perawat cilik
窗体顶端
窗体底端
Home
Business »
Downloads »
Parent Category »
Featured
Health »
Uncategorized
00.16 No comments
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN
(Priharjo, 2006 :
159)
· Toleransi aktivitas
Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan
kemandirian klien yang mengalami :
o Disabilitas kardiovaskuler dan respiratorik
3. Pemeriksaan penunjang
· Pemeriksaan Diagnostik
o Foto rontgen
Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi,
dan perubahan hubungan tulang.
o CT scan tulang
Mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di
daerah yang sulit untuk dievaluasi (mis: asetabulum).
o MRI
Untuk melihat abnormalitas ( tumor, penyempitan jalur
jaringan lunak melalui tulang).
· Pemeriksaan Laboratorium
o Pemeriksaan darah dan urine : memberikan informasi
mengenai masalah musculoskeletal primer atau
komplikasi yang terjadi (infeksi).
o Pemeriksaan Hb : (biasanya lebih rendah bila terjadi
perdarahan akibat trauma).
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1 : Resiko intoleransi aktivits
1. Definisi
Risiko untuk mengalami ketidakcukupan energy secara fisiologis
atau psikologis dalam memenuhi aktivitas sehari hari yang
dibutuhkan atau diperlukan.
2. Batasan Karakteristik / faktor resiko
· Tidak berpengalaman dalam beraktivitas
· Terdapat masalah sirkulasi / respirasi
· Riwayat intoleransi
3. Faktor – Faktor yang Berhubungan
· Gangguan kardiovaskular
c. Perencanaan
· Dx. 1
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
masalah teratasi
Kriteria Hasil :
· berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan/diperlukan
· melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang
diukur
· menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi
fisiologi
Intervensi Rasional
1. kaji respon klien terhadap 1. Membantu dalam respon
aktivitas, perhatikan frekuensi nadi fisiologi terhadap stress aktivitas
lebih dari 20 kali per menit diatas dan, bila ada merupakan indicator
frekuensi istirahat ; peningkatan dari kelebihan kerja yang berkaitan
TD yang nyata selama/sesudah dengan tingkat aktivitas.
aktivitas (tekanan sistolik
meningkat 40 mmHg atau tekanan
diastolic meningkat 20 mmHg) ;
dispnea atu nyeri dada ; keletihan
dan kelemahan yang berlebihan ;
diaphoresis ; pusing/pingsan.
· Dx. 2
Tujuan :
· setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
masalah teratasi
Kriteria Hasil :
· berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan/diperlukan
· melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang
diukur
· menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi
fisiologi
Intervensi Rasional
1. kaji respon klien terhadap 1. Membantu dalam respon
aktivitas, perhatikan frekuensi fisiologi terhadap stress aktivitas
nadi lebih dari 20 kali per menit dan, bila ada merupakan
diatas frekuensi istirahat ; indicator dari kelebihan kerja
peningkatan TD yang nyata yang berkaitan dengan tingkat
selama/sesudah aktivitas (tekanan aktivitas.
sistolik meningkat 40 mmHg atau
tekanan diastolic meningkat 20
mmHg) ; dispnea atu nyeri dada ;
keletihan dan kelemahan yang
berlebihan ; diaphoresis ;
pusing/pingsan.
· Dx. 3
Tujuan :
· Setelah dilakukan asuha keperawatan selama 4 x 24 jam masalah
teratasi
Kriteria Hasil :
· Klien akan mengungkapkan bertambahnya kekuatan dan daya tahan
ekstremitaskatkan
· Mampu mengidentifikasi beberapa alternatif untuk membantu
mempertahankan tingkat aktivitas saat sekarang
· Berpartisipasi dalam program rehabilitasi untuk meningkatkan
kemampuan untuk beraktivitas
Intervensi Rasional
1. Identifikasi factor-faktor yang 1. Memberikan kesempatan
mempengaruhi kemampuan untuk memecahkan masalah
untuk aktif, seperti temperature untuk mempertahankan atau
yang sangat tinggi, insomnia, meningkatkan mobilitas.
pemasukan makanan yang tidak
adekuat.
2. Meningkatkan kemandirian
2. Anjurkan klien untuk dan rasa control diri, dapat
melakukan perawatan diri menurunkan perasaan tidak
sendiri, sesuai dengan berdaya.
kemampuan maksimal yang
dimiliki klien. 3. Menurunkan tekanan terus
menerus pada daerah yang sama,
3. Lakukan perubahan posisi mencegah kerusakan kulit.
secara teratur ketika klien tirah Meminimalkan spasme fleksor
baring di tempat tidur atau lutut dan panggul.
dikursi.
4. Bermanfaat dalam
mengembangkan program
4. Konsultasikan dengan ahli latihan individual dan
terapi fisik atau terapi kerja mengidentifikasi kebutuhan alat
untuk menghilangkan spasme
otot, meningkatkan fungsi
motorik, menurunkan atrofi, dan
kontraktur pada system
musculoskeletal.
3. Daftar Pustaka
· Long, C. Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah.
Bandung : Yayasan IAPK
· Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan.
Jakarta : EGC.
· Priharjo, Robert. 1993. Perwatan nyeri Pemenuhan Aktivitas
Istirahat Pasien. Jakarta : EGC
· NANDA 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan.
· Mubarak, Wahit Iqbal ; Nurul Cahyati. 2007. Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta : EGC
· Doenges, E. Marilynn.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.
Jakarta : EGC.
0 komentar:
Poskan Komentar
Social Profiles
窗体顶端
窗体底端
Popular
Tags
Blog Archives
definisi keluarga
Labels
AKEP KEPERAWATAN
MATERI KEPERAWATAN
SAP KEPERAWATAN
Blog Archive
▼ 2015 (7)
o ► April (1)
o ▼ Maret (2)
o ► Februari (4)
Blogger templates
Rizki Chubiell Bratbretbrot
Blogger news
Blogroll
Hitwebcounter.com
Copyright © 2015 perawat cilik | Powered by Blogger
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Best Blogger Themes |
www.top10Wordpress.com
Home Makalah Makalah Keperawatan Makalah Kebidanan Sub Menu 2.1 Sub Menu 2.2
Sub Menu 2.3 Laporan Pendahuluan Penyakit Sub Menu 3.1 Sub Menu 3.2 Sub Menu
3.3 Laporan Pendahuluan Daftar Artikel Sunday, September 20, 2015 Satya Excel Site -
ساتيا ممتازTopics : Home Laporan Pendahuluan Per Kebutuhan LAPORAN
PENDAHULUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT LAPORAN
PENDAHULUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT Minggu, 01 Juli
2012 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT Disusun Oleh : Satya Putra
Lencana M11.01.0015 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA 2012 LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT A. PENGERTIAN Aktivitas adalah
suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang
melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang
tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel. Kebutuhan
aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan
kebutuhan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti istirahat.
Aktivitas sebagai salah satu tanda bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat. Seseorang
dalam rentang sehat dilihat dari bagaimana kemampuannya dalam melakukan berbagai
aktivitas seperti misalnya berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang
itu tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal. Aktivitas
sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan hal
tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. B. KONSEP DASAR Fisiologi
Pergerakan Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara system
musculoskeletal dan system persarafan. Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai : a.
Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh b. Melindungi bagian tubuh tetentu
seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru c. Tempat melekatnya otot dan tendon d. Sumber
mineral seperti garam dan posfat e. Tempat produksinya sel darah Sistem Otot Berfungsi
Sebagai : a. Pergerakan b. Membentuk postur c. Produksi panas karena adanya kontraksi
dan relaksasi C. NILAI NILAI NORMAL Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah
sebagai berikut : Tingkat Aktivitas / Mobilisasi Kategori Tingkat 0 Mampu merawat diri
sendiri secara penuh Tingkat 1 Memerlukan penggunaaan alat Tingkat 2 Memerlukan
bantuan atau pengawasan orang lain Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain dan peralatan Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan D. RENTANG GERAK SENDI Gerak Sendi Derajat
Rentang yang Normal Bahu : Ø Aberhubungan denganuksi 180 Siku : Ø Fleksi 150
Pergelangan Tangan : Ø Fleksi Ø Ekstensi Ø Hiperekstensi Ø Aberhubungan denganuksi
Ø Adduksi 80 – 90 80 – 90 70 – 90 0 – 20 30 – 50 Tangan Dan Jari : Ø Fleksi Ø Ekstensi
Ø Hiperekstensi Ø Aberhubungan denganuksi Ø Adduksi 90 90 30 20 20 Keterangan :
Fleksi ; Menekuk persendian Ekstensi : Meluruskan persensian Aberhubungan
denganuksi : Gerakkan anggota tubuh ke arah atas Adduksi : Gerkana anggota tubuh
menjauhi aksis Rotasi : Memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar aksis
Pronasi : Memutar ke bawah Supinasi : Memutar ke atas Infers : Menggerakkan ke dalam
Efersi : Menggerakkan ke luar E. DERAJAT KEKUATAN OTOT Untuk mengetahui
seberapa derajat kekuatan otot dapat digunakan dengan sekala sebagai berikut : Skala
Kakuatan Otot (%) Keternagan 0 0 Paralisis sempurna 1 10 Tidak ada gerakkan,
kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat 2 25 Gerakkan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan 3 50 Gerkkan yang normal melawan gravitasi 4 75 Gerakkan penuh
yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal 5 100 Kekuatan normal,
gerkkan penh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh F. POSTUR
TUBUH (BODY ALIGMENT) Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-
bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari
postur tubuh adalah persendian,, tendon, ligamen, dan otot. Apabila keempat bagian
tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan
fungsi tubuh maksimal, seperti dala posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar. Potur
tubuh yang baik dapat meningkatkan fungssi tangan dengan baik, mengurangi jumlah
energy yang digunakan, memperthaankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan,
memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk
mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,
diantaranya : 1. Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy –
garis imajiner vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titik yang berada di
pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support – posisi menyangga atau
menopang tubuh) 2. Jikia dara tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah,
kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar. 3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar
tumpuan, enegi akan lebih banya digunakan untuk memperthanakan keseimabangan. 4.
Dasar tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari postur tubuh yang baik akan
menghemat energy dan mencegah kelelahan otot. 5. Perubahan dalam posisi tubuh
membantu mencegah ketidak nyamanan otot. 6. Mempertkuat otot yang lemah dapat
membantu mencegah kekakuan otot dan ligament. 7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi
dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah kelelahan. 8. Pergantian antara
masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan. 9. Membagi keseimbangan antara
aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban belakang. 10. Postur yang buru
dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur. G.
BODY MECHANIC Mekanika adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai
fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan
kesehatan. Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh
seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan
menurunkan tonus otot. Perlu dipahami tentang body aligment, keseimbangan dan
kooerdinasi. a. Body aligment/postur Postur yang baik karena menggunakan otot dan
rangka tersebut secara benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda, dll.
b. Keseimbangan Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan
sentralnya adalah gravitasi. c. Koordinasi pergerakan tubuh Kemampuan tubuh dalam
mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 %
dari berat badan. H. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POSTUR
TUBUH DAN PERGERAKKAN Tingkat perkembangan tubuh Usia akan mempengaruhi
tingkat perkembangan neorumuskuler dan tubuh secara proporsional, postur, pergerakan
dan refleks akan berfungsi secara optimal. Kesehatan fisik Penyakit, cacat tubuh dan
immobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh Keadaan nutrisi Kurangnya nutrisi
dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi
kurang bebas Emosi Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh
seseorang. Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang kemudian
sering dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas Kelemahan neorumuskel dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti scoliosis, lordosis dan kiposis dapat berpengaruh
terhadap pergerakan Pekerjaan Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan
aktivitas bila dibandingkan dengan petani atau buruh. Status kesehatan Gaya hidup
Perilaku dan nilai I. MOBILISASI Pengertian Mobilisasi Mobilisasi adalah suatu kondisi
dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (Kosier, 1989) Tujuan dai
mobilisasi antara lain : a. Memnuhi kebutuhan dasar manusia b. Mencegah terjadinya
trauma c. Mempertahankan tingkat kesehatan d. Memperrthanakan interaksi social dan
peran sehari – hari e. Mencegah hilangnya kamampuan funsi tubuh. Faktor yang
mempengaruhi mobilisasi : a. Gaya hidup b. Proses penyakit dan injuri c. Kebudayaan d.
Tingkat energy e. Usia dan satud perkembangan J. IMOBILISASI Imobilisasi adalah
ketidakmamapuan untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment
(gangguan pada alat / organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental. Imobilisasi juga dapat
diartikan sebagai suatu keadaan tidak bergerak/tirah baring yang terus – menerus selama
5 hari akibat perubahan fungdi fisiologis (Lindgren et al, 2004) K. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERGERAKAN ATAU IMMOBILISASI
Gangguan musculoskeletal a. Osteoporosis b. Atropi c. Kontraktur d. Kekakuan dan sakit
sendi Gangguan kardiovaskuler a. Postural hipotensi b. Vasodilatasi vena c. Peningkatan
penggunaan valsava maneuver Gangguan system respirasi a. Penurunan gerak pernafasan
b. Bertambahnya sekresi paru c. Atelektasis d. Hipotesis pneumonia L. FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOLERANSI AKTIVITAS Faktor fisiologis a.
Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan b. Tipe penyakit atau operasi dalam 12
bulan terakhir c. Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada ) d. Status
musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot ) e. Pola tidur f. Keberadaan nyeri,
pengontrolan nyeri g. Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke
tingkat istirahat dalam 5 menit setelah latihan, tekanan darah kembali seperti semula
dalam 5-10 menit setelah latihan h. Tipe dan frekuensi aktivitas latihan i. Kelainan hasil
laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri, penurunan kadar hemoglobin,
kadar elektrolit yang tidak normal Faktor emosional a. Suasasana hati (mood), depresi,
cemas b. Motivasi c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin ) d.
Gambaran diri Faktor Perkembangan a. Usia b. Jenis kelamin c. Kehamilan d. Perubahan
massa otot karena perubahan perkembangan e. Perubahan system skeletal karena
perubahan perkembangan. ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
DAN ISTIRAHAT A. PENGKAJIAN Tanggal Masuk : Jam : No. CM : Tanggal
Pengkajian : Jam : Diagnosa Medis : BIODATA a. Identitas klien Nama : Tempat Tanggal
Lahir : Umur : Jenis kelamin : Agama : Pendidikan : Pekerjan : Suku / Bangsa : Status :
No. CM : Alamat : b. Identitas penanggung jawab Nama : Tempat Tanggal Lahir : Umur :
Jenis kelamin : Agama : Pendidikan : Pekerjaan : Suku / Bangsa : Status : Alamat :
Hub.dg klien : RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan utama Yang biasa muncul pada
pasien dengan gangguan aktivitas dan latihan adalah rasa nyeri, lemas, pusing, mengeluh
sakit kepala berat, badan terasa lelah, muntah tidak ada, mual ada, bab belum lancar
terdapat warna kehitaman dan merah segar hari belum bab, urine keruh kemerahan,
parese pada ekstermitas kanan ataupun fraktur. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik
tergantung lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa
nyeri klien digunakan: 1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang
menjadi faktor presipitasi nyeri. 2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan
atau digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk. 3) Region :
radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar,
dan dimana rasa sakit terjadi. 4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa
sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya. 5) Time: berapa lama nyeri berlangsung,
kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari. b. Riwayat penyakit
sekarang Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari nyeri/fraktur,
yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya nyeri/fraktur tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya nyeri bisa diketahui nyeri yang lain. Ø Waktu
terjadinya sakit Kapan mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeri yang
dirasakan, apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya. Ø Proses terjadinya sakit Perlu
dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya sakit, kapan. Ø Upaya yang telah dilakukan
selama sakit Ø Hasil pemeriksaan sementara / sekarang c. Riwayat penyakit dahulu.
Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi apakah sebelumnya
pasien pernah mengalami penyakit seperti saat ini. d. Riwayat kesehatan keluarga. Perlu
dikaji penyakit riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang atau tidak.
Penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti
diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang
yang cenderung diturunkan secara genetik (Ignatavicius, Donna D) e. Riwayat kesehatan
lingkungan klien f. Genogram Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur
anggota keluarga dari atas hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi sebelum
pasien. Berikan keterangan manakah simbol pria, wanita, keterangan tinggal serumah,
yang sudah meninggal dunia serta pasien yang sakit. POLA FUNGSI KESEHATAN
(GORDON) a. Persepsi Terhadap Kesehatan – Manajemen Kesehatan 1) Tingkat
pengetahuan kesehatan / penyakit meliputi sebelum sakit dan selam sakit 2) Perilaku
untuk mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum sakit dan selam sakit 3) Faktor-
faktor resiko sehubungan dengan kesehatan b. Pola Aktivitas Dan Latihan Menggunakan
tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur,
berpindah, ambulansi, naik tangga, serta berikan keterangan skala dari 0 – 4 yaitu : 0 :
Mandiri 1 : Di bantu sebagian 2 : Di bantu orang lain 3 : Di bantu orang dan peralatan 4 :
Ketergantungan / tidak mampu Aktifitas 0 1 2 3 4 Makan √ Mandi √ Berpakaian √
Eliminasi √ Mobilisasi ditempat tidur √ Berpindah √ Ambulansi √ Naik tangga √ c. Pola
Istirahat Tidur Ditanyakan : 1) Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur 2)
Sonambolisme 3) Kualitas dan kuantitas jam tidur d. Pola Nutrisi - Metabolic Ditanyakan
: 1) Berapa kali makan sehari 2) Makanan kesukaan 3) Berat badan sebelum dan sesudah
sakit 4) Frekuensi dan kuantitas minum sehari e. Pola Eliminasi 1) Frekuensi dan
kuantitas BAK dan BAB sehari 2) Nyeri 3) Kuantitas f. Pola Kognitif Perceptual Adakah
gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra) g. Pola Konsep Diri 1) Gambaran diri
2) Identitas diri 3) Peran diri 4) Ideal diri 5) Harga diri h. Pola Koping Cara pemecahan
dan penyelesaian masalah i. Pola Seksual – Reproduksi Ditanyakan : adakah gangguan
pada alat kelaminya. j. Pola Peran Hubungan 1) Hubungan dengan anggota keluarga 2)
Dukungan keluarga 3) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat. k. Pola Nilai Dan
Kepercayaan 1) Persepsi keyakinan 2) Tindakan berdasarkan keyakinan
PEMERIKSAAN FISIK a. Status kesehatan umum Keadaan penyakit berat, keadaan
umum tampak lemah, kesadaran compos mentis mengarah apatis, Tekanan darah mmHg,
suhu tubuh …O◦C, pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS : E=.. M=… V=..,
BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ), hasil pengukuran lainnya, seperti LL dll. b. Sistem
integument Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambut hitam
dan berminyak , tidak botak, perubahan warna kulit; muka tampak pucat. c. Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala/sakit kepala, benjolan tidak ada. d. Muka
Asimetris, odema y, otot muka dan rahang kekuatan lemah , sianosis tidak ada e. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor, sclera ikterus (-/
-), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak dapat dievalusai, mata tampak cowong.
f. Telinga Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal g. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada.
h. Mulut dan faring Bau mulut y, stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merah
merah mudah, kelainan lidah tidak ada. Terpasang NGT i. Leher Simetris, kaku kuduk
tidak ada, vena jugularis 5 + 2cm H2O. tidak ada benjolan limphe nodul. j. Thoraks
Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi resonan,
rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocal fremitus tidak teridentifikasi. k. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan
dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. Bunyi S1 dan S2 tunggal; dalam batas
normal, gallop(-), mumur (-). capillary refill 2 – 3 detik . l. Abdomen Bising usus;
hiperperistaltik, bunyi bruit sangat jelasa, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada,
perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (-). m. Inguinal-Genitalia-Anus Nadi
femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak ada., tidak ada
hemoroid, terpasang kateter hr.III n. Ekstrimitas Akral hangat, edema -/-, kekuatan 2/2,
gerak yang tidak disadari -/-, atropi -/-, capillary refill 3 detik, atropi -/-. Perifer tampak
pucat. o. Tulang belakang Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis. PEMERIKSAAN
PENUNJANG Darah Lengkap(18–11–2007) Hb : 9.3 (13-16) Hematokrit : 28,2 (40-48)
Eritrosit : 3.15 (4.50-5.50) MCV :89.5 (82 – 92) MCH : 29.5 (27 – 31) MCHC : 33.0 (32
– 36) Leukosit :10.400 (5–10x 103 ) Trombosit :208.000 (15-40x104) Darah Lengkap
(19-11-2007,jam 09) LED : 20.0 (0.0-10.0) Hb : 8.0 (13-16) Hematokrit : 23,3 (40-48)
Eritrosit : 2.58 (4.50-5.50) MCV :90.3 (82 – 92) MCH : 31.0 (27 – 31) MCHC : 34.3 (32
– 36) Leukosit :9.200 (5–10x 103 ) Trombosit :206.000 (15-40x104) Hitung Jenis Basofil
: 0.0 (0.0-1.0) Eosinofil : 0.0 (1.0-3.0) Neutrofil : 88 (52-76) Limfosit : 9.1 (20.0-40.0)
Monosit :3.3 (2.0-8.0) PT : 13.2 (11.0-14.0) PT control : 12.3 APTT : 27.0 (27.3-37.6)
APTT control : 31.7 Kadar fibrinogen : 268.3 (200.0-400.0) D Dimer Kuantitatif:100.00
(0.00-300.00) Kimia Darah Billirubin : Negative Urobilinogen : 3.2 (3.2) Nitrit :
Negative Esterase leukosit : Trace SGOT/AST : 16 (10-35) SGPT/ALT : 15 ( 10-36)
Albumin : 3.50 (3.40-4.80) Kolesterol total: 140 (120-200) Trigliserida : 139 (50-150)
Kolesterol HDL: 34 (40-55) Kolesterol LDL : 85.00 (50.00-130.00) Natrium darah : 138
(135-147) Kalium darah : 5.04 (3.50-5.50) Klorida darah : 113.0 (100.0-106.0) Ureum
darah :119 (10-50) Kreatinin darah :4.5 (0.5-1.5) Glukosa darah : 132 (70-110) Glukosa 2
jam PP : 149 (70-140) Urinalisa - Warna : kuning - Kejernihan : jernih Sedimen: - sel
epitel : + - Leukosit : 5- 6 - eritrosit : 0-1 - Silinder : +, koral 0-1 - Kristal : - - Bakteri : - -
BJ : 1.015 - PH : 5.5 - Protein : 2+ - Keton : Trace - Glukosa : Negative Analisa Gas
Darah - PH : 7.369 - PCO2 : 23,0 - PO2 : 133 - HCO3 : 12,9 - tCO2 ; 17.6 - ABE ; - 10,9
- SBE ; - 11,4 - SBC ; 15,8 - tHB ; 9,0 g/dl - O2 Sat : 98.1% - Na/K/Cl : 139/4,6/99 -
Hasil CT Scan ;Perdarahan pada basal ganglia dan Thalamus kiri kurang lebih p: 5,2x5.0
mm banyaknya perdarahan 23 cc - Hasil Foto rongen; gambaran infiltrate minimal, CTR
>50% - Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I, AVL,V5-V6 poor r, saran konsul kardiologi
konsul gastro dan ginjal, echokardiograf, tranfusi PRC.. - Hasil konsul dengan IPD,
gastroenterology prinsipnya sama terapi dilanjutkan dan rencanakan USG ginjal, dan
Koloscopy setelah HB >10 gr/dl TERAPI Obat-obatan (17–11–2007) Nama obat Dosis
Pemakaian Efek Samping (evaluasi perawat ) Citicolin 2x500 gr Injeksi Metabolisme
cerebral yang tidak adequat IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi Captopril 3 x 12,5
mg Oral Hipotensi Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress ulcer ranitidin 2x 1
ampl Injeksi Mual muntah O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2 Obat-obatan (20–11–2007)
Nama obat Dosis Pemakaian Efek Samping (evaluasi perawat ) Citicolin 2x500 gr Injeksi
Metabolisme cerebral yang tidak adequat IVFD Asering 8 Jam Infus Resti infeksi
Captopril 3 x 12,5 mg Oral Hipotensi Paracetamal 3 x 500 mg Oral Hipotermia & stress
ulcer ranitidin 2x 1 ampl Injeksi Mual muntah O2 2 l/mnt Kanul Keracunan O2 Adalat
1x3 mg oral hipotensi B6,12,Asam folat 2 x 1 tb oral Meningginya fungsi hati Transmin 3
x 1 ampl injeksi Pembekuan darah secara sistemik Vit K 3 x 1 ampl injeksi Pembekuan
darah secara sistemik Cefriaxon 2 x 1 gr injeksi Alergi sistemik HCT 1 x 25 mg oral
Output cairan berlebih/tidak terkontrol laculac 3 x 1 sdk Oral (sirup) a. Data hasil
pemeriksaan yang mungkin ditemukan : Pengkajian keperawatan dilihat dari dua bagian,
Mobilisasi dan Imobilisasi. Kedua area ini biasa dikaji selama pemeriksaan fisik lengkap.
1) Mobilisasi Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada rentang gerak , gaya berjalan,
latihan dan toleransi aktivitas serta kesejajaran tubuh. a) Rentang gerak Rentang gerak
merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu
potongan tubuh : Sagital, Frontal, Transversal. Potongan frontal adalah garis yang
melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang membagi
tubuh kanan dan kiri Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah b) Gaya Berjalan Digunakan menggambarkan cara utama
atau gaya ketika berjalan. Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumit mengangkat satu
tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yang sama c) Latihan dan
Toleransi aktivitas Latihan adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh
meningkatkan kesehatan dan menmpertahankan kesehatan jasmani. Toleransi aktivitas
adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian
toleransi aktivitas meliputi data fisiologis, emosional dan tingkat perkembangan. d)
Kesejajaran tubuh Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien yang berdiri
tegak, duduk atau berbaring. Langkah pertama dalam mengkaji kesejajaran tubuh adalah
menempatkan klien dalam posisi istirahat sehingga tidak kaku. Ø Berdiri Kepala tegak
Bahu dan panggul sejajar pada arah posterior Tulang belakang lurus pada arah posterior
Dari arah lateral : kepala tegak, garis tulang belakang digaris dalam pola S terbalik Dari
arah anterior : tulang belakang adalah cembung, tulang belakang torakal pada arah
posterior cembung Tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung. Arah
lateral : perut berlipat kebagian dalam dengan nyaman dan lutut dengan pergelangan kaki
agak melengkung. Lengan klien nyaman disamping Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar
penopang, jari kaki di depan Dari arah anterior dilihat pusat gravitasi berada ditengah
tubuh, garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara
kedua kaki. Ø Duduk Kepala tegak, leher dan tulang belakang sejajar Berat badan rata
pada bokong dan paha Paha sejajar pada potongan horizontal Kedua kaki ditopang ke
lantai Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada
permukaan lutut bagian posterior Lengan bawah klien ditopang pada pegangan tangan,
dipangkuan atau diatas meja depan kursi Ø Berbaring Pada orang sadar akan mempunyai
control otot volunteer dan persepsi normal terhadap tekanan Pengkajian dengan posisi
berbaring membutuhkan posisi lateral pada klien dengan satu bantal dan tanpa penopang.
2) Imobilisasi Melakukan pengkajian fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki, selain itu
berfokus pada area fisiologis, seperti aspek psikososial dan perkembangan klien. a)
Faktor Fisiologis b) Sistem Metabolik Evaluasi atrofi otot Evaluasi status cairan
Elektrolit atau kadar serum protein Penyembuhan luka untuk perubahan transport nutrient
Mengkaji asupan makanan Pola eliminasi Ada tidaknya dehidrasi atau edema Ada
tidaknya anoreksia c) Sistem Respirasi yang perlu dikaji Inspeksi pergerakan dada
( dinding dada ) selama siklus inspirasi – ekspirasi jika klien mempunyai area atelektasis
maka gerakan dada asimetris Auskultasi area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan
suara napas, crakles atau mengi d) Sistem kardiovaskuler Kaji TD Kaji nadi apeks atau
nadi perifer Abservasi tanda-tanda statis vena ( edema & penyembuhan luka buruk ) e)
Sistem Muskuloskeletal Kaji penurunan tonus otot Kaji kehilangan masa otot dan
kontraktur Kaji rentang gerak f) Sistem integument Mengkaji tanda-tanda kerusakan Kaji
kebersihan kulit g) Sistem Eliminasi Kaji asupan jumlah dan jenis cairan melalui oral
atau parenteral Kaji adanya dehidrasi Kaji ada tidaknya konstipasi b. Pengkajian Pada
Lansia Faktor Psikososial Perubahan status psikososial klien biasa terjadi lambat dan
sering diabaikan tenaga kesehatan. Observasi perubahan tingkah laku Menentukan
penyebab perubahan tingkah laku / psikososial untuk mengidentifikasi terapi keperawatan
Observasi pola tidur klien Observasi perubahan mekanisme koping klien Observasi dasar
perilaku klien sehari-hari B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Adapun diagnosa yang
mungkin muncul yaitu : 1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan
mobilisasi 2. Resiko cedera berhubungan dengan ketidaktepatan posisi 3. Hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan tirah baring 4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan ketidaktepatan posisi tubuh 5. Gangguan pola tidur berhubungan
dengan ketidaknyamanan C. PERENCANAAN / INTERVENSI NoDP Tujuan Intervensi
Rasional 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 jam diharapkan pasien
dapat melakukan aktivitasnya dengan normal ditandai : Activity Tolerance ; Ø (000501)
Pemenuhan keb O2 mencukupi dalam memenuhi aktv dalam batas normal Ø (000502)
Rata-rata TD dalam batas normal Ø (000503) Rata-rata pernapasan dalam batas normal Ø
(000507) Warna kulit normal Ø (000513) Laporan dalam pencapaian kebutuhan sehari-
hari Keterangan : 1 : Selalu menunjukkan. 2 : Sering menunjukkan. 3 : Kadang
menunjukkan. 4 : Jarang menunjukkan. 5 : Tidak pernah menunjukkan. Activity Therapy
( 4310 ): Monitor emosi, fisik, social pasien dalam pemenuhan program aktivitas : Ø
Anjurkan ps untuk meningkatkan batasan aktv yang dicapainya Ø Fokuskan pada aktv
yang bias dilakukan pasien Ø Anjurkan klg untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien
Ø Kolaborasikan dengan terapis dalam latihan pemenuhan aktivitas Dengan mencatat
segala keb program aktv ps maka dapat diketahui sejauh mana tingkat pemenuhan keb
Semakin meningkat aktv yang dicapai maka semakin cepat ps mandiri dalam pemenuhan
keb Jika ps tidak mampu melakukan aktv terlalu banyak jangan dipaksa Ps akan terbantu
dalam pemenuhan keb selama belum bias mndiri Dengan adanya kolaborasi akan lebih
efektif dan efisien dalam memenuhi keb. 2 Setelah dilakukan tindakan kep selama….x24
jam diharapkan resiko cedera dapat dihindari ditandai dengan : Risk Control : Ø (190202)
Monitor lingkungan yang dapat menjadi penebab resiko cedera Ø (190205) Dapat
mengatur control resiko yang diperlukan Ø (190208) Merubah gaya hidup untuk
mengurangi resiko cedera Ø (190211) dapat mengidentifikasi resiko cedera Ø (190214)
Menerima dukungan orang lain untuk mengontrol resiko cedera. Keterangan : 1 : Tdk
prnh menyebutkan. 2 : Jarang menyebutkan. 3 : Kadang menyebutkan. 4 : Sering
menyebutkan. 5 : Selalu menyebutkan. Enviromental Management Safety (6480) : Ø
Identifikasi keamanan yang diperlukan ps Ø Identifikasi agen-agen penyebab cedera di
sekitar Ps Ø Gunakan alat-alat pelindung Ø Ajarkan tentang agen resiko tinggi yang dapat
menyebabkan cedera Ø Kolaborasikan dengan tim medis lain dalam menciptakan
lingkungan yang aman Dengan lingkungan yang aman Ps terhindar dari cedera Untuk
mengamankan Ps dari resiko cedera yang bias disebabkan oleh agen-agen cedera tsb
Menciptakan / menyiapkan alat pelindung akan bermanfaat untuk keamanan Ps Dengan
adanya pengetahuan tsb Ps akan dapat menciptakan lingkungan aman sec mandiri Hal ini
akan sangat membantu agar kondisis Ps lebih terjaga 3 Setelah dilakukan tindakan kep
selama…x24 jam diharapkan pasien mampu dalam mobolisasi secara mandiri ditandai
dengan : Mobility Level : Ø (020801) Keseimbangan dalam aktv Ø (020803) Rentang
otot normal skala 5 Ø (020806) Berjalan mandiri Ø (020804) rentang sendi normal.
Keterangan : 1 : Tidak memerlukan bantuan. 2 : Membutuhkan bantuan orang lain dan
alat 3 : Membutuhkan bantuan oarang lain. 4 : Membutuhkan bantuan alat. 5 : Mandiri
penuh. Bed Rest Care (0740) : Ø Jelaskan alasan Bedrest Ø Monitor kondisi kulit Ø
Monitor konstipasi Ø Jaga agar linen tetap bersih Ø Ajarkan latihan ditempat tidur
Menjelaskan semua tindakan kep kepada ps penting untuk proses kep Bed rest lama tanpa
perubahan posisi akan bias melukai kulit Bed rest lama akan menyebabkan perubahan
peristaltic Memberikan kenyamanan pada Ps Untuk mengurangi kekakuan sendi dan otot
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama..x24 jam diharapkan Ps tidak
mengalami gangguan pernapasan ditandai dengan : Airway Patency : Ø (041001) tidak
ada demam Ø (041004) pernapasan dalam batas normal Ø (041006) tidak ada sputum
dalam jalan napas Ø (041007)tidak ada suara tambahan dalam pernapasan Keterangan :
1 : Selalu menunjukkan. 2 : Sering menunjukkan. 3 : Kadang menunjukkan. 4 : Jarang
menunjukkan. 5 : Tidak pernah menunjukkan. Airway Management (3140) : Ø Buka
jalan napas Ø Posisikan ps untuk mendapat ventilasi pernapasan max Ø Ajarkan tekhnik
terapi dada Ø Gunakan ET atau Ø nasotrakeal sesuai keb Ø Anjurkan Ps untuk Ø
menggunakan inhaler Ø Gunakan terapi O2 sesuai keb Menghindari ketidakakuatan O2
pada klien Dengan ventilasi pernapasan lancer maka O2 akan terpenuhi Dengan tekhnik
terapi dada akam membantu mrlancarkan keluarnya sputum Alat ini dapat membantu
jalan napas lebih efektif Akan melegakan pernapasan sebagai terapi Memenuhi keb O2
yang lebih adekuat 5 Setelah dilakukan tindakan kep selama…x24 jam diharapkan pasien
dapat mencukupi keb pola tidur yang seimbang ditandai dengan : Sleep : Ø (000401) pola
tidur terpenuhi 8 jam / hari Ø (000404) mencapai kualitas tidur yang baik Ø (000408)
merasa lebih baik setelah tidur Ø (000407) rutinitas tidur terpenuhi Ø (000414) Vital sign
dalam batasan normal. Keterangan : 1 : Selalu menunjukkan. 2 : Sering menunjukkan. 3 :
Kadang menunjukkan. 4 : Jarang menunjukkan. 5 : Tidak pernah menunjukkan Sleep
Enchancement (1850) : Ø Kaji pola tidur & istirahat Ps Ø Ajarkan pentingnya istirahat
yang adekuat bagi kesehatan Ø Anjurkan untuk menambah jumlah waktu istirahat & tidur
Ø Kolaborasikan dengan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi
istirahat pasien Dengan mendata pola istirahat & tidur dapat diketahui bagaimana keb
istirahat terpenuhi Dengan demikian Ps akan lebih banyak istirah & tidak melakukan aktv
berlebih Kebutuhan istirahat tidur akan terpenuhi secara adekuat Lingkungan yang
nyaman & tenang akan menstimulasi otak untuk istirahat DAFTAR PUSTAKA Potter &
Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC Tarwoto-
Martonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I. Jakarta :
Salemba Medika A. Aziz Alimul Hidayat. 2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta : EGC Nanda NOC-NIC Find me on facebook : Satya Excel Share this
article : Diposkan oleh Mecer Kes di 19.58 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi
ke TwitterBerbagi ke Facebook Label: Laporan Pendahuluan Per Kebutuhan Reaksi: You
might also like this post 0 Comments 0 Comments Posting Lebih Baru Posting Lama
Beranda Your comment here Radio Rodja 756AM Last Detik News rss feed widget Satya
Excel Site Entri Populer LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN &
ELEKTROLIT LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT Disu... LAPORAN
PENDAHULUAN GASTROENTERITIS (GE) / DIARE A. Definisi Gastroenteritis
adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan frek... MAKALAH PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK (CHRONIC
KIDNEY DISEASE, CKD) MAKALAH TENTANG PENYAKIT CKD (CHRONIC
KIDNEY DISEASE) DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN
DEWASA II Dosen Pengampu : Ns.... Recent Post Dapatkan Widget Ini Ingat
Angkringan, Ingat Jogja Istimewa... Angkringan (berasal... KARENA BERBAGI ITU,
INDAH... Selasa, 27 Januari... YANG KECIL BUKAN KERDIL, TEMUKAN TITIK
KEBAHAGIAAN HIDUPMU ... PENGALAMAN ITU PENTING..!! Hari ini adalah...
Blog Archive ► 2015 (4) ► 2014 (1) ► 2013 (53) ▼ 2012 (113) ► November 2012
(25) ► Oktober 2012 (29) ► September 2012 (6) ▼ Juli 2012 (8) CACAR Fotografer
Indonesia "Mengkloning" Dirinya Puluhan... PONSEL ANTI MALING INILAH JAKET
BER-AC BUATAN JEPANG Dokter Angkat Cacing 13 cm dari Mata Pria India
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN ELIMINASI 7 Faktor Penyebab Pikun
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRA... ► Juni
2012 (33) ► Mei 2012 (12) Jurnal Kedokteran Indonesia Indonesian Sciientific Journal
Database Jurnal Kesehatan Depkesz Jurnal Kesehatan Dinkes Jateng, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas Jurnal Kesehatan Masyarakat UNES Jurnal Lab UGM Jurnal
Makara Kesehatan UI Jurnal Manajemen Keperawatan Online Jurnal UGM Jurnal UI
Jurnal UII Jurnal UNDIKSHA Jurnal UNDIP Jurnal UNILA Jurnal Universitas Airlangga
Jurnal Universitas Islam 45 Bekasi Jurnal UNY Majalah Kedokteran Indonesia Publikasi
Ilmiah International Medical Journal Accademic Journals AHA Journal American Journal
of Clinical Nutrition American Journal of Epidemology American Journal of Public
Health Annals of Internal Medicine Bioline International BMC Pregnany and Childbirth
British Medical Journal (BMJ) Canadian Medical Association Journal (CMAJ) Center of
Disesase Control EBSCO Environmental Health European Journal of Clinical Nutrition
Free Medical Journal Indian Journal of Occupational and Enviromental Medicine
International Journal of Enviromental Research and Public Health - Open Acces Journal
International Journal of Epidemology JOGN Nursing : Journal of Obstetric, Gynecology
& Neonatal nursing Jornal of American Mediical Association Journal NEJM Journal of
Enviromental Health Research Journal of Environmental and Public Health Journal of
Epidemology Journal of Epidemology & Community Health Journal of Occupational &
Enviromental Medicine Journal of Occupational Health Journal of Reproduction &
Infernity Journal Sciencedirect Journal Spingerlink Nutrition Journal Occupational &
Enviromental Medicine Occupational Medicine PMC Journal ProQuest Journal
Reproduction, Fertility and Development The Journal of Reproduction and Development
The Oncologist Followers Murottal Terjemah Rodja widgeo.net Blogroll About Try
Relay: the free SMS and picture text app for iPhone. It's Me Foto Saya Mecer Kes Lihat
profil lengkapku Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template Copyright
© 2011. Satya Excel Site - ساتيا ممتاز- All Rights Reserved Template Created by Creating
Website Inspired by Sportapolis Shape5.com Proudly powered by Blogger
Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ
Made Gading
Tampaksiring, 23 Agustus 2011
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuataan sistem persarafan dan muskuluskeletal.
Kemungkinan b.d:
a. menurunnya produksi metabolisme
b. pembatasan diet
c. anemia
d. ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
3. Gangguan mobilitas fisik
: Kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan
secara mandiri.
Kemungkinan b.d:
a. gangguan persepsi kognitif
b. Imobilisasi
c. Ganguan neuromuskuler
d. Kelemahan
e. Pasien dengan traksi
4. Defisit perawatan diri
Definisi : Kondisi dimana pasien tidak dapat melkaukan sebagian
atau seluruh aktivitas sehari-hari spt; makan, berpakaian dan mandi,
dan lain-lain.
Kemungkinan b.d:
A. Gangguan neuromoskuler
B. Menurunnya kekekuatan otot
C. Menurunnya kontrol otot dan koordinasi
D. Kerusakan persepsi kognitif
E. Depresi
F. Gangguan fisik
III. Rencana Tindakan dan Rasional
1. untuk Dx. Keperawatan Intoleransi aktivitas
intervensi :
- Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan
saat aktivitas
- Bantu pasien dalam melakukan aktifitas
sendiri
- Catat tanda vital
- Kolaborasi dengan dokter
- Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional :
- Merencanakan intervensi dengan tepat
- Pasien dapat memilih dan merencanakannya
sendiri.
- Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan
selama aktivitas
IV. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien yang terganggu kesejajaran tubuh
dan mobilisasi berdasarkan kriteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu :
- klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstermitas
atas
- klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4kali sehari
dengan perencanaan pulang
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
- Tidak ada kontraktur sendi
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
--------
semoga bermanfaat teman!
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2011 (1)
o ▼ September (1)
Laporan Pendahuluan: Gangguan Aktivitas dan Latiha...
