Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MENAJEMEN

KEPERAWATAN
“Strategi Penyelesaian Konflik”

Di susun oleh kelompok 3 :

1. Ihma Quari Susanti :A1C219070


2. Iin Fatmala :A1C219077
3. Nismawati :A1C219085
4. Fitri Wulan ode hasan :A1C219090
5. Yiyin Saputri :A1C219097
6. Azizahtul wahda A :A1C219108
7. Wahyuliana Amir :A1C219105

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTARISI...........................................................................................................................................i

KATAPENGANTAR...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 LatarBelakang........................................................................................................................1

1.2 RumusanMasalah...................................................................................................................2

1.3 TujuanPenulisan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Strategi MengatasiKonflik.....................................................................................................3

2.2 StrategiMengatasiKonflikDalamDiriIndividu(IntraindividualConflict).................................4

2.3 StrategiMengatasiKonflikAntarPribadi(InterpersonalConflict).............................................4

2.4 StrategiMengatasiKonflikOrganisasi(OrganizationalConflict)..............................................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................8

3.2 Saran......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………. 10


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat berdasarkan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen
Konflik, serta untuk kebutuhan kami agar dapat lebih memahami tentang bagaimana mengatasi
konflik yang ada di lingkungan organisasi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena keterbatasan referensi. Mengingat keterbatasan itu,
maka kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran dari bapak dosen mata kuliah Manajemen
Kebijakan Pendidikan khusunya, serta dari rekan-rekan pembaca pada umumnya.

Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Konflik dapat menjadi biang kehancuran dalam suatu organisasi, konflik biasanya melibatkan dua
kelompok atau lebih yang saling bersaing secara tidak sehat. Masing-masing kelompok berusaha
menjatuhkan kelompok lainnya dengan tujuan untuk menanamkan pengaruhnya terhadap organisasi.
Bila konflik terus berlanjut justru berpengaruh besar pada kinerja organisasi. Organisasi tidak dapat
berjalan maksimal, akibatnya tujuan dan target meleset dari yang diharapkan.

Pemimpin organisasi harus bisa mengatasi konflik, pemimpin organisasi harus bisa menemukan
solusi yang tepat tanpa mengorbankan kelompok tertentu, kesatuan organisasi menjadi prioritas yang
harus dikedepankan dalam mengatasi konflik. Namun sebelum membuat keputusan, yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah dengan mengidentifikasi sumber masalahnya, menemukan semua
perbedaan yang memicu terjadi konflik.

Berdasarkan data-data yang diperoleh, pemimpin organisasi melakukan analisis dengan teliti dan
cermat agar keputusan yang diambil dapat menyatukan kembali semua kelompok yang berkonflik.
Ada banyak cara untuk mencairkan suasana, misalnya melebur kelompok- kelompok itu untuk bekerja
dalam satu tim kerja, atau menciptakan games kolaborasi semua kelompok untuk menaklukkan
tantangan yang diberikan. Dalam hal ini, pemimpin harus dapat membuat perubahan sikap
masing-masing kelompok, menciptakan saling ketergantungan sehingga dapat menghilangkan
perbedaan dan ketegangan yang terjadi.

Untuk semakin menguatkan keputusan yang diambil oleh pemimpin organisasi, maka pemimpin
organisasi harus mengakomodir setiap keinginan masing-masing kelompok sepanjang tidak
merugikan organisasi. Cara ini dinilai dapat mendorong kinerja tim kerja organisasi yang dibentuk
setelah mengkolaborasi masing-masing kelompok menjadi lebih maksimal, penuh tanggung jawab
dan bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian tujuan dan target dapat tercapai,
organisasi pun selamat dari perpecahan dan kehancuran akibat perbedaan yang dimiliki oleh masing-
masing kelompok.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi mengatasi konflik?


2. Bagaimana Strategi Mengatasi Konflik Dalam Diri Individu ?
3. Baagaimana Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi ?
4. Bagaimana Strategi Mengatasi Konflik Organisasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1 Untuk menjelaskan bagaimana strategi mengatasi konflik

2 Untuk menegtahui apa saja strategi mengatasi konflik dalam diri individu

3 Untuk mengetahui strategi mengatasi konflik antar pribadi

4 Untuk menjelaskan bagaimana strategi mengatasi konflik organisasi


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Strategi Mengatasi Konflik


Srategi penyelesaian konflik secara umum dapat dibedakan menjadi 6 macam yaitu :
1. Kompromi/Negosiasi
yaitu suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling menyadari dan
sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian masalah ini sering di artikan sebagai lose-lose situation.
Kedua belak pihak saling menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Didalam menejemen
keperawatan, strategi ini sering digunakan oleh middle dan top menejer keperawatan.
2. Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai Win-lose situation. Penyelesaian ini menekankan hanya ada
sattu orang atau kelompok yang menang tampa mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari
strategi ini adalah kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk perbaikan dimasa mendatang.
3. Akomodasi
istilah lain yang sering digunakan adalah cooperative situation. Konflik ini berlawanan dengan
kompetisi. Pada strategi ini, seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan, dan memberi
kesempatan pada orang lain untuk menang. Pada strategi ini, masalah utama yang terjadi sebenarnya
tidak terselesaikan. Strategi ini biasanya digunakan dalam politik untuk merebut kekuasaan dengan
berbagai konsekuensinya.
4. Smoothing
teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen emosional
dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan
dari pada perbedaan dengan penuh kesabaran dan intropeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada
konflik yang ringan, tetapi tidak dapat di gunakan pada konflik yang besar, misalnya persaingan
penyelesaian/hasil produksi, tidak dapat dipergunakan.
5. Menghindar
semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah yang dihadapi,
tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah. Strategi ini biasanya dipilih bila
ketidak sepakatan membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian lebih besar dari pada menghindar,
atau perlu oarang ketiga dalam menyelesaikannya, atau jika masalah dapat terselesaikan dengan
sendirinya.
6. Kolaborasi
starategi ini merupakan strategi “win-win sulation”. Dalam kolaborasi, kedua pihak yang
terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Oleh karena
keduanya yakin akan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Strategi kolaborasi tidak akan bisa
berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak
mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak adanya kepercayaan dari kedua
kelompok/seseorang (Bowditch ddan Buono, 1994).

Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik.
Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:

1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya.
Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan
masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).

2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa,
mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama
dan bukan pada hal-hal sepele.

3. Menyepakati suatu solusi


Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang
terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan
sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.

4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan
pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.

5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak
berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.

Stevenin (1993 : 139-141) juga memaparkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal- hal yang
tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu:

1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam masyarakat
yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan pun berkurang,
demikian pula sebaiknya.

2. Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara paling baik
dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga.

3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan berkonsentrasi
pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu merupakan
kesempatan yang terbesar.

2.2. Strategi Mengatasi Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)

Menurut Wijono (1993 : 42-66), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling
tidak tujuh strategi yaitu:

1) Menciptakan kontak dan membina hubungan


2) Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
3) Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri sendiri
4) Menentukan tujuan
5) Mencari beberapa alternatif
6) Memilih alternatif
7) Merencanakan pelaksanaan jalan keluar

2.3. Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict)

Menurut Wijono (1993 : 66-112), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling
tidak tiga strategi yaitu:

1) Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose Strategy)

Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya individu atau
kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar sekelompok
orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai
penengah. Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak
ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur
tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri.
Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:
a. Arbitrasi (Arbitration)

Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak
yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan
penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.

b. Mediasi (Mediation)

Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang
diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara
langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat

2) Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy)

Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu
pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan.
Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan win-lose strategy (Wijono,
1993 : 44), dapat melalui:

a. Penarikan diri,
yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas
sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence).

b. Taktik-taktik penghalusan dan damai,


yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari
terjadinya konfrontasi terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang kerja
(jurisdictioanal ambiquity).

c. Bujukan,
yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk
mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena adanya
rintangan komunikasi (communication barriers).

d. Taktik paksaan dan penekanan,


yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan kekuatan (power)
melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh sifat-sifat individu (individual traits).

e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan sehingga


tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak,

untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber


(competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

3) Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy)

Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan
keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak- pihak yang
terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian
konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik,
bukan hanya sekedar memojokkan orang.
Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara
didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal
yaitu:

a. Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) Usaha untuk menyelesaikan


secara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak.

b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation) Dalam penyelesaian melalui
konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak
mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi
salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik

2.4. Strategi Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict)

Menurut Wijono (1993, pp.113-125), ada beberapa strategi yang bisa dipakai untuk
mengantisipasi terjadinya konflik organisasi diantaranya adalah:

1) Pendekatan Birokratis (Bureaucratic Approach)

Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk
menghadapi konflik vertikal model ini, manajer cenderung menggunakan struktur hirarki
(hierarchical structure) dalam hubungannya secara otokritas. Konflik terjadi karena pimpinan
berupaya mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Strategi untuk
pemecahan masalah konflik seperti ini biasanya dipergunakan sebagai pengganti dari peraturan-
peraturan birokratis untuk mengontrol pribadi bawahannya. Pendekatan birokratis (Bureaucratic
Approach) dalam organisasi bertujuan mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie) didekati dengan cara
menggunakan hirarki struktural (structural hierarchical).

2) Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative Intervention in


Lateral Conflict)

Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat
konflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya
manajer langsung melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.

3) Pendekatan Sistem (System Approach)

Model pendekatan perundingan menekankan pada masalah-masalah kompetisi dan model


pendekatan birokrasi menekankan pada kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatan sistem
(system Approach) adalah mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang muncul. Pendekatan ini
menekankan pada hubungan lateral dan horizontal antara fungsi-fungsi pemasaran dengan produksi
dalam suatu organisasi.

4) Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization)

Cara pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya
reorganisasi struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai
kedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal untuk mengatasi
konflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling ketergantungan tugas (task
interdependence) dalam mencapai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga fungsi organisasi
menjadi kabur.
BAB III
PENUTUP

3.1. kesimpulan

Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa
pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:

1. Pengenalan

Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang
seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak
mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).

2. Diagnosis

Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa,
mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada
masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.

3. Menyepakati suatu solusi

Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang


yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak
praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang
terbaik.

4. Pelaksanaan

Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan
pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.

5. Evaluasi

Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika


penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan
cobalah lagi.

3.2 Saran

Dalam menanggapi konflik dengan kepala dingin, jangan emosi agar konflik dapat di
selesaikan dengan baik. Meminimalisir ego pada sifat alami diri sendiri saat sedang ada
dalam kelompok. Mengutamakan kepentingan bersama, jika mempunyai pendapat
sosialisasikan bersama anggota kelompok yang lain. Motivasi rekan atau bawahan dengan
apresiasi secara benar karena dukungan sangat penting dalam menyelesaikan masal
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/04/manajemen-konflik-definisi-ciri-sumber.html
https://ipanwicaksono.wordpress.com/tag/strategi-penyelesaian-kon

Anda mungkin juga menyukai