Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN NSTEMI


DI RUANG WIJAYA KUSUMA E RSUD DR SOEDONO MADIUN

Untuk memenuhi tugas


Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II

Oleh:
NAMA : FINIDA RAMADHANI
NIM : P17230203062

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan ini telah di responsi dan disetujui pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :
Judul : Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan NSTEMI Di Ruang Wijaya Kusuma
E Rumah Sakit Dr Soedono Madiun

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

( ) (
NIP: )
NIP:
Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien NSTEMI
BAB I
KONSEP DASAR NSTEMI

1. Pengertian
Non ST Elevasi Infark Miokard merupakan adanya ketidakseimbangan
permintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan oleh
arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat
sementara akan menyebabkan perubahan reversible pada tingkat sel dan jaringan
(Indahningrum et al., 2020).
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala NSTEMI adalah sebagai berikut.
1) Nyeri Dada
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, Nyeri dada yang terjadi secara
mendadak atau spontan dan terus-menerus tidak mereda, biasanya di atas
region sterna bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keluarnya keringat
dingin atau perasaan takut. Biasanya nyeri dada menjalar ke lengan kiri, bahu,
leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa
hanya sedikit.
2) Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri, di samping itu perasaan cemas bisa menimbulkan
hiperventilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan
tanda adanya disfungsi ventrikel kiri yang bermakna.
3) Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya
lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior
juga bisa menyebabkan cegukan.
4) Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing atau sinkop dari aritmia ventrikel dan gelisah.
3. Etiologi
NSTEMI disebabkan karena penurunan suplai oksigen dan peningkatan
kebutuhan oksigen miokard yang dialami oleh obstruksi Koroner. NSTEMI terjadi
akibat thrombosis akut atau proses vasokonstrikai koroner, sehingga terjadi
iskemia miokard dapat menyebabkan jaringan nekrosis miokard dengan derajat
lebih kecil, biasanya terbatas pada sub endokardium. Keadaan ini dapat
menyebabkan elevasi segmen ST, namun penyebab pelepasan penanda nekrosis.
Penyebab paling umum yaitu penurunan perfusi miokard penghhasil dari
penyempitan arteri koroner disebabkan oleh thrombusnonocclusive namun telah
dikembangkan daerah plak aterosklerotik terganggu.
1) Faktor resiko yang tidak dapat dirubah :
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Riwayat penyakit jantung
d. Hereditas
e. Ras
2) Faktor resiko yg dapat di ubah :
a. Mayor :hipertensi, merokok, obesitas, diet tinggi lemak jenuh,
diabetes, kalori, hyperlipidemia,
b. Minor :emosional, agresif, inaktifitas fisik, stress psikologis
berlebihan, ambisius,
4. Patofisiologi/Pohon Masalah

Hiperkolesterolemia DM Merokok Hipertensi Usia Lanjut

Arterosklerosis Kelainan metabolisme

Akumulasi / Pembentukan Penurunan aliran darah


penimbunan trombus koroner
ateroma plak di
intima arteri

Produksi asam Kebutuhan O2 Iskemia N-STEMI


laktat metabolisme

Kontraksi miokard
Merangsang
nosiseptor
TD naik
Angina pektoris
Penurunan curah Cardiac output
jantung

