Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK PEMERIKSAAN LUMBOSACRAL

PADA KASUS ISCHIALGIA DI INSTALASI


RADIOLOGI RS DKT SLAMET RIYADI
SURAKARTA

Laporan Kasus

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Praktik Kerja Lapangan I

Disusun Oleh :

ADELA JOHANA PUTRI IRO


19500048

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI

STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Adela Johana Putri Iro


NIM : 19500048
Program studi : D3 Radiologi
Judul : Teknik Pemeriksaan Lumbosacral Pada Kasus Ischialgia
Di Instalasi Radiologi RS DKT Slamet Riyadi Surakarta

Telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi tugas Praktik Kerja Lapagan I,
pada:
Surakarta , 7 Juli 2021

Mengatahui,
Dosen Supervisi Clinical Instructure

Sarika Setya Putri, S.Tr.Kes (Rad) Pelda Agus Ahmadi, Amd.Rad


NIP. 42.270597.02 NRP .210000055250180

i
TEKNIK PEMERIKSAAN LUMBOSACRAL PADA KASUS ISCHIALGIA
DIINSTALASI RADIOLOGI RS DKT SLAMET RIYADI SURAKARTA

Adela Johana Putri Iro1, Sarika Setya Putri2, Agus Ahmadi3


1,2
.STIKES Guna Bangsa Yogyakarta
3
.RS DKT Slamet Riyadi Surakarta
Email : adelajohanaputriiro@gmail.com

ABSTRAK
Vertebralis lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar.
Badannya lebih besar dibandingkan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti
ginjal. Prosesus spinosusnya lebar, tebal, dan berbentuk seperti kapak kecil. Prosesus
transversus panjang dan langsing.
Ischialgia adalah nyeri menjalar di sepanjang saraf skiatika, yang merembet
ke salah satu atau kedua kaki dari punggung bagian bawah.bila usia bertambah maka
akan terjadi perubahan degeneratif pada tulang belakang, yang terdiri dari dehidrasi
dan kolaps nukleus pulposus serta penonjolan ke semua arah dari anulus fibrosus.
Pada kasus Ischialgia di instalasi radiologi RS DKT Slamet riyadi, dilakukan
pemeriksaan lumbosacral mengunakan proyeksi AP dan Lateral. Pemeriksaan
proyeksi AP dilakukan dengan posisi pasien Supine diatas meja pemeriksaan, untuk
proyeksi Lateral pasien diposisikan miring kebagian yang sakit. tujuan untuk
mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan Lumbosacral pada kasus Ischialgia di
instalasi radiologi RS DKT Slamet riyadi Surakarta.

Kata kunci : Vertebrae Lumbosacral, Ischialgia, Teknik Pemeriksaan

ii
PENDAHULUAN

Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang


bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk
menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut
dengan radiograf. Pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar-x mengalami
perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan oleh Wilhelm
Conrad Rotgen pada tahun 1895 yang di sebut X-ray. X-Ray adalah jenis
gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang seribu kali lebih
rapat dibanding gelombang cahaya pada umumnya. Gelombang X-Ray mampu
menembus kulit manusia, namun tidak bisa menembus material yang lebih padat
seperti tulang dan logam.
Vertebralis lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar.
Badannya lebih besar dibandingkan badan vertebra lainnya dan berbentuk seperti
ginjal. Prosesus spinosusnya lebar, tebal, dan berbentuk seperti kapak kecil.
Prosesus transversus panjang dan langsing. Apophyseal joint dari lumbal lebih ke
posterior dari coronal plane, artikulasi ini dapat dilihat dengan posisi oblik.
Foramen intervebtebralis dari lumbal berada ditengah dari sagital plane. (Ombregt,
2013).
Ischialgia adalah nyeri menjalar di sepanjang saraf skiatika, yang merembet
ke salah satu atau kedua kaki dari punggung bagian bawah.bila usia bertambah
maka akan terjadi perubahan degeneratif pada tulang belakang, yang terdiri dari
dehidrasi dan kolaps nukleus pulposus serta penonjolan ke semua arah dari anulus
fibrosus. Anulus mengalami klasifikasi dan perubahan hipertrofik terjadi pada
pinggir tulang korpus vertebra, membentuk osteofit atau spur atau taji. Dengan
penyempitan rongga intervertebra, Sendi intervertebra dapat mengalami subluksasi
dan menyempitkan foramina intervertebra, yang dapat juga ditimbulkan oleh
osteofit, (Mansjoer dkk, 2005).

