Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3
Konflik merupakan kondisi yang muncul karena adanya perbedaan ide, nilai, perasaan
antara dua orang atau lebih. Nilai yang berbeda, komunikasi yang tidak memadai, saling
ketergantungan disertai dengan perubahan telah menjadi beberapa sumber utama konflik (Mito
Julianto, 2016). Organisasi profesi yang berperan besar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
di rumah sakit adalah keperawatan yang juga berpotensi mengalami konflik. Konflik
mengakibatkan kerugian diantaranya stres kerja pada perawat pelaksana. Manajemen konflik
merupakan prioritas utama kepala ruangan untuk mengatasi hal tersebut (Hasibuan et al., 2021).
Kepala ruangan bertanggung jawab atas keputusan perawatan pasien. Keputusn yang diambil
kepala ruangan akan berpengaruh kepada kepuasan pasien, perawat dan keluarga pasien. Dalam
menghadapi suatu masalah etik, kepala ruangan dapat mengambil keputusan etik dengan
menggunakan gaya kepemimpinannya dalam melakukan pendekatan masalah tersebut (Rathi et
al., 2021).
Gaya kepemimpinan adalah gaya pemimpin dalam memberikan arahan, implementasi
rencana, dan memotivasi orang lain (Gani, 2017). Penerapan gaya kepemimpinan dikaitkan tidak
hanya dengan situasi tertentu, tetapi juga dengan faktor latar belakang tertentu, seperti
pengalaman bertahun-tahun dalam menjabat kepala ruangan, pengalaman perawat bekerja di
rawat inap dan kejadian dilema etik. Hasil penelitiannya ditemukan gaya kepemimpinan yang
sering digunakan perawat kepala dalam mengambil keputusan dilema etik adalah demokratis,
afiliatif, dan transformasional ketika menyelesaikan dilema etik (Suweko & Dwiantoro, 2020).
Implementasi gaya kepemimpinan transformasional berdampak pada peningkatan mutu
asuhan keperawatan Rumah Sakit. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian sebelumnya
yang menunjukkan bahwa pengaruh ideal, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan
pertimbangan individual berpengaruh signifikan dan positif terhadap pembelajaran organisasi
dan mutu pelayanan (Ahmad & Abazeed, 2018). Penelitian lain juga didapatkan korelasi yang
positif antara gaya kepemimpinan transformasional yang diambil perawat manajer untuk
mengeksplor praktik keperawatan yang lebih baik (Aboshaiqah et al., 2014). Gaya
kepemimpinan transformasional memberikan dampak positif terhadap mutu asuhan keperawatan
Rumah Sakit (Karaca & Durna, 2019). Beberapa Rumah sakit menyatakan bahwa telah
diterapkan gaya kepemimpinan transformasional, akan tetapi penerapanya belum pernah dinilai
sesuai atau tidak dengan teori yang ada, dengan demikian penting dikaji bagaimana penerapan
gaya kepemimpinan tersebut. Penerapan gaya kepemimpinan transformasional menjadi salah
satu tolak ukur mutu asuhan keperawatan suatu rumah sakit untuk memberikan kepuasan pada
pengguna jasa dan pemberi jasa itu sendiri.
Fungsi pelayanan di rumah sakit perlu ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan
efisien serta memberikan kepuasan terhadap perawat (Yulina & Ginting, 2019). Kepuasan
perawat dan pasien merupakan salah satu alat ukur untuk menilai mutu pelayanan kesehatan,
maka dari itu pemberi layanan harus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan cara
dilihat dari kinerja pelayanan yang telah diberikan kepada pasien (Rustifani et al., 2017).
Kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa, dan apabila
kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan puas (Hafid, 2017). Pelayanan dengan
mengedepankan kepuasan pelanggan diperlukan paradigma dan sikap mental yang berorientasi
melayani, serta pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dalam melaksanakan pelayanan
prima. Pelanggan akan memilih rumah sakit yang mampu melayani dengan baik sesuai dengan
keiginan atau harapannya. Agar tetap dapat eksis melayani pelanggannya, rumah sakit harus
memiliki kemauan dan kemampuan dalam memberikan pelayanan yang prima serta sumber daya
manusia yang berkualitas (Anggarawati & Wulan Sari, 2016). Hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan peran penting yang dimainkan kepemimpinan transformasional untuk
meningkatkan kondisi dan suasana kerja, yang memungkinkan perawat menjalin hubungan baik
dengan pasien dan meningkatkan kualitas perawatan dan kepuasan pasien (Asif et al., 2019).
Peningkatan pelayanan tersebut tidak lepas dari seorang pemimpin dalam mengambil gaya
kepemimpinan yang tepat dalam mengatasi dilema etik.
Kode etik keperawatan di Indonesia, terdapat point yang mengatur hubungan antara
perawat dan pasien, dimana perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia, keunikan pasien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut
serta kedudukan sosial (Damin & Sudarmawan, 2010). Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat-istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari pasien. Tanggung jawab utama perawat
adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat wajib merahasiakan
segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali
jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (Nursalam,
2016). Untuk itu pengambilan keputusan etik yang diambil kepala ruangan dalam dilema etik
haruslah mengidentifikasi masalah dan menerima pendapat dari perawat lain untuk menjadi
dasar pertimbangan pemikirannya dalam membuat keputusan etik.
BAB 5
KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada kajian ini maka dapat diambil kesimpulan
kepala ruangan dalam mengidentifikasi dan mengambil keputusan etik menerapkan gaya
kepemimpinan yang transformasional ketika menyelesaikan dilema etik. Gaya kepemimpinan
transformasional berdampak dalam mutu asuhan keperawatan di rumah sakit, dimana kepuasan
pasien dan keluarga mengalami peningkatan, serta peningkatan kepatuhan perawat terhadap
standar keperawatan. Rekomendasi yang dapat diberikan bahwa implementasi gaya
kepemimpinan transformasional sangat disarankan sebagai salah satu bentuk seorang pemimpin
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aboshaiqah, A. E., Hamdan-Mansour, A. M., Sherrod, D. R., Alkhaibary, A., & Alkhaibary, S.
(2014). Nurses’ Perception of Managers’ Leadership Styles and Its Associated Outcomes.
American Journal of Nursing Research, 2(4), 57–62. https://doi.org/10.12691/ajnr-2-4-1
Ahmad, R., & Abazeed, M. (2018). Impact of Transformational Leadership Style On
Organizational Learning. International Journal of Business and Social Science, 9(1), 24–31.
Alfred, D., Chilton, J., Connor, D., Deal, B., Fountain, R., Hensarling, J., & Klotz, L. (2015).
Preparing for disasters: Education and management strategies explored. Nurse Education in
Practice, 15(1), 82–89. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2014.08.001
Anggarawati, T., & Wulan Sari, N. (2016). Kepentingan Bersama Perawat-Dokter Dengan
Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 12(1), 44–54.
https://doi.org/10.26753/jikk.v12i1.139
Asif, M., Jameel, A., Hussain, A., Hwang, J., & Sahito, N. (2019). Linking transformational
leadership with nurse-assessed adverse patient outcomes and the quality of care: Assessing
the role of job satisfaction and structural empowerment. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 16(13). https://doi.org/10.3390/ijerph16132381
Baharudin, Kurdi, & Leonardo. (2015). Analisis perbedaan tipe kepribadian A dan B terhadap
manajemen konflik interpersonal pada pegawai rumah sakit khusus mata provinsi sumatera
selatan. Jurnal Psikologis, 1(2).
https:/jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/psikis/article/view/565/502
Damin, & Sudarmawan. (2010). Pendidikan Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku
Motivasional, dan Mitos. Alfabeta.
Doris, A. (2019). Analisis Hubungan Manajemen Konflik Kepala Ruangan dengan Kepuasan
Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. III Reksodiwiryo Padang.
NERS Jurnal Keperawatan, 15(2), 155. https://doi.org/10.25077/njk.15.2.155-162.2019
Gani, A. A. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai. Bisma: Jurnal Manajemen, 5(1), 9–16.
Hafid, M. A. (2017). Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna
yankestis dalam pelayanan keperawatan di rsud syech yusuf kab.gowa. Jurnal Kesehatan,
VII(2), 1–8.
Hasibuan, E. K., Saragih, M., Gulo, A. R. B., & Sapitri, H. (2021). Keterkaitan Metode Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) TIM dengan Kepuasan Perawat. Jurnal Ilmu
Keperawatan, 1(2), 151–166.
Ika, W. C., Enie, N., & Sri, P. (2019). Optimalisasi Manajemen Konflik : Perilaku Asertif Dalam
Keperawatan Conflict Management Optimization : Asertive Behavior In Nursing. Jurnal
Kesehatan Saelmakers Perdana, 2, 111–120. http://ojs.ukmc.ac.id/index.php/JOH
%0AOptimalisasi
Jodar I Solà, G., Gené I Badia, J., Hito, P. D., Osaba, M. A. C., & Del Val Garciá, J. L. (2016).
Self-perception of leadership styles and behaviour in primary health care Organization,
structure and delivery of healthcare. BMC Health Services Research, 16(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12913-016-1819-2
Karaca, A., & Durna, Z. (2019). Patient satisfaction with the quality of nursing care. Nursing
Open, 6(2), 535–545. https://doi.org/10.1002/nop2.237
Mito Julianto. (2016). Peran dan fungsi manajemen keperawatan dalam manajemen Konflik.
Fatmawati Hospital Journal, 1–7.
http://jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/PerandanFungsiManajemenKeperawatandalamMan
ajemenKonflik.pdf
Mugiarti, S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Kementerian
Kesehatan RI.
Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
(5th ed). Salemba Medika.
Rathi, N., Soomro, K. A., & Rehman, F. U. (2021). Transformational or Transactional:
Leadership Style Preferences During Covid-19 Outbreak. Journal of Entrepreneurship,
Management, and Innovation, 3(2), 451–473. https://doi.org/10.52633/jemi.v3i2.87
Rustifani, Y., Rumana, N. A., & Anggraini, M. (2017). Hubungan Kinerja Pelayanan Dengan
Kepuasan Pasien Di Bagian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di Rsud Tulehu.
Jurnal Inohim, 3(1), 1–8.
Simamora, R. H. (2015). Upaya Pembinaan Perawat di Rumah Sakit Ngesti Waluyo Parakan
Temanggung Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman, 8(2), 105–119.
Suweko, H., & Dwiantoro, L. (2020). Kepemimpinan Transformasional Dalam Meningkatkan
Kepuasan Kerja Perawat: Literature Review. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan,
11(1), 106. https://doi.org/10.26751/jikk.v11i1.775
Yulina, Y., & Ginting, R. (2019). Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat
Jalan di Puskesmas Belawan Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi (Jkg), 2(1),
26–33. https://doi.org/10.35451/jkg.v2i1.204