Nyeri akut
Gangguan perfusi
jaringan
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG) Segmen ST merupakan hal penting
untuk menentukan risiko terhadap pasien. Pada Trombolisis Myocardial (TIMI)
III Registry, adanya depresi segmen ST baru yaitu 0,05 mV merupkan predikat
outcome yang buruk. Kauletal meningkat secara progresif yaitu memberatnya
depresi segmen ST maupun perubahan troponin T keduanya memberikan
tambahan informasi prognosis pasien dengan NSTEMI.
2. Pemeriksaan Laboratorium Troponin T dan Troponin I merupakan tanda
nekrosis miokard lebih spesifik dari pada CK atau CKMB. Pada pasien IMA,
peningkatan Troponin di darah perifer saat 3-4 jam dan dapat tinggal sampai 2
minggu.
6. Penatalaksanaan
Pasien yang mengalami NSTEMI di istirahat ditempat tidur atas pemantauan EKG untuk
memantau segmen ST dan irama jantung. Beberapa komponen utama harus di berikan
setiap pasien NSTEMI yaitu:
a. Istirahat
b. Diet jantung, rendah garam, makanan lunak.
c. Memberi digitalis untuk membantu kontraksi jantung atau memperlambat frekuensi
d. Pada jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung menurun.
e. Vena dan volume darah peningkatan diuresis dapat mengurangi edema. Pada
pemberian ini pasien harus dipantau agar hilangnya ortopnea, dispnea, berkurangnya
krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi keracunan ditandai dengan mual dan muntah,
anoreksia, namun selanjutnya terjadi perubahan pada irama, ventrikel premature,
bradikardi kontrak, gemini (denyut normal dan premature saling berganti ), dan takikardia
atria proksimal.
Obat-obatan :
a. Pemberian Diuretic, untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. jika sudah
diresepkan harus diberikan pada waktu siang hari supaya tidak terganggu istirahat pasien
pada malam hari, intake dan output pasien perlu dicatat agar pasien tidak mengalami
kehilangan cairan saat diberikan diuretic, pasien juga perlu menimbang berat badan setiap
hari, supaya tiadak terjadi perubahan pada turgor kulit, perlu di perhatikan tanda-tanda
dehidrasi.
b.Morfin, diberikan agar mengurangi nafas sesak pada asma cardial, namun hati-hati
depresi pada pernapasan.
c.Pemberian oksigen
d.Terapi natrium nitropurisida dan vasodilator, obat-obatan vasoaktif merupakan
pengobatan pertama pada pasien gagal jantung dalam mengurangi impedansi (tekanan)
terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
NSTEMI
2.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan Langkah pertama, dari proses keperawatan
pengkajian dilakukan dengan kegiatan pengumpulan data yang akurat dari pasien
(Hidayat, 2021). Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui status Kesehatan pasien
dan mengidentifikasi masalah Kesehatan risiko, actual maupun potensial. Pengkajian
juga merupakan kumpulan informasi subjektif dan objektif pasien yang menjadi dasar
keperawatan (Siregar, 2021).
Pengkajian umum :
Keluhan Utama Pasien:
1) Kualitas Nyeri Dada : seperti terbakar, tercekik, rasa menyesakkan nafas atau seperti
tertindih barang berat.
2) Lokasi dan radiasi : retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke lengan kiri
bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.
3) Faktor pencetus : mungkin terjadi saat istirahat atau selama kegiatan.
4) Lamanya dan faktor-faktor yang meringankan : berlangsung lama, berakhir lebih dari
20 menit, tidak menurun dengan istirahat, perubahan posisi ataupun minum Nitrogliserin.
5) Tanda dan gejala : Cemas, gelisah, lemah sehubungan dengan keringatan, dispnea,
pening, tanda-tanda respon vasomotor meliputi : mual, muntah, pingsan, kulit dingin dan
lembab, cekukan dan stres gastrointestinal, suhu menurun.
Pemeriksaan Fisik
Menggunakan metoda 6B :
a) Pengkajian persistem :
1) B1: Breath
Sesak nafas, apnea, eupnea, takipnea.
2) B2: Blood
Denyut nadi lemah, nadi cepat, teratur/tidak teratur, EKG Aritmia, Suara jantung bisa
tidak terdengar pada VF. Tekanan darah sukar / tidak dapat diukur/ normal, Saturasi
oksigen bisa menurun < 90%.
3) B3: Brain
Menurunnya/hilangnya kesadaran, disorientasi waktu, tempat dan orang. gelisah
4) B4: Bladder
Produksi urine menurun, warna urine lebih pekat dari biasanya, oliguria, anuria.
5) B5: Bowel
Konstipasi.
6) B6: Bone
Perfusi dingin basah pucat, CRT > 2 detik, diaforesis, kelemahan
2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menggambarkan respons
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi actual atau potensial) dari individu atau
kelompok. Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respons individu, keluarga,
atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan actual ataupun potensial
sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat
bertanggung jawab.
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan terhadap sumbatan arteri
3. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan: iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan/penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
2.3 Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Setelah dilakukan tindakan Perawatan jantung
keperawatan selama 2x24 jam Observasi
curah jantung meningkat dengan 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
kriteria hasil : curah jantung (meliputi dipsnea, kelelahan,
-kekuatan nadi perifer meningkat edema,ortopnea, paroxysmal nocturnal
-palpitasi menurun dyspnea, peningkatan CVP
-bradikardia menurun 2. Monitor tekanan darah
-takikardia menurun 3. Monitor saturasi oksigen
-gambaran EKG aritmia menurun 4. Monitor keluhan nyeri dada
-Lelah menurun 5. Monitor EKG 12 sadapan
-edema menurun 6. Monitor aritmia (kelainan irama dan
-murmur jantung menurun frekuensi)
-tekanan darah membaik Terapeutik
1. Posisikan pasien semi – fowler atau fowler
dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
2. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
stress, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
2. Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Setelah dilakukan intervensi Dukungan Nyeri Akut : Pemberian Analgesik
keperawatan selama 3x24 jam. Observasi
Maka tingkat nyeri menurun a. Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus,
dengan kriteria hasil : Pereda kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
-mengeluh nyeri menurun b. Identifikasi riwayat alergi obat
-meringis menurun c.Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis.
-bersikap protektif menurun narkotika, nonnarkotika, atau NSAID) dengan
-gelisah menurun tingkat keparahan nyeri
-Kesulitan tidur menurun d. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
-Frekuensi nadi pemberian analgesik
membaik e. Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
f. Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
mencapai analgesia optimal, jika perlu
g. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau
bolus oploid untuk mempertahankan kadar dalam
serum
h. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
i. Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
j. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi
k. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
Setelah dilakukan intervensi Perawatan sirkulasi
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
maka perfusi perifer membaik a. Periksa sirkulasi perifer
dengan kriteria hasil: b. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
-Menggigil menurun Terapeutik
-kulit merah menurun c. Lakukan pencegahan infeksi
-kejang menurun Edukasi
-Dasar kuku sianosis menurun d. Edukasi proses penyakit
-suhu tubuh membaik e. Edukasi pola hidup sehat
-suhu kulit membaik
DAFTAR PUSTAKA

Aru W.Sudoyo, B. S. (2017). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2 ed., Vol. III).
Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Arrias, J. C., Alvarado, D., & Calderón, M. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny. A
Dengan Non-St Segmen Elevationmyocard Infarction (N-Stemi) Melalui Aroma
Terapi Lavender Untukmengurangi Skala Nyeri Dada Di Ruangan Iccu Rsud.
Achmadmochtar Bukittinggi Tahun 2019. 5–10.
Indahningrum, R. putri, Naranjo, J., Hernández, Naranjo, J., Peccato, L. O. D. E. L., &
Hernández. (2020). Manajemen Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Tn.A
Dengan Diagnosa Medis Non St Elevasi Miokard Infark (Nstemi) Di Ruangan Igd
Pusat Jantung Terpadu Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Applied
Microbiology and Biotechnology, 2507(1), 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.solener.2019.02.027%0Ahttps://www.golder.com/
insights/block-caving-a-viable-alternative/%0A???
Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2018, Standar diagnosis keperawatan Indonesia, Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2018, Standar luaran keperawatan Indonesia, Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018, Standar intervensi keperawatan Indonesia, Dewan Pen
gurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai