SKENARIO 3
BLOK 20 MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Kelompok Tutorial D
Anggota Kelompok:
1. Salsabila Qotrunnada (161610101031)
2. Rafif Naufi Wakitha H. (161610101032)
3. Kristin Rizki M. (161610101033)
4. Safira Zahra M. (161610101034)
5. Karelina Amarta (161610101035)
6. Diska Fitri Amalia (161610101036)
7. Nada Ocarina Savitri (161610101037)
8. Nurhalimah (161610101038)
9. Farina Nur Amala (161610101039)
10. Anya Tania Larasati (161610101040)
UNIVERSITAS JEMBER
2019
SKENARIO 3
Rumah sakit (RS) sehat selalu dan RS sehat sentosa adalah dua RS yang berkomitmen untuk
bergabung menjadi satu rumah sakit lebih besar. Proses penggabungan banyak terjadi
konflik, terutama berupa persaingan, perbedaan pendapat antar devisi (bagian). Apa yang bisa
dilakukan oleh seorang manajer atau pemimpin yang baru untuk mengatasi hal tersebut yang
mencakup visi, misi, dan tujuan RS?
STEP 1
(PROBLEM IDENTIFICATION)
1. Apa tujuan, visi, dan misi rumah sakit sesuai skenario manajemen konflik?
2. Apa jenis-jenis konflik?
3. Bagaimana tahapan atau proses dalam melakukan manajemen konflik?
4. Bagaimana peran manajer dalam manajemen konflik?
5. Bagaimana cara mencegah atau menyelesaikan terjadinya konflik?
STEP 3
(BRAINSTORMING)
1) Apa tujuan manfaat visi misi rumahsakit sesuai skenario manajemen konflik?
Untuk mencapai kinerja yang optimal dengan memelihara konflik tersebut tetap
fungsional dan meminimalkan dampak negatif yang terjadi dari dua belah pihak.
Menjaga hubungan kedua belah pihak agar tetap baik.
Misi rumah sakit merupakan pernyataan mengenai mengapa sebuah rumah sakit
didirikan, apa tugasnya, dan untuk siapa
rumah sakit tersebut melakukan kegiatan. Sebagai contoh, salah satu misi rumah sakit
keagamaan adalah melayani masyarakat miskin dan membutuhkan pertolongan
kesehatan. Sementara itu, misi sebuah rumah sakit for profit salah satunya adalah
melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Rumah sakit for-profit juga berusaha
memenuhi harapan pemegang saham yaitu memperoleh keuntungan. Dengan
demikian pernyataan misi tergantung pada sifat lembaga dan pemilik rumah sakit.
Misi sebaiknya dapat menggambarkan tugas, cakupan tindakan yang dilakukan,
kelompok masyarakat yang dilayaninya, pengguna yang harus dipuaskan, dan
nilainya.
Visi rumah sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit dimasa mendatang dalam
menjalankan misinya.Visi merupakan gambaran mengenai keadaan lembaga di masa
depan yang berpijak dari masa sekarang. Dalam visi, terdapat dasar logika (nalar) dan
naluri yang digunakan secara bersama-sama. Visi harus mempunyai nalar dan
memberi ilham bagiseluruh pihak terkait. Sifat mempunyai nalar berarti visi tersebut
bukan impian. Secara logika visi tersebut dapatdiwujudkan melalui berbagai strategi
dan program kegiatan.
2) Apa jenis-jenis konflik?
Jenis- jenis konflik
a. Konflik antara individu-individu dan kelompok-kelompok
Berhubungan dengan bagaimana individu menghadapi tekanan untuk mencapai
konfronitas yang ditekankan kepada mereka oelh kelompok kerja.
b. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Biasanya terjadi antara atasan dan bawahan.
c. Konflik antara organisasi
Biasanya terjadi ke persaingan. Contohnya dalam skenario dalam pihak 1 memiliki
biaya yang tinggi dan pihak 2 memiliki biaya yang rendah sehingga muncul konflik.
d. Konflik intrapersonal
Terjadi pada seseorang dengan dirinya sendiri, sehingga individu harus memilih dari
kedua keinginan tersebut.
e. Konflik interpersonal
Terjadi dari individu satu dengan individu yang lain karena adanya pebedaan
keinginan.
a. Destruktif (disfungsional)
Konflik sifatnya merusak dari sebah organisasi, dimana menyimpang dari tujuan, visi
dan misi RS.sifat ini akan berdampak dari keadaan RS. Dampak negatifnya berupa
apabila terjadi konflik internal antar individu sehingga dapat terjadi tindak kekerasan
akibat dari pnyelesaian suatu masalah yang tidak menemui ujung penyelesaian, selain
itu dapat terjadi penurunan kinerja.
b. Konstruktif (fungsional)
Konflik yang bersifat membangun, contohnya dimana konflik yang terjadi dari 2
individu dapat meningkatan kinerja dari dokter dalam melayani pasien. Contoh:
apabila suatu peningkatan jabatan dari RS sehingga muncul konflik yang
menimbulkan suatu kompetisi yang baik antar individu.
3) Bagaimana tahapan atau proses dalam melakukan manajemen konflik?
Tahapan dalam manajemen konflik:
a. Pecegahan konflik yang dilakukan sebelum konflik dengan melihat berbagai faktor
penyebab konflik.
b. Manajemen penyelesaian konflik, dilakukan saat konflik sedang berlangsung dengan
cara manajer menengahi konflik dan mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari
konflik.
c. Pengelolaan konflik dilakukan setelah konflik diselesaikan, dengan cara dicari dan
diatasi.
d. Transformasi konflik, maksudnya transformasi onflik biasanya terjadi pada konflik
negatif sehingga berdampak negatif sehingga diambil penyelesaian agar dampak
negatif dapat berubah menjadi positif.
e. Resolusi konflik, dimana konflik telah diatasi dan selesai. Tahap ini dilakukan
mediasi untuk memperbaiki hubungan kedua belah pihak.
Proses manajemen konflik berdasarkan skenario:
a. Membeli RS
b. RS A dan B bergabung dan membentuk RS baru
c. Afiliasi, RS A membeli saham RS B namun tidak 100%
4) Bagaimana peran manajer dalam manajemen konflik?
a. Sebagai pembuat keputusan untuk memberikan hal yang perlu dilakukan;
b. Sebagai motivator dengan memberikan dorongan, bimbingan, dan pengarahan kepada
karyawan;
c. Sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik di dalam organisasi.
5) Bagaimana cara mencegah terjadinya konflik?
a. Menekankan tujuan organisasi lebih penting daripada tujuan kelompok
b. Struktur tugas yang stabil
c. Meningkatkan komunikasi antar aggota pada unit yang berbeda
d. Memisahkan individu yang memiliki konflik secara interpersonal sehingga dapat
diletakkan agar menghindari konflik
e. Melakukan rotasi atau perpindahan pekerjaan
f. Diadakannya pelatihan pekerjaan atau job training sehingga menimbulkan komunikasi
dan kerja sama tim yang baik
g. Menghindari situasi menang kalah yang mengorbankan satu pihak
h. Memberikan informasi unggulan sejelas mungkin
i. Melakukan kontak hubungan yang menyenangkan sehingga menimbulkan
komunikasi yang baik
STEP 4
(MIND MAP)
Perbedaan
pendapat Konflik
Manajemen
konflik
Penyebab
konflik
Komitmen
STEP 5
(LEARNING OBJECTIVE)
(GENERALIZATION)
Kinerja telah menjadi salah satu topik yang paling penting yang dibahas dalam
penelitian organisasi (Staw, 1984; Grant, 2008). Hal ini karena kinerja dianggap sebagai
variabel penting tentang bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan dan
mendapatkan keuntungan kompetitif.
Komitmen organisasi adalah keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi
tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai dengan keinginan organisasi, serta keyakinan
tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain merupakan sikap yang
merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota
organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta
kemajuan yang berkelanjutan.
a. Komitmen Afektif, yaitu Perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam
nilai-nilainya.
b. Komitmen Normatif, yaitu perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena
memang harus begitu , tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.
c. Komitmen berkelanjutan, yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu
organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut
Tiga aspek dari komitmen karyawan pada organisasi, yang terdiri atas:
Menurut Siyoto, dkk., (2015) sumber konflik merupakan interaksi antara faktor yang ada
pada individu, kelompok, dan organisasi serta faktor pekerjaan dilihat variabel mana yang
lebih dominan.