1
Pada kasus Ischialgia di instalasi radiologi RS DKT Slamet riyadi,
dilakukan pemeriksaan lumbosacral mengunakan proyeksi AP dan Lateral.
Pemeriksaan proyeksi AP dilakukan dengan posisi pasien Supine diatas meja
pemeriksaan, untuk proyeksi Lateral pasien diposisikan miring kebagian yang
sakit. Berdasarakan latar belakang diatas, penulis ingin mengkaji lebih jauh kasus
ini dengan menyajikannya ke dalam laporan kasus dengan judul “TEKNIK
PEMERIKSAAN LUMBOSACRAL PADA KASUS ISCHIALGIA
DIINSTALASI RADIOLOGI RS DKT SLAMET RIYADI SURAKARTA”
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan Lumbosacral
pada kasus Ischialgia di instalasi radiologi RS DKT Slamet riyadi Surakarta.

TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI LUMBOSACRAL
1. Anatomi Vertebralis Lumbalis
Vertebralis lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar.
Badannya lebih besar dibandingkan badan vertebra lainnya dan berbentuk
seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar, tebal, dan berbentuk seperti kapak
kecil. Prosesus transversus panjang dan langsing. Apophyseal joint dari
lumbal lebih ke posterior dari coronal plane, artikulasi ini dapat dilihat dengan
posisi oblik. Foramen intervertebralis dari lumbal berada ditengah dari sagital
plane.

2
Gambar 1. Anatomi Lumbal (Bontrager,2018)
Keterangan Gambar :

1. Xiphoid tip (T9-10)


2. Lower costal margin ( L2-3)
3. Ilia c crest (L4-5)
4. Asis (S1-2)
5. Symphysis pubis

Dinding lumbal merupakan sistem kompleks dari sejumlah struktur


tulang, tulang rawan, ligamen, otot dan tendon.bagian superfisial dari dinding
lumbal adalah struktur tulang dan muskulus-tendon yang menghubungkan
tungkai atas dengan batang tubuh. Bagian kranial dibatasi oleh tulang vertebra
lumbosacral pertama, tulang kosta pertama,dan sacrum (Ombregt, 2013).

2. Anatomi Sacrum

Sacrum adalah struktur tulang berbentuk perisai yang terletak di dasar


vertebra lumbalis dan terhubung ke pinggul. Sacrum membentuk dinding
pinggul posterior dan memperkuat dan menstabilkan panggul. Bergabung di
ujung sacrum adalah dua hingga empat vertebra kecil yang menyatu sebagian

3
yang dikenal sebagai tulang ekor . Tulang ekor memberikan sedikit dukungan
untuk organ panggul tetapi sebenarnya adalah tulang yang tidak banyak.

Gambar 2. Anatomi Sacrum (Bontrager, 2018)

Keterangan Gambar :
1. Ala
2. Promontory
3. Superior articular process
4. Body (1 st segment)
5. Apex
6. Pelvic (anterior) sacral foramina

Tulang ekor memberikan sedikit dukungan untuk organ panggul tetapi


sebenarnya adalah tulang yang tidak banyak. Permukaan anterior sacrum
adalah cekung dan memperlihatkan empat gili-gili melintang, yang
menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis.

4
B. PATOLOGI
Ischialgia adalah nyeri menjalar di sepanjang saraf skiatika, yang
merembet ke salah satu atau kedua kaki dari punggung bagian bawah.bila usia
bertambah maka akan terjadi perubahan degeneratif pada tulang belakang, yang
terdiri dari dehidrasi dan kolaps nukleus pulposus serta penonjolan ke semua arah
dari anulus fibrosus. Anulus mengalami klasifikasi dan perubahan hipertrofik
terjadi pada pinggir tulang korpus vertebra, membentuk osteofit atau spur atau taji.
Dengan penyempitan rongga intervertebra, Sendi intervertebra dapat mengalami
subluksasi dan menyempitkan foramina intervertebra, yang dapat juga ditimbulkan
oleh osteofit, (Mansjoer dkk, 2005).

Perubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis antara lain:

1. Anulus fibrosus menjadi kasar, collagen fiber cenderung melonggar dan


muncul retak pada bagian sisi.

2. Nucleus pulposus kehilangan cairan.

3. Tinggi diskus berkurang.

Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus dan
dapat hadir tanpa menyebabkan adanya tanda-tanda dan gejala (Yulianza,
2013).

Sedangkan pada corpus vertebra, terjadi perubahan patologis berupa adanya


lipping yang disebabkan oleh adanya perubahan mekanisme diskus yang
menghasilkan penarikan dari periosteum dari anulus fibrosus. Dapat terjadi
dekalsifikasi pada corpus yang dapat menjadi factor predisposisi terjadinya
brush fracture. Pada ligamentum intervertebralis dapat menjadi memendek dan
menebal terutama pada daerah yang sangat mengalami perubahan.

5
Pada selaput meningeal, durameter dari spinal cord membentuk suatu
selongsong mengelilingi akar saraf dan ini menimbulkan inflamasi karena jarak
diskus membatasi canalis intervertebralis.

Terjadi perubahan patologis pada sendi apophysial yang terkait dengan


perubahan pada osteoarthritis. Osteofit terbentuk pada margin permukaan
articular dan bersama-sama dengan penebalan kapsular, dapat menyebabkan
penekanan pada akar saraf dan mengurangi lumen pada foramen
intervertebralis.

D. PROTEKSI RADIASI

1. Proteksi radiasi terhadap pasien diantaranya :

a. Pemeriksaan sinar-X hanya dilakukan atas permintaan dari seorang


dokter.

b. Membatasi luas lapangan penyinaran

c. Menggunakan faktor eksposi dan posisi pasien yang tepat agar tidak
terjadi pengulangan foto

d. Menggunakan apron dan gonald shield pada saat pemeriksaan

2. Proteksi radiasi terhadap petugas diantaranya :

a. Petugas menjaga jarak dengan sumber radiasi pada saat pemeriksaan

b. Selalu berlindung dibalik tabir radiasi proteksi sewaktu melakukan ekposi

c. Petugas menggunakan alat ukur radiasi (film badge) sewaktu bertugas


yang setiap bulannya dikirimkan ke BPFK (Balai Pengaman Fasilitas
Kesehatan) guna memonitor dosis radiasi yang diterima petugas.

3. Proteksi Radiasi terhadap masyarakat umum diantaranya :

6
a. Sewaktu penyinaran berlangsung, selain pasien jangan ada yang berada
didaerah radiasi (kamar pemeriksaan.

b. Ketika penyinaran berlangsung, kamar harus selalu tertutup

E. PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Indikasi

a. Fracture
b. Disc syndrome
c. Spondiolisis
d. Skoliosis
2. Persiapan pasien : Meminta pasien untuk mengganti baju dengan baju
pasien yang sudah di sediakan. Pastikan tidak ada benda logam atau benda
lain pada area yang akan di periksa seperti ikat pinggang,

3. Persiapan Alat dan bahan

a. pesawat sinar-x
b. Kaset ukuran IR 30 X 40
c. Bucky stand
d. Marker

F. TEKNIK PEMERIKSAAN

1. Proyeksi AP Axial

a. Posisi pasien : pasien tubuh tegak atau supine di atas meja pemeriksaan,
Letakkan tangan di atas dada, jika pasien supine sebaiknya bagian kepala
di beri bantalan untuk menghindari kifosis dari vertebra thoracal. Jika
tubuh tegak dapat dilakukan dengan berdiri dengan berdiri dengan tubuh
sedapat mungkin tegak lurus.

7
b. Posisi objek : : atur mid sagittal plane (MSP) pasien pada pertengahan
meje pemeriksaan. kaki pasien di tekuk/difleksikan agar tulang punggung
lebih dekat dengan meja pemeriksaan atur pelvis tidak mengalami rotasi.

Gambar 3. posisi pasien lumbosacral proyeksi AP Axial (bontrager,2014)

c. CR :30-35 cephalad

d. CP : pada MSP setinggi 3,8 cm di atas symphysis pubis

e. Ukuran kaset: 30 X 40

f. FFD : 100cm

g. Faktor eksposi : kVp 70-80 mAs 12-16

h. Kriteria radiograf : Anatomi tercover antara lain L5-S1, joint space


dan sacroiliac, Sacroiliac sama dengan tulang belakang
mengindikasikan tidak ada rotasi dari pelvis , Penyudutan yang benar
dibuktikan dengan terbukanya joint space L5-S1.

