Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENETAPAN HARGA JASA PENDIDIKAN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah manajemen
pemasaran pendidikan
Dosen Pengampu : Dr.H.Abdurrohim M.Pd.I

Disusun Oleh :
MPI 6B
M.Rafly Faisal 19106311200
Maziah 19106311200
Nursyifa 1910631120066

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
T.A 2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, dan Taufik sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Penetapan Harga Jasa Pendidikan”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
sertadalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini
bisa berguna bagi kita semua khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca. Amin.

Karawang,02 Maret 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

i
ETS

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen pemasaran bagi lembaga pendidikan diperlukan seiring
dengan adanya persaingan antar sekolah yang semakin atraktif. Pemasaran
dibutuhkan bagi lembaga pendidikan dalam membangun citranya yang positif.
Apabila lembaga atau sekolah memiliki citra yang baik di mata masyarakat, maka
besar kemungkinan akan lebih mudah dalam mengatasi persaingan. Jadi,
pemasaran merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh madrasah untuk
memberikan kepuasan pada stakeholder dan masyarakat.
Penekanan kepada pemberian kepuasan kepada stakeholder merupakan hal
yang harus dilakukan oleh setiap lembaga, agar mampu bersaing. Pemasaran
tersebut dapat dilihat dari adanya berbagai upaya kreatif dan inovatif dari para
penyelenggara pendidikan untuk menggali keunikan dan keunggulan dari
sekolahnya agar semakin dibutuhkan dan diminati oleh para pengguna jasa
pendidikan.
Untuk menarik calon pesera didik diperlukan strategi pemasaran yang
bukan saja menjual jasa pendidikan secara apa adanya melainkan bagaimana
mendekatkan pendekatan sesuai dengan keinginan dan kepuasan konsumen.
Sebuah lembaga yang ingin sukses untuk masa depan dalam menghadapi
persaingan, harus mempraktekkan pemasaran secara terus menerus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran jasa pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan penetapan harga jasa pendidikan?
3. Bagaimana pendekatan di dalam penetapan harga jasa pendidikan?
4. Bagaimana teknik di dalam penetapan harga jasa pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari manajemen pemasaran jasa
pendidikan.
2. Untuk mengetahui maksud dari penetapan harga jasa pendidikan.
3. Untuk memahami pendekatan di dalam penetapan harga jasa
pendidikan.
4. Untuk memahami teknikdi dalam penetapan harga jasa pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan
Manajemen merupakan sistem pengaturan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan. Menurut American Marketing Association 1960, yang
menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan
dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen.
Menurut British, Institute of Marketing, pemasaran adalah fungsi
manajemen yang mengorganisasi dan mejuruskan semua kegiatan perusahaan
yang meliputi penilaian dan pengubahan daya beli konsumen menjadi permintaan
yang efektif akan sesuatu barang atau jasa, serta penyampaian barang atau jasa
tersebut kepada konsumen atau pemakai terakhir, sehingga perusahaan dapat
mencapai laba atau tujuan lain yang ditetapkannya.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan
dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan
mendapatkan laba. Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen
Jasa merupakan seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk
dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,
memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli
pertamanya. Kotler merumuskan jasa adalah segala aktivitas atau manfaat yang
dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud, dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, jasa dapat didefinisikan sebagai
kegiatan lembaga pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa
pendidikan kepada konsumen dengan cara memuaskannya.
Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan
manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui
penciptaan penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam
bidang pendidikan. Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan
mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh. Hal itu
karena pendidikan bersifat komplek, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab, hasil pendidikan mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga
Negara, generasi penerus ilmuwan di masa yang akan datang.
 Dalam dunia pemasaran jasa pendidikan juga tidak bisa terlepas dari
elemen bauran pemasaran.
B. Penetapan Harga Jasa Pendidikan

