Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN PENDAHULUAN
DI RUANG RAWAT CVCU RSUD LABUANG BAJI

Disusun oleh:
Nama : AZIZAHTUL WAHDA AFRIANTI
Nim : A1C219108

CI INSTITUSI CI LAHAN

( ) ( )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1. Hipertensi
Menurut WHO tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolic >
90 mmHg ( untuk usia < 60 tahun ) dan tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan
atau tekanan diastolic > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (Nugroho, 2011, p.
263).
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg.
Hipertensi sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Hipertensi merupakan suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh
darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi dipengaruhi
oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti usia, jenis kelamin dan
genetik/keturunan, maupun 11 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang bersifat eksogen
seperti obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi.
2. Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi 2 golongan
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
a. Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi mendapatkan
penyakit hipertensi.
b. Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko tinggi
mengalami penyakit hipertensi.
c. Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan lemak
yang tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit
hipertensi.
d. Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam keduanya.
2. Hipertensi skunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a. Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada
aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah diatas area kontriksi.
b. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama
penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan
penyempitan.
c. satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.
Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh
aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous).
Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan
struktur serta fungsi ginjal.
d. Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral yang
memiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
melalui mekanisme renin-aldosteron-mediate volume expantion. Pada
hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan
penghentian oral kontrasepsi.
e. Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
f. Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
g. Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk
sementara waktu.
h. Kehamilan
i. Luka bakar
j. Peningkatan tekanan vaskuler
k. Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung
serta menyebabkan vasokortison yang kemudian menyebabkan kenaikan
tekanan darah.
3. Tanda dan gejala
hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya, karena bisa terjadi tanpa gejala.
Bahkan, pada beberapa kasus, gejalanya baru muncul setelah hipertensi makin parah
dan sampai mengancam nyawa. Gejala yang dapat muncul pada kondisi tersebut
adalah :
1. Mual dan muntah
2. Sakit kepala
3. Mimisan
4. Sesak napas
5. Nyeri dada
6. Gangguan penglihatan
7. Telingan berdenging
8. Gangguan irama jantung
9. Darah dalam urine

4. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh Angiotensin I Converting Enzyme (ACE) yang memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang diproduksi di hati. Selanjutnya hormone renin akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.
Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang disebut prorenin dalam sel-
sel jukstaglomerular (sel JG) pada ginjal. Sel JG merupakan modifikasi dari sel-sel otot
polos yang terletak pada dinding arteriol aferen tepat di proksimal glomeruli. Bila
tekanan arteri menurun, reaksi intrinsik dalam ginjal itu sendiri menyebabkan banyak
molekul protein dalam sel JG terurai dan melepaskan renin.

5. Pemeriksaan diagnostic ?
1. Pemeriksaan kadar glukosa darah
2. Pemeriksaan uri rutin
3. Kadar elektrolit darah jika fasilitas tersedia

6. Penatalaksanaan
Hipertensi merupakan peningkatan sistolik >140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan dunia dengan prevalensi di Indonesia
sebesar 25,8%. Hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, gagal
jantung, stroke, penyakit ginjal kronik, kerusakan retina maupun penyakit vaskuar
perifer. Hipertensi terbagi menjadi dua hipertensi primer (esensial) dan hipertensi
sekunder. 

7. Komplikasi
1. Gangguan penglihatan hingga kebutaan
2. Sindrom metabolik
3. Penyakit ginjal
4. Penyakit arteri perifer
5. Penyakit jantung
6. Serangan jantung
7. Gagal jantung
8. Demensia vaskular
9. Aneurisma otak
10. Stroke

8. Pathway
9. Proses keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Status perkawinan
e. Agama
f. Suku bangsa
g. Pendidikan
h. Bahasa yang digunakan
i. Pekerjaan
j. Alamat
k. Diagnosa medis
2. PENANGGUNG JAWAB
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Hubungan dengan pasien
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
g. Alamat
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
4. DATA FISIOLOGIS-PSIKOLOGIS-PERILAKU-RELASIONALLINGKUNGAN
a. Data Fisiologis
1) Respirasi :
2) Sirkulasi :
3) Nutrisi dan Cairan :
4) Eliminasi :
5) Aktivitas dan istirahat :
6) Neurosensori :
7) Reproduksi dan seksualitas :
b. Data Psikologis
1) Nyeri dan kenyamanan :
2) Integritas Ego :
3) Pertumbuhan dan perkembangan :
c. Data Prilaku
1) Kebersihan diri :
2) Penyuluhan dan pembelajaran :
d. Data Relasional
1) Interaksi social :
e. Data Lingkungan
1) Keamanan dan proteksi :
5. PENGKAJIAN FISIK
a. Umum Keadaan umum Kesadaran GCS 1) TB/BB IMT 2) Postur tubuh Warna kulit
Turgor kulit
b. Gejala cardinal Nadi Suhu Respirasi
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
2) Mata
3) Hidung
4) Telinga
5) Mulut
6) Thorak
7) Abdomen
8) Genitourinaria
9) Muskuloskeletal
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. THERAPY MEDIC

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai