Anak dengan kelainan ini memerlukan perhatian dan penanganan medis yang sama
dengan anak yang normal. Mereka memerlukan pemeliharaan kesehatan, imunisasi,
kedaruratan medis, serta dukungan dan bimbingan dari keluarganya. Tetapi terdapat beberapa
keadaan dimana anak dengan sindrom Down memerlukan perhatian khusus, yaitu dalam hal:
a. Pendengarannya ;
70-80% anak dengan sindrom Down dilaporkan terdapat gangguan pendengaran. Oleh
karenanya diperlukan pemeriksaan telinga sejak awal kehidupannya, serta dilakukan tes
pendengarannya secara berkala oleh THT.
30-40% anak dengan sindrom Down disertai dengan penyakit jantung bawaan.
Mereka memerlukan penanganan jangka panjang oleh seorang ahli jantung anak.
c. Penglihatannya
Anak dengan kelainan ini sering mengalami gangguan penglihatan atau katarak.
Sehingga perlu evaluasi secara rutin oleh ahli mata.
d. Nutrisi
Beberapa kasus, terutama yang disertai kelainan kongenital yang berat lainnya, akan
terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi/prasekolah. Sebaliknya ada juga kasus
justru terjadi obesitas pada masa remaja atau setelah dewasa. Sehingga diperlukan
kerjasama dengan ahli gizi.
e. Kelainan tulang
Kelainan tulang juga dapat terjadi pada sindrom Down, yang mencakup dislokasi
patela, subluksasio pangkal paha atau ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan yang
terakhir ini sampai menimbulkan depresi medula spinalis, atau apabila anak memegang
kepalanya dalam posisi seperti tortikolis, maka diperlukan pemeriksaan radiologis untuk
memeriksa spina servikalis dan diperlukan konsultasi neurologis.
f. Lain-lain
Aspek medis lainnya yang memerlukan konsultasi dengan ahlinya, meliputi masalah
imunologi, gangguan fungsi metabolisme.
Bagi pasien sindrom Down, baik anak atau dewasa harus sentiasa dipantau dan
dievaluasi gangguan prilaku, seperti fobia, ketidak mampuan mengatasi masalah, prilaku
streotipik, autisme, masalah makanan dan lain-lain. Tatalaksana terhadap kondisi mental
yang timbul pada penderita sindrom Down harus dilakukan (National Down Syndrome
Society, 2007). Pada akhir-akhir ini dengan kemajuan dalam bidang biologi molekuler,
maka memungkinkan dilakukan pemeriksaan secara langsung kelainan genetik yang
mendasari sindrom Down.
2. Pendidikan
Ternyata anak denagn sindrom Down mampu berpartisipasi dalam belajar melalui program
intervensi dini, Taman kanak-kanak, dan mulai pendidikan khusus yang positif akan
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak secara menyeluruh.
a. Intervensi dini
Dengan intervensi dini yang dilakukan pada bayi dengan sindrom Down dan
keluarganya, menyebabkan kemajuan yang tidak mungkin dicapai oleh mereka yang tidak
mengikuti program tersebut. Pada akhir-akhir ini, terdapat sejumlah program intervensi
dini yang dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan lingkungan yang
memadai bagi anak dengan sindrom Down makin meningkat. Anak akan mendapat
manfaat dari stimulasi sensoris dini, latihan khusus yang mencakup aktivitas motorik
kasar dan halus, dan petunjuk agar anak mampu berbahasa. Demikian pula dengan
mengajari anak agar mampu menolong diri sendiri, seperti belajar makan, belajar buang
air besar/kecil, mandi, berpakaian, akan memberi kesempatan anak untuk belajar mandiri.
Telah disepakati secara umum bahwa kualitas rangsangan lebih penting daripada jumlah
rangsangan, dalam membentuk perkembangan fisik maupun mental anak. Oleh karena itu
perlu dipergunakan stimuli-stimuli yang spesifik.
Program pendidikan khusus pada anak dengan sindrom Down akan membantu anak
melihat dunia sebagai suatu tempat yang menarik untuk mengembangkan diri dan
bekerja. Pengalaman yang diperoleh disekolah akan membantu mereka memperoleh
perasaan tentang identitas personal, harga diri dan kesenangan. Lingkungan sekolah
memberikan anak dasar kehidupan dalam perkembangan keterampilan fisik, akademis,
dan kemampuan sosial. Sekolah hendaknya memberi kesempatan anak untuk menjalin
hubungan persahabatan dengan orang lain, serta mempersiapkannya menjadi penduduk
yang produktif. Kebanyakan anak dengan sindrom Down adalah mampu di didik. Selama
dalam pendidikan anak diajari untuk biasa bekerja dengan baik dan menjalin hubungan
yang baik dengan teman-temannya. Sehingga anak akan mengerti mana yang salah dan
mana yang benar, serta bagaimana harus bergaul dengan masyarakat. Banyak masyarakat
yang menerima anak dengan sindrom Down dengan apa adanya.
Konseling genetik, maupun amniosentesis pada kehamilan yang dicurigai, akan sangat
membantu mengurangi angka kejadian sindrom Down. Saat ini dengan kemajuan biologi
molekuler, misalnya dengan “gene targeting” atau yang dikenal juga sebagai “homologous
recombination” sebuah gen dapat di non-aktifkan. Tidak terkecuali suatu saat nanti, gen-gen
yang terdapat diujug lengan panjang kromosom 21 yang bertanggung jawab terhadap
munculnya fenotip sindrom Down dapat dinon-aktifkan
1. Banyak teknik yang bisa digunakan pada terapi latihan, namun disini teknik yang
digunakan adalah: (dyah, 2013)
b. Tapping :dilakukan pada setiap segmen dengan menggunakan teknik sweep tapping, yaitu
untuk mengaktifkan kelompok otot yang lemah.
d. metode bobath : dilakukan untuk memfasilitasi persendian yang lemah dengan metode Key
Point of Kontrol.
2. Edukasi Edukasi untuk orang tua maupun keluarga pasien dengan kondisi down syndrome
meliputi : (a) Untuk saat ini pasien belum mampu untuk duduk secara mandiri sehingga saat
dirumah orang tua selalu diajari cara duduk yaitu dengan menarik salah satu tangannya
sambil diberi mainan. (b) Keluarga harus selalu memantau perkembangan pasien