Anda di halaman 1dari 31

PEMERIKSAAN FISIK PADA

SISTEM MUSKULOSKELETAL
OLEH :
Ns. M. NURMAN, M.Kep
TUJUAN/ALASAN PEM.FISIK

 Pemeriksaan Fisik harus dilakukan secara sistematis


untuk menghindari kesalahan
 Evaluasi fungsional pengkajian keperawatan
 Evaluasi integritas tulang, postur tubuh, fungsi sendi,
kekuatan otot, cara berjalan & kemmpuan pasien
melakukan aktivitas hidup sehari-hari
 Penentuan dignosa keperawatan & medis
 Penentuan dignosa & penatalaksanaan lebih lanjut
PRINSIP PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
MUSKULOSKELETAL

6B:
Breathing
Blood
Brain
Bladder
Bowel
Bone
Hal – hal yang perlu dikaji pada skelet
tubuh yaitu :

Adanya deformitas dan ketidakkesejajaran yang dapat


disebabkan oleh penyakit sendi
 Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya tumor tulang
 Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh
yang tidak sejajar secara anatomis
 Angulasi abnormal pada tulang panjang , gerakan
pada titik bukan sendi, teraba krepitus pada titik
gerakan abnormal , menunjukan adanya patah tulang.
PENGKAJIAN

MELIPUTI : TULANG, SENDI & OTOT

TEKNIK :
- INSPEKSI
- PALPASI
PENGKAJIAN
TULANG
INSPEKSI TULANG

Adanya deformitas & ketidaksejajaran


Pertumbuhan tulang abnormal
Pemendekan ekstremitas (atrofi), amputasi, & bagian
tubuh yang tidak sejajar secara anatomis
Angulasi abnormal pada tulang panjang
PALPASI TULANG

Adanya bunyi krepitasi yang menunjukkan adanya


PATAH TULANG. Caranya :
- Gerakkan pada titik, bukan sendi
- Pada titik gerakan abnornal akan teraba
krepitasi
INSPEKSI TULANG BELAKANG
Skoliosis

 Skoliosis ( kurvatura lateral tulang belakang )


 seperti : bahu tidak sama tinggi , garis pinggang
yang tidak simetris , skapula yang menonjol . Skoliosis
tidak diketahui penyebabnya ( idiopatik ) , kelainan
kongenital, atau akibat kerusakan otot para-spinal,
seperti poliomielitis.
Kifosis

 Kifosis ( kenaikan kurvatura tulang belakang bagian


dada ). Sering terjadi pada lansia dengan osteoporosis
atau penyakit neuromuskular.
Lordosis

 Lordosis ( membebek, kurvatura tulang bagian


pinggang yang berlebihan ). Lordosis biasa di jumpai
pada wanita hamil.
12/06/21
CARA INSPEKSI TULANG BELAKANG

Baju pasien sebaiknya dilepas untuk melihat seluruh


punggung, bokong & tungkai.
Pemeriksaan kurvatura tulang belakang & simetrisitas
batang tubuh dilakukan dari pandangan anterior,
posterior & lateral.
Perawat berada dibelakang pasien, perhatikan setiap
perbedaan tinggi bahu & krista iliaka.
Simetrisitas bokong, bahu, pinggul, & kelurusan tulang
belakang diperiksa dlm posisi pasien berdiri tegak &
membungkuk ke depan.
PENGKAJIAN
SENDI
INSPEKSI

Pengkajian sendi termasuk ke dalam ROM


(Range Of Motion) Exercise.
Pemeriksaan luas gerakan sendi baik aktif maupun
pasif
Deformitas
Stabilitas
Adanya benjolan.
PENYEBAB DEFORMITAS SENDI

 Kontraktur (pemendekan struktur sekitar sendi)


 Dislokasi (lepasnya permukaan sendi)
 Subluksasi (lepasnya sebagian permukaan sendi)
 Disrupsi struktur sekitar sendi
PEM. SENDI MENGGUNAKAN ALAT
GONIOMETER

