KEPERAWATAN
“Strategi Penyelesaian Konflik”
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTARISI...........................................................................................................................................i
KATAPENGANTAR...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 LatarBelakang........................................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah...................................................................................................................2
1.3 TujuanPenulisan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.2 StrategiMengatasiKonflikDalamDiriIndividu(IntraindividualConflict).................................4
2.3 StrategiMengatasiKonflikAntarPribadi(InterpersonalConflict).............................................4
2.4 StrategiMengatasiKonflikOrganisasi(OrganizationalConflict)..............................................6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
3.2 Saran......................................................................................................................................9
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat berdasarkan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen
Konflik, serta untuk kebutuhan kami agar dapat lebih memahami tentang bagaimana mengatasi
konflik yang ada di lingkungan organisasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena keterbatasan referensi. Mengingat keterbatasan itu,
maka kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran dari bapak dosen mata kuliah Manajemen
Kebijakan Pendidikan khusunya, serta dari rekan-rekan pembaca pada umumnya.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konflik dapat menjadi biang kehancuran dalam suatu organisasi, konflik biasanya melibatkan dua
kelompok atau lebih yang saling bersaing secara tidak sehat. Masing-masing kelompok berusaha
menjatuhkan kelompok lainnya dengan tujuan untuk menanamkan pengaruhnya terhadap organisasi.
Bila konflik terus berlanjut justru berpengaruh besar pada kinerja organisasi. Organisasi tidak dapat
berjalan maksimal, akibatnya tujuan dan target meleset dari yang diharapkan.
Pemimpin organisasi harus bisa mengatasi konflik, pemimpin organisasi harus bisa menemukan
solusi yang tepat tanpa mengorbankan kelompok tertentu, kesatuan organisasi menjadi prioritas yang
harus dikedepankan dalam mengatasi konflik. Namun sebelum membuat keputusan, yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah dengan mengidentifikasi sumber masalahnya, menemukan semua
perbedaan yang memicu terjadi konflik.
Berdasarkan data-data yang diperoleh, pemimpin organisasi melakukan analisis dengan teliti dan
cermat agar keputusan yang diambil dapat menyatukan kembali semua kelompok yang berkonflik.
Ada banyak cara untuk mencairkan suasana, misalnya melebur kelompok- kelompok itu untuk bekerja
dalam satu tim kerja, atau menciptakan games kolaborasi semua kelompok untuk menaklukkan
tantangan yang diberikan. Dalam hal ini, pemimpin harus dapat membuat perubahan sikap
masing-masing kelompok, menciptakan saling ketergantungan sehingga dapat menghilangkan
perbedaan dan ketegangan yang terjadi.
Untuk semakin menguatkan keputusan yang diambil oleh pemimpin organisasi, maka pemimpin
organisasi harus mengakomodir setiap keinginan masing-masing kelompok sepanjang tidak
merugikan organisasi. Cara ini dinilai dapat mendorong kinerja tim kerja organisasi yang dibentuk
setelah mengkolaborasi masing-masing kelompok menjadi lebih maksimal, penuh tanggung jawab
dan bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian tujuan dan target dapat tercapai,
organisasi pun selamat dari perpecahan dan kehancuran akibat perbedaan yang dimiliki oleh masing-
masing kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
2 Untuk menegtahui apa saja strategi mengatasi konflik dalam diri individu
Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik.
Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:
1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya.
Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan
masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa,
mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama
dan bukan pada hal-hal sepele.
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan
pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak
berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
Stevenin (1993 : 139-141) juga memaparkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal- hal yang
tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu:
1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam masyarakat
yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan pun berkurang,
demikian pula sebaiknya.
2. Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara paling baik
dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga.
3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan berkonsentrasi
pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu merupakan
kesempatan yang terbesar.
Menurut Wijono (1993 : 42-66), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling
tidak tujuh strategi yaitu:
Menurut Wijono (1993 : 66-112), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling
tidak tiga strategi yaitu:
Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya individu atau
kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar sekelompok
orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai
penengah. Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak
ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur
tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri.
Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:
a. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak
yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan
penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.
b. Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang
diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara
langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat
Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu
pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan.
Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan win-lose strategy (Wijono,
1993 : 44), dapat melalui:
a. Penarikan diri,
yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas
sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence).
c. Bujukan,
yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk
mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena adanya
rintangan komunikasi (communication barriers).
Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan
keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak- pihak yang
terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian
konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik,
bukan hanya sekedar memojokkan orang.
Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara
didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal
yaitu:
b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation) Dalam penyelesaian melalui
konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak
mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi
salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik
Menurut Wijono (1993, pp.113-125), ada beberapa strategi yang bisa dipakai untuk
mengantisipasi terjadinya konflik organisasi diantaranya adalah:
Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk
menghadapi konflik vertikal model ini, manajer cenderung menggunakan struktur hirarki
(hierarchical structure) dalam hubungannya secara otokritas. Konflik terjadi karena pimpinan
berupaya mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Strategi untuk
pemecahan masalah konflik seperti ini biasanya dipergunakan sebagai pengganti dari peraturan-
peraturan birokratis untuk mengontrol pribadi bawahannya. Pendekatan birokratis (Bureaucratic
Approach) dalam organisasi bertujuan mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie) didekati dengan cara
menggunakan hirarki struktural (structural hierarchical).
Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat
konflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya
manajer langsung melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.
Cara pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya
reorganisasi struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai
kedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal untuk mengatasi
konflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling ketergantungan tugas (task
interdependence) dalam mencapai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga fungsi organisasi
menjadi kabur.
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa
pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:
1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang
seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak
mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa,
mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada
masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan
pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
5. Evaluasi
3.2 Saran
Dalam menanggapi konflik dengan kepala dingin, jangan emosi agar konflik dapat di
selesaikan dengan baik. Meminimalisir ego pada sifat alami diri sendiri saat sedang ada
dalam kelompok. Mengutamakan kepentingan bersama, jika mempunyai pendapat
sosialisasikan bersama anggota kelompok yang lain. Motivasi rekan atau bawahan dengan
apresiasi secara benar karena dukungan sangat penting dalam menyelesaikan masal
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/04/manajemen-konflik-definisi-ciri-sumber.html
https://ipanwicaksono.wordpress.com/tag/strategi-penyelesaian-kon