Anda di halaman 1dari 10

CALCANEUS

Mata Kuliah: Teknik Radiologi-2

Nama Dosen: Nurohman, S.ST

Neng Suris Hijriyah

45010619A024

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKes CIREBON)

2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Nya, yang telah
melimpahkan rahma, hidayat, dan inayah kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mengenai calcaneus.

Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang sudah ikut dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhya bahwa masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena ini, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan
makalah sehingga menjadi makalah yang baik dn benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang calcaneus bisa


memberi manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Calcaneus merupakan salah satu bagian dari sistem pertulangan
tubuh kita yang terletak di kaki. Tumit itu sendiri merupakan tulang
terbesar dari telapak kaki. Tulang ini terletak di sebelah belakang yang
mengalihkan berat badan di atas tanah ke belakang.
Calcaneus spur terjadi pada lebih 50% orang berusia diatas 50
tahun, dengan atau tanpa keluhan nyeri. Mayoritas penderita calcaneus
spur yang disertai nyeri adalah wanita, terutama yang berusia 40-60
tahun. Keluhan utama akibat calcaneus spur adalah nyeri hebat pada
waktu permulaan berdiri dan berjalan terutama pada pagi hari setelah
bangun tidur atau duduk lama, yang kemudian akan berkurang setelah
berjalan beberapa langkah.
Dengan demikian perlu dilakukan pemeriksaan secara radiografi
pada Os Calcaneus untuk mengetahui seseorang mengaami calcaneus
spur, dengan gejala nyeri pada bagian tumit ketika berjalan. Pada
umumnya pemeriksaan radiografi Calcaneus menggunakan proyeksi
anterioposterior axial(plantodorsal) dan lateral(medioateral), dimana
masing-masing proyeksi mempunyai kriteria radiograf yang berbeda dan
dapat menampilkan struktur anatomi fisiologi dan patologi dari Os
Calcaneus pada posisi yang berlainan.
Pemeriksaan secara radiografi Os Calcaneus dimanfaatkan untuk
mendapatkan struktur gambaran radiografi Calcaneus yang jelas
sehingga bisa memperlihatkan hampir semua penyakit yang timbul pada
Os Calcaneus. Sehingga kita dapat mendiagnosa penyakit dengan tepat
dan akurat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana makna dari Calcaneus spur pada radiologi ?
2. Bagaimana posisi struktur anatominya ?
3. Teknik radiografi Calcaneus ?
4. Tanda dan gejala Calcaneus spur?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui makna dari spur dalam radiologi.
2. Untuk mengetahui posisi struktur anatominya.
3. Untuk mengetahui tekniknya.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Calcaneus spur.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Secara teoretis
Makalah ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan
terhadap usaha peningkatan dan pembangunan mutu pendidikan
2. Secara praktis
Untuk meningkatkan pengetahuan tentag kasus Calcaneus spur serta
penerapan penanganannya secara tepat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. FISIOLOGI
Os Calcaneus merupakan salah satu ketujuh Os Tarsalia
yang bersatu membentuk tulang-tulang kaki. Calcaneus juga
merupakan tulang terbesar dari telapak kaki. Tumit terletak
dibagian belakang yang mengalihkan berat badan dia atas tanah
ke belakang.
Dengan demikian, tulang tumit mempunyai tugas sebagai
penyangga berat badan, terutama ketika berjalan ataupun berlari.
Calcaneus juga bersendi, disebelah atas Calcaneus bersendi
dengan talus dan didepan dengan Cuboidem.
Pada Calcaneus terdapat tendon paling besar di tubuh yaitu Corda
Achilles. Pada Calcaneus juga diselimuti otot dan serabut saraf
yang banyak sekali jumlahnya jika terjadi nyeri, rada sakit bisa
berasal dari otot, saraf atau tulang tumit itu sendiri.

B. ANATOMI
1. CALCANEUS AP AXIAL

Pada proyeksi AP Axial anatomi yang dapat terlihat adalah


Peroneal trochlea (Trochlear process), Sustentaculum tali,
Talocalcaneal joint, Lateral process dan Tuberosity.
2. PROYEKSI LATERAL

Pada proyek Lateral anatomi yang dapat terlihat adalah Tarsal


sinus, Talus, Talonavicular joint, Navicular, Cuboid, Calcaneuscuboid
joint, Tuberosity, Calcaneus, Lateral malleolus dan Tibiotalar joint.

C. PERSIAPAN PEMERIKSAAN :
1. Persiapan pasien :
Bebaskan daerah calcaneus dari
benda-benda logam
2. Persiapan Alat :
a. Pesawat sinar-X
b. MarkerKaset dan film
c. 18 x 24 cm
d. Alat fiksas
e. Load pembagi
3. PROTEKSI RADIASI
a. gonad shield
b. Apron
c. Batasi lapangan penyinaran
D. TANDA DAN GEJALA
Penyebab :
Osteofit muncul sebagai bentuk respons tubuh terhadap
gangguan yang terjadi di sekitar sendi. Penyebab osteofit paling
umum adalah osteoarthritis, yaitu kondisi ketika tulang rawan di
sekitar sendi secara perlahan terkikis. Tulang rawan adalah
jaringan elastis yang melapisi tulang dan memungkinkan sendi
untuk bergerak dengan mudah. Ketika tulang rawan terkikis,
endapan kalsium yang merupakan materi pembentuk tulang, akan
terbentuk secara bertahap sebagai respon tubuh terhadap tulang
rawan yang rusak.
Kerusakan sendi juga dapat disebabkan oleh kondisi medis
tertentu, seperti rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis,
lupus, penyakit gondok, dan stenosis spinal.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat
meningkatkan risiko terbentuknya osteofit, yaitu:
 Pertambahan usia
 Cedera
 Faktor keturunan
 Kelainan pada struktur tulang, seperti skoliosis
 Obesitas
Gejala Osteofit
Sebagian besar kasus osteofit tidak menimbulkan gejala. Namun,
gejala dapat muncul jika terjadi gesekan antar tulang atau dengan
jaringan lain, muncul tekanan terhadap saraf di sekitarnya, serta
terbatasnya pergerakan tubuh. Gejala lain yang dapat muncul
tergantung pada lokasi pertumbuhan osteofit. Di antaranya
adalah:
 Leher – Rasa nyeri seperti tertusuk jarum dan mati rasa di
area tangan akibat saraf terjepit.
 Bahu – Pembengkakan dan terkikis atau robeknya soket
bahu yang melindungi sendi bahu. Kondisi ini menyebabkan
terbatasnya pergerakan bahu.
 Tulang belakang – Osteofit menyebabkan terjepitnya saraf
atau akar tulang belakang, sehingga menimbulkan gejala
nyeri dan mati rasa di area lengan atau kaki.
 Pinggang – Terbatasnya pergerakan pinggang dan timbulnya
rasa nyeri ketika menggerakkan pinggang.
 Jari – Muncul benjolan/tonjolan di jari dan terasa keras.
 Lutut – Rasa nyeri ketika mencoba meluruskan atau
menekuk kaki, akibat terhalangnya pergerakan tulang dan
tendon yang terhubung dengan lutut
Diagnosis Osteofit
Proses diagnosis osteofit dilakukan oleh dokter spesialis
reumatologi atau dokter ortopedi. Dokter spesialis reumatologi
adalah dokter yang secara khusus menangani gangguan sendi,
sedangkan dokter ortopedi adalah dokter bedah yang secara
khusus menangani gangguan pada sistem tulang dan otot
rangka.Dokter akan menanyakan mengenai riwayat timbulnya
gejala, serta riwayat kesehatan secara umum. Dokter juga akan
melakukan pemeriksaan fisik pada area sekitar sendi yang
mengalami keluhan. Melalui pemeriksaan fisik, dokter akan
mengukur kekuatan otot dan pergerakan sendi pasien.Jika
diperlukan, dapat dilakukan tes pencitraan untuk memastikan
diagnosis. Di antaranya adalah:
 Foto Rontgen, untuk mendeteksi adanya perubahan pada
struktur tulang.
 CT scan, untuk mendapatkan gambaran jelas dari tulang,
sendi, atau jaringan lain yang terkena osteofit.
 MRI, untuk memeriksa jaringan halus, seperti ligamen dan
tulang rawan.
 Myelogram, untuk memeriksa gangguan yang terjadi di
kanal tulang belakang akibat osteofit
Pengobatan Osteofit
Ada beberapa metode pengobatan yang digunakan untuk
menangani osteofit. Di antaranya adalah:
 Fisioterapi. Latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan otot dan pergerakan bagian tubuh di sekitar sendi
yang mengalami gangguan. Terapi ini juga mencakup latihan
peregangan otot, pemijatan, dan penggunaan kompres es
untuk meredakan pembengkakan.
 Obat. Obat yang diberikan bertujuan untuk meredakan
gejala peradangan, seperti nyeri, yang dialami pasien akibat
osteofit.
Beberapa jenis obat yang digunakan, di antaranya adalah:

o Paracetamol
o Ibuprofen
o Naproxen
o Suntikan kortikosteroid, terkadang disuntikkan langsung ke
dalam sendi yang meradang.
 Operasi. Tindakan pembedahan dilakukan jika osteofit telah
menekan saraf tertentu dan menyebabkan nyeri hebat,
sehingga membatasi pergerakan tubuh pasien. Prosedur ini
biasanya digunakan untuk mengobati osteofit yang
berdampak pada kinerja pinggang, lutut, atau persendian di
bagian bawah ibu jari. Diskusikanlah dengan dokter
mengenai risiko maupun keuntungan dari prosedur
pembedahan sebelum memutuskan untuk melakukannya.
Pencegahan Osteofit
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengendalikan gejala akibat osteofit, yaitu:
 Turunkan berat badan jika memiliki berat badan berlebih
(obesitas), untuk mengurangi beban sendi.
 Gunakan sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki, untuk
melindungi kaki dan sendi ketika berjalan.
 Lakukan fisioterapi secara rutin, untuk melatih dan
memperkuat otot di sekitar sendi.
 Konsumsi makanan dan minuman yang banyak
mengandung kalsium dan vitamin D, untuk menjaga
kesehatan tulang.
 Berdiri atau duduk dengan postur tubuh yang benar, untuk
mempertahankan kekuatan punggung dan menjaga agar
tulang belakang tetap lurus.
BAB III

KESIMPULAN

Modalitas yang dapat diberikan pada kondisi calcaneus spur ini adalah dengan
pemberian ultra sound, dan terapi latihan.

Anda mungkin juga menyukai