8
Gambar 4. Hasil Radiograf Lumbosacral Proyeksi AP Axial (Bontrager el al, 2014)

2. Proyeksi lateral
a. Posisi pasien : Pasien lateral recumbent
b. Posisi objek : Beri bantalan pada kepala untuk menjaga tulang
punggung pada posisi horizontal. Kedua kaki ditekuk dengan sandbeg di
bagian knee sebagai fiksasi dan posisi tangan di depan tubuh. Atur MSP
pada pertengahan meja pemeriksaan, atur tulang belakang sehingga dalam
posisi horizontal. Jika tidak dapat lurus dapat di beri pengganjal softbag
pada bagian atas atau bawah dari thoracal.

Gambar 5. posisi pasien lumbosacral lateral (Bontrager et al, 2014 )


c. CR : Vertikal Tegak Lurus

9
d. CP : Dari MCP, 5cm kea rah posterior SIAS dan
3,8 ke arah inferior krista iliaka
e. FFD : 100
f. Faktor eksposi : kVp 75-85 mAs 16-20
g. Kriteria radiograf : Anatomi tercover dari L5 vertebra body, S1
dan S2 sacrum, L5-S1 joint space. Tidak adanya rotasi pasien ditandai
dengan super posisinya grameter sciatic notches of the vertebralis
bodies. Vertebral colon berada pada satu garis.

Gambar 6. Hasil Radiograf Lateral (Bontrager et al, 2014)

3. Proyeksi AP
a. Posisi pasien : pasien erect atau supine di atas meja pemeriksaan, letakkan
tangan di atas dada, jika pasien supine sebaiknya bagian bagian kepala
diberi bantalan untuk menghindari kifosis dari vertebra thoracal. Jika
tubuh tegak dapat dilakukan dengan berdiri dengan tubuh sedapat
mungkin tegak lurus .
b. Posisi objek : atur mid sagital plane (MSP) pasien tepat pada pertengahan
meja pemeriksaan. Kaki pasien ditekuk atau difleksikan agar tulang
punggung lebih dengan meja pemeriksaan. Atur pelvis tidak mengalami
rotasi.

10
Gambar 7. Posisi pasien lumbosacral AP ( Bontrager et al, 2014 )
c. CR : vertical tegak lurus kaset
d. CP : untuk memperlihatkan lumbosacral L4 (pada MSP setinggi krista
iliaka) untuk memperlihatkan lumbal L3 (3,8 cm di atas krista iliaka)
e. FFD : 100cm/ 120cm
f. Ukuran kaset : 30 x 40
g. Faktor eksposi : kVp 70-80 mAs 12-16
h. Kriteria radiograf : mampu memperlihatkan anatomi dari lumbal vertebral
bodies intervertebral jointsdan sacrum. Tidak ada rotasi pada pasien
ditandai dengan S1 joints berjarak sama jauh dari spinous processes.
Spinosus processes berada pada pertengahan vertebral column dan
transverse processes berjarak sama kanan dan kiri.

Gambar 8. Hasil Radiograf lumbosacral Proyeksi AP (bontrager et al, 2014)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi


kasus,dilakukan di intalasi radiologi Rumah Sakit DKT III, Slamet Riyadi Surakarta,

11
waktu penelitian di lakukan 12 juni 2021 dengan penelitian ischialgia pada
Lumbosacral,dilakukan pada satu orang pasien dalam pengumpulan data pasien di
peroleh dari surat permintaan foto rontgen pasien dan wawancara langsung dengan
pasien,senior Radiografer dan juga dokter radiologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. IDENTITAS PASIEN

1. Nama : TN.S
2. Tgl lahir : 14/08/1948
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. No RM : 09***
5. Jenis pemeriksaan : Lumbosacral
6. Klinis/Diagnosa : Ischialgia

7. Dokter pengirim : dr. Aria Chandra


8. Tanggal pemeriksaan : 12 juni 2021

B. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

Sebelum memanggil pasien petugas radiografer mempersiapkam alat dan


bahan terlebih dahulu, alat dan bahan yg di gunakan adalah :

1. Pesawat x-ray

a. Merek : Toshiba

b. Kapasitas : Kv 150, mAs 150

12
Gambar 7. Pesawat X-ray (RST, 2021)
c. Bucky Stand
Fungsi dari bucky stand, adalah sebagai tempat untuk film
radiogram dengan moving grid yang dapat digerakkan serta untuk
mengeliminasi spectrum sinar X yang tidak diperlukan.

