Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN STATUS KLINIS

STASE KARDIOVASKULER
RSUP SANGLAH DENPASAR

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ST ELEVATION MYOCARDIAL


INFARCTION INFERIOR ANTEROSEPTAL KILIP II

IDA AYU DEWI INDRAWATI

2102631001

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

A. Pengertian
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner menurun secara
mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri
koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor
seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid (Sudoyo, 2010).
B. Etiologi
Terdapat dua faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner yaitu faktor risiko
yang dapat dimodifikasi (modifiable) dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable).
Faktor risiko modifiable dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup dan kebiasaan pribadi,
sedangkan faktor risiko yang nonmodifiable merupakan konsekuensi genetic yang tidak dapat
dikontrol (smeltzer, 2002). Menurut Muttaqin (2009) ada lima faktor risiko yang dapat diubah
(modifiable) yaitu merokok, tekanan darah tinggi, hiperglikemia, kolesterol darah tinggi, dan pola
tingkah laku.
a) Merokok
Merokok dapat memperparah dari penyakit koroner diantaranya karbondioksida yang
terdapat pada asap rokok akan lebih mudah mengikat hemoglobin dari pada oksigen,
sehingga oksigen yang disuplai ke jantung menjadi berkurang. Asam nikotinat pada
tembakau memicu pelepasan katekolamin yang menyebabkan konstriksi arteri dan
membuat aliran darah dan oksigen jaringan menjadi terganggu. Merokok dapat
meningkatkan adhesi trombosit yang akan dapat mengakibatkan kemungkinan
peningkatan pembentukan thrombus
b) Tekanan darah
tinggi Tekanan darah tinggi merupakan juga faktor risiko yang dapat menyebabkan
penyakit arteri koroner. Tekanan darah yang tinggi akan dapat meningkatkan gradien
tekanan yang harus dilawan ileoh ventrikel kiri saat memompa darah. Tekanan tinggi yang
terus menerus menyebabkan suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat.
c) Kolesterol darah tinggi
Tingginya kolesterol dengan kejadian penyakit arteri koroner memiliki hubungan yang
erat. Lemak yang tidak larut dalam air terikat dengan lipoprotein yang larut dengan air
yang memungkinkannya dapat diangkut dalam system peredaran darah. Tiga komponen
metabolisme lemak, kolesterol total, lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein)
dan lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein). Peningkatan kolestreol low
density lipoprotein (LDL) dihubungkan dengan meningkatnya risiko koronaria dan
mempercepat proses arterosklerosis. Sedangkan kadar kolesterol high density lipoprotein
(HDL) yang tinggi berperan sebagai faktor pelindung terhadap penyakit arteri koronaria
dengan cara mengangkut LDL ke hati, mengalami biodegradasi dan kemudian diekskresi
(Price, 1995)
d) Hiperglikemia
Pada penderita diabetes mellitus cenderung memiliki prevalensi aterosklerosis yang lebih
tinggi, hiperglikemia menyebabkan peningkatan agregasi trombosit yang dapat
menyebabkan pembentukan thrombus.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

e) Pola perilaku
Pola hidup yang kurang aktivitas serta stressor psikososial juga ikut berperan dalam
menimbulkan masalah pada jantung. Rosenman dan Friedman telah mempopulerkan
hubungan antara apa yang dikenal sebagai pola tingkah laku tipe A dengan cepatnya
proses aterogenesis. Hal yang termasuk dalam kepribadian tipe A adalah mereka yang
memperlihatkan persaingan yang kuat, ambisius, agresif, dan merasa diburu waktu. Stres
menyebabkan pelepasan katekolamin, tetapi masih dipertanyakan apakah stres memang
bersifat aterogenik atau hanya mempercepat serangan
C. Patofisiologi
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) umumnya terjadi jika aliran darah koroner
menurun secara mendadak setelah oklusi thrombus pada plak arterosklerotik yang sudah ada
sebelumnya. Stenosis arteri koroner berat yang berkembang secara lambat biasanya tidak
memicu STEMI karena berkembangnya banyak kolateral sepanjang waktu. Pada sebagian
besar kasus, infark terjadi jika plak arterosklerosis mengalami fisur, ruptur atau ulserasi dan
jika kondisi lokal atau sistemik memicu trombogenesis
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. F
b. Umur : 56 tahun
c. Alamat : Jl. Dr Goris Gg Tehnik II No 12 Denpasar Barat
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Ruang : ICCU PJT RSUP SANGLAH Bed 6
f. No RM : 22024786
g. Hari Rawat : Ke- 3
II. Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan Utama (KU)
Pasien mengeluh lemas

b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Pasien mengeluh sesak sejak 5 hari yang lalu (4 Mei 2022) dan dirasakan semakin
memberat dalam 2 hari terakhir. Batuk (-), demam (-), nyeri dada kiri tembus
hingga kepunggung (+) hilang timbul,berdebar (-) .Sesak dirasakan ketika posisi
berbaring dan membaik saat posisi setengah duduk. Saat ini pasien dirawat di
ICCU PJT hari ke 3
c. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) & Penyakit Penyerta
Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu (mengonsumsi obat amlodipine namun tidak
rutin) dan diabetes mellitus sejak 1 tahun yang lalu (mengonsumsi obat glimepride
namun tidak rutin

