Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI MENGELOLA KONFIK DAN STRATEGI MENGATASI KONFLIK

Makalah ini disusun untu memenuhi tugas mata kuliah manajemen konflik

Dosen Pengampu

Sayan Suryana, S.Sos. M.M

Di Susun Oleh :

Maziah (1910631120048)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2022

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb

Puji syukur kehadirar Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas kelompok ini dengan tepat waktu
yaitu Makalah yang berjudul “Strategi Mengelola Konflik dan Strategi Mengatasi
Konflik”.

Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni
Syariah Agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.

Dalam pembuatan makalah ini pastinya terdapat kesalahn dalam susunan


maupun dalam kata untuk itu kami sangat menerima saran dan juga kritik untuk
evaluasi dalam pembuatan makalah berikutnya, namun kami juga berharap agar
makalah ini juga bisa dipahami dan diterima oleh pembaca.

Karawang, 27 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
1.3. Tujuan Masalah.........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1. Strategi Konflik..........................................................................................................................3
2.2. Teknik Pengelolaan Konflik......................................................................................................4
2.3. Kebijakan Konflik Dalam Organisasi......................................................................................5
2.4. Strategi Mengatasi Konflik.......................................................................................................7
2.5. Hal-hal Yang Perlu Dilakukan dan Harus Dihindari Dalam Mengatasi Konflik.................9
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan
seorang manusia dalam kehidupannya. Oleh sebab itu konflik selalu mewarnai
kehidupan, dimulai dari konflik yang kecil sampai yang sangat besar. Maksudnya, konfik
kemungkinan akan selalu ada, karena konflik merupakan bagian dari kehidupan. Konflik
itu meruppakan hal yang alamiah dan akan selalu terjadi, karena masing-masing dari kita
memiliki persepsi yang sangat berbeda dari cara sudut pandang dan pemikiran kita juga
sangat berlaianan dan tidak memiliki kesamaan kepentingan dari setiap individunya. Oleh
sebab itu konflik dapat diartikan sebagai sebuah persepsi yang berbeda kepentingannya
atau tidak tercapainya sebuah aspirasi dari berbagai pihak yang termasuk kedalam
konflik.
Konflik juga adalah sebuah proses dimulainya ketika ada salah satu pihak yang
memeiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, suatu yang telaj
menjadi kondisi yang merupakan titik awal proses konflik tersebut. Sampai pada saat ini
konflik dilihat sebagai sesuatu yang penting untuk sebuah organisasi agar bisa
mempertahankan sebuah organisasi. Konflik harus dikelola dengan baik agr tujuan dapat
mengurangi atau memperkecil bahkan sampai menghilangkan dampak yang negatif yang
menurunkan kinerja organisasi jika konflik tersebut dibiarkan maka akan berlarut-larut
tandpa adanya sebuah solusi untuk menyelesaikannya.
Organisasi secara tetap sering sekali mengalami perubahan dalam upaya memperbaiki
nilai kompetitif mereka. Penerimaan seorang individu baik itu dari perubahan satu
dengan yang lain, oleh sebab itu sering terjadi potensi konflik. Makalah ini akan
membahas strategi apa saja yang bisa diambil oleh sebuah organisasi saat mengelola
konflik maupun mengatasi konflik tersebut saat terjadi sebuah pebedaan pendapat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Mengapa perlu strategi dalam mengelola sebuah konflik ?
2. Apa saja teknik yang digunakan dalam mengelola konflik ?
3. Apa kebijakan yang digunakan dalam mengelola konflik ?
4. Bagaimana strategi mengatasi sebuah konflik ?
5. Apa saja hal-hal yang perlu untuk dilakukan dan hal yang harus dihindari dalam
mengatasi sebuah konflik ?

1.3. Tujuan Masalah


1. Dapat mengetahui strategi dalam mengelola konflik
2. Dapat mengetahui teknik apa yang akan digunakan dalam mengelola konflik

1
3. Dapat mengetahui kebijakan apa yang yang nantinya akan digunakan dalam
mengelola konflik tersebut
4. Dapat mengetahui strategi mengatasi konflik
5. Dapat mengetahui hal-hal yang perlu kita lakukan dan yang harus dihindari dalam
mengatasi sebuah konflik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Strategi Konflik


Dalam menerapkan suasana kerja agar menjadi lebih kondusif maka diperlukan
suatu strategi dalam mengelola konflik. Oleh sebab itu strategi merupakan sebuah
rencana kerja suatu perusahaan, lembaga atau lainnya yang bertujuan untuk menciptakan
keunggulan dalam bersaing. Strategi dapat dilihat sebagai suatu alat yang gunanya untuk
menentukan langkah organisasi baik dalam jangka pendek maupun panjang. Bisa kita
simpulkan bahwa strategi sebagai serangkaian aktivitas yang mempertimbangkan aspek
tujuan. Strategi organisasi ini dapat dapat menggunakan metode yang tepat sasarannya
guna untuk mrngrlolas sumber daya manusia sebagai sebuah elemen penting yang
memiliki peran utama dalam keberlangsungan kinerja organisasi.
Manajemen konflik dilakukan dengan beberapa tujuan yaitu untuk mencegah
kemungkinan akan terjadinya sebuah konflik, menghindari adanya konflik yang sedang
terjadi, mengurangi dampak dan resiko yang mengakibatkan terjadinya konflik serta cara
menyelesaikan konflik dalam waktu yang paling singkat. Untuk mengelola konflik
sendiri, hal utama yang harus dilakuakan ialah memahami konflik tersebut atau awal
mula permasalahn nya, mengapa demikian mendeteksi sebuah masalah sangat
diperlukan saat kita salah dalam mendeteksi masalah maka proses pengelolaan
konflikpun akan gagal dilakukan. seperti halnya seorang dokter yang harus mendiagnosa
dari mana konflik ini timbul, maka siapa saja yang terlibat dalam konflik tersebut,
dimana kejadiaannya, dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Maka tahap
selanjutnya yang harus dilakukan ialah mengevaluasi berjalannya solusi. Saat semua
berkomitmen, maka konflikpun bisa dikelola dengan baik untuk kepentingan bersama.
Proses mengelola konflik adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang manajer. Selain itu juga ada beberapa kompetensi lain yang berkaitan dengan
organisasi yang harus dimiliki. Manajemen konflik merupakan proses penyusunan
strategi konflik. Bahwa strategi konflik sebagai rencana untuk memenajemenkan
konflik, bahwa strategi konflik adalah proses yang menentukan tujuan sesorang terlibat
dengan suatu konflik dan pola interaksi konflik yang digunakan untuk mencapai
keluaran konflik yang nantinya diharapkan.

Proses strategi konflik digambarkan oleh Wirawan (2016) sebagai berikut :

 Analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunity dan Threat) mengenai


diri sendiri dan lawan konflik.
Analisis SWOT mengenai diri sendiri akan mencerminkan kekuatan (Strenght)
dan kelemahan (Weakness) diri sendiri dalam menghadapi lawan konflik.
Analisis SWOT mengenai lawan konflik akan mencerminkan sebuah peluang
(Opportunity) dan ancaman (Theart) dari lawan konflik

3
 Menentukan tujuan konflik
Tujuan konflik adalah sesuatu yang ingin dicapai saat menghadapi dan
menyelesaikan konflik. Lebih spesifik tujuan konflik adalah target keluaran
konflik yang diharapkan.
 Pola interaksi konflik
Pola interaksi konflik merupakan bentuk interaksi dengan pihak lawan konflik
dalam upaya mencapai keluaran konflik yang diharapkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pola interaksi konflik menurut WIrawan (2016) adalah sebagai
berikut :
a. Metode resolusi konflik yang digunakan dalam sebuah interaksi konflik
b. Gaya menajemen konflik yang digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat
konflik
c. Perkembangan situasi konflik bisa berkembang darri konflik kondtruksif
menjadi konflik atau sebaliknya. Situasi konflik tersebut sangat
mempengaruhi pola interaksi konflik.

2.2. Teknik Pengelolaan Konflik


Dalam mencapai sebuah tujuan yang efektif dalam organisasi menurut (Stephen P
Robbins, 1994), ada beberapa teknik pengelolaan konflik yang dapat dilakukan meliputi:
1. Tujuan superordinate
Tujuan ini merupakan tujuan yang lebih besar untuk suatu kepentingan didalam
organisasi, dan bernilai cukup tinggi dibandingkan dengan tujuan unit/kelompok.
Tujuan ini juga tidak dicapai semata-mata tanpa kerja sama semua pihak yang
bertentangan. Agar dapat terwujud maka pihak-pihak yang saling berselisih untuk
mengurangi konflik dan saling bekerja sama untuk mencapai sebuah tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Mengurangi saling ketergantungan antar unit
Organisasi merupakan sebuah sistem adanya kerja sama antar unit dan saling
ketergantungan antar unit dan saling ketergantungan antar peklerjaan menghilangkan
saling bergantung antar unit kerja sulit dilakukan akan tetapi untuk mengurangi dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi kerja terutama proses komunikasi
dan pengambilan keputusan secara tepat.
3. Perluasan sumber daya
Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan memalui perluasan sumber daya merupakan alternatif yang dapat ditempuh
untuk mengurangi konflik antar unit organisasi yang mempunyai keterbatasan
sumber daya biasanya mengalokasikan berdasarkan prioritas kebutuhan pada unit-
unit kerja tertentu.
4. Pemecahan masalah bersama
Pemcahan masalah, bersama dianggap sebagai teknik yang baik dalam pengendalian
konflik. Untuk menyelesaikan masalah, dperlukan saling pengertian pihak-pihak
4
yang bertentangan kedua pihak bersedia bertemu untuk mencari sumber konflik dan
bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelesaian konflik tujuan utama untuk
memecahkan masalah, bukan sekedar menyesuaikan berbagai pandangan yang ada.
5. Strategi naik banding
Naik banding dipilih sebagai teknik resolusi konflik apabila individu atau kelompok
karyawan merasa dilanggar hak-haknya oleh rekan kerja atau pimpinan pihak-pihak
yang dirugikan dapat mengadukan masalahnya kepada atasan setingkat lebih tinggi
atau seorang penengah dari pihak ketiga.
6. Wewenang formal
Wewenang formal dipunyai oleh pimpinan untuk menyelesaikan konflik jika terjadi
konflik antar kelompok kerja diteruskan kepada atasan langsung guna mendapatkan
penyelesaian. Apabila tidak dapat dicapai kesepakatan maka atasan pada kedua
kelompok berrdiskusi untuk mengambil keputusan yang harus diterima oleh kedua
belah pihak
7. Interaksi yang semakin bertambah
Interaksi yang semakin bertambah dapat digunakan sebagai teknik resolusi konflik
semakin sering orang berinteraksi maka makin besar kemungkinan untuk
menemukan sebuah kepentingan dan ikatan yang sama sehingga memudahkan kerja
sama akan tetapi jika masing-masing individ atau kelompok mempunyai nilai
kepentingan yang berbeda dan dipaksa untuk terus berinteraksi kemungkinan akan
timbul konflik teknik interaksi harus dilakukan dengan cara memindahkan orang
masuk atau keluar dari kelompok yang konflik
8. Sistem evaluasi dan imbalan
Membuat kriteria evaluasi dan merubah sistem pemberian imbalan ini merupakan
salah satu teknik mengelola konflik. Evaluasi terhadap kinerja individu atau
kelompok sesuai dengan standar masing-masing. Suatu kelompok kerja dengan
demikian sistem imbalan sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh kelompok kerja.
Organisasi menaruh perhatian pada kefektifan keseluruhan sistem bukan pada salah
satu kelompok saja karena itu sistem imbalan memperhatikan juga unit-unit yang
aktif bekerja sama.
9. Membaur unit yang konflik
Teknik resolusi konflik dengan cara membaurkan unit yang konflik, diharapkan
dapat memadukan kekuatan yang terpecah akibat konflik, memadukan dua kekuatan
yang berbeda berselisih tidaklah mudah namun melalui pembagian kedudukan bagi
kedua pihak dapat meredakan ketegangan.

2.3. Kebijakan Konflik Dalam Organisasi


Organisasi atau sebuah perusahaan yang mapan (established) mempunyai kebijakan
mengenai konflik. Kebijakan yang harus berasumsi mengenai konflik tentunya harus
sesuai dengan definisi mengenai konflik dengan dilandaskan pada manajemen konflik
itu sendiri.
5
 Asumsi mengenai konflik
Organisasi mempunyai asumsi yang jelas mengenai konflik, apakah perbedaan
pendapat dan konflik diperbolehkan atau dilarang, contohnya pada perusahaan
yang mempunyai kebijakan bagaimana menhadapi dan menyelesaikan konflik
yang terjadi untuk mengarahkan kearah yang baik dan meningkatkan kinerja
perusahaan. Hal yang diperbolehkan adalah hanya memberikan masukan kepada
unit bukan mendebatnya.
 Definisi mengenai konflik
Kata konflik berasal dari kata configere artinya saling berbenturan yaitu semua
bentuk benturan tabrakan ketidaksesuaian, pertentangan, perkelahian, oposisi, dan
interaksi yang antaginis. (Mangkunegara, 2017) mengetakan konfik adalah suatu
pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seorang terhadap
dirinya, orang lain, organisasi, dengan kenyataan yang didapatkan. Pengertian
konflik menurut (Joseph A. Devito, 1997), interaksi yang disebut komunikasi
antara individu yang satu dengan yang lainnya, tidak dapat disnagkal akan
menimbulkan konflik dalam level yang berbeda. Konflik kompleksitas. Organisasi
perlu membuat definisi mengenai konflik yang bisa diterima oleh organisasi. Apa
yang termasuk kedalam konflik individu, apa yang termasuk konflik organisasi,
indikator terjadinya konflik, dan apakah konflik merupakan konflik konstruktif
atau konflik negatif.
 Pedoman manajemen konflik
Suatu organisasi atau perusahan perlu mempunya pedoman untuk memanajemen
konflik yang terjadi. Isi pedoman tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Prosedur proses untuk menyelesaikan konflik
Konflik yang terjadi dalam organisasi harus segerav diselesaikan agar tidak
mengganggu produksi dan operasi organisasi dalam mencapai tujuan.
Contohnya : perusahaan Toyota, standar prosen untuk menyelesaikan konflik
yang terjasi diperushaan Toyota
b. Siapa yang bertanggungjawab menyelesaikan konflik, dan yang bertanggung
jawab untuk mengambil keputusan jika terjadi konflik
c. Apakah kewajiban dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat

Konflik sebagai contoh pegawai yang terlibat konfli harus merahasiakan dan wajib
mengutamakan penyelesaian konflik didalam organisasi dengan tidak meminta
bantuan dari orang luar atau pengadilan. Jika suatu organisai mulai menghadapi
konflik antar anggota atau pegawainya ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan
organisasi untuk mengurangi konflik tersebut ialah :

1. Melaksanakan prinsi-prinsip birokrasi organisasi


Setiap organisasi melaksanakan prinsip biokrasi yang menurut Max Weber
(1947) disebut sebagai biokrasi yang ideal. Jika terjadi konflik harus

6
dilaksanakan prinsip hierarki yaitu atasan mengambil keputusan serta
pelaksanaan peraturan dan prosedur kerja.
2. Pemisahan fisik
Pihak-pihak yang terlibat konflik dipisahkan misalnya melalui rotaasi tugas.
3. Mengintegrasikan
Menyatukan kembali pihak-pihak yang terlibat konflik melalui intervensi pihak
ketiga atasan penasihat atau mediator profesional.
4. Pelatihan
Menyelenggarakan pelatihan mengenai konflik dan manajemen konflik.

2.4. Strategi Mengatasi Konflik


Blak and Mouton (1964) dalam (Rahim, 2001) pertama kali memperkenalkan lima
strategi mengatasi konflik. Thomas (1976) dalam (Rahim, 2001) memperbaiki 5 strategi
dalam mengatasi konflik tersebut. Kelima strategi ini kemudian oleh Rahim (2001)
dikelompokan kedalam dua dimensi. Perhatian terhadap diri sendiri dan perhatian pada
orang lain. Dimensi perhatian pada diri sendiri ini menjelaskan sejauh mana pihak yang
berkonflik berusaha untuk memuaskan kepentingan. Dimensi kedua menjelaskan sejauh
mana pihak yang berkonflik mencoba untuk mengakomodasi pihak lawan.
berdasarkan kepedulian terhadap diri sendiri, terdapat dua strategi penyelesaian
konflik dengan kepedulian yang tinggi terhadap orang lain, yaitu mengintegrasikan dan
mengalah. Strategi ini sebagai bagian dari kolaborasi dan mengakomodasi.
Mengintegrasikan atau berkolaborasi menjelaskan bahwa situasi dimana para pihak yang
berkonflik memiliki keinginan untuk memenuhi sepenuhnya kepentingan pada semua
pihak.
Dengan strategi ini semua pihak berupaya untuk bekerja sama dengan pihak lain
untuk memahami kekhawatiran dan kebutuhan mereka dan melakukan upaya
menemukan solusi yang saling memuaskan sedangkan akomodatif atau mengalah adalah
kesediaan salah satu pihak yang berkonflik untuk menepatkan kepentingan lawan diatas
kepentingannya sendiri. Hal ini kemungkinan pihak lain merasa puas dengan
mengabaikan diri sediri. Strategi selanjutnya adalah berkompromi strategi ini mencoba
menyelesaikan konflik dengan mengidentifikasi solusi yang sebagaian memuasakn bagi
kedua belah pihak tetapi sama seklai tidak memuaskan sepenuhnya bagi keduanya.