Gambar 8. Bucky Stand (RST, 2021)


d. Ukuran kaset dan film 24 x 30

Gambar 9. Kaset dan Film (RST, 2021)

13
e. Meja Pemeriksaan

Gambar 10. Meja pemeriksaan (RST, 2021)


f. Computer dan Print

Gambar 11. Computer dan Print (RST, 2021)

C. TEKNIK PEMERIKSAAN

Petugas melakukan persiapan dengan mendaftarkan pasien, menginput data


pasien ke CR, dan menyiapkan alat dan bahan seperti kaset dan Pesawat sinar-x.
Setelah itu petugas melakukan persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan
pada pemeriksaan Lumbosacral ini petugas menayakan identitas pasien seperti
nama dan tanggal lahir. Tidak membutuhkan persiapan khusus, hanya saja pasien
dianjurkan melepaskan benda-benda yang dapat menggangu gambaran radiograf.

Sebelum mengatur posisi pasien petugas menanyakan bagian tubuh pasien yang
agar tidak terjadinya kesalahan pengeksposan,setelah itu petugas mengatur posisi
pasien dan posisi objek,proyeksi yang digunakan yaitu, AP dan Lateral.

14
1. Proyeksi AP

a. Posisi pasien : pasien supine di atas meja pemeriksaan atau erect


menghadap arah sinar. Letakkan kedua tangan berada di samping
tubuh pasien. Berikan pengganjal dibawah lutut pasien untuk
kenyamanan pasien (pasien supine) .
b. Posisi objek : pasang kaset bucky, mengatur MSP tubuh pada
pertengahan meja pemeriksaan atau bucky stand. Ketika pasien dalam
posisi supine, fleksikan hip dan knee untuk menguragi lordodis.
c. CR : sesuaikan sudut dengan posisi SIAS .
d. CP : dari MSP 5 cm ke arah posterior SIAS dan 3,8 ke
arah inferior krista iliaka.
e. FFD : 100 cm
f. Faktor eksposi : kVp 68 mAs 20
g. Hasil radiograf : Terlihat lumbal 5 sampai sacrum

Gambaran 12. Hasil Radiograf (RST, 2021)

15
2. Proyeksi Lateral
a. Posisi pasien : pasien lateral recumbent diatas meja pemeriksaan
atau erect menghadap arah sinar. Hip dan knee diposisikan fleksi Kedua
tangan digunakan untuk bantalan kepala
b. Posisi objek : pasang kaset pada bucky. Mengatur MSP (mid-
sagital plane) tubuh tegak lurus dengan meja pemeriksaan atau bucky
stand). Ketika pasien dalam posisi supine, fleksikan hip dan knee untuk
kenyamanan pasien. Berikan pengganjal pada pinggang. Ketika pasien
dalam posisi dalam posisi erect, pasien berdiri tegak menyamping ke
arah sinar
c. CR : jika dengan pengganjal, vertikal (supine) atau horizontal
(erect) tegak lurus terhadap kaset
d. CP : dari MSP 5cm ke arah posterior SIAS dan 3,8 ke atrah
inferior krista iliaka
e. FFD : 100cm
f. Faktor ekspos : kVp 68 mAs 20
g. Hasil radiograf : Terlihat lumbal 5 samapi coccyx

Gambaran 13. Hasil Radiograf (RST, 2021)

16
D. HASIL BACAAN DOKTER
1. Tak tampak soft tissue swelling
2. Kelengkungan vertebra lumbosacral normal, tak tampak listhesis
3. Trebekulasi tulang menurun.Corpus dan pedicle intact tak tampak
diskontinuitas tulang
4. Tampak osteofit anterior v.lumbales tak tampak subbchodral sclerotik
5. Tak tampak penyempitan ringan DIV L5-S1. Sacoiliaca joint bilateral
normal
6. Tampak lesi opak do proyeksi renal outline, 2 buah membulat, diameter
terbesae lk 1 cm
Kesan :
1. Spondylosis lumbalis
2. Osteopeni v.lumbalis disertai kompresi ringan VL.5
3. Penyempitan ringan DIV L5-S1
4. Lesi opak di proyeksi renal outline dextra, suspek nefrolitthiasis

PEMBAHASAAN

Di Instalasi Radiologi RST SLAMET RIYADI pemeriksaan Lumbosacral


dengan diagnosa ischialgia dibuat menggunakan proyeksi AP dan Lateral sesuai
permintaan Dokter pengirim.pada pemeriksaan Lumbosacral dengan diagnosa
ischialgia memiliki kelebihan dan kekurangan,dimana kelebihannya adalah ketika
hasil radiograf menunjukkan tidak adanya fraktur pada Lumbosacral. Namun
untuk kekurangannya yaitu jika dengan pemeriksaan Lumbosacral tidak terdapat
fraktur pada pasien maka dapat diartikan bahwa pasien telah mendapatkan lebih
banyak radiasi .

