan regulasi
patogen
menggerakan pusat persyaratan
kepala
Risiko infesi
Ganguan ventilasi
Gangguan spontan
mobilitas fisik
A. ANALISA DATA
Otot menggerakan
Kaki 4 kepala
kanan
Kaki kiri 4 Gangguan
Tangan 3
Mobilitas Fisik
Kanan
Tangan 4
Kiri
No.
SLKI SIKI RASIONAL
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238) Mengetahui tindakan dan
keperawatan selama 2 x 5 jam penanganan yang akan diberikan
Observasi
diharapkan masalah keperawatan nyeri Untuk membantu pasien
Lakukan pengkajian nyeri tentang
akut dapat teratasi dengan kriteria mengungkapkan perasaan
lokasi, durasi, karakteristik, skala,
hasil : nyerinya dengan tepat
intensitas atau keparahan nyeri
1. Kontrol Nyeri (L.08063) Membantu mengurangi rasa nyeri
Gunakan teknik komunikasi
Indikator A T pasien
Melaporkan 2 4 terapeutik untuk mengetahui
Membantu proses penanganan
nyeri terkontrol pengalaman nyeri pasien
pasien dan untuk mengurangi
Kemampuan 2 4 Indentifikasi faktor yang
penyebab masalah pasien
mengenali memperberat dan memperingan
penyebab nyeri nyeri
Kemampuan 2 4
Terapeutik
menggunakan
Ajarkan tentang teknik non
teknik non
farmakalogi
farmakologis
Kolaborasi pemberian atau
Keluhan nyeri 2 4
menggunakan analgetik dengan
tepat
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Dukungan Mobilitas Fisik (I. Untuk mengetahui adanya
keperawatan selama 2 x 5 jam 05173) nyeri
diharapkan masalah keperawatan Untuk mengetahui
Observasi
gangguan mobilitas fisik dapat teratasi kemampuan gerak
Identifikasi adanya nyeri/
dengan kriteria hasil : Untuk memberikan cara
keluhan fisik lain
mobilisasi
1. Mobilitas Fisik (L. 05042) Identifikasi toleransi fisik
Untuk mengajarkan dan
melakukan pergerakan
Indikator A T memandirikan, melatih
Pergerakan 2 4 Monitor kondisi umum selama
gerakan mobilisasi dini
ekstermitas atas melakukan mobilisasi
rentang gerak 2 4 Terapeutik
(ROM) Fasilitasi aktivitas mobilisasi
Gerakan 2 4
dengan ala bantu (mis.
terbatas
Keluhan nyeri 2 4 Pagartempt tidur)
Fasilitasi melakukan pergerakan
Keterangan : Libatkan keluarga untuk
1. Menurun membantu pasien dalam
2. Cukup menurun meningkatkan pergerakan
3. Sedang Ajarkan mobilisasi sederhana
4. Cukup meningkat yang harus dilakukan (mis.
5. Meningkat Tiduran di tempat tidur
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
08,35 Mengkaji nyeri pada pasien S : pasien mengatakan nyeri masih terasa di
bagian leher,punggung, dan menjalan pada
bagiab tangan kanan. rasanya seperti
tertekan,skala nyeri 7, nyeri bertambah ketika
digerakan, nyeri bersifat terus menerus
O : pasien tampak kesakitan
08. 40 Menanyakan kekuatan gerak pasien S: pasien mengatakan kedua kakinya, dan tangan
kirinya sudah bias digerakan, sedangkan tangan
kanannya sakit digerakan
O: pasien tampak kesakitan saat menggerakan
tangan kanannya
15 Januari Mengkaji TTV S:-
2021 O:
Pukul 08.00 -TTD: 150/90
- Nadi: 60
-Suhu: 36,0
-RR: 24
08. 05 Menghitung GCS S:-
O : GCS 15
E4 M6 V5
Kesadaran normal
08.10 Mengkaji nyeri pada pasien S : pasien mengatakan nyeri masih terasa di
bagian leher,punggung, dan menjalan pada
bagiab tangan kanan. rasanya seperti
tertekan,skala nyeri 7, nyeri bertambah ketika
digerakan, nyeri bersifat terus menerus
O : pasien tampak kesakitan
08. 20 Pemberian terapi obat S:-
O : pasien telah diberikan injeksi iv bolus
Rantin 2 x 50 mg
Asam mafenamat 3 x1
Inj. metilprednisolon 2 x 62,5 mg
08.30 Menanyakan kekuatan gerak pasien S: pasien mengatakan anggota gerak masih
lemah
O: Mengkaji kekuatan gerakan motorik pasien
Kaki kanan : 4
Kaki kiri : 4
Tangan kanan : 3
Tangan kiri :4
D. EVALUASI
TGL/JAM NO. DX EVALUASI PARAF
14 Januari 1. S : pasien mengatakkan nyeri di bagian leher, pundak dan menjalar ditangan bagian kanan
2021 O : pasien tampak kesakitan dan lemah terbaring, bantuan total oleh keluarga.
13.00 A : masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Indentifikasi lokasi nyeri
- Berikan teknik non farmakologi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Pemberian terapi obat sesuai indikasi
- Rantin 2x 250 mg
- Mecobalamin 500 mg
- Methylprednisolone 2x 62,5 mg
2 S : pasien mengatakan sakit ketaka tangan kanannya digerakan
O : pasien terlihat kesakitan
A : masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Ajarkan mobilisasi dini
15 Januari 1. S : pasien mengatakkan nyeri di bagian leher, pundak dan menjalar ditangan bagian kanan
2021 O : pasien tampak kesakitan dan lemah terbaring, bantuan total oleh keluarga
13.00 A : Masalah Keperawatan nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Indentifikasi lokasi nyeri
- Berikan teknik non farmakologi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Pemberian terapi obat sesuai indikasi
- Rantin 2x 250 mg
- Asam mafenamat 3 x1
- Inj. metilprednisolon 2 x 62,5 mg
2. S : pasien mengatakan sakit ketaka tangan kanannya digerakan
O : pasien terlihat kesakitan
A : Masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Ajarkan mobilisasi dini dan anjurkan untuk mobilisasi secara mandiri
BAB III
PEMBAHASAN
b. Cedera Fleksi-rotasi
- Dislokasi faset unilateral : terjadi saat fleksi bersamaan dengan
rotasi sehingga ligamentum dan kapsul teregang maksimal.
Dislokasi kedepan pada vertebra di atas dengan atau tanpa di sertai
kerusakan tulang.