Mengenai Saya
Made Gading
Lihat profil lengkapku
Home
About Me
Contact Me
Macrofag
Television
Tukeran Link Yuk
Sahabat Macrofag
PESAN SEGERA
Dengan 50rb dapatkan : 1 ASKEP atau, 2 SAP+2Leaflet, atau 2 Artikel, atau 3 Askep
Persentation dan Terima Pesanan
Home » SAP (Satuan Acara Penyuluhan) » Askep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
Tuesday, February 19, 2013
Askep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
Kapevi Hatake | 6:26 AM | Artikel | Asuhan Keperawatan | Laporan Pendahuluan | SAP (Satuan Acara
Penyuluhan)
A. Pengertian
Jenis latihan :
1) Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan sendi.
2) Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya
tahan kardiovaskular.
3) Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka pendek.
Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat badan atau
kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur memperbaiki
kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah penyakit
kekayaan seperti jantung, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan obesitas.
HY (tindakan penanganan)
- Fisiotheraphy
- Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri
I. Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan adalah
sebagai berikut:
1. Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi gangguan
kebutuhan aktivitas dan latihan.
2. Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
3. Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan kiri
untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.
4. Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri,
bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
5. Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan
kaki.
6. Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada system
pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak,
adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.
Sedangkan yang berhubungan dengan perubahan system kardiovaskuler, seperti
nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta
perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.
7. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.
8. Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan aktivitas
dan iaktivitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan
dalam mekanisme koping, dan lain-lain.
Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri (biologi,
kimia, fisik,
psikologis)
3. Kurangnya NOC: NIC:
perawatan diri(self Perawatan diri ADL Self-care assistance
care deficit) Kriteria hasil: § Monitor kemampuan klien
v Klien secara mandiri dalam melakukan ADL secara
mampu makan, berganti mandiri.
pakaian, toileting, mandi, § Monitor kebutuhan klien
merawat diri, menjaga akan alat bantu dalam
kebersihan diri dan melakukan ADL.
menjaga kebersihan mulut § Sediakan peralatan-peralatan
pribadi yang dibutuhkan klien
(seperti deodoran, pasta gigi,
dan sabun mandi).
§ Bantu klien dalam
melakukan ADL sampai klien
mampu melakukannya dengan
mandiri.
§ Dorong klien untuk
melakukan aktivitas sehari-
hari sesuai dengan tingkat
kemampuannya.
§ Dorong klien untuk mandiri,
tetapi bantu klien bila klien
tidak bisa melakukannya
sendiri.
§ Ajari keluarga untuk
mendorong kemandirian klien,
dan hanya membantu jika
klien tidak mampu
melakukannya sendiri.
§ Lakukan perawatan diri
secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep & Proses
Keperawatan,buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 3. Jakarta:
EGC.
Johnson, Marion, Maas, Meridean, and Moorhead, Sue. 2000. Nursing Outcomes
Classification (NOC) second edition. USA: Mosby.
McCloskey, Joanne and Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classification
second edition. USA: Mosby.
North American Nursing Diagnosis Association. NANDA nursing diagnoses: definitions
and classification 2007-2008. Philadelphia: The association.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment
Search
窗体顶端
窗体底端
Translate
Select Language▼
About Me
Kapevi Hatake
View my complete profile
Followers
Popular Posts
Askep Stroke
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Blog Archive
► 2014 (79)
▼ 2013 (396)
o ► December (1)
o ► November (6)
o ► October (31)
o ► September (56)
o ► August (28)
o ► July (17)
o ► June (29)
o ► May (20)
o ► April (10)
o ► March (93)
o ▼ February (105)
Pengertian, Bentuk dan Domain Perilaku
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Pengaruh Nilai Sosial Budaya Terhadap Keshatan
Askep Anak Tetanus
Askep Anak Spina Bifida
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Perawatan Luka
Askep Cedera Kepala
Apakah IMUNISASI Itu??
Laporan Pendahuluan Vaksin
Askep Meningitis Anak
Askep Epilepsi
Askep Anak Encephalitis
Askep Diare (Gastroenteritis) Grade I
Askep Anak dengan Kejang Demam
Askep Bronchopneumonia Pada Anak
Jurnal Bronchopneumoni
Askep Ventrikel Septal Defect (VSD)
Askep Congenital Heart Desease
Jurnal Congenital Heart Desease
Askep Kawasaki (sindrom nodus limfa mukokutan) pad...
Askep Atsma (asma Bronchiale) pada Anak
Askep Anak dengan Tumor Will
Askep TYPOID / TYPHUS ABDOMINALIS
Askep Anak Dengan Thalasemia
Askep Anak dengan Nefrotik Syndrome
JURNAL MECONIUM ASPIRATION SYNDROME
Askep Anak dengn Campak (Morbili)
Askep Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
Askep MAS (Meconium Aspiration Syndrome)
Askep Anak Leukimia
Askep ITP (Idiopathic Trombocytopenic Purpura)
Askep Gagal Ginjal (GGA/GGK) pada Anak
Askep Gastroenteritis (Diare) Pada Anak
Askep Anemial Aplastik
Makalah Diabetes Pada Anak
Askep Dermatitis Pada Anak
Artikel Rhabdomyosarcoma
Format Tindakan Inhalasi
Askep Tumor Paru
Askep Trauma Abdomen
Format Pengkajian Keperawatan Luka Bakar
Konsep dan Perawatan Luka Kolostomi
Askep Carsinoma Colon
Askep Tuberculosis (TBC) Paru
Askep Harga Diri Rendah
Askep Jiwa Isolasi Sosial
Contoh Kasus Askep Maternitas
Askep Intrapartum / Intranatal
Askep Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Intranatal
Askep Hipospadia
Askep Campak
Askep HIV AIDS
JURNAL HODKIN LYMPHOMA
SAP Limpoma Hodkin
ASKEP LYMPHOMA HODGKIN
FUNGSI CAIRAN EMPEDU
KTI Gambaran Mekanisme Koping Mahasiswa
KTI Gmbaran Tingkat Kecemasan Ibu Monepouse
KTI KONSEP DIRI PADA PASIEN GANGRENE
KTI Gambaran Harga Diri Mantan TKI
Penelitian/KTI Kecerdasan Emosional
Askep Rmaja Putri Pubertas
Askep Stroke
BAB III : Tinjauan Kasus Post Partum Cecarea
BAB II : Askep Post Partum Cecarea
Askep Ibu Post Partum Sectio Cecarea
BAB III : Metode Penelitian jiwa Perilaku Kekerasa...
BAB II : Konsep Jiwa (Perilaku Kekerasan)
Pendahuluan KTI Jiwa (Perilaku Kekerasan)
Analisa Data JIwa Perilaku Kekerasan
Abstrak KTI Jiwa Perilaku Kekerasan
Transkip Verbatim Hasil Wawancara Jiwa Perilaku Ke...
Angket Penelitian Jiwa Perilaku Kekerasan (bahasa ...
Angket Penelitian Jiwa Perilaku Kekerasan
Makalah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Perbaikan Gizi Makro
Makalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Konsep Nursing Center
Askep Post Op Cesarea Atas Indikasi Perdarahan Ant...
Askep Sectio Cessarea
PROGRAM PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS
Kesehatan Ibu dan Anak
ASKEP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
Askep Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)
Askep Kebutuhan Seksual
HIPERSENSITIVITAS TIPE I
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE 4
Makalah Filsafat Keperawatan
Pendahuluan Askep Cemas
Askep DBD/DHF (Dengue Haemoragic Fever)
Askep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
ENZIM TUBUH MANUSIA
Askep Kebutuhan Oksigenasi
Artikel, Askep dan SAP Kesehatan
IMUNISASI
Jurnal Dengue Hemoragic Fever
ASKEP ANAK DENGAN MARASMUS
Askep Diabetes Melitus
Jurnal influenza
Askep Meningitis
Askep Hematemesis Melena
Satuan Acara penyuluhan (SAP) Gagal Jantung
Vaksin Influenza
Ca Cervics Vaccine (Human Pappiloma virus)
Laporan Pendahuluan Askep Gagal Ginjal (Kidney Fai...
[ Vistory ]
726918
Abstrak KTI Jiwa Perilaku
Kekerasan
Analisa Data JIwa Perilaku Kekerasan
Angket Penelitian Jiwa Perilaku Kekerasan
Angket Penelitian Jiwa Perilaku Kekerasan (bahasa sunda)
Antropologi Kesehatan
Antropologi sosiologi Kesehatan
Artikel
Artikel Brachidaktyl
Artikel Hipersensitivitas Tipe II
Artikel Kesehatan
Artikel Manfaat Tertawa Bagi Kesehatan
Artikel Polidactyl
Artikel Posbindu
Artikel Rhabdomyosarcoma
Artikel Sejarah PMI
Artikel Sickle Cell Anemia (Anemia Sel Sabit)
Askep Abortus
Askep Acute Myeloid Leukimia (AML)
Askep Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Intranatal
Askep Anak dengan Tumor Will
Askep Anak Ensefalitis
Askep Anak Leukimia
Askep Anak Tetanus
Askep Anemial Aplastik
Askep Atsma/Asma
Askep Campak
Askep Carsinoma Colon
Askep cedera kepala
Askep Congestive Heart Failure
Askep dan SAP Kesehatan
Askep DBD/DHF (Dengue Haemoragic Fever)
Askep Epilepsi
Askep Gagal Ginjal pada Anak
Askep Gastroenteritis
Askep Harga Diri Rendah
Askep Hematemesis Melena
Askep HIV AIDS
Askep ITP (Idiopathic Trombocytopenic Purpura)
Askep Jiwa
Askep Jiwa Isolasi Sosial
Askep Kasus Abortus Imminens
Askep Kawasaki (sindrom nodus limfa mukokutan)
Askep Kegawat Daruratan Akibat Gigitan Hewan Beracun
Askep Kejang Demam
ASKEP LIMFOMA HODGKIN
Askep Meningitis
Askep Nefrotik Syndrome
Askep Penyakit Jantung Bawan
Askep Post Op Cesarea Atas Indikasi Perdarahan Ante Partum
Askep Rmaja Putri Pubertas
Askep SAM
Askep Spina Bifida
Askep Thalasemia
Askep Trauma Abdomen
Askep Tumor Paru
Askep TYPOID / TYPHUS
Askep Ventrikel Septal Defect (VSD)
Asuhan Keperawatan
BAB I : Askep Ibu Post Partum
BAB I KTI Jiwa Perilaku Kekerasan
BAB II : Askep Post Partum Cecarea
BAB II : Konsep Jiwa (Perilaku Kekerasan)
BAB III : Metode Penelitian jiwa Perilaku Kekerasan
BAB III : Tinjauan Kasus Post Partum Cecarea
bios
Biostatistik Kesehatan
Contoh Kasus Askep Maternitas
ENZIM TUBUH MANUSIA
Etika Kesehatan
Filsafat Kesehatan
Format Tindakan Inhalasi
FUNGSI CAIRAN EMPEDU
HIPERSENSITIVITAS TIPE 4
HIPERSENSITIVITAS TIPE I
IMUNISASI
INFORMASI
Jurnal Bronchopneumoni
Jurnal Congenital Heart Desease
Jurnal Desa Siaga
JURNAL HODKIN LYMPHOMA
Jurnal influenza
Jurnal Kesehatan
JURNAL MECONIUM ASPIRATION SYNDROME
Jurnal Penyakit Infeksi Menular
Karya Tulis Ilmiah
Kesehatan Ibu dan Anak
Konsep dan Perawatan Luka Kolostomi
konsep epidemiologi
Konsep Nursing Center
Kontrasepsi Non Hormonal
KTI
KTI Gambaran Harga Diri Mantan TKI
KTI Gambaran Mekanisme Koping Mahasiswa
KTI Gmbaran Tingkat Kecemasan Ibu Monepouse
KTI KONSEP DIRI PADA PASIEN GANGRENE
Laporan Pendahuluan
Leaflet Kesehatan
Lembar Balik Kesehatan
Makalah : Keperawatan sebagai Profesi
Makalah Diabetes Pada Anak
Makalah Etika Keperawatan
Makalah Filsafat Keperawatan
MAKALAH KESEHATAN
Makalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Makalah Konsep Puskesmas Era Desentralisasi
Makalah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Makalah PKMD
Makalah PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)
Makalah Posyandu
Model Konsep Keperawatan
Pendahuluan Askep Cemas
Penelitian/KTI Kecerdasan Emosional
Pengkajian Luka Bakar
Pengkajjian Fisik Prenatal
persenta
Persentasi Kesehatan
PROGRAM PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS
PROSEDUR PEMASANGAN WSD (Water Seal Drainage)
SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
SAP Kesehatan
SAP Limpoma Hodkin
SAP Perawatan Luka
Skripsi
Standard Operasional Prosedure (SOP)
Tesis
Transkip Verbatim Hasil Wawancara Jiwa Perilaku Kekerasan
Exit Jangan Lupa Klik Like & Follow Ya!!
Copyright © 2015 DUNIA KEPERAWATAN | Template By : Widget Craft | Created By
- Hardeep Asrani
Mar
31
Disusun oleh:
Dwi kirnawati
Juliansyah
Fauzi herawan
Sari dwi ratman
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Jalan batu berlian No.11, telp (0531) 22960/22940
SAMPIT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA NY. A DENGAN MASALAH GANGGUAN AKTIVITAS”.
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... .iii
BAB I PEMBAHASAN
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN AKTIVITAS
1.2 KONSEP DASAR PENYAKIT
.......................................................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................
2.2 LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY DENGAN GANGGUAN AKTIVITAS
PENGKAJIAN..............................................................................................
ANALISA DATA..........................................................................................
RENCANA KEPERAWATAN......................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
a. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
b. Epidemologi/insiden kasus
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang
kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri.
Gangguan mobilisasi dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko
tinggi terjadi gangguan mobilisasi adalah orang yang lanjut usia, post cedera dan post
trauma.
c. Etiologi/penyebab
- Kelainan postur
- Gangguan perkembangan otot
- Kerusakan system saraf pusat
- Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal dan neuromuscular
- Kekakuan otot
d. Factor predisposisi
- Pengobatan
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
- IMT diatas 75% sesuai dengan usia
- Kerusakan sensori persepsi
- Nyeri, tidak nyaman
- Intoleransi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood dan cemas
- Keengganan untuk memulai gerak
- Gaya hidup menetap, tidak fit
- Malnutrisi umum dan spesifik
- Kehilangan integrasi struktur tulang
- Keterbatasan lingkungan fisik dan social
- Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
- Kepercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat
disesuaikan dengan umur
g. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur/bentuk tubuh
o Skoliosis
o Kiposis
o Lordosis
o Cara berjalan
c. Ekstremitas
o Kelemahan
o Gangguan sensorik
o Tonus otot
o Atropi
o Tremor
o Gerakan tak terkendali
o Kekuatan otot
o Kemampuan jalan
o Kemampuan duduk
o Kemampuan berdiri
o Nyeri sendi
o Kekakuan sendi
h. Pemeriksaan diagnostic
“pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)”
i. Prognosis
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap system tubuh beresiko terjadi
gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan
kondisi kesehatan secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang dialami. Misalnya,
perkembangan pengaruh mobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan
dengan klien yang lebih muda.
a. Pengkajian
1. Tingkat aktivitas sehari-hari
a. Pola aktivitas sehari-hari
b. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik
2. Tingkat kelelahan
a. Aktivitas yang membuat lelah
b. Riwayat sesak nafas
3. Gangguan pergerakan
a. Penyebab gangguan pergerakan
b. Tanda dan gejala
c. Efek dari gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur bentuk tubuh
2. Keletihan
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang
berlebihan secara terus-menerus dan penuruna kapasitas kerja fisik dan mental
yang tidak dapat hilang dengan istirahat.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Menurunnya produksi metabolism
b. Pembatasan diet
c. Anemia
d. Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
c. Rencana keperawatan
1. Untuk diagnose keperawatan intoleransi aktivitas
Intervensi:
o Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
o Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
o Catat tanda vital
o Kolaborasi dengan dokter
o Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional:
o Merencanakan intervensi dengan tepat
o Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
o Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
o Mempercepat proses penyembuhan
o Untuk mengoptimalkan pergerakan
d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien terganggu kesejajaran tubuh dan
mobilisasi berdasarkan criteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu:
- Klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstremitas atas
- Klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4 kali sehari dengan
perencanaan pulang
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
- Tidak ada kontraktur sendi
LAPORAN KASUS
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. A
TTL : Sampit, 13 juli 1949
Jenis kelamin : perempuan
Gol. Darah :B
Agama : islam
Pendidikan :-
Status perkawinan : janda
TB/BB : 145 cm, 43 kg
Penampilan : rapi
Ciri-ciri : rambut kelabu, kulit keriput, gigi bersih, warna kulit
pucat, agak bungkuk
Alamat : kelurahan ketapang, kecamatan mentawa baru ketapang,
RT 04, RW 05, kabupaten kotawaringin timur
Orang yang dekat : Ny. K
Hubungan : anak klien
Alamat/telpon : 0852459734xx
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Garis
keturunan
:
Perempuan
:
Tinggal
serumah
:
Garis
hubungan
:
Meninggal
2. Riwayat
keluarga
Klien adalah anak
kedua dari sepuluh bersaudara. Suami klien meninggal sepuluh tahun yang
lalu. Dikeluarga klien tidak ada riwayat penyakit menurun maupun
menular berbahaya lainnya. Saat muda klien bekerja sebagai petani dan
suami klien bekerja sebagai tukang kayu. Kedua orang tua klien bekerja
sebagai petani. Sejak kecil hingga menikah klien hidup serba kekurangan,
tapi klien masih bisa membiayai anaknya sekolah. Saat semua anak klien
sudah bekerja dan menikah hidup klien mulai berkecukupan, tetapi klien
sering mengeluhkan nyeri sendi dan postur tulang punggung klien mulai
bungkuk dan klien agak susah saat berjalan. Tapi klien masih bisa
memenuhi kebutuhannya (makan) sendiri namun saat berjalan ataupun
mandi, klien selalu dibantu keluarganya karena klien tidak kuat berdiri
lama.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Saat ini klien sudah tidak bekerja, sebelumnya klien adalah seorang petani, dan jarak
tempat kerjanya dari rumah adalah 1km dan biasa ditempuh klien dengan jalan kaki. Saat
ini pendapatan klien bersumber dari uang yang diberikan anak-anaknya tiap bulan dan
semua kebutuhan klien terpenuhi.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby/ minat klien adalah membuat kue kering. Klien tidak mengikuti kegiatan apapun
dank lien jarang melakukan liburan atau perjalanan kecuali perjalanan pulang kampong
tiap lebaran.
F. SISTEM PENDUKUNG
Rumah klien dekat dengan puskesmas, kurang lebih 500m. jarak antara rumah sakit
dengan rumah klien adalah 2km. Klien jarang mendapatkan pelayanan kesehatan dirumah
dan perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga adalah membantunya berjalan dan
mandi.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Klien selalu melaksanakan kebiasaan ritual sholat 5 waktu dirumah setiap harinya.
H. STATUS KESEHATAN
Sejak 5 tahun lalu hingga sekarang klien hanya sering mengeluh nyeri sendi dan
pinggang setiap sebelum tidur, klien juga merasa sering lemah bila terlalu lama berdiri
sehingga agak susah berjalan. Klien tidak memiliki keluhan lain selain hal tersebut.
1. Provocative/palliative : nyeri sendi dan nyeri punggung
2. Quality/Quantity : nyut-nyutan seperti membawa batu
3. Region : di punggung dan seluruh persendian
4. Severity scale :4
5. Timing : setiap sebelum tidur
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : bila nyeri muncul klien hanya
menggosok bagian tubuh yang sakit dengan minyak urut dan klien tidak pernah
memeriksakan penyakit yang dideritanya ke dokter ataupun memeriksakan diri ketempat
pelayanan kesehatan lainnya.
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan, maupun factor
lingkungan.
Penyakit yang diderita klien adalah reumatik.
J. PSIKOLOGI
Klien merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara yang berusia 62 tahun, klien
menyukai semua bagian tubuhnya, klien ingin hidupnya tenang sampai akhir
hayatnya, klien merasa dirinya berharga karena seluruh keluarganya
menyayanginya. Emosi klien labil, klien gampang tersinggung. Klien dapat
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya. Mekanisme pertahanan diri
minimal.
Status mental :
Tingkat kesadaran klien compos mentis, klien tidak mengalami dimensia,
orientasi dan bicara klien normal. Bahasa yang digunakan bahasa banjar. Klien
mampu membaca dan mampu berinteraksi dengan lawan bicaranya. Klien tidak
memiliki vertigo.
Short portable mental status questionnaire (SPMSQ) : 3
Mini mental state exam (MMSE) :3
Geriatric depression scale :4
APGAR :7
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum klien baik, tingkat kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital ; TD:
140/100 mmHg, RR: 20x/menit, Nadi: 82x/menit, suhu: 35,4˚C, TB: 145cm, BB: 43kg.
PENGKAJIAN PERSISTEM
REPRODUKSI
Bentuk payudara klien simetris, tidak ada benjolan, bentuk kelamin normal, tidak ada
keputihan, siklus haid 7hari.
ENDOKRIN
Tidak ada factor alergi dan kelainan endokrin pada klien.
PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui apa penyebab persendian dan punggungnya yang sering sakit,
klien tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya. Klien hanya tahu cara
menguranginya yaitu dengan menggunakan minyak urut.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: “saya sering merasa Kelemahan Gangguan mobilitas
nyeri punggung dan nyeri fisik
sendi”
DO:
-k/u lemah
-kesadaran compos mentis
-P: nyeri sendi dan
punggung
-Q: nyut-nyut seperti
membawa batu
-R: di persendian dan
punggung
-S: 4
-T: setiap mau tidur
-klien tidak bisa berdiri
lama
-berjalan ataupun mandi
dibantu keluarga
-TD: 140/100mmHg
-RR: 20x/menit
-N: 82x/menit
-S: 35,4˚C
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik
DIAGNOSA MASALAH
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Pertahanan body 1. Mencegah iritasi dan
tindakan keperawatan, aligment dan posisi komplikasi
diharapkan gangguan yang nyaman
mobilitas fisik
berkurang atau teratasi, 2. Cegah pasien jatuh 2. Mempertahankan
dengan criteria hasil: keamanan pasien
- klien dapat
melakukan aktivitas 3. Lakukan latihan 3. Meningkatkan
secara adekuat aktif maupun pasif sirkulasi dan
- k/u baik mencegah kontraktur
- tidak terjadi cidera
- klien meningkatkan 4. Lakukan 4. Meningkatkan fungsi
aktivitas sesuai batas fisiotheraphy dada paru
toleransi dan postural
5. Memaksimalkan
5. Tingkatkan aktivitas mobilisasi
sesuai batas toleransi
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1 1. mempertahanan body aligment dan posisi S: “saya masih merasa lemah saat
1. yang nyaman terlalu lama berdiri”
Hasil: klien mempertahankan body aligment.
O:
2. mencegah pasien jatuh -k/u lemah
Hasil: klien dibantu saat berpindah dan mandi -aktivitas klien meningkat
sehingga mencegah terjadinya jatuh -tidak terjadi cidera
DAFTAR PUSTAKA
Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba
Medika
Tambahkan komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
2.
Mar
3.
31
4.
5.
LAPORAN PENDAHULUAN
7.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. R
8.
DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
KELOMPOK 5:
18.
19.
ADITYA TAGAF
20.
DESI NOVIANTY
21.
SUMIANTI
23.
WANTO ANDREANTO
24.
25.
26.
27.
AKADEMI KEPERAWATAN
28.
2012
31.
KATA PENGANTAR
32.
33.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi
mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
34.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA NY.R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2”.
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca.
35.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
36.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
44.
45.
46.
Penulis
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
DAFTAR ISI
57.
58.
HALAMAN JUDUL i
59.
KATA PENGANTAR ii
60.
BAB I PENDAHULUAN
62.
BAB II PEMBAHASAN
68.
A. Pengertian oksigenasi
70.
F. MASALAH KEPERAWATAN
75.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
76.
H. RENCANA KEPERAWATAN
77.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
78.
PENGKAJIAN 15
80.
ANALISA DATA 18
81.
RENCANA KEPERAWATAN 19
82.
3.1 KESIMPULAN 22
84.
3.2 SARAN 22
85.
DAFTAR PUSTAKA
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
BAB I
94.
PENDAHULUAN
95.
96.
A. Latar Belakang
97.
O2 dan CO2 merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas oksigenasi
ikut menentukan kualitas hidup. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2)
lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
tubuh. memberikan pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi
oksigenasi seperti dijelaskan dalam makalah ini.
98.
B. Tujuan
99.
101.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
C. Manfaat
110.
1. Bagi mahasiswa
111.
121.
E. Metode Penulisan
122.
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif
dengan menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-
langkah pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Tehnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu
mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta sumber-sumber lainnya yang
berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas
123.
124.
F. Sistematika Penulisan
125.
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup
yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
BAB II
132.
PEMBAHASAN
133.
134.
135.
136.
137.
I. PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
138.
139.
141.
143.
1. Hidung
• Terdiri atas bagian eksternal dan internal
• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan
kartilago
• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut
septum
• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi
lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh
gerakan silia
• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-
paru
• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena
reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang
sejalan dengan pertambahan usia
144.
2. Faring
145.
• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
148.
(laringofaring)
• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan
digestif
149.
3. Laring
• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan
150.
- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak
di bawah kartilago tiroid)
153.
- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
154.
- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara (pita suara melekat pada lumen laring)
• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing
dan memudahkan batu
155.
4. Trakea
• Disebut juga batang tenggorok
• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
156.
157.
159.
2. Bronkiolus
• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
160.
161.
3. Bronkiolus Terminalis
• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak
mempunyai kelenjar lendir dan silia)
162.
163.
4. Bronkiolus respiratori
• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi
dan jalan udara pertukaran gas
164.
165.
167.
6. Alveoli
• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
• Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan
(suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak
kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja
sebagai mekanisme pertahanan
168.
169.
PARU
• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
• Terletak dalam rongga dada atau toraks
• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar
• Setiap paru mempunyai apeks dan basis
• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya
170.
171.
PLEURA
• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
• Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi
untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk
mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru
172.
173.
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan
tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang,
diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan
gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
175.
176.
2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan
kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih
rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh
darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran
respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen
antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
177.
3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
178.
180.
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang
pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari
depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada
orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi
perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
182.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan,
makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai
akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang
meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga
darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan
tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga
akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh
darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-
kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
183.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut
jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu
pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
184.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada
sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-
sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek
sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang
mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa
oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas
tersebut ke dan dari sel.
185.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika
depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat
narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
186.
190.
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 – 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 – 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 – 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
194.
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok,
pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
196.
6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi
197.
7. Riwayat spiritual
198.
8. Pemeriksaan fisik
a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat,
darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian
bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga
kedudukan trakhea dapat diketahui.
199.
200.
201.
d. Thoraks
Inspeksi :
• Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya
menjadi elevasi ke atas.
• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk
bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal
(1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal
adalah 1 : 2
Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang
ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan
sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan
ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan
diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-
posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.
Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung
melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau
punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu
sisi.
• Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah
pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 – 24 x/mnt,
klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu
pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu
pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu
keadaan terhentinya pernapasan.
Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah
udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang
ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang lambat.
Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu
pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu
pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.
Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau
irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu pernapasan yang
cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul
yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang
ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.
Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang
menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan
bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri.
Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya stertor/mendengkur
yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi
yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas
seperti orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan
didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta
di dengar saat ekspirasi.
Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu
batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras
tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah
202.
203.
204.
• Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah takhikardi
yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang
dari 60 x/mnt.
Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang
tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia yaitu suatu keadaan
dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu suatu keadaan
dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya
persediaan oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau
cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat
deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu membesarnya
jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.
Palpasi :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem
bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada
apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih
mudah terasa karena suara pria besar
205.
206.
209.
212.
214.
Kemungkinan penyebab :
• Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung
• Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi
kegagalan jantung
• Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit
• Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah
216.
217.
218.
220.
224.
226.
228.
B. Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.
230.
231.
C. Postural drainage
Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam
pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam bronkhus dan
trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 – 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat.
Tekniknya :
• Sebelum postural drainage, lakukan :
- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
- Perkusi sekitar 1 – 2 menit
- Vibrasi 4 – 5 kali dalam satu periode
• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.
232.
233.
236.
Chest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik,
satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan dinding dada
dan dihubungkan ke sistem drainage.
Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open
pneumothoraks, flail chest.
241.
Tujuannya :
• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau rongga thoraks
dan rongga mediastinum
• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal kardiorespirasi
pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan membuat tekanan negatif
dalam rongga pleura.
Tipenya :
a. The single bottle water seal system
b. The two bottle water
c. The three bottle water
242.
244.
248.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
267.
A. DATA BIOGRAFI
269.
Nama : Ny ”R”
270.
Pendidikan : SD
273.
Agama : Islam
274.
284.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
285.
1. Genogram
286.
287.
288.
289.
290.
291.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
: Perempuan ....... :
Tinggal Serumah
298.
: Garis Hubungan
: Meninggal
299.
300.
301.
2. Riwayat Keluarga
302.
Dalam keluarga klien tidak ada yang mnderita penyakit menurun seperti
DM,hipertensi, asma, dll. Tidak ada pula yang mnderita penyakit menular seperti
TBC.
303.
304.
C.RIWAYAT PEKERJAAN
305.
Alamat pekerjaan :-
307.
Jarak dari rumah : 1km
308.
314.
Penerangan : cukup
319.
E.RIWAYAT REKREASI
326.
330.
331.
F.SISTEM PENDUKUNG
332.
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi* : perawat
333.
340.
G.DESKRIPSI KEKHUSUSAN
341.
Kebiasaan Ritual : klien biasa nya tiap malam jumat menyiapkan sesajian untuk
leluhur
342.
Yang lainnya : -
343.
H.STATUS KESEHATAN
344.
Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: asma, rematik, vertigo
345.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : asma, batuk - batuk
346.
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : biasa nya bila timbul klien
minum obat yang telah di anjurkan dan sering minum air hangat.
353.
354.
Obat-obatan :
355.
NO NAMA OBAT DOSIS KETERANGAN
1. Salbutamol 2mg 3x1
2. dexametason 3x1
3. Vit. C 3X1
356.
357.
Indeks KATZ : A
365.
Oksigenasi :
366.
Cairan dan Elektrolit : klien minum air putih 1500ml per hari,di dampingi teh
dan kopi
367.
Istirahat dan Tidur : istirahat klien cukup, tidur sehari kira2 10 jam
371.
374.
Emosi : stabil
377.
Dimensia : tidak
381.
Orientasi : normal
382.
Bicara : normal
383.
Vertigo : ya
387.
APGAR =
391.
392.
393.
K.TINJAUAN SISTEM
394.
TB :160 cm BB: 44 Kg
399.
PENGKAJIAN PERSISTEM
400.
Batuk : ya
404.
Sputum : tidak ada
405.
3.Pola nafas
407.
Irguler
409.
Hiper
Ventilasi
410.
411.
4.Bunyi nafas
412.
a.Normal
413.
vesikuler di.........................................
414.
Bronchial di..............................................
415.
b.Abnormal
417.
Stridor
lokasi............................
418.
Streror
lokasi...............................
419.
Wheezing
lokasi..........................
420.
Rales
lokasi...............
421.
Ronchi
lokasi....................
422.
Krepitasi
lokasi.................................
423.
Friction Rap
lokasi.......................
424.
c. Resonen Lokal
425.
Pectoreloguy
426.
Bronchofoni
427.
Egofoni
428.
429.
5.Pergerakan dada
430.
Intercostal Supra
Clavicula Tracheal Tag
Lain lain
431.
Substernal
Suprasternal Flail Chest
432.
6.Tractil Fremitis/Fremitus
Vokal
433.
Meningkat lokasi
434.
Menurun lokasi
435.
Lain-lain
436.
Masker Respirator
439.
CARDIOVASKULER ( B2 :
BLEEDING )
440.
1.Nadi
441.
Frekuensi 88 x/menit
442.
Reguler Kuat
443.
2.Bunyi Jantung
444.
Normal
445.
3.Letak Jantung
446.
4.Pembesaran Jantung
448.
tidak
449.
5.Nyeri Dada
450.
Ya
451.
7.Clubbing Finger
453.
Tidak
454.
PERSYARAFAN (B3 : BRAIN )
455.
Tingkat Kesadaran :
456.
Compos Mentis
457.
1.GCS :
458.
2.Refleks
461.
Normal
462.
3.Koordinasi Gerak : Ya
463.
4.Kejang Tidak
464.
5.Lain-
lain..........................................
465.
466.
467.
a. Bentuk
470.
Normal
471.
b. Visus.....................
472.
Pupil :
473.
Isokor
474.
Normal
476.
d. Medan Penglihatan :
477.
Normal
478.
e. Buta Warna
479.
Tidak
480.
f. Tekanan intra
okuler
481.
Meningkat
482.
483.
2. Hidung (Penciuman )
484.
a. Bentuk :
Normal
485.
b. Gangguan
Penciuman :
Tidak
486.
487.
3. Telinga ( Pendengaran )
488.
a. Aurikel :
Normal
489.
b. Membran tympani
490.
Terang
491.
c. Otorrhoea :
492.
Ya,jenis....................... Tidak
493.
d. Gangguan
Pendengaran :
Tidak
494.
e. Tinitus :
Tidak
495.
4. Perasa
496.
Normal
497.
5. Peraba
498.
Normal
499.
500.
PERKEMIHAN –
ELIMINASI URI ( B4 :
BLADDER )
501.
506.
507.
508.
509.
510.
a. Mulut
513.
Lembab
515.
b. Lidah
516.
bersih
517.
c. Kebersihan
Rongga Mulut
518.
Tidak Berbau Gigi Bersih
519.
d. Tenggorokan :
520.
e. Abdomen
522.
Kenyal
523.
Nyeri tekan,
tidak ada
524.
Benjolan,
tidak ada
525.
f. Pembesaran
hepar tidak
526.
g. Pembesaran
Lien tidak
527.
h. Asites
tidak
528.
i. Lain –
lain.............................
529.
530.
2. Masalah usus besar dan rektum/anus
531.
BAB 1 X/hari
532.
534.
OTOT,TULANG DAN
INTEGUMENT ( B6 : BONE )
535.
Terbatas
538.
Kemampuan kekuatan
otot
539.
Fraktur
540.
Tidak
541.
Dislokasi
542.
Tidak
543.
Haemotom
544.
Tidak
545.
2. Integumen
546.
548.
550.
551.
552.
REPRODUKSI
553.
Perempuan :
554.
Payudara
555.
Bentuk Simetris
556.
Benjolan tidak
557.
Kelamin
558.
Bentuk normal
559.
Keputihan tidak
560.
561.
562.
ENDOKRIN
563.
1. Faktor Alergi
564.
Tidak
565.
569.
PENGETAHUAN :
570.
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien mengetahui jika dirinya mempunyai
penyakit asma biasanya minum obat yang dianjurkan dan juga minum air hangat saat
terasa nyeri
571.
572.
573.
574.
575.
576.
579.
580.
581.
582.
.........................................
583.
NIM.
584.
585.
586.
ANALISA DATA
587.
588.
589.
590.
591.
592.
RENCANA KEPERAWATAN
593.
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Gangguan pertukaran 1. Kaji dan monitor 1. Sebagai indicator adanya
O2 dan CO2 frekuensi nafas gangguan nafas dan
teratasi dengan indicator dalam tindakan
criteria: selanjutnya
- Kilen
mengatakan sesak 2. Berkurangnya tekanan
nafas berkurang diafragma keatas sehingga
atau hilang 2. Beri posisi yang ekspresi paru maksimal
- Klien tidak menyenangkan sesuai sehingga klien dapat
batuk lagi dengan keinginan klien. bernafas dengan leluasa
- Frekuensi nafas (posisi semi fowler)
dalam batas normal 3. Batuk yang efektif
(16 – 18 x/mnt) merupakan salah satu cara
3. Ajarkan klien untuk yang baik dan efektif untuk
batuk efektif mengeluarkan secret.
4. Menurunkan jumlah
konsumsi atau kebutuhan
selama periode penurunan
4. klkien untuk membatasi pernafasan sehingga dapat
aktifitas menurunkan gejala
gangguan pertukaran gas O2
dan CO2.
5. Untuk mempertahankan
sirkulasi O2 dan CO2
5. Pertahankan sirkulasi O2
dalam ruangan
594.
595.
596.
597.
598.
599.
600.
BAB III
601.
PENUTUP
602.
603.
3.1 KESIMPULAN
604.
Lansia mengalami persoalan khusus tentang gangguan O2 dan CO2 , itu tidak
jauh dari penyebab penurunan fungsi tubuh dan factor usia. Kita tentunya
mengetahui fungsi tubuh sangat memerlukan O2 dan CO2 yang disurvey melalui
system Kardiovaskuler, apabila dalam sytem kardiovaskuler tergganggu tentu
akan mengganggu dalam pertukaran gas O2 dan CO2 keberbagai jaringan tubuh.
Akhir – akhir ini banyak masalah yang terjadi di kota – kota besar dalam masalah
kesehatan udara, terutama polusi yang semakin hari semakin mengkhawtirkan
karena merusak kesehatan terutama terhadap manula.
605.
606.
3.2 SARAN
607.
Perlu diingat dalam masalah kesehatan pernapasan dalam hal O2 dan CO2
sangat penting dijaga karena 2 hal ini sangat penting dan diperlukan dalam system
hidup. Maka dari itu Kita harus menjaga sejak dini. Banyak cara agar kita hidup
selalu sehat baik itu dengan gaya hidup yang tidak sehat perlu ditinggalkan,
konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, dan olahraga teratur. Semua yang
kita akukan pada masa muda akan kita petik saat tua.
608.
609.
610.
611.
612.
613.
614.
615.
616.
617.
0
619.
Tambahkan komentar
620.
621.
622.
Mar
623.
31
624.
625.
627.
OLEH :
628.
HENDRYANTO
629.
IDA KUSUMADINATA
630.
632.
KATA PENGANTAR
633.
634.
636.
638.
640.
Kami menyadaridalampenulisanmakalahinimasihjauhdarisempurna, olehkarenaitu
saran dankritik yang sifatnyamembangunsangat kami
harapkanuntukpenyempurnaanmakalahinidansemogabermanfaatbagikitasemua.
641.
642.
643.
644.
645.
647.
648.
Tim Penulis
649.
650.
651.
652.
653.
654.
655.
656.
DAFTAR ISI
657.
658.
KATA PENGANTAR i
659.
DAFTAR ISI ii
660.
BAB I PENDAHULUAN
661.
BAB II PEMBAHASAN
666.
2.1 DEFINISI
667.
2.2 ETIOLOGI
668.
3.1 KESIMPULAN
671.
672.
DAFTAR PUSTAKA
673.
674.
675.
676.
677.
678.
679.
680.
681.
682.
683.
684.
685.
BAB I
686.
PENDAHULUAN
687.
690.
693.
696.
699.
700.
701.
702.
703.
704.
705.
706.
BAB II
707.
PEMBAHASAN
708.
2.1. PENGERTIAN
709.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling ber interaksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan
jiwa secara khusus pada lansia.
710.
Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang
dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari
Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi
aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6)
711.
Psikologi Lansia
713.
Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu :
714.
3.Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila : a) Ketergantungan pada
orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain), b) Mengisolasi diri atau menarik
diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menajalani
masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup dan
lain-lain.
717.
Aspek psikologis pada lansia tidak dapat langsung tampak.Pengertian yang salah tentang
lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memory dan kecerdasan mental
yang kurang. Berikut aspek psikologis pada penuaan :
720.
721.
- Teori aktivitas : Sebagai orang yang telah berumur, mereka meninggalkan bentuk
aktivitas yang pasti, dan mengkompensasi dengan melakukan banyak aktivitas yang baru.
726.
2.Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan
mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan
kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
731.
3.Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat
dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada
masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang
ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
732.
4.Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki
lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-
kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya
menjadi morat-marit.
733.
5.Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya
terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung
membuat susah dirinya.
734.
- Geriatri nursing adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan
perannya pada tiap peranan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan
keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara
komprehensif. Karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit dan dirawat di RS
merupakan bagian dari gerontic nursing.
739.
A. Pendekatan fisik
741.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
742.
- Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang
lain.
743.
- Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan atau
sakit.
744.
745.
746.
B. Pendekatan psikis
747.
C. Pendekatan sosial
749.
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam
pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut
usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
750.
D. Pendekatan spiritual
751.
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau
mendekati kematian.
752.
Ø Berduka disfungsional,
754.
Ø Ketidakberdayaan,
755.
Ø Perubahan nutrisi,
758.
Ø Ansietas.
760.
Tindakan :
763.
Ø Lingkungan aman,
764.
Ø Beri pujian,
770.
773.
774.
BAB III
775.
PENUTUP
776.
A. KESIMPULAN
777.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling ber interaksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun
kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.
778.
Aspek psikologis pada lansia tidak dapat langsung tampak.Pengertian yang salah
tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memory dan kecerdasan
mental yang kurang.Oleh karena itu Untuk para perawat agar dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang didapat kedalam praktek lapangan.
779.
780.
781.
DAFTAR PUSTAKA
782.
Carpenito, L. “ Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis”, Edisi ke-6, EGC,
Jakarta, 2000.
783.
Leeckenotte, Annete Glesler. “Pengkajian Gerontologi”, Edisi ke-2, EGC, Jakarta, 1997.
785.
787.
788.
I. PENGKAJIAN
790.
A. DATA BIOGRAFI
791.
Nama : Ny.R
792.
Golongan Darah :-
794.
Pendidikan Terakhir : SD
796.
Agama : Islam
797.
Status Perkawinan : Janda
798.
TB/BB : 130 cm
799.
Alamat : Baamang, RT 2, RW 1
801.
804.
A. Riwayat Keluarga
805.
Genogram :
806.
807.
808.
B. Riwayat Pekerjaan
809.
Alamat pekerjaan :-
811.
Berapa Jarak Dari Rumah : -
812.
Alat Transportasi :-
813.
Ø Tangga Rumah :
822.
Tidak ada x
823.
Ø Tempat Tidur : x aman, (pagar pembatas, tidak terlalu tinggi), tidak aman
826.
Ø WC :
828.
Tidak ada
829.
x Ada : x aman (posisi duduk, ada pegangan), tidak aman (lantai licin, tidak ada
pegangan)
830.
Ø Kebersihan lingkungan :x bersih (tidak ada yang membahayakan), tidak bersih dan
tidak aman (pecahan kaca, gelas, paku,dll.)
831.
832.
D. Riwayat Rekreasi
838.
Hobbi/Minat : Memasak
839.
Liburan/perjalanan :-
841.
842.
E. System Pendukung
843.
Klinik :
847.
852.
F. Diskripsi Kekhususan
853.
Kebiasaan ritual :Klien sudah tidak sholat lagi, karena sudah tua.
854.
856.
857.
858.
859.
860.
G. Status Kesehatan
861.
Riwayat Penyakit dahulu :Klien tidak pernah sakit yan serius yang harus
diopname dirumah sakit, namun klien sering
merasa pusing, dan nyeri-nyeri di kakinya.
862.
Obat-obatan :
864.
865.
Alergi :
866.
871.
Indeks Katz :A
873.
Oksigenasi, Cairan dan elektrolit :RR = 18x/menit, dada simetris, tidak ada sianosis,
minum air kopi dan air putih ± 600 cc/hari.
874.
Aktifitas:klien dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa bantuan, namun secara postur
klien semestinya memakai tongkat karena sudah ada tanda kifosis.
877.
Istirahat dan Tidur: Klien tidur malam selama 7 jam, tidur siang selama 1 jam.
878.
Seksual: merasa sudah tidak ada lagi kepikiran masalah seksual karena merasa
dirinya sudah tua dan sudah tidak memilliki pasangan lagi.
880.
881.
· Konsep Diri : Klien merasa kurang percaya diri apabila tidak ada keluarganya
disampingnya.
883.
Ø
899.
900.
906.
J. Pengkajian Fisik
907.
1. Data Klinik :
908.
· GCS :M = 4, V = 5, P = 6, (15)
911.
915.
Ø Auskultasi :
920.
925.
3. Metabolik Integumen
926.
Ø Kulit :
927.
937.
4. Persarafan Sensori
938.
Ø Pupil : sama, tidak sama, sebutkan, disebelah kanan ada selaput putih
939.
· Kanan : ya tidak
942.
944.
945.
5. Muskuloskeletal
946.
Ø Menggenggam
949.
K. Pengetahuan
955.
Klien mengatakan jarang sakit. Hanya sewaktu-waktu nyeri di kaki dan pusing
957.
958.
959.
960.
961.
ANALISA DATA
962.
Diagnosa keperawatan:
965.
Ditandai dengan:
967.
DS : ““saya cemas dg anak-anak saya yang masih belum kerja dan berkeluarga”
968.
969.
974.
RENCANA KEPERAWATAN
975.
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Selama dilakukan 1. Kaji tingkat cemas klien 1.respon ndividu dapat
tindakan keperawatan 2. Catat pembatasan focus bervariasi tergantung pada
diharapkan cemas klien pikiran pola kultural yang
teratasi dengan kriteria3. Observasi pola bicara dipelajari.Persepsi yang
hasil: klien apakah cepat atau menyimpang dari situasi
- Menunjukan lambat mungkin dapat
ekspresi tenang 4. Diskusikan dengan klien memperbesar perasaan.
- Waktu tidur tentang apa yang 2.Penyempitan focus
trpenuhi dicemaskan oleh klien umumnya merefleksikan
- Nafsu makan 5. Tanyakan mekanisme rasa takut
meningkat koping yang digunakan 3.Menyediakan petunjuk
oleh klien jika sedang lengenai factor-faktor
cemas seperti tingkat
6. Pertahankan kontak ansietas,kemampuan
sering dengan klien untuk untuk memahami tingkat
mendengarkan klien kerusakan otak ataupun
bercerita perbedaan bahasa
4.pasien mungkin perlu
menolak realitas sampai
siap untuk menghadapinya
5.Mungkin dapat
menghadapi situasi dg
baik pada waktu itu
6.Untuk memantapkan
hubungan &
meningkatkan ekspresi
perasaan
976.
977.
978.
IMPLEMENTASI
979.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 1. Mengaji tingkat cemas klien S : “Makasih sudah mau
2. Mencatat pembatasan focus pikiran mendengarkan cerita saya”
3. Mengobservasi pola bicara klien apakah
cepat atau lambat O: - klien tampak senang bercerita
4. Mendiskusikan dengan klien tentang apa masalahnya
yang dicemaskan oleh klien - Klien tersenyum
5. Menanyakan mekanisme koping yang - Klien mempunyai teman
digunakan oleh klien jika sedang cemas cerita yaitu Cucunya
6. Mempertahankan kontak sering dengan
klien untuk mendengarkan klien bercerita A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat cemas klien
2. Catat pembatasan focus
pikiran
3. Observasi pola bicara klien
apakah cepat atau lambat
4. Diskusikan dengan klien
tentang apa yang dicemaskan
oleh klien
5. Tanyakan mekanisme koping
yang digunakan oleh klien jika
sedang cemas
6. Pertahankan kontak sering
dengan klien untuk
mendengarkan klien bercerita
980.
981.
982.
0
984.
Tambahkan komentar
985.
1.
2.
Mar
3.
31
4.
5.
MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK
PERSONAL HYGIENE PADA LANSIA
(kelompok 10)
6.
MAKALAH
7.
KEPERAWATAN GERONTIK
8.
9.
10.
11.
13.
14.
15.
16.
17.
KELOMPOK 10:
18.
· Eny Novianti
19.
· Harianto
20.
· Melinda Lestari
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
AKADEMI KEPERAWATAN
29.
33.
34.
35.
BAB II
36.
PEMBAHASAN
37.
38.
39.
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan.
41.
42.
Pengertian
43.
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan
psikis (Tarwoto, 2004).
44.
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
45.
46.
Klasifikasi
47.
Perawatan mata
Perawatan hidung
Perawatan telinga
Perawatan genetalia
Tujuan
Mencagah penyakit
Menciptakan keindahan
Citra tubuh
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
Dampak Fisik
Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan
kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis
mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak,
paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia
untuk menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat
perhatian khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau
gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut
beberapa tetes selama 5 – 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan
bubuk pembersih mulut tersebut. Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah
air mengalir untuk mencegah bahaya gigi palsu terjatuh dan pecah.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dalam mencuci
rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya
dengan kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis
keramas perlu diberi conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera
dikeringkan agar lansia tidak kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku
jangan terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih
sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus
lunak, harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap
rapi karena cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia
lebih enak dengan piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi
iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur
pada jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang
tidak normal antara lain:
· Penglihatan menjadi ganda
· Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
· Sakit pada mata
· Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek
· Mata yang kemerahan
· Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas
7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan
ruang tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier.
Perubahan temperature secara tiba – tiba harus dihindarkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa,
memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis
(synthesis) dan evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu
menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit
(Notoatmodjo, 1998).
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di
bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan
sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi
kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho,
2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan
karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini
dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang
untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan
seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas
dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan
kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene.
Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri
yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang
kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi
atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan
berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005).
6. Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh
individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).
7. Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga
status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit
keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga
terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut
cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga
mereka (Potter dan Ferry, 2005).
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
2. Riwayat Keluarga
Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara
Klien seorang janda dan mempunyai 6 orang anak
Klien tinggal bersama 1 orang anaknya
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini :-
Alamat pekerjaan :-
Jarak dari rumah :-
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : -
Jarak dari rumah :-
Alat transportasi :-
Sumber – sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : Klien
mendapat uang bulanan dari anak - anaknya
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Berkebun
Keanggotaan organisasi : -
Liburan / Perjalanan : Keluar kota (mengunjungi anak)
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : L (perawat)
Jarak dari rumah : ± 1 km
Rumah Sakit : RSUD DR. MURJANI / ± 3 km
Klinik : PKM BMG I / ± 1,5 km
Pelayanan kesehatan di rumah :-
Makanan yang dihantarkan :-
Perawatan sehari – hari yang dilakukan keluarga : -
Lain – lain :-
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.
Yang lainnya :-
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien sering merasa lemah dan
cepat lelah jika
beraktifitas banyak.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien tidak ada menderita
penyakit berat. Paling hanya
sakit kepala, demam, batuk, atau flu biasa.
Keluhan Utama
1. Provocative / Paliative : -
2. Quality / Quantity : -
3. Region : -
4. Severity Scale : -
5. Timing : -
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : Jika sakit klien biasa
membeli obat di warung
Obat – obatan
-
Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)
Obat – obatan :-
Makanan :-
Faktor lingkungan :-
Penyakit yang diderita
-
K. TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum :Baik
Tingkat kesadaran :Composmentis
Tanda – tanda vital :TD 130 / 80 mmHg TB 151 kg
N 72 x/m BB 51 kg
RR 20 x/m
S 36,4
PENGKAJIAN PERSISTEM
§ PERNAFASAN (B1:
BREATHING)
1. Bentuk Dada :
Simetris
2. Sekresi dan Batuk :
Tidak Ada
3. Pola Nafas
a. Frekuensi nafas : 20x/m dan teratur
4. Bunyi Nafas
b. Normal : Vesikuler di semua lapang paru
c. Abnormal : -
d. Resonen lokal : -
5. Pergerakan dada : Simetris
6. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal : -
7. Alat Bantu Pernafasan : -
REPRODUKSI
Perempuan:
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolan
Kelamin : Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause
ENDOKRIN
Klien tidak memiliki kelainan endokrin
PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia,
merasa lemah dan sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan
diri.
ANALISA DATA
No
Data Etiologi Problem
.
DO : - K/U Baik
- Tampak tidak rapi, kotor, dan
tidak terawat
- Rambut putih, kulit keriput
I. PRIORITAS MASALAH
1. Kurang perawatan diri
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien mandi 1. Menjaga kebersihan
tindakan keperawatan 2x sehari dan ajarkan dan kelembaban kulit
selama 1 x 24 jam, klien memakai baby oil 2. Menjaga kebersihan dan
klien mampu setiap habis mandi kesegaran mulut
melakukan perawatan 2. Anjurkan klien 3. Menjaga kebersihan
diri dengan kriteria menyikat gigi minimal rambut dan kelembaban
hasil : setiap mandi kulit kepala
1. Klien tampak 3. Anjurkan klien 4. Menjaga
bersih, rapi, dan mencuci rambut rutin kerapianrambut
terawat 3x seminggu, memakai 5. Menjaga kebersihan
2. Klien tampak sehat conditioner dan kuku, menghindari
anjurkan untuk minta terjadi luka karena akan
bantuan orang sulit sembuh
terdekat / anak 6. Menjaga kenyamanan
4. Anjurkan klien dan menjaga agar selalu
menyisir rambutnya rapi dan tidak terjadi
tiap hari dan ditata rapi iritasi
5. Anjurkan klien minta 7. Meningkatkan
bantuan pada orang pengetahuan dan
terdekat / anak untuk kesadaran klien akan
memotong kuku bila pentingnya tetap
panjang, bila bisa melakukan perawatan
mandiri ingatkan untuk diri / menjaga kebersihan
hati – hati dan jangan diri meskipun sudah
terlalu pendek atau lansia
sampai menimbulkan
luka
6. Anjurkan klien untuk
memakai pakaian yang
tidak berbahan kasar,
tidak tebal, mudah dan
nyaman dipakai
7. Berikan penkes
tentang pentingnya
melakukan perawatan
diri / menjaga
kebersihan diri bagi
lansia
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 1. Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan Tanggal 28 Maret 2012
mengajarkan klien memakai baby oil setiap Jam 17.00 WIB
habis mandi
2. Menganjurkan klien menyikat gigi S : “Saya sudah mulai mencoba
minimal setiap mandi menjalankan anjuran – anjuran
3. Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin untuk perawatan diri saya dan saya
3x seminggu, memakai conditioner dan meminta bimbingan dari anak saya
menganjurkan untuk minta bantuan orang karena saya sudah tua begini tidak
terdekat / anak bisa melakukannya sendiri”
4. Mengnjurkan klien menyisir rambutnya
tiap hari dan ditata rapi O:
5. Menganjurkan klien minta bantuan pada - Klien tampak bersih, rapi, dan
orang terdekat / anak untuk memotong terawat
kuku bila panjang, bila bisa mandiri - Klien tampak sehat
ingatkan untuk hati – hati dan jangan
terlalu pendek atau sampai menimbulkan A : Masalah teratasi
luka
6. Menganjurkan klien untuk memakai P : Lanjutkan intervensi
pakaian yang tidak berbahan kasar, tidak
tebal, mudah dan nyaman dipakai
7. Memberikan penkes tentang pentingnya
melakukan perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan
perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang
berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain
kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut
dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.
3.2 SARAN
Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai
pendamping bagi keluarga baik bagi lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan
pada suatu masalah termasuk dalam hal kebersihan diri. Perawat sebagai conselor
perawat di mana perawat dapat memberikan ide atau pendapat kepada lansia dan
kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Perawat memberikan
asuhan dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan pendidikan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Tambahkan komentar
1.
2.
Mar
3.
31
4.
5.
7.
KELOMPOK 8 :
8.
GILANG RAMADAN
9.
ISTIQOMAH
10.
NOVITA SARI
11.
14.
BAB I
15.
PENDAHULUAN
16.
17.
21.
23.
24.
25.
26.
4. Bagaimana patofisiologinya?
27.
28.
6. Sebutkan klasifikasinya?
29.
8. Bagaimana penatalaksanaanna?
31.
32.
33.
34.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang cairan dan
elektrolit. Selain itu, makalah ini juga untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata
kuliah Keperawatan Gerontik.
36.
37.
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini berupa tinjauan
pustaka dari berbagai macam sumber data yang memiliki kaitan dengan asuhan
keperawatan gerontik baik melalui buku kepustakaan ataupun melalui kepustakaan dari
media elektronik/dunia maya (internet).
39.
40.
1.5 Sistematika Penulisan
41.
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul, Kata Pengantar, Daftar Isi,
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan, Bab II Pembahasan, Bab III
Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Daftar Pustaka.
42.
43.
44.
BAB II
45.
PEMBAHASAN
46.
47.
48.
49.
Tabel.1 Perubahan cairan tubuh total sesuai usia
50.
Usia Kilogram Berat (%)
Bayi premature 80
3 bulan 70
6 bulan 60
1-2 tahun 59
11-16 tahun 58
Dewasa 58-60
Dewasa dengan obesitas 40-50
Dewasa kurus 70-75
51.
53.
a. Cairan intraselular
55.
b. Cairan ekstraselular
57.
Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif
cairanekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar
setengahdari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun,
jumlahcairan ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total.
Inisebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata 70kg.
58.
· Cairan Interstitial
60.
Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar 11-12
liter pada orang dewasa.Cairan limfe termasuk dalam
volumeinterstitial.Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2
kalilipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
61.
· Cairan Intravaskular
62.
66.
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non
elektrolit.
67.
· Elektrolit
68.
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
69.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah
kationdan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
70.
o Kation
71.
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkankation utama
dalam cairan intraselular adalah potassium (K+).Suatusistem pompa terdapat di dinding
sel tubuh yang memompa keluar sodiumdan potassium ini.
72.
73.
74.
o Anion
75.
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) danbikarbonat (HCO3-),
sedangkan anion utama dalam cairan intraselularadalah ion fosfat (PO43-).Karena
kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinyasama maka nilai
elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraselulertetapi tidak
mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
76.
a) Natrium
77.
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan didalam
mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter. Kadarnatrium
dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
78.
- Central baroreseptor
80.
-Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
86.
87.
Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupunke
dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium
(muntah,diare)sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi
disertai kekurangannatrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti
dengan air dan natriumdari cairan interstitial. Apabila kehilangan cairan terus
berlangsung, air akan ditarik daridalam sel dan apabila volume plasma tetap tidak dapat
dipertahankan terjadilahkegagalan sirkulasi.
89.
b) Kalium
90.
c) Kalsium
92.
Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90% dikeluarkanlewat
faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada
intake,besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi
olehkelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, dan hipofisis. Sebagian besar
(99%)ditemukan didalam gigi dan + 1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat
dalamsel.
93.
d) Magnesium
94.
e) Karbonat
96.
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasilakhir
daripada metabolisme.Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekalibikarbonat
yang akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dansangat
penting peranannya dalam keseimbangan asam basa.
97.
98.
· Non elektrolit
99.
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat
100.
103.
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air
tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna
perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal.
Cairan tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume
cairan intrasel tidak dapat diukur secara langsung dengan prinsip difusi
oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam cairan intrasel.
Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah
cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
a) Osmosis
116.
Tekanan osmotik plasma darah ialah 285+ 5 mOsm/L. Larutan dengan tekananosmotik
kira-kira sama disebut isotonik (NaCl 0,9%, Dekstrosa 5%, Ringer laktat).Larutan dengan
tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik (akuades), sedangkanlebih tinggi disebut
hipertonik.
118.
b) Difusi
119.
Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak
darikonsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik
pembuluhdarah juga mendorong air masuk berdifusi melewati pori-pori tersebut.Jadi
difusitergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik.
120.
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ionnatrium
keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dariluar ke
dalam. Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk mencegah keadaanhiperosmolar
di dalam sel.
122.
123.
124.
125.
1. Perubahan volume
128.
129.
130.
131.
132.
133.
Tabel.3 Tanda-tanda klinis dehidrasi
134.
135.
137.
Sedang 6% 5 % - 10 %
Berat 8% 10 % - 15 %
Shock 15-20% 15 % - 20%
140.
asi Dewasa
141.
cairan untuk rumatan, defisit cairan dan kehilangan cairan yang sedang
berlangsung.
143.
145.
Tabel.5 Pendekatan pada masalah cairan dan elektrolit
146.
149.
Cararehidrasi:
150.
1) Nilai status rehidrasi (sesuai tabel 4 di atas), banyak cairan yang diberikan
(D) =derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc
151.
3) Pemberian cairan :
153.
156.
Kelebihan volume
157.
159.
160.
161.
2. Perubahan konsentrasi
162.
- Hiponatremia
163.
Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental,
letargi,iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L
makaakan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan oleheuvolemia
(SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli ginjal,diare, muntah, third
space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis, nefrosis).
164.
Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ ≥ 125 mg/L) atau NaCl3%
ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.
165.
Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan scara
perlahanlahan,sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif. Untuk menghitung
Naserum yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus:
166.
keterangan :
168.
- Hipernatremia
173.
Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahanmental, letargi,
kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan olehkehilangan cairan (diare,
muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringatberlebihan), asupan air kurang, asupan
natrium berlebihan. Terapi keadaan iniadalah penggantian cairan dengan 5% dekstrose
dalam air sebanyak {(X-140) xBB x 0,6}: 140.
174.
- Hipokalemia
175.
Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kaliumdari cairan
ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar totalkalium tubuh. Tanda
dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung,perubahan EKG (QRS segmen
melebar, ST segmen depresi, hipotensi postural,kelemahan otot skeletal, poliuria,
intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia dapatberupa koreksi faktor presipitasi (alkalosis,
hipomagnesemia, obat-obatan), infuspotasium klorida sampai 10 mEq/jam (untuk mild
hipokalemia ;>2 mEq/L) atauinfus potasium klorida sampai 40 mEq/jam dengan
monitoring oleh EKG (untukhipokalemia berat;<2mEq/L disertai perubahan EKG,
kelemahan otot yanghebat).Rumus untuk menghitung defisit kalium:
176.
K = K1 – K0 x 0,25 x BB
177.
Keterangan :
178.
- Hiperkalemia
183.
Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi renal atauobat
yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin,diuretik). Tanda
dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat(parestesia, kelemahan otot) dan
sistem kardiovaskular (disritmik, perubahanEKG). Terapi untuk hiperkalemia dapat
berupa intravena kalsium klorida 10%dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50-100 mEq
dalam 5-10 menit, atau diuretik,hemodialisis.
184.
185.
1) Perubahan komposisi
186.
Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO2 secara sekunder untuk menurunkanventilasi
alveolar pada pasien bedah. Kejadian akut merupakan akibat dariventilasi yang tidak
adekuat termasuk obstruksi jalan nafas, atelektasis,pneumonia, efusi pleura, nyeri dari
insisi abdomen atas, distensi abdomen danpenggunaan narkose yang berlebihan.
Manajemennya melibatkan koreksi yangadekuat dari defek pulmonal, intubasi
endotrakeal, dan ventilasi mekanis bilaperlu. Perhatian yang ketat terhadap higiene
trakeobronkial saat post operatif adalah sangat penting.
188.
Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi
yangdibantu.Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan alkalosisterjadi
sebagai hasil dari penurunan PaCO2 yang cepat. Terapi ditujukan untukmengkoreksi
masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai, analgesia,penggunaan yang tepat
dari ventilator mekanik, dan koreksi defisit potasium yangterjadi.
190.
Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan hanyasetelah
kompensasi alkalosis respirasi digunakan.
193.
Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan bikarbonatdan
diperburuk oleh hipokalemia.Masalah yang umum terjadi pada pasien bedahadalah
hipokloremik, hipokalemik akibat defisit volume ekstraselular.Terapiyang digunakan
adalah sodium klorida isotonik dan penggantian kekuranganpotasium. Koreksi alkalosis
harus gradual selama perode 24 jam denganpengukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit
yang sering.
195.
196.
197.
§ Dehidrasi
198.
203.
204.
205.
207.
2.7 PENATALAKSANAAN
208.
209.
210.
211.
212.
213.
Tabel.2 Rata-rata harian asupan dan kehilangan cairan pada orang dewasaID
GAINS FLUID LOSES
214.
FLUID GAINS FLUID LOSES
Oxidative 300 ml Kidneys 1200-1500 ml
Metabolism Skin 500-600 ml
Oral fluids 1100-1400 ml Lungs 400 ml
Solid foods 800-1000 ml GI tract 100-200 ml
TOTAL 2200-2700 ml TOTAL 2200-2700 ml
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
ANALISA DATA
227.
Data subjektif :
1. Kelemahan
2. Haus
3. Penurunan turgor kulit /
penurunan intensitas tidur
4. Membrane mukosa / kulit kering
5. Peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah,
penurunan volume / tekanan nadi
6. Pengisian vena menurun
7. Perubahan status mental
8. Konsentrasi urine meningkat
9. Temperature tubuh meningkat
10. Hemtokrit tinggi
11. Kehilangan berat badan seketika
228.
229.
230.
A. DATA BIOGRAPI
233.
Nama : Ny.” R ”
234.
Pendidikan : SD
237.
Agama : islam
238.
Hubungan : keluarga
245.
247.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
248.
1. Genogram
249.
xxxx
250.
251.
252.
253.
254.
255.
: klien
259.
2. Riwayat Keluarga
260.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
262.
Alamat pekerjaan : -
264.
Alat transportasi : -
266.
Penerangan : cukup
275.
E.RIWAYAT REKREASI
284.
F. SISTEM PENDUKUNG
288.
Klinik : 5000 km
291.
Lainnya : klien masih mampu melakukan aktivitas sehari – hari secara mandiri
295.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
296.
H. STATUS KESEHATAN
298.
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : klien mengatakan sering
mengeluh pusing dan kurang nafsu makan
299.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan pernah
mengalami diare.
300.
1. Provocative :
302.
2. Quality/quantity:
303.
3. Region :
304.
4. Severity scale :
305.
5. Timing :
306.
Obat – obatan :
308.
No. Nama obat Dosis Keterangan
1. NEO ENTROSTOP 2X1 Obat anti diare
309.
310.
Indeks KATZ : A / B / C / D / E / F / G
318.
327.
328.
Emosi : stabil
331.
Status mental
334.
Afasia : tidak
336.
Dimensia : tidak
337.
Orientasi : normal
338.
Bicara : normal
339.
Vertigo : tidak
343.
Apgar : rendah
347.
K. TINJAUAN SISTEM
348.
TB : 153 cm BB : 42 kg
353.
354.
PENGKAJIAN PERSISTEM
355.
1. bentuk dada
357.
√
358.
barrel chest
361.
√
362.
batuk: ya tidak
364.
√
365.
sputum: ya tidak
366.
warna :
367.
369.
3. pola nafas
370.
4. bunyi nafas
372.
a. normal
373.
1. Nadi
381.
√
382.
√
383.
frekuensi : 88 x/menit
384.
regular kuat
385.
386.
irregular lemah
387.
√
388.
2. Bunyi jantung
389.
Normal
390.
3.Letak jantung
392.
4. Pembesaran jantung
394.
√
395.
Ya Tidak
396.
5.Nyeri Dada
397.
√
398.
Ya Tidak
399.
6.Edema
400.
7. Clubbing Finger
404.
√
405.
Ya Tidak
406.
Tingkat Kesadaran:
409.
koma
411.
1. GCS:
412.
Total GCS: 15
414.
2. Refleks
415.
√
416.
5.lain-lain :
422.
1. Mata (penglihatan)
424.
√
425.
a. Bentuk
426.
Normal enoftalmus
427.
eksoptalmus lain
428.
b. visus
429.
c. pupil
430.
normal menyempit
435.
e. Medan penglihatan:
436.
f. Buta warna :
437.
√
438.
Ya,jenis tidak
439.
meningkat tidak
442.
443.
2. Hidung (Penciuman)
444.
b. gangguanpenciuman : ya tidak
447.
3. Telinga (Pendengaran)
448.
√
449.
451.
452.
b. membrane tympani
453.
terang keruh kemerahan
454.
intake perforasi
455.
c. otorrhoea
456.
ya,jenis
457.
√
458.
e. tinnitus : ya tidak
461.
4. perasa
462.
√
463.
465.
466.
5. peraba
467.
√
468.
normal kelainan,sebutkan
469.
470.
PERKEMIHAN – ELIMINASI URI (B4 : BLADDER)
471.
a.mulut
483.
d. tenggorokan
491.
e. abdomen
494.
benjolan, lokasi
498.
h. asites : ya tidak
502.
i. lain-lain
503.
BAB :5X/hari
505.
√
506.
lavamen : ya tidak
513.
514.
515.
tidak ya lokasi
523.
dislokasi
524.
√
525.
tidak ya lokasi
526.
haematom
527.
√
528.
tidak ya lokasi
529.
530.
2. integument
531.
ikterik hangat
534.
seasonik panas
535.
538.
hyperpigmentasi
539.
tulang belakang
541.
543.
REPRODUKSI
544.
laki-laki :
545.
perempuan
548.
payudara
549.
benjolan : ya tidak
551.
kelamin
552.
556.
ENDOKRIN
557.
√
558.
1. factor alergi
559.
ya tidak
560.
manifestasi :…………
561.
2.kelainan endokrin
563.
565.
566.
567.
568.
PENGETAHUAN
569.
572.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
579.
580.
581.
582.
583.
584.
585.
586.
587.
588.
589.
590.
591.
592.
593.
594.
595.
Pewawancara :
602.
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
611.
612.
613.
614.
615.
616.
No.Reg :
618.
Ruang :
619.
622.
JUMLAH KESALAHAN
623.
629.
630.
631.
632.
633.
634.
635.
636.
637.
638.
639.
No. Reg :
641.
Ruang :
642.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
651.
652.
653.
654.
No. Reg :
656.
Ruang :
657.
No.Reg :
665.
Ruang :
666.
SKORE NORTON
667.
NO KEADAAN PASIEN SKOR
1. KONDISI FISIK UMUM
Baik 4 √
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat Buruk 1
2. KESADARAN
Komposmentis 4 √
Apatis 3
Konfus/spoor 2
Stupor/koma 1
3. AKTIVITAS
Ambualan 4 √
Ambualan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
4. MOBILITAS
Bergerak bebas 4 √
Sedikit terbatas 3
Sangat terbatas 2
Tiduran 1
5. INKONTINENSIA
Tida ada 4
Kadang-kadang 3 √
Sering inkontinensia urine 2
Inkontinensia alvi dan urine 1
668.
669.
670.
KATEORI SKOR
671.
676.
677.
No. Reg :
679.
Ruang :
680.
APGAR
681.
Penilaian Total 8
Peryataan-peryataan yang dijawab :
selalu : skore 2
kadang-kadang :skore 1
hampir tidak pernah :skore 0
>3 = tinggi
4-6= menengah / sedang
7-10= rendah
682.
683.
684.
685.
686.
687.
688.
689.
690.
691.
ANALISA DATA
692.
693.
694.
I. PRIORITAS MASALAH
695.
697.
700.
RENCANA KEPERAWATAN
701.
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan Mandiri :
tindakan keperawatan 1. Pantau masukan dan 1. Dengan pemantauan
selama 1 x 24 jam haluaran tersebut dapat dievaluasi
diharapkan cairan keaktifan terapi.
dalam tubuh klien
terpenuhi dengan
criteria hasil :
1. Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan
berat badan, berat
jenis urine normal, 2. Perubahan tekanan
hematokrit normal. 2. Pantau tanda vital darah dan nadi dapat
2. Tanda – tanda digunakan perkiraan
vital dalam batas kasar darah atau
normal menunjukkan perubahan
3. Tidak ada tanda – pada klien.
tanda dehidrasi,
elastisitas turgor
kulit baik,
membrane mukosa 3. Untuk mengetahui
lembab, tidak ada 3. Monitor adanya tanda sedini mungkin
rasa haus yang – tanda dehidrasi. seandainya terjadi
berlebihan. dehidrasi.
703.
704.
IMPLEMENTASI
705.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 S = Klien mengatakan, “Saya
1. Memantau masukan dan haluaran berak cair terus – menerus kurang
Hasil : lebih 5x hari ini.”
Intake :
Minum = ± 1800 ml/hari O=
Output : 1. k/u lemah
BAB = ± 800 ml/hari 2. Klien nampak haus
IWL = 3. Membrane mukosa kering
± 630 4. TTV :
ml/hari + TD = 110/80 mmHg
=± RR = 20 x/m
1430 ml/hr S = 36,5 oC
BC : I – N = 88 x/m
O 5.
= BB sebelum sakit = 45 kg
1800 6.– BB sesudah sakit = 42 kg
1430 7. TB = 153 cm
= + 270 ml/hari 8. Minum = ± 1800 ml/hari
9. BAB = 5x/hari
2. Memantau tanda vital 10. IWL = 630 ml/hari
Hasil :
TTV : A = Masalah keperawatan
TD = 110/80 mmHg ketidakseimbangan volume cairan
RR = 20 x/m kurang dari kebutuhan tubuh
S = 36,5 oC belum teratasi.
N = 88 x/m
707.
708.
709.
710.
BAB III
711.
PENUTUP
712.
713.
714.
1.1 KESIMPULAN
715.
718.
719.
720.
721.
722.
723.
724.
725.
726.
727.
728.
729.
730.
731.
732.
733.
734.
735.
736.
737.
738.
739.
740.
741.
742.
743.
744.
DAFTAR PUSTAKA
745.
746.
1. Pandey CK, Singh RB. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh.
747.
2003;47(5):380-387.
748.
4. Keane PW, Murray PF. Intravenous fluids in minor surgery. Their effect on
recovery
753.
5. Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th ed. Missouri:
755.
Elsevier-mosby; 2005.p3-227
756.
6. Guyton AC, Hall JE.Textbook of medical physiology. 9th ed. Pennsylvania: W.B.
757.
saunders company; 1997: 375-393
758.
7. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan pada pembedahan. Ed.
759.
8. Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2nd ed.
Pennsylvania:
761.
Springhouse; 2002:3-189.
762.
9. Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7th ed. New york:
763.
McGraw-Hill; 1999:53-70.
764.
11. Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University - Center for
766.
http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
768.
12. Leksana E. Terapi cairan dan elektrolit. Smf/bagian anestesi dan terapi intensif
FK
769.
15. Ellsbury DL, George CS. Dehydration. eMed J [serial online] 2006 Mar [dikutip
6
774.
17. Grsaber MA. Terapi cairan, elektrolit dan metabolik. Ed.2. Farmedia; 2003: 17-
40.
777.
778.
779.
780.
0
782.
Tambahkan komentar
783.
1.
2.
Mar
3.
31
4.
5.
8.
9.
DI SUSUN OLEH :
10.
RISTI WULANDARI
12.
SITI ROHANA
13.
MOHAMAD ARIFIN
15.
16.
AKADEMI KEPERAWATAN
17.
Tahun 2012
19.
SAMPIT
20.
21.
22.
23.
KATA PENGANTAR
24.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmad dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/I Akper Pemkab Kotim maupun para pembaca untuk
bidang Ilmu Pengetahuan.
25.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah keperawatan Gerontik dengan judul Asuhan Keperawatan
Kebutuhan Istirahat dan Tidur . Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
26.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
35.
Penulis
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
DAFTAR ISI
49.
50.
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................... i
51.
DAFTAR
ISI ..................................................................................................................... ii
52.
BAB I PENDAHULUAN
53.
1.1 Latar
Belakang......................................................................................... 1
54.
1.2 Tujuan
Penulisan ..................................................................................... 1
55.
1.3 Rumusan
Masalah.................................................................................... 1
56.
1.4 Metode
Penulisan..................................................................................... 2
57.
1.5 Sistematika
Penulisan............................................................................... 2
58.
BAB II PEMBAHASAN
59.
2.2 Mekanisme
Tidur...................................................................................... 3
61.
2.4 Kegunaan
Tidur........................................................................................ 4
63.
3.1
KESIMPULAN .....................................................................................
. 11
70.
3.2
SARAN ..................................................................................................
. 11
71.
DAFTAR PUSTAKA
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
BAB I
91.
PENDAHULUAN
92.
94.
Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada
stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan
aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur
juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak
beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan
mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan.
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan
atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
95.
98.
Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen mata
kuliah Keperawatan Gerontik serta memberikan informasi dan ilmu
pengetahuan tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
100.
110.
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan.
Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
BAB II
131.
PEMBAHASAN
132.
2.1. Pengertian
134.
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas
apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga
merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak
beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan
mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan.
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan
atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
135.
Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk
143.
Instink/Naluri
144.
· Pernapasan melambat
148.
· Otot2 rileks
149.
§ Tahap I :
154.
o Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada seseorag
yang sedang terjaga.
155.
§ Tahap II :
159.
o Muncul gel yang berbentuk seperti spindel dengan voltase lebih tinggi,
runcing2 (Gel K)
161.
§ Tahap III :
163.
o Muncul gel Deltha, yang lambat dengan amplitudo besar, tinggi dan
dalam.
165.
o Berlangsung ± 10 menit
167.
§ Tahap IV :
168.
o TD turun
176.
§ Pada orang dewasa tahap ini 20-25% dari tidur malam, bila seseorang
terbangun pada tahap ini mereka dapat mengingat mimpi mereka.
182.
§ Saat perpindahan dari NREM ke REM biasanya terjadi hentakan otak yang
tidak disadari.
188.
§ TD menngkat.
189.
§ Orang yang tidak mengalami periode REM biasanya tidak merasa puas dengan
tidurnya.
193.
195.
§ Memperbaiki ingatan.
198.
§ Relaksasi
200.
Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus tidur
rata-rata 45-60 menit
202.
Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM dan
tidur sepanjang malam
203.
Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan Tidur
sepanjang malam + tidur siang
204.
Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
210.
Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur
211.
1.Umur
213.
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Pada
kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu dengan
klien gangguan hipertiroid.
216.
3.Motivasi
217.
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton, main
game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda untuk
tidur.
218.
4.Emosi
219.
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak bisa
tidur atau mempertahankan tidur.
220.
5.Lingkungan
221.
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalan-jalan
umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.
222.
6.Obat – obatan
223.
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak,
pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
226.
8.Aktivitas.
227.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan
menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.
228.
2.7. Masalah – Masalah Yang Terjadi Pada Saat Tidur
229.
- Delirium/Mengigau.
236.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH
KABUPATEN
KOTAWARINGIN TIMUR
255.
AKADEMI
KEPERAWATAN PEMKAB
KOTIM
256.
262.
A. DATA BIOGRAFI
264.
Nama : Tn. M
265.
Pendidikan : SD
268.
Agama : Islam
269.
Hubungan : istri
277.
279.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
280.
1. Genogram
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
Keterangan : :
Laki – laki
: Garis
Keturunan
296.
: Perempuan
....... : Tinggal
Serumah
297.
: Garis Hubungan
: Meninggal
298.
299.
2. Riwayat Keluarga
300.
..Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
DM, Hipertensi, Asma Dan menular seperti Hepatitis, TBC dan lain – lain.
301.
302.
C.RIWAYAT PEKERJAAN
303.
Alamat pekerjaan : -
305.
Alat transportasi : -
307.
312.
Penerangan : cukup
318.
WC
321.
324.
329.
E.RIWAYAT REKREASI
330.
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi* : ada
335.
Lain-lain
342.
343.
G.DESKRIPSI KEKHUSUSAN
344.
347.
348.
H.STATUS KESEHATAN
349.
Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: klien pernah menderita
demam,sakit kepala, flu,batuk, maag, dan hernia. Yang sering kambuh yaitu maag.
350.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien menderita hernia.
351.
3.Region : Epigastrium
355.
359.
Obat-obatan :
360.
NO NAMA OBAT DOSIS KETERANGAN
1. Paracetamol 500mg Sesudah makan
2. Promaag 250mg Sebelum makan
361.
362.
367.
Hipertensi
Rheumatoid Asthma
Dimensia
369.
Lain-lainnya sebutkan:
hernia
370.
371.
372.
Indeks KATZ : A
374.
Istirahat dan Tidur : klien siang tidur dari jam 12.00 – 13.00 dan malam
dari jam 20.00 – 04.00. Kwantitas : klien sering terbangun, setiap jam klien
terbangun dan susah untuk memulai tidur lagi.
380.
384.
Emosi : terkontrol
387.
Status mental :
390.
Afasia :-
392.
Dimensia : tidak
393.
Orientasi : normal
394.
Bicara : normal
395.
Vertigo : tidak
399.
APGAR =
403.
404.
K.TINJAUAN SISTEM
405.
TB : 165 cm BB: 60 Kg
410.
PENGKAJIAN PERSISTEM
411.
3.Pola nafas
415.
5.Pergerakan dada
418.
Intercostal
Supra Clavicula
Tracheal Tag Lain
lain
419.
421.
Meningkat lokasi
423.
Menurun
lokasi
424.
Lain-lain
425.
426.
Masker
Respirator
429.
CARDIOVASKULER
( B2 : BLEEDING )
430.
1.Nadi
431.
Frekuensi.........80.........................x/menit
432.
Reguler
Kuat
433.
Irreguler
Lemah
434.
2.Bunyi Jantung
435.
Normal
436.
Tambahan
Ada
Tidak,Jenis..............
437.
3.Letak Jantung
438.
6.Edema :
442.
Palpebra
Anasarka Ekstrimitas atas
443.
Asites
Tidak Ada
Ekstrimitas bawah
444.
Lainnya.........................
445.
447.
1.GCS :
450.
Total GCS : 15
452.
2.Refleks : normal
453.
4.Kejang :Tidak
455.
5.Lain-lain..........................................
456.
1. Mata ( Penglihatan )
458.
a. Bentuk : Normal
459.
b. Visus.....................
460.
Pupil : isokor
461.
2. Hidung (Penciuman )
466.
a. Bentuk : Normal
467.
b. Gangguan Penciuman : Ya
468.
469.
3. Telinga ( Pendengaran )
470.
a. Aurikel : Normal
471.
e. Tinitus : Tidak
475.
4. Perasa : normal
476.
5. Peraba : normal
477.
478.
483.
484.
a. Mulut
487.
b. Lidah : bersih
489.
497.
BAB 1 X/hari
499.
2. Integumen
508.
Turgor :Elastik
510.
Akral : hangat
512.
513.
REPRODUKSI
514.
Laki –laki :
515.
ENDOKRIN
519.
524.
525.
PENGETAHUAN :
526.
529.
530.
531.
532.
533.
536.
537.
538.
539.
.........................................
540.
NIM.
541.
542.
543.
ANALISA DATA
544.
545.
546.
547.
RENCANA KEPERAWATAN
548.
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1 1 Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Memberikan informasi
tindakan keperawatan masalah gangguan tidur dasar dalam menentukan
diharapkan gangguan klien, karakteristik dan rencana keperawatan.
istirahat tidur tidak penyebab kurang tidur. 2. Mengatur pola tidur.
terjadi,dengan criteria2. Lakukan persiapan untuk3. Meningkatkan tidur.
hasil: tidur malam seperti pada 4. Meningkatkan tidur.
1. Klien tampak rileks jam 9 malam sesuaidengan5. Meningkatkan tidur.
dan lebih segar pola tidur klien. 6. Meningkatkan tidur.
2. Ttv dalam batas 3. Lakukan mandi air 7. Mengurangi gangguan
normal hangat. tidur.
3. Klien dapat tidur 6-84. Anjurkan makan yang 8. Mengurangi gangguan
jam setiap malam. cukup satu jam sebelum tidur.
tidur. 9. Mengurangi gangguan
5. Berikan susu hangat tidur.
sebelum tidur. 10. Mengurangi tidur.
6. Keadaan tempat tidur 11. Meningkatkan pola tidur.
yang nyaman, bersih dan
bantal yang nyaman.
7. Bunyi telepon dan alarm
hp di kecilkan.
8. Berikan pengobatan
seperti analgetik dan
sedative,setengah jam
sebelum tidur.
550.
551.
IMPLEMENTASI
552.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 1. melakukan pengkajian masalah gangguan S : klien mengatakan “saya masih
tidur klien, karakteristik dan penyebab sering terbangun pada malam hari”
kurang tidur. O : - : - ku baik
Hasil : klien sering terbangun pada malam - konjungtiva anemis
hari - klien setiap 1 jam
2. menganjurkan klien untuk tidur malam bangun apabila tidur
seperti pada jam 9 malam sesuaidengan pola malam
tidur klien. -klien tampak lelah
Hasil : klien tidur jam 20.00 – 04.00 wib -klien menguap
3. anjurkan keluarga klien untuk memberikan - TD : 140/90 mmHg
Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih N : 80 x/ menit
dan bantal yang nyaman. RR : 20x/ menit
Hasil : keluarga klien menuruti anjuran S : 36 C
ersebut.. Kuantitas tidur malam dari
4. meningkatkan aktivitas sehari – hari dan jam 20.00 – 04.00
kurangi aktivitas sebellum tidur. Kuantitas tidur siang dari
Hasil : klien tidak melakukan kegiatan jam 12.00 – 13.00
sebelum tidur A ; masalah belum teratasi
. P : lanjutkan intervensi
553.
554.
555.
BAB III
556.
PENUTUP
557.
A. KESIMPULAN
558.
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada tress
emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak
melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau
berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat.
Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka
sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang
selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan
559.
560.
B. SARAN
561.
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan
lingkungan atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi
klien/pasien.
562.
563.
564.
565.
566.
567.
568.
0
570.
Tambahkan komentar
571.
572.
573.
Mar
574.
31
575.
576.
LAPORAN PENDAHULUAN
578.
581.
582.
583.
584.
585.
586.
587.
KELOMPOK 7:
588.
589.
ENDAH MURNI
590.
REZKY FAHRUDINUR RAMADHAN
591.
TRI NURWAHYUNI
592.
593.
594.
595.
596.
597.
598.
599.
600.
601.
AKADEMI KEPERAWATAN
602.
2012
605.
KATA PENGANTAR
606.
607.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan
bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan.
608.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA NY. S DENGAN MASALAH GANGGUAN SEKSUAL”.
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
609.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
610.
612.
613.
614.
615.
616.
618.
619.
620.
Penulis
621.
622.
623.
624.
DAFTAR ISI
625.
626.
HALAMAN
JUDUL............................................................................................................... i
627.
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................
ii
628.
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................ iii
629.
BAB I PENDAHULUAN
630.
1.1 LATAR
BELAKANG ................................................................................... 1
631.
1.2 TUJUAN
PENULISAN ................................................................................ 1
632.
1.3 RUMUSAN
MASALAH................................................................................ 2
633.
1.4 METODE
PENULISAN............................................................................... 2
634.
1.5 SISTEMATIKA
PENULISAN........................................................................ 2
635.
BAB II PEMBAHASAN
636.
F. .........................................................................................................
...
643.
G.
PENATALAKSANAAN..................................................................
.........
644.
H. MASALAH
KEPERAWATAN..................................................................
645.
I. DIAGNOSA
KEPERAWATAN.................................................................
646.
J. RENCANA
KEPERAWATAN..................................................................
647.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
648.
PENGKAJIAN......................................................................................
...... 15
650.
ANALISA
DATA.........................................................................................
18
651.
RENCANA
KEPERAWATAN.......................................................................
19
652.
3.1
KESIMPULAN .....................................................................................
....... 22
654.
3.2
SARAN ..................................................................................................
... 22
655.
DAFTAR PUSTAKA
656.
BAB I
657.
PENDAHULUAN
658.
659.
A. Latar Belakang
660.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia
adalah periode dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun. Pada periode
ini masalah seksual masih mendatangkan pandangan bias terutama pada wanita yang
menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi. Pada pria lansia masalah
terbesar adalah masalah psikis dan jasmani, sedangkan pada wanita lansia lebih
didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua.
662.
• Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang
cukup lanjut, dan aktifitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan
ketiadaan pasangan.
665.
• Aktifitas dan perhatian seksual pasangan suami istri lansia yang sehat
berkaitan dengan pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.
666.
Saat ini jumlah wanita di Indonesia yang memiliki Usia Harapan Hidup
(UHH) diatas 45 tahun lebih meningkat dan pada usia tersebut wanita masih berharap
dapat melakukan hubungan seksual secara normal. Karena faktor usia, hubungan
seksual pada lansia umumnya memiliki frekwensi yang relatif rendah, sehingga
diperlukan suatu penelaahan tentang masalah seksual pada lansia.
668.
Agar kualitas hidup lansia tidak sampai terganggu karena masalah seksual,
maka setiap disfungsi seksual harus segra diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah.
Yang perlu diperhatikan dalam penanganan disfungsi seksual ialah pertama kita harus
menentukan jenis disfungsi seksual dengan tepat, mencari penyebabnya, memberikan
pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi seksual seperti dijelaskan
dalam makalah ini.
670.
671.
B. Tujuan
672.
1. Tujuan Umum
673.
2. Tujuan Khusus
675.
682.
C. Manfaat
683.
1. Bagi mahasiswa
684.
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan
seksual pada masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan
pada saat praktik lapangan.
685.
686.
687.
688.
691.
D. Rumusan Masalah
692.
2. Apa perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari
pembagian tahapan seksual?
694.
3. Apa di samping faktor perubahan fisik, faktor psikologi juga sering kali
menyebabkan penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia?
695.
698.
E. Metode Penulisan
699.
701.
F. Sistematika Penulisan
702.
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan.
Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.
703.
704.
705.
706.
707.
708.
709.
BAB II
710.
PEMBAHASAN
711.
712.
714.
1. Wanita
715.
· Vagina
717.
· Uterus
720.
· Ovarium
722.
726.
2. Pria
727.
· Prostat
728.
733.
B. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari
pembagian tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :
734.
735.
1. Fase desire
736.
2. Fase arousal
738.
· Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan
flushing, elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-
otot; iritasi uretra dan kandung kemih.
739.
· Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu
kuat; penurunan produksi sperma sejak usia 40tahun akibat penurunan
testoteron; elevasi testis ke perineum lebih lambat.
740.
3. Lase orgasmik
741.
744.
· Penyebab iatrogenik
747.
Tingkah laku buruk beberapa klinisi, dokter, suster dan orang lain
yang mungkin membuat inadekuat konseling tentang efek prosedur
operasi terhadap fungsi seksual.
748.
751.
753.
1. Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia.
754.
2. Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi
dan budaya.
755.
5. Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya
misalnya cemas, depresi, pikun dsb.
758.
759.
D. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kehidupan sosial antara lain :
760.
761.
1. Infark miokard
762.
764.
765.
2. Pasca stroke
766.
3. Kanker
769.
4. Diabetes mellitus
771.
5. Arthritis
773.
775.
8. Obat-obatan
780.
782.
785.
Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi gangguan
seksual pada lansia adalah sebagai berikut :
786.
787.
794.
797.
· Konseling Psikoseksual
799.
· Therapi Hormon
800.
· Peralatan Mekanis
802.
· Bedah Pembuluh
803.
804.
3. Bimbingan Psikososial
805.
4. Penyembuhan Hormon
807.
· Pada pria lansia : Penggunaan suplemen testosteron untuk
menyembuhkan viropause/andropause pada pria (pemanasan dan
ejakulasi).
808.
· Oral phentholamin
812.
816.
817.
2. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota
tubuh.
819.
3. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan efek penyakit akut dan kronis
820.
821.
822.
RENCANA KEPERAWATAN
823.
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Pasien dapat menerima 1. Bantu pasien untuk 1. Agar pasien lebih bisa
perubahan struktur mengekspresikan menerima perubahan
tubuh terutama pada perubahan fungsi tersebut
fungsi seksual yang tubuh termasuk organ
dialaminya seksual seiring
Kriteria hasil: dengan bertambahnya 2. Menambah
· Mengekspresikan usia. pemahaman klien
kenyamanan 2. Berikan pendidikan tentang semua
· Mengekspresikan kesehatan tentang perubahan yang di
kepercayaan diri penurunan fungsi alami nya agar
seksual. penurunan fungsi
seksuel tidak menjadi
beban pikiran
3. Makanan bergizi
3. Motivasi klien untuk dianjurkan untuk
mengkonsumsi menjaga daya tahan
makanan yang rendah tubuh karena biasanya
lemak, rendah pada lansia daya tahan
kolestrol, dan berupa tubuhnya menurun
diet vegetarian 4. Untuk mengurangi
4. Anjurkan klien untuk kekeringan dan rasa
menggunakan krim gatal pada vagina, serta
vagina dan gel untuk megurangi rasa
sakit pada saat
berhubungan seksual
2. 2 Pasien dapat menerima 1. Kaji
1. Untuk mengetahui
perubahan bentuk salah perasaan/persepsi seberapa jauh klien bisa
satu angota tubuhnya pasien tentang menerima keadaan nya
secara positif perubahan gambaran
Kriteria hasil: diri berhubungan
· Pasien mau dengan keadaan
berinteraksi dan angota tubuhnya yang
2. Agar klien mau
beradaptasi dengan kurang berfungsi mengungkapkan masalah
lingkungan tanpa secara normal nya
rasa malu dan 2. Lakukan pendekatan
3. Rasa menerima pada
rendah diri dan bina hubungan pasien akan membuat
· Pasien yakin akan saling percaya dengan pasien lebih percaya diri
kemampuan yang pasien 4. Agar pasien tidak terlalu
dimiliki 3. Tunjukkan rasa canggung atau malu
empati, perhatian dan dengnan orang lain karena
penerimaan pada perubahan nya
pasien 5. Untuk mengetahui apakah
4. Bantu pasien untuk klien depresi terhadap
mengadakan perubahan
hubungan dengan
orang lain
5. Beri kesempatan
pada pasien untuk
mengekspresikan
perasaan kehilangan
825.
826.
IMPLEMENTASI
827.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 1. melakukan pendekatan dan bina hubungan S:klien mengatakan “ sedikit
saling percaya dengan pasien mengerti mengapa keinginan untuk
hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan melakukan hubungan suami istri
merasa percaya berkurang
2. membantu pasien untuk mengekspresikan DO : - umur klien 69 tahun
perubahan fungsi tubuh termasuk organ - TD : 130 / 90 mmHg
seksual seiring dengan bertambahnya usia - Nadi : 88 x/menit
hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit - Suhu : 36°C
terbuka saat di bombing untuk - RR : 18 x/menit
mengekspresikan masalah nya - Klien sudah menoupose
3. memberikan pendidikan kesehatan
tentang penurunan fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di
jelaskan tentang perubahan yang terjadi
pada nya
4. memotivasi klien untuk mengkonsumsi
makanan yang rendah lemak, rendah
kolestrol, dan berupa diet vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi
nasi, ikan, sayur
828.
829.
830.
BAB III
831.
PENUTUP
832.
833.
A. KESIMPULAN
834.
Pada usia lanjut, hambatan untuk aktivitas seksual yang dapat dibagi
menjadi hambatan eksternal yang datang dari lingkungan dan hambatan
internal,yang terutama berasal dari subjek lansianya sendiri. Hambatan eksternal
biasanya berupa pandangan sosial, yang menganggap bahwa aktivitas seksual
tidak layak lagi dilakukan lagi oleh lansia.Hambatan eksternal bilamana seorang
janda atau duda akan menikah lagi sering kali juga berupa sikap menentang dari
anak-anak, dengan berbagai alasan.
835.
839.
840.
B. SARAN
841.
Permasalahan pada masa lansia sering terabaikan, tidak hanya di lingkungan keluarga
lansia sendiri, tetapi juga di lingkungan masyarakat bahkan pusat pelayanan
kesehatan. Lansia sebagaimana pria dan wanita mulai dari kanak-kanak hingga
dewasa lainnya mempunya hak-hak untuk diperlakukan adil dan sama, mendapat
informasi dan pelayanan kesehatan yang sempurna dan optimal, serta diperlakukan
dan dihargai masa akhir usia mereka, merasakan kehidupan yang harmonis serta
merasakan kenikmatan seksual yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang permasalahan seksual pada lansia baik pria maupun wanita perlu
sebarluaskan sejak dini, dan perlunya kerjasama yang optimal disetiap instansi
pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini agar para lansia
mendapatkan kehidupan yang nayak, dan harmonis sebagai manusia dan warga
negara seutuhnya.
842.
843.
844.
845.
846.
847.
848.
849.
850.
851.
852.
853.
854.
855.
856.
857.
858.
859.
860.
861.
862.
863.
DAFTAR PUSTAKA
864.
865.
873.
874.
875.
876.
877.
879.
A. DATA BIOGRAFI
881.
Pendidikan : SD
885.
Agama : islam
886.
TB / BB : 150 cm/45 kg
888.
Hubungan : anak
892.
Alamat / telepon :-
893.
894.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
895.
1. Genogram
896.
897.
898.
Laki-laki Garis
keturunan
Perempuan Tinggal
serumah
Garis Hubungan Meninggal
899.
900.
901.
902.
903.
904.
905.
906.
907.
908.
909.
910.
911.
912.
913.
914.
915.
916.
2. Riwayat keluarga
917.
Di keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM ataupun
penyakit menular seperti TB paru
918.
919.
920.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
921.
930.
931.
Penerangan : cukup
936.
WC : jamban
939.
945.
E. RIWAYAT REKREASI
946.
950.
F. SISTEM PENDUKUNG
951.
959.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
960.
962.
H. STATUS KESEHATAN
963.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien mengatakan tidak prnah
menderita penyakit yang parah, hsnya
penyakit biasa seperti pilek, demam
965.
966.
Keluhan utama
967.
968.
969.
3. Region : di uluhati
970.
971.
5. Timing : kadang-kadang
972.
Obat – obatan :
974.
NO NAMA OBAT DOSIS KETERANGAN
1 ANTASIDA 2 X sehari Sebelum makan
2 Cimetidine 3 x sehari Sesudah makan
3 Paracetamol 1 x sehari Bila nyeri
4 Vit B.komplek 2 x sehari Sesudah makan
5 Allopurinol 3 x sehari Sesudah makan
6 Piroxicam 3 x sehari Sesudah makan
7 Vit B.1 2 x sehari Sesudah makan
975.
976.
981.
Penyakit yang pernah di derita : klien menderita maag dan asam urat
982.
983.
984.
985.
IndeksKATZ: A
986.
997.
Status mental
1002.
Afasia :-
1004.
1016.
K. TINJAUAN SISTEM
1017.
RR : 18x/menit suhu : 36 °C
1021.
TB : 150 cm BB : 50 kg
1022.
1023.
1024.
PENGKAJIAN PERSISTEM
1025.
1027.
1028.
3. Polanafas
1030.
1031.
4. Bunyinafas
1032.
a. Normal
1033.
1037.
1038.
1039.
1040.
1. Nadi
1042.
1044.
1045.
1046.
1047.
6. Edema : tidak ada edema
1048.
1049.
1050.
1051.
1052.
1. GCS : E4 M6 V5
1055.
Total GCS : 15
1056.
2. Reflex : normal
1057.
3. Koordinasi gerak : ya
1058.
4. Kejang : tidak
1059.
1060.
PENGINDERAAN (persepsisensori)
1061.
1. Mata (penglihatan)
1062.
a. Bentuk : normal
1063.
b. Visus :-
1064.
c. Pupil : isokor
1065.
1066.
1067.
1068.
1069.
2. Hidung (penciuman)
1070.
a. Bentuk : normal
1071.
1072.
3. Telinga (pendengaran)
1073.
1074.
1075.
1076.
d. Gangguan pendengaran : ya
1077.
e. Tinnitus : tidak
1078.
4. Perasa : menurun
1079.
5. Peraba : menurun
1080.
1081.
Warna : kuning
1086.
1088.
1090.
1091.
1092.
1093.
1094.
e) Abdomen : kenyal
1095.
1096.
1097.
h) Asites : tidak ada asites
1098.
1099.
1102.
1104.
2. Integument
1110.
Akral : hangat
1112.
1115.
REPRODUKSI
1116.
Perempuan :
1117.
Payudara
1118.
Bentuk : normal
1119.
Benjolan : tidakada
1120.
Kelamin
1121.
Bentuk : normal
1122.
ENDOKRIN
1125.
1. Factor alergi : tidak ada alergi
1126.
1127.
PENGETAHUAN
1128.
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya : klien kurang peka terhadap masalah
kesehatan
1129.
1130.
1131.
ANALISA DATA
1132.
1134.
RENCANA KEPERAWATAN
1135.
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1 1 Pasien dapat menerima1. Lakukan pendekatan dan
1. Agar klien mau
perubahan struktur bina hubungan saling mengungkapkan masalah
tubuh terutama pada percaya dengan pasien nya
fungsi seksual yang 2. Bantu pasien untuk
dialaminya mengekspresikan
Kriteria hasil: perubahan fungsi tubuh
2. Agar pasien lebih bisa
· Mengekspresikan termasuk organ seksual menerima perubahan
kenyamanan seiring dengan tersebut
· Mengekspresikan bertambahnya usia.
kepercayaan diri 3. Berikan pendidikan
kesehatan tentang
penurunan fungsi
seksual.
3. Menambah pemahaman
klien tentang semua
perubahan yang di alami nya
agar penurunan fungsi
seksual tidak menjadi beban
4. Motivasi klien untuk pikiran
mengkonsumsi 4. Makanan bergizi dianjurkan
makanan yang rendah untuk menjaga daya tahan
lemak, rendah tubuh karena biasanya pada
kolestrol, dan berupa lansia daya tahan tubuhnya
diet vegetarian menurun
1136.
1137.
IMPLEMENTASI
1138.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1 1 1. melakukan pendekatan dan bina hubungan S:klien mengatakan “ sedikit
saling percaya dengan pasien mengerti mengapa keinginan untuk
hasil : klien merasa nyaman saat ditanya dan melakukan hubungan suami istri
merasa percaya berkurang
2. membantu pasien untuk mengekspresikan DO : - umur klien 69 tahun
perubahan fungsi tubuh termasuk organ - TD : 130 / 90 mmHg
seksual seiring dengan bertambahnya usia - Nadi : 88 x/menit
hasil : klien mulai mau sedikit demi sedikit - Suhu : 36°C
terbuka saat di bombing untuk - RR : 18 x/menit
mengekspresikan masalah nya - Klien sudah menoupose
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang
penurunan fungsi seksual.
Hasil : klien sedikit lebih mengerti saat di
jelaskan tentang perubahan yang terjadi pada
nya
4. memotivasi klien untuk mengkonsumsi
makanan yang rendah lemak, rendah kolestrol,
dan berupa diet vegetarian
hasil : klien setiap hari mengkonsumsi nasi,
ikan, sayur
1139.
1140.
1141.
1142.
1145.
Alamat : islam
1149.
1151.
SKOR
NO PERYANYAAN JAWABAN
1 Tanggal berapa hari ini ? 28
2 Hari apa sekarang ini ? Rabu
3 Apa nama tempat ini ? Rumah saya
4 Dimana alamat anda ? camba
5 Kapan anda lahir ? Tahun 43 an
6 Berapa umur anda ? lupa
7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? SBY
8 Siapa presiden sebelumnya? Megawati
9 Siapa nama kecil ibu anda ? Tidak tahu
10 15 - 6 9
Jumlah kesalahan total 2
1152.
1153.
1154.
Keterangan :
1155.
1156.
1161.
1162.
1163.
1164.
1165.
1166.
1168.
NO PERTANYAAN BENAR SALAH
1 Tanggal berapa hari ini ? (dd/mm/hh) √
2 Hari apakah hari ini ? √
3 Apakah nama tempat ini ? √
4 Berapa no. Telp, bila tidak ada, no rumah / √
jalan ?
5 Berapakah usia anda ? √
6 Kapan anda lahir ? √
7 Siapa nama presiden sekarang ? √
8 Siapa nama presiden sebelumnya ? √
9 Siapa nama ibu mu sebelum menikah ? √
10 15 – 6 √
1169.
1170.
1171.
JUMLAH KESALAHAN :
1172.
1177.
1179.
1180.
1181.
1182.
1183.
1184.
1185.
1186.
1187.
1188.
1189.
1190.
1191.
1192.
1193.
1194.
1195.
1196.
1197.
1198.
1199.
1200.
1201.
1202.
1203.
1204.
1205.
1206.
1207.
1208.
1209.
1210.
1211.
1212.
1213.
0
1215.
Tambahkan komentar
1216.
1217.
1218.
Mar
1219.
31
1220.
1221.
Asuhan keperawatan pada Ny. A
dengan GANGGUAN AKTIVITAS
(kelompok 4)
1222.
1223.
1226.
1227.
1228.
Disusun oleh:
1229.
Dwi kirnawati
1230.
Juliansyah
1231.
Fauzi herawan
1232.
1234.
1235.
1236.
1237.
1238.
1239.
1240.
AKADEMI KEPERAWATAN
1241.
SAMPIT
1244.
1245.
1246.
1247.
KATA PENGANTAR
1248.
1249.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan
bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan.
1250.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK PADA NY. A DENGAN MASALAH GANGGUAN AKTIVITAS”.
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
1251.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
1252.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
1253.
1254.
1255.
1256.
1257.
1258.
1260.
1261.
1262.
Penulis
1263.
1264.
1265.
1266.
1267.
1268.
1269.
1270.
DAFTAR ISI
1271.
1272.
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................
i
1273.
BAB I PEMBAHASAN
1276.
1.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN
GANGGUAN AKTIVITAS
1277.
1278.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
...............................................................................................................
1279.
PENGKAJIAN
..........................................................................................................
..........................................................................................................
1281.
ANALISA DATA
..........................................................................................................
..........................................................................................................
1282.
RENCANA KEPERAWATAN
..........................................................................................................
..........................................................................................................
1283.
1284.
1285.
1286.
1287.
1288.
1289.
LAPORAN PENDAHULUAN
1290.
1291.
1293.
a. Pengertian
1294.
1296.
b. Epidemologi/insiden kasus
1297.