17
Pada pemeriksaan Lumbosacral tidak ada persiapan khusus, pastikan tidak
ada benda logam atau benda lain pada obyek. . Pada proyeksi AP dan Lateral
berbeda dengan yang ada diteori dimana CR seharusnya 5° chepalad, sedangkan
yang digunakan di RST SLAMET RIYADI arah sinarnya vertical tegak lurus
kaset.
1. Hasil radiograf proyeksi AP modifikasi arah sinar vertical tegak lurus dinilai
sudah baik dari segi anatomi yang tampak maupun kualitas radiografnya. hasil
radiograf pada proyeksi AP dapat menampakkan gambar yang terjadi pada
Lumbosacral karena Lumbosacral tampak dengan jelas pada pemeriksaan
Lumbosacral . Ini menandakan bahwa proyeksi AP pun tepat untuk melihat lumbal
dan sacrum.
2. Pada pemeriksaan radiografi lumbosacral pada kasus Ischialgia proyeksi
Lateral dilakukan dengan arah sinar tegak lurus digunakan untuk menampakkan
susunan anatomi lumbal, sacrum menampakkan discus intervertebralis.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemeriksaan


Lumbosacral dengan diagnosa ischialgia di Instalasi Radiologi RST
SLAMET RIYADI.
1. Menggunakan proyeksi Lumbosacral AP. proyeksi Lumbosacral AP
juga digunakan dengan modifikasi arah sinar dimana menggunakan arah
sinar vertical tegak lurus,dengan pasien diposisikan supine diatas meja
pemeriksaan. Pada hasil radiograf Lumbosacral proyeksi AP dengan
modifikasi arah sinar vertical tegak lurus dapat membantu dokter untuk
menegakkan diagnosa Ischialgia
2. Pada pemeriksaan radiografi Lumbosacral pada Ischialgia proyeksi
Lateral dilakukan dengan arah sinar tegak lurus di gunakan untuk
menampakkan susunan anatomi lumbal dan sacrum.

18
3. Proteksi radiasi yang dilakukan di Instalasi Radiologi RST SLAMET
RIYADI pada pasien, radiografer dan masyarakat sudah baik.

SARAN

Berdasarkan hasil dari pembahasan laporan kasus mengenai “Teknik Pemeriksaan


radiografi Lumbosacral dengan kasus Ischialgia di Instalasi radiologi rumah sakit
TK III , SLAMET RIYADI”, adapun saran yang akan diberikan sebagai berikut :

1. Meminimalkan kolimasi serta pengaturan kV dan mAs yang seoptimal mungkin


dengan hasil yang sempurna agar dapat meminimalisir efek radiasi walaupun
apron tidak digunakan pada organ beresiko.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bontrager’s,John Lampignano, Leslie Kendrick. 2018 - Textbook of Radiographic


Positioning and Related Anatomy-Mosby _ Elsevier.Amerika.9th Edition

Bontrager’s,Kenneth L., John Lampignano. 2014 - Handbook of Radiographic


Positioning and Techniques-Mosby.Amerika.8th Edition

Bruce.W.Long,Jeannean Hall Rollins,dkk.Merrils Atlas of Radiographic Positioning


& Procedures.Amerika.Volume_1_13th_Edition

Elizabeth J. Corwin.2009.Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta:Aditya Media


Ombregt Ludwig.2013_

A System of Orthopaedic Medicine-E-book.London.3rd Edition Philip W.


Ballinger,dkk. 2003_

Merrills_Atlas 1_of_Radiographic_Positions.Amerika. Volume_1_10th_Edition

20
LAMPIRAN
Lembar Permintaan Foto

21
Hasil Radiograf

22
Hasil bacaan dokter

23

Anda mungkin juga menyukai