Yaitu busur derajat yang dirancang khusus untuk


evaluasi gerak sendi.
1.Jika sendi diekstensi maksimal namun masih ada sisa
fleksi, luas gerakan ini dianggap terbatas. Keterbatasan
ini dapat disebabkan oleh deformitas skeletal, patologik
sendi, kontraktur otot & tendon sekitarnya.
2.Jika gerakan sendi mengalami gangguan/ nyeri, harus
diperiksa adanya kelebihan cairan dalam kapsulnya
(efusi), pembengkakan & inflamasi. Tempat yang sering
terjadi efusi adalah pada lutut.
PALPASI
CARA :
Palpasi sendi dilakukan dengan cara menggerakkan
sendi secara pasif akan memberikan informasi mengenai
integritas sendi.
Suara GEMELETUK , menunjukkan adanya ligamen yang
tergelincir diantara tonjolan tulang.
Adanya bunyi krepitus disebabkan permukaan sendi yang
tidak rata & jaringan sekitar sendi terdapat benjolan yang khas
, ditemukan pada pasien Artritis Reumatoid, GOUT, &
Osteoartritis.
PENYAKIT PADA SENDI

 Artritis Reumatoid : benjolan lunak di dalam dan


sepanjang tendon
 GOUT : benjolan keras di dalam & di sebelah sendi
 Osteoartritis : benjolan keras & tidak nyeri merupakan
pertumbuhan tulang baru akibat destruksi permukaan
kartilago pada tulang dalam kapsul sendi, biasanya
ditemukan pada lansia
PENGKAJIAN
OTOT
PALPASI

 Palpasi otot dilakukan dalam keadaan ketika


ekstremitas rileks & digerakkan secara pasif, perawat
akan merasakan tonus otot.
PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT

Kekuatan otot dapat diukur dengan meminta pasien


menggerakkan ekstremitas dengan atau tanpa tahanan.
Misalnya :
- Otot bisep yang diuji dengan meminta klien
meluruskan lengan sepenuhnya, kemudian fleksikan
lengan melawan tahanan yang diberikan oleh perawat
GRADASI UKURAN KEKUATAN OTOT

0 (ZERO) : Tidak ada kontraksi saat palpasi, paralisis


1 (trace) : Terasa adanya kontraksi otot, tetapi tidak ada gerakan
2 (poor) : Dengan bantuan/ menyangga sendi dapat melakukan
gerakan sendi/ROM secara penuh
3 (fair) : Dapat melakukan gerakan sendi/ROM secara penuh dgn
melawan gravitasi,tetapi tidak dapat melawan tahanan
4 (good) : Dapat melakukan gerakan sendi/ROM secara penuh &
dapat melawan tahanan yang sedang
5 (normal) : Dapat melakukan gerakan sendi/ROM secara penuh &
dapat melawan gravitasi & tahanan
PEMERIKSAAN LINGKAR
EKSTREMITAS

Lingkar ekstremitas harus diukur untuk


memantau pertambahan ukuran akibat edema atau
perdarahan , penurunan ukuran akibat atrofi &
dibandingkan ekstremitas yang sehat. Pengukuran otot
dilakukan di lingkaran terbesar ekstremitas , pada lokasi
yang sama, pada posisi yang sama, dan otot dalam
keadaan istirahat.
PEMERIKSAAN REFLEKS
HAMMER

 refleks tricep  refleks bisep

12/06/21
 refleks patella  refleks achiles

12/06/21
 refleks babinski  refleks kerning sign

12/06/21
PENGKAJIAN
CARA
BERJALAN
1. Kehalusan dan irama berjalan, gerakan teratur atau tidak
2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salahsatu
ekstremitas pendek
3. Keterbatasan gerak sendi dapat mempengaruhi cara
berjalan
4. Abnormalitas neurologis yang b/d cara berjalan. Misalnya
pasien hemiparesis-stroke menunjukkan cara berjalan
spesifik dan penyakit parkinson menunjukkan cara
berjalan bergetar.
Referensi

Muttaqin Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien


Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cetakan I. Jakarta : EGC

Suparmi Lucilla. (2012). Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik


Keperawatan. Cetakan I. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia

Suratun., dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Sistem Muskuloskeletal. Cetakan I. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai