Konsep fisiopatologis yang menjelaskan tanggapan jaringan terhadap autofluoresensi

didasarkan pada perubahan dalam struktur sel (seperti hiperkeratosis, hiperkromatin,

meningkatnya pleomorfisme, variasi dalam ukuran inti dan bahkan volume sel) dan metabolisme
(konsentrasi flavin adenine dan nikotinamid adenin dinukleotida pada epitel dan stroma subepitel).
Secara khusus, perubahan ini terjadi di dalam epitel dan stroma, yang dapat mengubah distribusi
fluorofor di jaringan dan akibatnya memberi jalan untuk memancarkan fluoresensi setelah
dirangsang oleh cahaya biru. Hemoglobin sangat menyerap cahaya autofluorescent yang
diproduksi oleh kolagen dan elastin. Khusus, peningkatan submukosa darah yang terkait dengan
kanker mulut dan proses angiogenesis dapat meningkatkan penyerapan kolagen dan elastin yang
diproduksi oleh lampu autofluorescent, inilah sebabnya area mungkin tampak lebih gelap selama
pemeriksaan dengan velscope.
Penggunaan autofluoresensi untuk mendeteksi lesi ganas disediakan oleh terapi
fotodinamik, suatu teknik yang digunakan secara klinis untuk mengobati kanker. Selama terapi
ini, obat sensitif (fotosensitizer) diperkenalkan pada tumor baik dengan aplikasi sistemik atau lokal
menggunakan prekursor seperti protoporphyrin IX. Fotosensitizer menghasilkan oksigen dengan
aplikasi ringan dengan panjang gelombang yang spesifik, merusak organel sel yang menyebabkan
sel kematian. Diyakini bahwa beberapa sensitizer menumpuk pada jaringan ganas dapat
bermanfaat untuk diagnosisnya.
Pada akhir 1970, autofluoresensi, juga dikenal sebagai fluoresensi jaringan endogen,
digunakan untuk deteksi fluoresensi eksogen yang bisa bermanfaat untuk deteksi kanker. Apalagi,
sudah telah digunakan untuk deteksi dini dan diagnosis kanker dan lesi kanker di paru-paru, leher
rahim, kulit dan banyak lagi kemuian baru-baru ini, rongga mulut.
Sistem visualisasi fluoresensi jaringan dapat membantu mendeteksi berbagai macam pralignign
dan lesi ganas.

DAFTAR PUSTAKA
Enric Jané-Salas, Andrés Blanco-Carrión, Lluís Jover-Armengol José. 2015. Autofluorescence
and Diagnostic Accuracy of Lesions of Oral Mucosa: A Pilot Study. Brazilian Dental Journal
(2015) 26(6): 580-586 http://dx.doi.org/10.1590/0103-6440201300181