Strategi cara mengatasi konflik antara lain :

 Bersaing atau memaksa atau mendominasi untuk menang


Gaya ini dikenal sebagai sebuah skenario win or lose atau berusaha untuk
memenangkan psosisi dengan cara memaksa. Pihak yang mendominasi akan
mencoba segala cara untuk memenangkan tujuannya. Mereka ingin mendapatkan
apa yang mereka inginkan dan tidak takut untuk menyatakan pendapat mereka dan
berupaya keras mendapatkannya. Akibatnya, sering kali membela hak dan atau

7
mempertahankan posisi yang diyakini benar oleh pihak tersebut. Hal itu dapat
menyebabkan perasaan frustasi pada pihak lawan mengambil pendekatan
kompetitif untuk penyelesaian konflik , dan mengekalasi konflik tersebut.
 Menghindari
Gaya ini menunjukan kepedulian yang rendah terhadap diri sendiri dan orang lain.
Ini juga dikenal sebagai strategi dengan cara mengabaikan adanya konflik. Strategi
ini dikaitkan dengan sikap penarikan diri atau situasi “see no evil, hear no evil,
speak no evil”. Upaya ini berusaha untuk melakukan penundaan masalah sampai
waktu yang lebih baik, atau hanya menarik diri sendiri dari situasi yang
mengancam. Gaya ini sering dicirikan sebagai sikap tidak peduli terhadap isu atau
pihak yang terlibat konflik. pihak yang melakukan strategi ini mungkin menolak
untuk mengakui didepan umum bahwa ada konflik yang harus diselesaikan.
 Mengakomodasi
Strategi gaya ini dekaitkan dengan upaya untuk mengecilkan perbedaan dan
merekatkan kesamaan untuk memuaskan kepentingan pihak lain. Ada unsur
pengorbanan diri dalam strategi ini. Hal tersebut dapat berupa kemurahan hati,
melakukan perbuatan amal untuk pihak lain, atau kepatuhan pada perintah pihak
lain. Pihak yang mengalah tidak pernah mempunyai tuntutan. Sebaliknya, mereka
berusaha sekuat tenaga untuk mengakomodasi tuntutan pihal lain dan
menyelesaikan konflik. Pihak yang patuh mengabaikan kepentingan sendiri untuk
memuasakn pihak lain. Mencoba mengakomodasi pihak lain pasti menahan rasa
frustasi mereka atau mengabaikan perasaan mereka. Dalam jangka waktu panjang,
hal ini dapat menimbulkan rasa frustasi dan akan membuat harapan pihak lawan
mereka akan selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan.
 Kompromi
Strategi kompromi melibatkan “take and give” atau berbagi dimana kedua belah
pihak sama-sama menyerahkan sesuatu untuk membuat keputusan yang dapat
diterima bersama. Mereka mencoba untuk membuat keputusan yang dapat diterima
bersama. Mereka mencoba menghilangkan perbedaan, bertukar, konsesi, atau
mencari posisi jalan tengah yang cepat. Strategi resolusi konflik yang kompromi
bertujuan untuk menyelesaikan solusi yang sianggap adil. Semua orang bekerja
sama, jadi tidak ada yang benar-benar mendapatkan 100% keinginan mereka,
sebaliknya, setiap pihak membuat pengorbanan. Kompromi terdengar bagus pada
awalnya, tetapi solusi yang adil tidak selalu merupakan solusi yang efektif. Strategi
resolusi konflik ini masih fokus pada persaingna dan tidak mengenai tujuan
penyelesaian konflik yang sebenarnya yaitu mencoba memahami apa yang
dibutuhkan setiap pihak. Disitulah kolaborasi berperan.
 Mengintegrasikan atau berkolaborasi
Gaya ini ada;lah pendekatan pemecahan masalh (problem solving). Strategi ini
melibatkan kolaborasi antara para pihak dalam mebggambarkan hal ini sebagai
kolaborasi “sebuah proses dimana pihak-pihak mencoba melihat aspek dari sudut
8
pandang yang berbeda dan dapat secara konstruktif mengeksplorasi perbedaan
mereka dan mencari solusi yang melampaui kepentingan sepihak mereka yang
terbatas tentang apa yang mungkin”. Kolaborasi memaksimalkan kemampuan
kerja sama masing-masing pihak.

Setiap pihak dapat mengungkapkan apa yang mereka butuhkan dan


menggambarkan keseluruhan dari situasi dan tantangan yang terlihat. Akan bekerja
sama untuk melakukan apa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan setiap
pihak semaksimal mungkin. Semua pihak akan measa puas. Strategi ini mungkin
tidak mudah dan sulit untuk dilaksanakan, tetapi itu layak untuk diperjuangkan.

2.5. Hal-hal Yang Perlu Dilakukan dan Harus Dihindari Dalam Mengatasi
Konflik
Galo (2017) memberikan beberapa hal yang harus menjadi perhatian sebelum
berbagai pihak melakukan penyelesaian konflik. Sebelum melakukan resolusi konflik
pihak yang akan bernegosiasi harus mempersiapkan pikiran kita terlebih dahulu. Mereka
harus bersikap positif sambil secara jujur mengakui kemungkinan betapa sulitnya
penyelesaian konflik yang harus dilakukan. semua pihak harus mampu
mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda. Hindari emosi yang tinggi dan selalu
mencoba bersikap tenang dan berpikiran dingin.
Persiapan adalah kunci penting untuk pihak yang mencoba menyelesaikan konflik.
Semua pihak harus mempersiapkan bahan yang akan didiskusikan dan mencoba
memikirkan berbagai macam skenario. Untuk hasil yang optimal, waktu dan tempat
yang tepat sangat penting untuk dipertimbangkan. Jangan mencoba bicara ketika emosi
sedang tinggi. Perhatikan perasaan pihak lain.

9
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan
seorang manusia dalam kehidupannya. Oleh sebab itu konflik selalu mewarnai
kehidupan, dimulai dari konflik yang kecil sampai yang sangat besar. Maksudnya, konfik
kemungkinan akan selalu ada, karena konflik merupakan bagian dari kehidupan. Konflik
itu meruppakan hal yang alamiah dan akan selalu terjadi, karena masing-masing dari kita
memiliki persepsi yang sangat berbeda dari cara sudut pandang dan pemikiran kita juga
sangat berlaianan dan tidak memiliki kesamaan kepentingan dari setiap individunya. Oleh
sebab itu konflik dapat diartikan sebagai sebuah persepsi yang berbeda kepentingannya
atau tidak tercapainya sebuah aspirasi dari berbagai pihak yang termasuk kedalam
konflik.
Galo (2017) memberikan beberapa hal yang harus menjadi perhatian sebelum
berbagai pihak melakukan penyelesaian konflik. Sebelum melakukan resolusi konflik
pihak yang akan bernegosiasi harus mempersiapkan pikiran kita terlebih dahulu. Mereka
harus bersikap positif sambil secara jujur mengakui kemungkinan betapa sulitnya
penyelesaian konflik yang harus dilakukan. semua pihak harus mampu
mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda. Hindari emosi yang tinggi dan selalu
mencoba bersikap tenang dan berpikiran dingin.
Persiapan adalah kunci penting untuk pihak yang mencoba menyelesaikan konflik.
Semua pihak harus mempersiapkan bahan yang akan didiskusikan dan mencoba
memikirkan berbagai macam skenario. Untuk hasil yang optimal, waktu dan tempat
yang tepat sangat penting untuk dipertimbangkan. Jangan mencoba bicara ketika emosi
sedang tinggi. Perhatikan perasaan pihak lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen Konflik :

Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Salemba Empat, Jakarta

Eko Sudamanto, Diana Purnama Sari, David Tjahjana, Edi Wibowo S, Sri Siska Mardiana,
Bonarajo Purba, Sukaman Purba, Itdawai, Diena D Tjiptadi, Syafrizal Iskandar Kato, Rosdiana,
Novita Verayanti Manalu, Arfandi SN (2021). Manajemen Konflik :

Cetakan 1, Maret 2021, Yayasan Kita Menulis.

11

Anda mungkin juga menyukai