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Terdapat anggota keluarga (saudara) dengan riwayat DM

e. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien menggunakan asurasnsi kesehatan BPJS untuk menjalani pengobatan.
Psien tidak merokok maupun mengonsumsi minuman beralkohol.

f. Riwayat obat Minum

Nacl 0,9%% 8 tetes per menit


Asetosal 1x 80mg untuk mengurangi demam dan meredakan nyeri ringan
sampai sedang
clopidogrel 1x75mg mencegah seranga\n jantung dan juga stroke
ramipril 1x5mguntuk menangani hipertensi
spirolakton 1x25mg menurunkan tekanan darah pada hipertensi
laxadine sirup 3x15ml mengatasi susah buang air besar
NTG 60 mcg untuk mengendalikan hipertensi selama operasi jantung,
menurunkan tekaan darah dan memelihara hipotensi tekontrol
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

III. Pemeriksaan Objektif


a. Vital Sign (Senin, 9 Mei 2022)
Absolut Tambahan*

HR : 103x/Min Saturasi Oksien : 99 %


RR : 18 x/Min Kesadaran : E4V5M6 (Composmentis)
BP : 135/81 mmHg BB : 68 kilogram
Suhu : 36.50Celcius TB : 150 centimeter

b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil

Inspeksi Statis  Pasien sadar dengan infus pada tangan kiri


 Pasien terbaring dibed dengan posisi semifowler
 Kondisi umum pasien baik
 Terpasang kateter dan pampers
 Terpasang syringe pump
 Tidak terdapat oedema
 Terpasang gelang kuning dan pink
Inspeksi Dinamis  Pola napas normal
 Pasien dapat menggerakkan ekstermitasnya
Palpasi  Suhu akral hangat
Auskultasi NT

Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar


Pemeriksaan Hasil

Aktif Pasien mampu bergerak aktif dan Full ROM pada ekstremitas
atas dan bawah tanpa adanya nyeri
Pasif Full ROM dengan end feel fisiologis pada ekstremitas atas
dan bawah
Isometrik Tidak dilakukan
Karena pasien dapat melakukan gerak aktif dan pasif tanpa
ada keluhan

Pengukuran
Pengukuran Alat Hasil
Ukur

SpO2 Oxymetri 96%


Aktivitas Index PENILAIAN SKOR
Fungsional Barthel Kontrol BAB 2
Kontrol BAK 0
Perawatan diri 1
Toileting 1
Makan 2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

Mobilisasi 3
Berjalan 2
Berpakaian 2
Naik turun tangga 1
Mandi 0
TOTAL 14
Ketergantungan ringan

Skala sesak Borg 6/10 (sedikit sesak)


Scale
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

c. Algoritma Pemeriksaan

H0 : Stemi Sesak Nafas

Keluhan Utama: Pasien mengeluh lemas


History Taking Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluh sesak sejak 5 hari yang lalu (4 Mei
2022) dan dirasakan semakin memberat dalam 2 hari terakhir. Batuk (-), demam (-),
nyeri dada kiri tembus hingga kepunggung (+) hilang timbul,berdebar (-) .Sesak
dirasakan ketika posisi berbaring dan membaik saat posisi setengah duduk. Saat ini
pasien dirawat di ICCU PJT hari ke 3
Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta: Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
(mengonsumsi obat amlodipine namun tidak rutin) dan diabetes mellitus sejak 1
tahun yang lalu (mengonsumsi obat glimepride namun tidak rutin
Riwayat Kesehatan Keluarga: Terdapat anggota keluarga (saudara) dengan
riwayatDM
Riwayat Sosisal Ekonomi: Pasien menggunakan asurasnsi kesehatan BPJS untuk
menjalani pengobatan. Psien tidak merokok maupun mengonsumsi minuman
beralkohol.