- Faktor individu :
a. Menurunnya pengendalian diri (hubungannya dalam sebuah organisasi)
b. Faktor dari dalam individu sendiri (kemampuan dan motivasi). Seseorang dapat
digolongkan menjadi tipologi A dan B. Tipologi A adalah seseorang yang aktif,
kurang sabar, bicara cepat, selalu bergerak dan kekurangan waktu, sedangkan
tipologi B adalah seseorang yang sabar, tidak terikat waktu kerja, kerja untuk
kesenagan, dan tidak tergesa-gesa
- Faktor kelompok
a. Kurangnya dukungan sosial teman sekerja
b. Adanya konflik intrapersonal, interpersonal, dan intergrup
- Faktor organisasi
a. Kebijakan organisasi
b. Struktur dan iklim organisasi
c. Kepemimpinan (budaya organisasi, lingkungan fisik)
d. Proses organisasi (pengawasan pengendaluan, penilaian kerja tidak objektif,
delegasi kurang, pelatihan)
- Faktor pekerjaan
a. Kekaburan peran dan konflik kerja, merupakan suatu kesenjangan antara
jumlah informasi yang dimiliki seseorang dengan yang dibutuhkannya untuk
dapat melaksanakan perannya dengan tepat
b. Kelebihan beban kerja, secara kuantitas “having too much to do” dan secara
kualitas “too difficult”. Beban berlebih secara kuantitastis berkaitan denan
standar kinerja (waktu dan kapasitas kegiatan) sedangkan beban kerja berlebih
secara kualitatif bila pekerjaan terlalu banyak dan beragam sehingga tidak
punya waktu cukup untuk mengerjakan.
c. Kurangnya kedetakan kelompok
d. Dukungan berkelompok yang tidak memadai
e. Konflik intrapersonal : peran ganda tenaga kesehatan
Seluruh jumlah tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2013, perawat yang
bertugas di rumah sakit sebanyak 163.309 orang, dengan rata-rata 74 perawat per rumah
sakit. Dalam menyelesaikan tugas-tugas terdapat gangguan atau masalah-masalah yang
berhubungan dengan faktor psikologis dalam diri wanita tersebut, oleh karena wanita itu
merasa bersalah telah meninggalkan keluarganya untuk bekerja, tertekan karena terbatasnya
waktu dan beban pekerjaan terlalu banyak serta situasi kerja yang kurang menyenangkan.
Konflik pekerjaan dan keluarga ini dapat mempengaruhi kinerja wanita tersebut ditempatnya
bekerja. (Kalandesang dkk, 2017)
Bisnis rumah sakit saat ini mengalami persaingan yang ketat dengan semakin
mudahnya perijinan pendirian rumah sakit swasta. Lokasi rumah sakit – rumah sakit saat ini
sudah tidak lagi mempertimbangkan jarak antar rumah sakit, sehingga persaingan sangat
mengandalkan pada kualitas layanan, biaya perawatan dan tenaga medis yang terdapat
didalamnya. Akibat persaingan yang ketat ini, rumah sakit dituntut untuk membuat inovasi
dan strategi untuk mendapatkan pelanggan/pasien, bila gagal berkompetisi maka akan
mengakibatkan ditutupnya operasional rumah sakit tersebut. (Trenggono, 2010)
Persaingan dalam industri jasa rumah sakit meliputi persaingan untuk perawatan
pasien inap, jasa dokter dan jasa apotek, sehingga dinamika persaingan yang terjadi adalah
kompetisi multipoint. Adapun segment pasar yang dilayani oleh rumah sakit – rumah sakit ini
bervariasi dari segmen penduduk dengan pendapatan rendah – tinggi. (Trenggono, 2010)
Menurut (Trenggono, 2010) kunci persaingan dalam bisnis rumah sakit yang dapat
diidentifikasi adalah :
1. Memiliki produk unggulan yang sama antar rumah sakit (brand image), seharusnya
rumah sakit lebih dapat membaca peluang.
2. Jarak radius rumah sakit yang relatif dekat karena memiliki segmen pasar, target, dan
positioning yang hampir sama. Segmen pasar adalah ibu-ibu muda dan anak balita
yang jumlahnya cukup besar di kota Bekasi, sedangkan dari tingkat pendapatan
keluarga, terdapat banyak penduduk Bekasi memiliki tingkat pendapatan yang
tergolong menengah – atas.
Target segmen yang dilayani oleh rumah sakit ini adalah ibu-ibu muda yang sedang
dalam masa kehamilan atau memiliki anak di usia balita dengan tingkat pendapatan
keluarga menengah – atas.
Posisioning yang dikembangkan adalah sebagai rumah sakit yang mengkhususkan diri
dalam bidang pelayanan spesialistik kebidanan penyakit kandungan dan kesehatan
anak. Posisioning ini hampir mendekati pesaing rumah sakit terdekat yaitu RS Mitra
Keluarga Bekasi yang memiliki posisoning sebagai rumah sakit keluarga
3. Mereka tidak hanya mencari “kesembuhan atau kesehatan” yang merupakan core
product dari rumah sakit, tetapi juga kenyamanan sebagai atribut produk dalam
berbagai bentuk. Misalnya, proses pendaftaran yang cepat termasuk kemudahan
dalam cara pembayaran, perawat dan staf rumah sakit yang cepat tanggap terhadap
kebutuhan mereka, mendapatkan informasi yang jelas atas pertanyaan mereka, dan
sebagainya. Tuntutan atau harapan dari calon pasien inilah yang merupakan
kebutuhan yang mendorong manajemen rumah sakit untuk berusaha memenuhi
kepuasan pasiennya.