2
Unsur baruan baruan pemasaran penting lainya adalah harga yang
merupakan jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan
suatu produk.Harga merupakan kekuatan nilai tukar barang dan jasa yang dapat
meningkatkan volume penjualan dan keuntungan perusahaan. Harga adalah
sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memeproleh produk atau jasa. Harga juga
dapat dikatakan sebagai penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen.
Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapat. Elemen-elemen lainya menimbulkan biaya. Harga juga
merupakan bauran pemasaran yang paling fleksibel. Harga dapat diubah dengan
cepat, tidak seperti ciri khas ( feature )produk dan perjanjian distribusi.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga
merupakan sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa
yang harus diberikan konsumen kepada produsen. Dan diantara elemen bauran
pemasaran lainya, harga merupakan satu-satunya elemen yang dapat
menghasilkan  pendapatan. Sementara elemen lainya menghasilkan biaya.
Harga dalam konteks jasa pendidikan merupakan seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh mahasiswa untuk mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan
oleh suatu PT. Dalam elemen harga PT dipertimbangkan mengenai penetapan
harga (  seperti SPP, biaya pembangunan dan biaya laboratorium ), memberikan
beasiswa , prosedur pembayaran, dan syarat cicilan. Harga akan sejalan dengan
mutu dari produk/ jasa PT yang ditawarkan. Semakin tinggi mutu dari suatu
produk/ jasa PT, biasanya harga jasa pendidikan yang ditawarkan pun akan
semakin tinggi. Misalnya, PT yang dimiliki kualitas internasional ( memenuhi
standar mutu internasional ) biasanya akan menetaapkan harga diatas rata-rata,
namun mahasiswa akan tetap bersedia membayar selama berada dalam batas
keterjangkauan mereka untuk mendapatakan pendidikan bermutu tinggi tersebut.
Penetapan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa kerena
harga menentukan pendapatan dari suatu usaha/ bisnis. Keputusan penentuan
harga juga sangat signifikan di dalam penentuan nilai/ manfaat yang diberikan
kepada pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa.
Startegi penentuan tarif dalam perusahaan jasa dapat menggunakan penentuan
tarif premium pada saat pemerintah tinggi dan tarif diskon pada saat permintaan
menurun.
Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa baru harus memperhatikan
beberapa hal. Hal yang paling penting utama adalah bahwa keputusan menentukan
tarif harus sesuai dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Perubahan
berbagai tarif di berbagai pasar juga harus dipertimbangkan. Lebih jauh lagi , tarif
spesifik yang akan ditetapkan akan bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi
tujuan pasar jasa tersebut. Nilai jasa ditetapkan oleh manfaat dari jasa tersebut.
Dari sudut pandang yang berbeda, Zeithaml dan Bitner menjelaskan prinsip-

3
prinsip penentuan harga jasa yang dapat diterapkan ke dunia pendidikan, yaitu
sebagai berikut.
a. Pemasar jasa pendidikan harus memerhatikan hal-hal penting penentuan
harga jasa pendidikan, yaitu memilih tujuan penentuan harga jasa
pendidikan, menentukan tingkat permintaan jasa pendidikan,
memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan, menganalisis harga jasa
pendidikan yang ditentukan sekolah dan produk jasa pendidikan yang
ditawarkan sekolah kompetitor, memilih metode penentuan harga jasa
pendidikan, dan menentukan harga akhir jasa pendidikan.
b. Pemasar jasa pendidikan tidak harus selalu mencari pendapatan maksimal
yang menentukan harga jasa pendidikan yang tinggi, tetapi dapat
memaksimalkan penerimaan sekolah saat ini, pangsa pasar jasa pendidikan,
atau alternatif lain.
c. Pemasar jasa pendidikan harus memahami seberapa tanggap permintaan
harga jasa pendidikan pada perubahan harga jasa pendidikan. Untuk
mengevaluasi tingkat kepekaan harga jasa pendidikan, pemasar jasa
pendidikan dapat menghitung “elastisitas permintaan jasa pendidikan”
d.  Pemasar jasa pendidikan harus memerhatikan biaya penentuan harga jasa
pendidikan, mencakup biaya langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan
biaya variabel, serta biaya lainnya.
e. Harga jasa pendidikan dari sekolah kompetitor memengaruhi tingkat
permintaan jasa pendidikan yang ditawarkan sehingga harga jasa pendidikan
dari sekolah kompetitor harus dipertimbangkan dalam proses penentuan
harga jasa pendidikan.
f. Cara atau variasi penentuan harga jasa pendidikan yang ada
mencakup mark-up ( penggelembungan harga ), sasaran perolehan, nilai
yang dapat diterima, faktor psikologis, dan harga lainnya.
g. Setelah menentukan struktur harga jasa pendidikan, pemasar jasa
pendidikan harus menyesuaikan harga jasa pendidikan dengan
menggunakan harga psikologis, potongan harga, harga promosi, dan harga
baruan produk jasa pendidikan.
Prinsip-prinsip penetapan harga tersebut dapat digunakan secara bersama-sama,
baik untuk barang maupun jasa.
C. Pendekatan Penetapan harga jasa pendidikan
Menurut Lovelock, strategi penentuan harga jasa pendidikan dapat
dianalogikan sebagai tumpuan berkaki tiga dan tiga buah kaki yang mendasarinya
adalah biaya (cost), persaingan (competition) serta nilai bagi pelanggan (value to
customer). Biaya pendidikan merupakan harga dasar atau harga minimal jasa
pendidikan yang dikenakan pada produk jasa pendidikan tertentu. Sementara itu,
nilai produk jasa pendidikan tersebut merupakan harga harga atap atau harga
maksimal jasa pendidikan. Harga jasa pendidikan yang dikenakan sekolah

4
competitor untuk produk jasa pendidikan subtitusi atau produk jasa pendidikan
sejenis, terletak antara harga atap dan harga dasar dari tumpuan berkaki tiga.
Dengan mempertimbangkan kembali uraian sebelumnya, terdapat tiga pendekatan
penentuan harga jasa pendidikan, yaitu yang pertama penentuan harga jasa
pendidikan berdasarkan biaya, penentuan harga jasa pendidikan berdasarkan
persaingan serta penentuan harga jasa pendidikan berdasarkan nilai.
a) Penentuan Harga Jasa Pendidikan Berdasarkan Biaya
Harga jasa pendidikan ditentukan berdasarkan biaya pendidikan yang berkaitan
dengan aktivitas untuk menghasilkan, menyampaikan dan memasarkan produk
jasa pendidikan. Pemasar jasa pendidikan harus menentukan harga jasa
pendidikan yang tepat untuk menutup seluruh biaya pendidikan (biaya tetap, biaya
variabel dan biaya semi variabel) agar menghasilkan dan memasarkan jasa
pendidikan. Akan tetapi, kita jangan melihat biaya pendidikan itu dari sudut
pandang akuntansi biaya yang hanya menekankan pada kategori biaya pendidikan,
tetapi melihat biaya pendidikan itu sebagai bagian usaha sekolah secara terpadu
untuk menciptakan nilai bagi pelanggan jasa pendidikan. Pelanggan jasa
pendidikan tidak tertarik pada biaya pendidikan yang dihasilkan sekolah agar bisa
menghasilkan jasa pendidikan, tetapi mereka tertarik pada hubungan antara harga
jasa pendidikan jasa yang dikeluarkan dan nilai jasa pendidikan yang
didapatkannya. Penentuan biaya berdasarkan aktivitas (Activity-Based Costing
/ABC) merupakan pendekatan penentuan biaya pendidikan yang tepat, karena
menentukan biaya pendidikan berdasarkan aktivitas jasa pendidikan yang
dikonsumsi pelanggan jasa pendidikan.
b) Penentuan Harga Jasa Pendidikan Berdasarkan Persaingan
Jika pelanggan jasa pendidikan melihat sedikit waktu perbedaan di antara jasa
pendidikan yang ditawarkan di pasar jasa pendidikan, pemasar jasa pendidikan
harus meilih strategi penentuan harga jasa pendidikan yang lebih murah karena
sekolah dengan biaya per unit jasa pendidikan yang paling rendah di pasar jasa
pendidikan akan bisa menikmati manfaat dari aktivitas pemasaran jasa
pendidikan, yaitu memenangkan persaingan pendidikan. Oleh karena itu, ada dua
strategi persaingan harga jasa pendidikan yang dapat diterapkan sekolah, yaitu
sebagai berikut:
a. Kepemimpinan Harga Jasa Pendidikan ( Price Leadership )
Dalam sektor jasa pendidikan nasional, kita dapat menemukan sekolah
yang bertindak sebagai pemimpin harga ( price leader ) jasa pendidikan,
sedangkan sekolah kompetitor akan mengikuti jejak pemimpin harga jasa
pendidikan. Penentu harga jasa pendidikan adalah variabel pemasaran jasa
pendidikan yang mudah dan cepat berubah, karena perang harga mampu
dihasilkan selama satu malam ketika sekolah kompetitor tergesa-gesa
menyesuaikan harga penawaran jasa pendidikan.