Absolut Tambahan*
Vital Sign HR : 103x/Min Saturasi Oksien : 99 %
RR : 18 x/Min Kesadaran : E4V5M6 (Composmentis)
BP : 135/81 mmHg BB : 68 kilogram
Suhu : 36.50Celcius TB : 150 centimeter

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Hasil

Inspeksi Statis  Pasien sadar dengan infus pada tangan kiri


 Pasien terbaring dibed dengan posisi semifowler
 Kondisi umum pasien baik
 Terpasang kateter dan pampers
 Terpasang syringe pump
 Tidak terdapat oedema
 Terpasang gelang kuning dan pink
Inspeksi  Pola napas normal
Dinamis  Pasien dapat menggerakkan ekstermitasnya
Palpasi  Suhu akral hangat
Auskultasi NT

Aktif : Pasien dapat bergerak aktif, nyeri (-)


Pemeriksaan Fungsi
Pasif : Full ROM, nyeri (-), endfeelfisiologis
Gerak Dasar
Isometrik: NT
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

 Echocardiography (9 Mei 2022)


Pemeriksaan  Foto Thorax AP (Simetris ) 7 Mei 2022
Penunjang  Laboratorium Darah Lengkap (9 Mei 2022)
 Laboratorium Analisis Gas Darah (10 Mei 2022)

Diagnosa
Penurunan kapasistas aerobik e.c STEMI inferior anteroseptal Killip II, HHD, DM
tipe 2, Obs Transaminitas, Pneumonia, displidemia

IV. Pemeriksaan Penunjang


Jenis Pemeriksaan Kesan Keterangan
Echocardiography  Takikardia sinus dengan
(9 Mei 2022) kompleks supraventrikular
yang menyimpang
 Deviasi sumbu kiri
 Pelanggaran inferior – usia
tidak ditentukan
 Tegangan QRS rendah
pada sadapan prekordial
 EKG abnormal

St Elevasi V1-V4

Foto Thorax AP Cor : CTR 64%


(Simetris ) Kesan:
7 Mei 2022  Cardiomegaly dengan
edema pulmonum
 Pneumonia
 Spondylosis thorakalis

Laboratorium Nama Parameter Hasil Keterangan WBC (leukosit) : adanya infeksi


(9 Mei 2022) Pemeriksaan LY (limfosit) : adanya infeksi
Darah WBC 12.21 Tinggi NE (neutrofil) :neutrofilia, lebih
Lengkap mudah terinfeksi
LY% 11.10 Rendah MO (monosit) : sedang melawan
NE# 9.43 Tinggi penyakit tertentu
MO# 1.23 Tinggi RBC (eritrosit) : kekurangan
RBC 3.86 Rendah HGB (hemoglobin): anemia/kurang
HGB 11.30 Rendah darah
HCT 34.10 Rendah HCT (hematoktrit): anemia
RDW 18.10 Tinggi RDW (red distribution width):
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

PLT 134.00 Rendah anemia makrositik


MPV 11.90 Tinggi PLT (trombositopenia) : darah sulit
NLR 6.96 Tinggi membeku
MPV (Mean platelet volume):
respon sumsum tulang melepaskan
lebih banyak trombosit muda yang
lebih besar

Laboratorium Nama Parameter Hasil Keterangan Ph tinggi artinya basa


(10 Mei 2022) Pemeriksaan Po2 adalah tekanan gas O2 dalam
Analisis Gas pH 7.84 Tinggi darah. Kadar yang rendah
Darah (AGD) menggambarkan hipoksemia
pO2 68.00 Rendah sehingga pasien tidak bernapas
Beecf 8.2 Tinggi dengan adekuat.
HCO3- 32.00 Tinggi Beecf artinya metabolik alkalosis
SO2c 94.0 Rendah Hc03: menandakan alkalosis
TCO2 33.40 Tinggi metabolik yang biasa ditejmukan
pada hipokalemia (kadar kalium
rendah dan overdosis natrium
bikarobonat
DIAGNOSIS
ICF Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
Body Structure:
S4100 Heart
S6100 Kidneys
S4101 arteries
Body Function :
B410 Heart function
B420 blood supply to the heart
B4150 function of arteries
II. Activity Limitation
D4551 climbing
D4501 walking long distance

III. Participation of Restriction


D8502 full time employment
D910 community life
D920 recreation and lesiure
IV. Contextual Factor
a. Personal Factor
Pasien berusia 56 tahun dan sudah menopause
Kognitif: pasien dapat memahami instruksi yang diberikan fisioterapi
Intrapersonal: pasien memiliki motivasi tinggi untuk sembuh
Interpersonal : pasien kurang kooperatif dalam mengikuti arahan yang diberikan
oleh fisioterapi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

b. Environmental Factor

E311 immediate family


E455 health professionals
Diagnosis Fisioterapi

Penurunan kapasistas aerobik e.c STEMI inferior anteroseptal Killip II

PROGNOSIS
I. Quo ad vitam

Dubia Ad Bonam

II. Quo ad sanam

Sanam

III. Quo ad cosmeticam

Bonam

IV Quo ad functionam

Dubia Ad Bonam

PLANNING
I. Jangka Pendek
Menjaga pola nafas normal
Mengurangi nyeri dada
Mobilisasi secara mandiri
Menurunkan efek tirah baring lama
Persiapan jalan 300 meter
II. Jangka Panjang

Meningkatkan kapasitas aerobik dan kembali melakukan aktivitas fungsional secara


optimal
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

III. Clinical Reasoning

Faktor internal (Umur, Gangguan sirkulasi Faktor eksternal : pola


Hipertensi, dll) hidup (merokok, dll)

Tersumbat

Tensi meningkat

RR ↑ HR ↑

Sesak Nyeri dada Lemas

Imobilisasi Tirah baring lama

Edukasi :
• Breathing control Penurunan kapasitas
-Mengatur pola nafas bila terasa sesak • Ankle pumping aerobik
-Segera hentikan aktivitas atau beristirahat • ROM exercise
ketika pusing, lemas, mual, nyeri dada •Mobilisasi duduk
-Memberi penjelasan mengenai dampak tirah
baring lama dan manfaat latihan yang diberikan

Peningkatan kapasitas
aerobik
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

INTERVENSI
I. Tabel Intervensi
Intervensi Metode Pelaksanaan Dosis Evidence Based

Breathing - Bernafas lambat dan Ulangi 5-8 Napas yang tersengal-sengal


control dalam, pasien kali sesuai meningkatkan masa ekspirasi
diintruksikan untuk kebutuhan dengan ekspirasi aktif dan
mengatur pola nafas pasien berkepanjangan melalui bibir
menjadi lambat mengerucut, mendorong tekanan
dengan menghirup ekspirasi sekitar 5 cm H2O.
dan menghembuskan Dibandingkan dengan pernapasan
secara perlahan dan spontan, pernapasan dengan
dalam. pengencang mengurangi frekuensi
- Pursed lips breathing, pernapasan, dispnea, dan PaCO2,
pasien diinstruksikan dan memperbaiki volume tidal dan
untuk saturasi oksigen saat istirahat.
menghembuskan nafas
(Valenza,Marie Carmen,et al.
terlebih dahulu,
2014. Effectiveness of Controlled
kemudian tarik nafas
Breathing Techniques on Anxiety
melalui hidung dan
and Depression in Hospitalized
menghembuskannya
Patients With COPD: A
melalui mulut bersiul
Randomized Clinical Trial)
(meniup)
Ankle Posisi pasien tidur 3 set 8-10 Gerakan dorsofleksi dan
pumping terlentang, pasien kali repetisi plantarfleksi secara berulang
diintruksikan untuk dengan mempertahankan 2-4 detik
melakukan gerakan akan terjadi peningkatan jumlah
dorsofleksi dan kecepatan aliran darah seiring
plantarfleksi pada ankle dengan waktu pergerakannya.
dengan Waktu istirahat yang singkat dapat
mempertahankan menyebabkan sedikit penyatuan
gerakan tersebut selama darah di tungkai.
2-4 detik
(Toya, Kaori et al. 2016. Ankle
positions and exercise intervals
effect on the blood flow velocity in
the common femoral vein during
ankle pumping exercise)

Aktif ROM Posisi pasien tidur Latihan Aktif rom bertujuan untuk
terlentang, pasien dilakukan menjaga elastisitas fisiologis dan
diintruksikan untuk dengan kontraktilitas otot, memberikan
melakukan gerakan aktif pengulanga rangsangan untuk integritas
ke segala arah ROM n 10 kali jaringan lunak dan sendi serta
dapat meningkatkan sirkulasi dan
mencegah pembentukan trombus.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

Kisner, C & Colby, LA. 2012.


Therapeutic Exercise Foundations
and Technique. 6th

Mobilisasi Hemodinamik pasien Sesuai Dilakukan mobilisasi duduk,


duduk stabil tanpa keluhan keadaan dengan memperhatikan
dengan pusing atau mual, pasien pasien hemodinamik pasien, dengan
sandaran diintruksikan untuk tujuan mencegah efek tirah baring
duduk dengan sandaran, lama seperti pusing, memberikan
kemudian duduk di jantung untuk menyesuaikan diri,
pinggir bed meningkatkan kapasitas aerobik
pasien.
(Bein, et al. 2015. S2e guideline:
positioning and early mobilisation
in prophylaxis or therapy of
pulmonary disorders).

II. Edukasi
Edukasi
Tidak mengejan saat BAB
Mengatur pola nafas bila terasa sesak
Segera hentikan aktivitas atau beristirahat ketika pusing, lemas, mual, nyeri dada
Memberi penjelasan mengenai dampak tirah baring lama dan manfaat latihan yang diberikan

III. Home Program


Edukasi
o Breathing control
o ROM exercise
o Ankle pumping

EVALUASI (Senin, 9 Mei 2022)

Tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini


Respon:
TD: 149/90 mmHg
HR: 105x/menit
RR: 25x/menit
MAP : 113
spO2 : 95%

Anda mungkin juga menyukai