4. menarik pelanggan/pasien dan mempertahankan mereka adalah tingkat kepuasan.
Kepuasan pasien akan suatu pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit akan menjadi
pendorong adanya kesetiaan pelanggan/pasien, bukan hanya saat sakit, namun juga
saat sehat, untuk pemeliharaan kesehatan berkelanjutan
5. Profesor Koichiro Otani dan kawan-kawan dalam Journal of Healthcare Management
Jan/Feb 2010 melakukan penelitian tentang reaksi pasien terhadap atribut perawatan
rumah sakit yang mempengaruhi evaluasi kualitas pelayanan keseluruhan, kesediaan
untuk merekomendasi dan kesediaan untuk kembali. Banyak penelitian
mengasumsikan bahwa pasien yang puas akan lebih senang untuk merekomendasikan
penyedia jasa kesehatan yang mereka gunakan kepada teman-temannya, dan kembali
berkunjung ketika mereka membutuhkan pelayanan.
Berbagai faktor eksternal dapat mempengaruhi arah dan kegiatan rumah sakit, bahkan
mungkin pula merubah struktur organisasi. Lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama yaitu lingkungan jauh yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi usaha untuk mencapai tujuan. Pengaruh pengaruh tersebut dapat
bersumber dari perkembangan global, perkembangan nasional, perubahan demografi dan
epidemiologi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya ilmu kedokteran,
perkembangan sosial budaya dan lain-lain. Lingkungan kedua yaitu lingkungan dekat dan
operasional rumah sakit. Sebagai ilustrasi, untuk rumah sakit pemerintah daerah, lingkungan
dekat adalah: arah pengembangan pemerintah daerah dalam era desentralisasi, badan-badan/
institusi yang melakukan akreditasi terhadap rumah sakit, tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan rumah sakit, persaingan antarrumah sakit dan lain-lain.
Faktor internal antara lain terdiri dari sumber daya manusia, fasilitas, organisasi, dana,
serta program pendidikan dan latihan.
4. MMM mengkaji perbedaan pendapat dan cara mengatasinya
Dalam proses interaksi antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya tidak ada
jaminan akan selalu terjadi kesesuaian atau kecocokan antara individu pelaksananya. Setiap
saat ketegangan dapat saja muncul, baik antar individu maupun antar kelompok dalam
organisasi. Banyak faktor yang melatar belakangi munculnya ketidakcocokan atau
ketegangan, antara lain; sifat-sifat pribadi yang berbeda, perbedaan kepentingan, komunikasi
yang “buruk”, dan perbedaan nilai. Perbedaanperbedaan inilah yang akhirnya membawa
organisasi ke dalam suasana konflik. Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan
kelompok yang saling tergantung itu harus menciptakan hubungan kerja yang saling
mendukung satu sama lain, menuju pencapaian tujuan organisasi (Wartini, 2015).
Pada skenario, gaya yang cocok untuk masalah skenario adalah gaya compromising.
Alhaq, Y. I. 2018. Manajemen Konflik di Rumah Sakit Islam (RSI) Purwokerto Tahun 2017
– 2018. Skripsi : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Duncan, W & M. Ginter, P & E. Swayne, L. (1998). Competitive advantage and internal
organizational assessment. Academy of Management Perspectives. 12. 6-16.
10.5465/AME.1998.1109046.
Hendel, T., Fish, M..,Galon, V. (2005). Leadership style and choice of strategy in conflict
management among Israeli nurse managers in general hospitals. Journal of Nursing
Management, 13, 137-146.
Kalendesang, M. P., Bidjuni, H., dan Malara, R.T. 2017. HUBUNGAN KONFLIK PERAN
GANDA PERAWAT WANITA SEBAGAI CARE GIVER DENGAN STRES
KERJA DI RUANGAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR.V. L.
RATUMBUYSANG PROVINSI SULAWESI UTARA. E-Journal keperawatan (e-
Kp) Volume 5 Nomor 1 Februari 2017
Nurandini, Aini. 2014. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Semarang: Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 11 (2014) Juni 78 – 91
Sri Wartini. 2015. Strategi Manajemen Konflik Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja
Teamwork Tenaga Kependidikan. Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VI, No 1
Trenggono. 2010. Dinamika Persaingan Rumah Sakit Case Study Rumah Sakit Hermina –
Bekasi:Bekasi