5
b. Tawar-menawar dan Negosiasi Harga Jasa Pendidikan ( Price Bids and
Negotiations )
Sekolah yang melakukan subkontrak dapat menggunakan metode tawar-
menawar harga jasa pendidikan dengan meminta penawaran jasa
pendidikan dari pemasok jasa pendidikan, untuk memberikan informasi
penawaran harga jasa pendidikan yang lebih rendah, menjalankan proses
pendidikan yang lebih cepat, atau menawarkan atribut lainnya.
c. Penentuan Harga Jasa Pendidikan Berdasarkan Nilai
Strategi penentuan harga jasa pendidikan sering kali tidak berhasil karena
tidak adanya keterkaitan yang jelas antara harga jasa dan nilai jasa. Berry
dan Yadav mengemukakan tiga strategi untuk menangkap dan
mengomunikasikan nilai jasa, antara lain sebagai berikut.
1) Pengurangan ketidakpastian ( uncertainty reduction ).
Jika pelanggan jasa pendidikan tidak percaya tentang seberapa banyak
nilai jasa pendidikan yang akan diterimanya dari sekolah, mereka
mungkin akan mencari pemasok jasa pendidikan yang terkenal atau
tidak membeli jasa pendidikan secara keseluruhan. Dua metode
penentuan harga jasa pendidikan yang dapat digunakan sekolah, yaitu
sebagai berikut. 
 Penentuan harga jasa pendidikan yang dikendalikan oleh
manfaat jasa pendidikan ( benefit-driven pricing ), untuk
membantu mengurangi ketidakpastian yang dititikberatkan
pada aspek-aspek jasa pendidikan yang langsung bermanfaat
bagi pelanggan jasa pendidikan.
 Penentuan harga jasa pendidikan dengan tarif tetap ( flat-rate
pricing ), yang memberikan harga jasa pendidikan konstan
sebelum proses penyampaian jasa pendidikan sehingga
pelanggan jasa pendidikan tidak terkejut.
2) Peningkatan hubungan ( relationship enhancement ). Sebenarnya,
strategi potongan harga untuk memenangkan persaingan pendidikan
bukan cara terbaik menarik pelanggan jasa pendidikan yang akan tetap
loyal selamanya. Namun, menawarkan potongan harga ketika
pelanggan jasa pendidikan membeli dua atau lebih jasa pendidikan
secara bersamaan adalah strategi membangun hubungan yang baik.
3)  Kepemimpinan  biaya ( cost leadership ). Tujuan strategi ini adalah
mencapai biaya pendidikan paling rendah pada sektor jasa pendidikan
nasional. Harga jasa pendidikan yang rendah sangat diharapkan oleh
pelanggan jasa pendidikan dengan anggaran keuangan yang rendah.
D. Teknik Penentuan Harga Jasa Pendidikan
Pemasar jasa pendidikan menyadari tujuan pemasaran jangka panjang
adalah menyediakan realisasi aktivitas pendidikan yang tidak terganggu melalui
penciptaan harga jasa pendidikan yang tepat. Dengan harga jasa pendidikan yang
bersaing, sekolah dapat menjadi pemimpin pasar jasa pendidikan sehingga dapat

6
menarik banyak siswa. Ketika merumuskan harga jasa pendidikan, pemasar jasa
pendidikan harus memerhatikan biaya yang muncul dalam proses pendidikan.
Pemerintah sering kali memberikan terlalu banyak kebebasan bagi sekolah dalam
proses perumusan harga jasa pendidikan sehingga bisa tercermin pada harga jasa
pendidikan yang terlalu tinggi, dan untuk sebagian besar masyarakat harga itu
merupakan harga jasa pendidikan yang tidak dapat dijangkau. Jadi, menurut
Ihlandfeldt ( 1980 ), ada sepuluh teknik yang dapat digunakan pemasar jasa
pendidikan untuk menentukan harga jasa pendidikan pada pelanggan jasa
pendidikan, yaitu sebagai berikut.
a) Penentuan harga berdasarkan unit ( unit pricing ). Harga jasa pendidikan
yang harus dibayar siswa ditentukan per unit, misalnya per mata pelajaran
yang diambil sampai siswa memperoleh ijazah atau menamatkan
pendidikan. Teknik ini sangat fleksibel bagi siswa karena bergantung pada
kemampuan siswa secara ekonomi dan intelektual.
b) Penentuan harga dua bagian ( two-part pricing ). Siswa membayar harga
jasa pendidikan yang sama untuk SPP, kemudian membayar harga jasa
pendidikan sesuai jumlah mata pelajaran yang diambil. Teknik ini juga
sangat fleksibel bagi siswa karena bergantung pada seberapa banyak mata
pelajaran yang akan diambil.
c) Penentuan harga berdasarkan waktu ( term pricing ). Pembayaran harga
jasa pendidikan ditentukan selama satu semester atau caturwulan, yakni
siswa boleh mengambil mata pelajaran semaksimal mungkin sesuai
peraturan yang ditentukan sekolah. Akan tetapi, teknik ini dapat
berdampak negatif terhadap siswa karena mereka akan mencoba belajar
tergesa-gesa dalam waktu singkat sehingga dapat menurunkan kualitas
pendidikan.
d) Penentuan harga berdasarkan skala ( scaled pricing ). Siswa membayar
harga jasa pendidikan lebih tinggi untuk semester pertama dan kedua,
kemudian membayar harga jasa pendidikan lebih rendah untuk semester
tambahan. Teknik ini ditentukan untuk sekolah yang ingin memperkecil
percepatan peningakatan harga jasa pendidikan sehingga dapat
menentukan harga jasa pendidikan lebih tinggi pada setiap semester
tambahan yang melampaui beban belajar normal.
e) Penentuan harga diferensial ( differential pricing ). Harga jasa pendidikan
ditentukan berbeda-beda sesuai segmen siswa yang diterima, yaitu apakah
kelas reguler, pagi, sore, atau malam hari.
f) Harga jasa pendidikan yang dapat dinegosiasi ( negotiated tuition ).
Penentuan harga jasa pendidikan dapat dirundingkan antara orang tua
siswa dan sekolah dengan memerhatikan aspek kemampuan, kedudukan,
dan pekerjaan orang tua siswa.
g) Diskon kuantitas ( quantity discounts ). Siswa yang berasal dari daerah
atau karakteristik tertentu bisa diberikan potongan harga khusus.

7
h) Diskon berbasis waktu ( time-based discounts ). Harga jasa pendidikan
ditentukan berdasarkan waktu pendaftaran. Jadi, calon siswa yang
mendaftar lebih awal dikenakan harga jasa pendidikan yang lebih murah
atau diberikan potongan harga dibandingkan calon siswa yang mendaftar
terakhir.
i) Penentuan harga saat ramai ( peak-load pricing ). Jika banyak calon siswa
yang mendaftar di sekolah, sekolah menentukan harga jasa pendidikan
lebih tinggi bagi orang tua siswa yang mampu secara ekonomi. Dengan
demikian, orang tua siswa yang mampu membayar harga jasa pendidikan
lebih tinggi akan diberikan prioritas penerimaan anaknya di sekolah jika
calon siswa telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh sekolah.
j) Penentuan harga kontribusi waktu ( work contribution ). Jika sekolah
memiliki program kerja magang bagi siswanya, siswa dapat menerima
bantuan paket siswa yang meliputi program kerja magang dalam bentuk
beasiswa sehingga dapat mengurangi harga jasa pendidikan untuk
mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB III

8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen merupakan sistem pengaturan sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan. Pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam
kaitannya dengan pendidikan, jasa dapat didefinisikan sebagai kegiatan lembaga
pendidikan memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada
konsumen dengan cara memuaskannya. Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan
adalah sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan penawaran, pertukaran produk
yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan.
Harga merupakan sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memproleh produk atau
jasa yang harus diberikan konsumen kepada produsen.Harga dalam konteks jasa
pendidikan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh mahasiswa untuk
mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan oleh suatu PT. Penetapan harga
merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa kerena  harga menentukan
pendapatan dari suatu usaha/ bisnis.
Terdapat tiga pendekatan penentuan harga jasa pendidikan, yaitu yang pertama
penentuan harga jasa pendidikan berdasarkan biaya, penentuan harga jasa
pendidikan berdasarkan persaingan serta penentuan harga jasa pendidikan
berdasarkan nilai.
Ada sepuluh teknik yang dapat digunakan pemasar jasa pendidikan untuk
menentukan harga jasa pendidikan pada pelanggan jasa pendidikan.

B. Saran
Dari beberapa penjelasan di atas tentang penulisan “ Penetapan Harga Jasa
Pendidikan“ pasti tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat
dan penyusunan Makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para pembaca dalam khususnya
pembimbing mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan. Oleh karena itu
penulis makalah ini mengharap kepada para pembaca mahasiswa dan dosen
pembimbing mata kuliah ini terdapat kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

9
Alma, Buchari. 2009. Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima. Bandung: ALFABETA.
Assauri, Sofjan. 2009. Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan
Strategi). Jakarta: PT. RAJA GRAFINDO PERSADA.
Wijaya, David. 2016. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta: BUMI AKSARA.
W Foster, Douglas. 1985. Prinsip-prinsip Pemasaran (Manajer yang Sukses di
Negara Berkembang). Jakarta: ERLANGGA.
Jurnal Madaniyah, Volume 7 Nomor 2 Edisi Agustus 2017

10

Anda mungkin juga menyukai