Gangguan mobilisasi dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko
tinggi terjadi gangguan mobilisasi adalah orang yang lanjut usia, post cedera dan post
trauma.
1299.
1300.
c. Etiologi/penyebab
1301.
- Kelainan postur
1302.
- Kekakuan otot
1306.
1307.
d. Factor predisposisi
1308.
- Pengobatan
1309.
1324.
f. Gejala klinis
1330.
1332.
g. Pemeriksaan fisik
1333.
a. Tingkat kesadaran
1334.
b. Postur/bentuk tubuh
1335.
o Skoliosis
1336.
o Kiposis
1337.
o Lordosis
1338.
o Cara berjalan
1339.
c. Ekstremitas
1340.
o Kelemahan
1341.
o Gangguan sensorik
1342.
o Tonus otot
1343.
o Atropi
1344.
o Tremor
1345.
o Kekuatan otot
1347.
o Kemampuan jalan
1348.
o Kemampuan duduk
1349.
o Kemampuan berdiri
1350.
o Nyeri sendi
1351.
o Kekakuan sendi
1352.
1353.
h. Pemeriksaan diagnostic
1354.
1356.
i. Prognosis
1357.
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap system tubuh beresiko terjadi
gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan
kondisi kesehatan secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang dialami.
Misalnya, perkembangan pengaruh mobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat
dibandingkan dengan klien yang lebih muda.
1358.
1359.
- Fisiotheraphy
1361.
1363.
1364.
1366.
a. Pengkajian
1367.
1371.
2. Tingkat kelelahan
1372.
1375.
3. Gangguan pergerakan
1376.
1380.
4. Pemeriksaan fisik
1381.
a. Tingkat kesadaran
1382.
1. Intoleransi aktivitas
1386.
a. Kelemahan umum
1389.
d. Pembatasan pergerakan
1392.
e. Nyeri
1393.
1394.
2. Keletihan
1395.
b. Pembatasan diet
1399.
c. Anemia
1400.
1402.
b. Imobilisasi
1407.
d. Kelemahan
1409.
1411.
1412.
1413.
a. Gangguan neuromuskuler
1417.
e. Depresi
1421.
f. Gangguan fisik
1422.
1423.
c. Rencana keperawatan
1424.
Intervensi:
1426.
Rasional:
1432.
o Merencanakan intervensi dengan tepat
1433.
1438.
Intervensi:
1440.
Rasional:
1447.
1454.
Intervensi:
1456.
Rasional:
1462.
1468.
Intervensi:
1470.
Rasional:
1476.
o Memberikan keamanan
1479.
1482.
d. Evaluasi
1483.
- Klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4 kali sehari dengan
perencanaan pulang
1486.
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
1487.
1489.
1490.
1491.
LAPORAN KASUS
1492.
1493.
1494.
1496.
A. DATA BIOGRAFI
1497.
Nama : Ny. A
1498.
TTL : Sampit, 13 juli 1949
1499.
Gol. Darah :B
1501.
Agama : islam
1502.
Pendidikan :-
1503.
Penampilan : rapi
1506.
Alamat/telpon : 0852459734xx
1511.
1512.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1513.
1. Genogram
1514.
1515.
1516.
1517.
1518.
1519.
1520.
1521.
1522.
1523.
1524.
1525.
1526.
1527.
Keterangan :
: Laki-laki
:
Garis keturunan
1528.
:
Perempuan
: Tinggal serumah
1529.
: Garis
hubungan
:
Meninggal
1530.
1531.
2. Riwayat keluarga
1532.
1534.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1535.
Saat ini klien sudah tidak bekerja, sebelumnya klien adalah seorang petani, dan jarak
tempat kerjanya dari rumah adalah 1km dan biasa ditempuh klien dengan jalan kaki.
Saat ini pendapatan klien bersumber dari uang yang diberikan anak-anaknya tiap
bulan dan semua kebutuhan klien terpenuhi.
1536.
1537.
Rumah klien terbuat dari kayu, jenis lantai rumah klien terbuat dari kayu dan kondisi
lantainya kering. Tidak terdapat tangga dirumah klien, penerangan yang tersedia
cukup, tempat tidur klien aman karena berada dibawah dan tidak terlalu tinggi. Alat
dapur tertata rapi. Terdapat sebuah WC dirumah klien namun tidak ada pegangan dan
lantainya licin. Lingkungan disekutar klien bersi dan tidak ada barang yang
membahayakan. Klien tinggal dengan satu orang anak, satu orang menantu, dan
kedua cucunya (5 orang dalam satu rumah), klien mendapatkan privasinya dirumah
tersebut. Tetangga terdekat klien adalah Tn. A yang tinggal disebelah rumah klien.
1539.
1540.
E. RIWAYAT REKREASI
1541.
Hobby/ minat klien adalah membuat kue kering. Klien tidak mengikuti kegiatan
apapun dank lien jarang melakukan liburan atau perjalanan kecuali perjalanan pulang
kampong tiap lebaran.
1542.
1543.
F. SISTEM PENDUKUNG
1544.
Rumah klien dekat dengan puskesmas, kurang lebih 500m. jarak antara rumah sakit
dengan rumah klien adalah 2km. Klien jarang mendapatkan pelayanan kesehatan
dirumah dan perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga adalah membantunya
berjalan dan mandi.
1545.
1546.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
1547.
Klien selalu melaksanakan kebiasaan ritual sholat 5 waktu dirumah setiap harinya.
1548.
1549.
H. STATUS KESEHATAN
1550.
Sejak 5 tahun lalu hingga sekarang klien hanya sering mengeluh nyeri sendi dan
pinggang setiap sebelum tidur, klien juga merasa sering lemah bila terlalu lama
berdiri sehingga agak susah berjalan. Klien tidak memiliki keluhan lain selain hal
tersebut.
1551.
1. Provocative/palliative : nyeri sendi dan nyeri punggung
1552.
4. Severity scale :4
1555.
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan : bila nyeri muncul klien hanya
menggosok bagian tubuh yang sakit dengan minyak urut dan klien tidak pernah
memeriksakan penyakit yang dideritanya ke dokter ataupun memeriksakan diri
ketempat pelayanan kesehatan lainnya.
1557.
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan, makanan, maupun factor
lingkungan.
1558.
1560.
Indeks kats klien adalah C, karena setiap klien mandi dan berpindah selalu di bantu
keluarga. Oksigenasi, cairan & elektrolit, nutrisi, istirahat & tidur, dan personal
hygine klien tercukupi. Tetapi aktivitas klien mengalami penurunan. Sejak 10 tahun
semenjak kematian suaminya pun kebutuhan seksual klien tidak pernah terpenuhi.
Klien juga jarang melakukan rekreasi karena agak susah berjalan.
1562.
1563.
J. PSIKOLOGI
1564.
Klien merupakan anak kedua dari sepuluh bersaudara yang berusia 62 tahun,
klien menyukai semua bagian tubuhnya, klien ingin hidupnya tenang sampai
akhir hayatnya, klien merasa dirinya berharga karena seluruh keluarganya
menyayanginya. Emosi klien labil, klien gampang tersinggung. Klien dapat
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya. Mekanisme pertahanan diri
minimal.
1565.
Status mental :
1566.
APGAR :7
1571.
1572.
K. TINJAUAN SISTEM
1573.
Keadaan umum klien baik, tingkat kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital ; TD:
140/100 mmHg, RR: 20x/menit, Nadi: 82x/menit, suhu: 35,4˚C, TB: 145cm, BB:
43kg.
1574.
1575.
PENGKAJIAN PERSISTEM
1576.
1577.
1580.
Nadi regular dengan frekuensi 82x/menit, bunyi jantung normal, tidak ada
pembersaran jantung, tidak ada edema dan clubbing finger.
1582.
1583.
1584.
1587.
Bentuk Mata klien normal, pupil isokor, gerak bola mata normal, medan penglihatan
menyempit, klien tidak mengalami buta warna dan peningkatan tekanan intra okuler.
1589.
Bentuk telinga klien normal, aurikel normal, membrane tympani terang, tidak ada
otorrhoea, tidak ada tinnitus dan tidak ada gangguan pendengaran.
1591.
1593.
PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
1594.
Tidak ada masalah pada kandung kemih klien, produksi urine 700ml/hari, freuensi 5-
6x/hari, warna kuning terang, bau khas amoniak.
1595.
1596.
Selaput lendir mulut lembab, lidah klien hiperemik, rongga mulut klien tidak berbau,
tidak ada kesulitan maupun nyeri saat menelan, abdomen kenyal dan tidak ada
benjolan, tidak ada pemesaran hepar, lien, dan asites.
1598.
BAB 1x/hari, tidak ada masalah pada BAB, klien tidak menggunakan obat pencahar
dan lavemen.
1599.
1600.
Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas, tidak ada fraktur, tidak
ada dislokasi, dan tidak ada hematom.
1602.
Warna kulit pucat, akral dingin, turgor tidak elastic, tulang belakang klien kiposis.
1603.
1604.
REPRODUKSI
1605.
Bentuk payudara klien simetris, tidak ada benjolan, bentuk kelamin normal, tidak ada
keputihan, siklus haid 7hari.
1606.
1607.
ENDOKRIN
1608.
Tidak ada factor alergi dan kelainan endokrin pada klien.
1609.
1610.
PENGETAHUAN
1611.
Klien tidak mengetahui apa penyebab persendian dan punggungnya yang sering sakit,
klien tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya. Klien hanya tahu cara
menguranginya yaitu dengan menggunakan minyak urut.
1612.
1613.
ANALISA DATA
1614.
DO:
-k/u lemah
-kesadaran compos
mentis
-P: nyeri sendi dan
punggung
-Q: nyut-nyut seperti
membawa batu
-R: di persendian dan
punggung
-S: 4
-T: setiap mau tidur
-klien tidak bisa berdiri
lama
-berjalan ataupun mandi
dibantu keluarga
-TD: 140/100mmHg
-RR: 20x/menit
-N: 82x/menit
-S: 35,4˚C
1615.
1616.
PRIORITAS MASALAH
1617.
1619.
DIAGNOSA MASALAH
1620.
1622.
RENCANA KEPERAWATAN
1623.
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Pertahanan body 1. Mencegah iritasi dan
tindakan keperawatan, aligment dan posisi komplikasi
diharapkan gangguan yang nyaman
mobilitas fisik
berkurang atau teratasi, 2. Cegah pasien jatuh 2. Mempertahankan
dengan criteria hasil: keamanan pasien
- klien dapat
melakukan aktivitas 3. Lakukan latihan 3. Meningkatkan
secara adekuat aktif maupun pasif sirkulasi dan
- k/u baik mencegah kontraktur
- tidak terjadi cidera
- klien meningkatkan 4. Lakukan 4. Meningkatkan fungsi
aktivitas sesuai batas fisiotheraphy dada paru
toleransi dan postural
5. Memaksimalkan
5. Tingkatkan aktivitas mobilisasi
sesuai batas toleransi
1624.
IMPLEMENTASI
1625.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1 1. mempertahanan body aligment dan posisi S: “saya masih merasa lemah saat
1. yang nyaman terlalu lama berdiri”
Hasil: klien mempertahankan body aligment.
O:
2. mencegah pasien jatuh -k/u lemah
Hasil: klien dibantu saat berpindah dan mandi -aktivitas klien meningkat
sehingga mencegah terjadinya jatuh -tidak terjadi cidera
1626.
1627.
1628.
DAFTAR PUSTAKA
1629.
1631.
1633.
Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba
Medika
1634.
1635.
1638.
1639.
1640.
1641.
1642.
1643.
1644.
1645.
1646.
1647.
1648.
1649.
1650.
1651.
1652.
1653.
1654.
1655.
1656.
1657.
1658.
1659.
1660.
1661.
1662.
1663.
1664.
1665.
1666.
1667.
1668.
1669.
1670.
1671.
1672.
0
1674.
Tambahkan komentar
1675.
1676.
1677.
Mar
1678.
31
1679.
1680.
MAKALAH
1682.
1684.
1685.
1686.
1687.
1688.
1689.
1690.
DI SUSUN OLEH:
1691.
1692.
IRWANSYAH
1695.
ALFIANEDI
1696.
1697.
KATA PENGANTAR
1700.
1701.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Makalah Asuhan
Keperawatan Gangguan Eliminasi Pada Lansia”
1702.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan Gerontik. Selain itu
diharapkan makalah ini dapat membantu teman-teman yang lain dalam memahami
konsep eliminasi pada lansia khususnya.
1703.
1705.
1706.
1708.
Penulis,
1709.
BAB I
1710.
PENDAHULUAN
1711.
1712.
I. LATAR BELAKANG
1713.
Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan
bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan
dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan
tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu
fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam
satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi pada
tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup sempit, proses
tersebut tidak tertandingi.
1715.
Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik
maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan
yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses
penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya
daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi merupakan ancaman bagi
integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka masih harus berhadapan dengan
kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang
dicintai.
1717.
1718.
1724.
1727.
1730.
V. SISTEMATIKA PENULISAN
1731.
Sistematika penulisan makalah ini yaitu kata pengantar, daftar isi, bab I
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka. Bab
III penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar pustaka.
1732.
1733.
1734.
BAB II
1735.
TINJAUAN PUSTAKA
1736.
1737.
I. KOSEP DASAR ELIMINASI
1738.
Eliminasi Urine
1740.
1742.
1752.
Ø Komposisi Urine
1753.
1757.
3. Gaya hidup
1763.
4. Stress psikologi
1765.
5. Tingkat aktivitas
1767.
6. Tingkat perkembangan
1769.
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola
berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun
karena adanya tekanan dari fetus atau adanya
1770.
7. Kondisi patologis
1771.
1773.
1778.
Ø Perubahan pola berkemih:
1779.
1785.
Eliminasi fekal
1786.
Ø Proses Eliminasi
1789.
2. Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan kadangkadang tak
cukup cairan untuk mencerna sehingga timbul konstipasi.. konstipasi dapat
juga terjadi karena tidak mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang
melakukan latihan fisik.
1791.
1800.
2. Imfaksi fekal : massa fees yang keras di lipatan rectum yang diakibatkan
oleh retensi dan akumulasi material yang berkepanjangan. Biasanya
disebabkan oleh konstipasi.
1803.
3. Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang air besar akibat
cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai
waktu cukup untuk menyerap air. Diare disebabkan oleh stress fisik, obat-
obatan,alergi dan lain-lain.
1804.
1808.
1. Gerontologi
1810.
1812.
2. Geriatri
1813.
· Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat
akibatnya pada tubuh manusia. Dengan demikian jelaslah bahwa objek dari
geriatri adalah manusia lanjut usia.
1817.
1820.
3. Geriatric Nursing :
1821.
4. Proses Menua
1825.
1829.
a. Secara individual
1831.
3. Tidak ada satu factor pun ditemukan untuk mencegah proses menua.
1834.
b. Teori-teori biologi
1835.
Menurut teori ini semua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari
sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
1837.
d. Teori stress
1845.
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini meyebabkan selsel tidak dapat
regenerasi.
1848.
g. Teori program
1851.
1853.
° Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia.
1857.
° Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
1858.
Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimilikinya.
1860.
1866.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
1867.
a. Hereditas : Keturunan/genetik
1868.
b. Nutrisi : Makanan
1869.
c. Status kesehatan
1870.
d. Pengalaman hidup
1871.
e. Lingkungan
1872.
f. Stress
1873.
1874.
1888.
Perubahan-perubahan fisik
1890.
Sel
1891.
1899.
Sistem persyarafan
1900.
1. Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
1901.
3. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
1903.
Sistem pendengaran
1908.
1912.
Sistem penglihatan
1913.
1921.
Sistem kardiovaskuler
1922.
1928.
1933.
Sistem respirasi
1934.
1943.
Sistem gastrointestinal
1944.
2. Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap
di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf
pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit.
1946.
3. Esofagus melebar.
1947.
1952.
Sistem reproduksi
1953.
2. Atrofi payudara.
1955.
1962.
Sistem genitourinaria
1963.
1. Ginjal
1964.
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin
darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal
yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan
nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, fungsi
tubulus berkurang akibatnya: kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin,
berat jenis urin menurun, proteinuria (biasanya + 1); BUN (blood urea
nitrogen) meningkat sampai 21 mg %, nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat.
1965.
4. Atrofi vulva
1968.
5. Vagina
1969.
1971.
Sistem endokrin
1972.
3. Pituitari : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah: berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
1975.
1979.
1996.
2. Kifosis
1999.
2006.
2009.
1. Pengkajian
2010.
a. Eliminasi urine
2011.
1. Urine. Warna : Normal kuning jernih. Bau : Normal aromatik amonia.
Pada overhidrasi hampir tidak berwarna. Pada dehidrasi orange-
kecoklatan.
2012.
b. Eliminasi bowel
2025.
1. Status gizi
2026.
2. Pemasukan diit
2027.
9. Keadaan diare.
2034.
2035.
2. Intervensi
2036.
a. Eliminasi Urine
2037.
2044.
b. Eliminasi Bowel
2045.
4. Cukup cairan
2049.
2061.
2062.
BAB III
2063.
2065.
I. Data Biografi
2066.
Nama : Ny. S
2067.
Umur : 74 tahun
2068.
Pendidikan : SD
2070.
Agama : Islam
2071.
TB/BB : 149 cm / 37 kg
2073.
Alamat : Sda
2078.
1. GENOGRAM
2080.
2081.
2082.
2083.
2084.
2085.
2086.
2087.
2088.
2089.
2090.
2091.
2092.
Keterangan:
2093.
: garis
2097.
2. Riwayat Keluarga
2098.
Klien adalah anak ke-4 dari lima bersaudara, klien dulunya berasal dari
keluarga petani. Ayah dan ibu klien sudah meninggal. Suami klien sudah
meninggal sejak klien berumur 51 tahun. Sekarang klien tinggal ikut anaknya.
2099.
Dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit stroke yaitu kakak
pertamanya dan sudah meninggal. Dalam lingkungan keluarga klien tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti TBparu.
2100.
2101.
Alamat pekerjaan :-
2104.
Transportasi :-
2106.
2111.
2112.
Jenis lantai
rumah :
porselen
2114.
Kondisi
lantai
: kering
2115.
Tangga
rumah
: tidak ada
2116.
Penerangan
: cukup
2117.
Tempat
tidur
: tanpa ranjang
2118.
Alat
dapur
: tertata rapi
2119.
WC
: ada dikamar, ± 3
meter dari tempat tidur
2120.
Kebersihan
lingkungan :
lingkungan bersih, tidak ada
barang yang dapat mebahayakan
klien
2121.
Derajat
privasi
: baik
2123.
Tetangga
terdekat
:Mbah Saras
2124.
Alamat
: Jl. Suka- Bumi
Barat No. 008
2125.
2126.
V. RIWAYAT REKREASI
2127.
Hobi/minat
: Klien hobby
menyulam, bernyanyi
2128.
Keanggotaan
organisasi : anggota
posyandu lansia “Kamboja”
2129.
Liburan/perjalanan
: Klien
sering diajak
anaknya jalan-jalan
ke taman kota.
2130.
2131.
Perawat/Bidan/Dokter
: Mantri Sri
2133.
Jarak dari
rumah
: 1 km
2134.
RS
:
RSU DR. Murjani
Sampit, ± 4 km
dari rumah klien
2135.
Klinik
:
Puskesmas Baamang
1, ± 1 km dari
rumah klien
2136.
2139.
Kebiasaan
ritual
: Klien
selalu melaksanakan
sholat lima waktu
berjamaah di
mushola Al-Anshor
dekat rumah klien,
dan sering
mendengarkan
ceraham dari TV.
2141.
2142.
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :sering pegal-pegal dan
kesemutan pada ektremitas, dan hipertensi
2144.
Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : Klien pernah mederita
sakit stroke dan di opname di RSUD Sragen, Jawa tengah selama 2 minggu
2145.
P :-
2147.
Q :-
2148.
R :-
2149.
S :-
2150.
T :-
2151.
Obat-obatan :-
2154.
Makanan :-
2155.
Faktor lingkungan :-
2156.
2157.
Cairan/elektrolit :
2163.
2166.
2171.
Emosi : stabil
2174.
Status mental :
2176.
· Dimensia : ada
2179.
· Orientasi : baik
2180.
· Vertigo : ada
2185.
2190.
2191.
PENGKAJIAN PERSISTEM
2198.
B1/pernapasan
2199.
2207.
B2/Kardiovaskuler
2208.
2217.
B3/ persarafan
2218.
· Reflek : normal
2221.
· Bentuk : normal
2226.
· Visus :-
2227.
· Pupil : isokor
2228.
2233.
2. Hidung
2234.
· Bentuk : normal
2235.
3. Telinga
2237.
· Aurikel : normal
2238.
· Tinitus : ada
2242.
4. Perasa : normal
2243.
5. Peraba : normal
2244.
2245.
B4/perkemihan
2246.
· Masalah kandung kemih : Tidak terjadi nyeri saat BAK, tidak ada distensi
suprapubik , BAK lancar , tidak terjadi infeksi, tidak terjadi terjadi
inkontinensia urine.
2247.
· Warna : kuning
2250.
· Bau :amoniak
2251.
2252.
B5/eliminasi alvi
2253.
· Lidah : normal
2256.
· Abdomen : dintensi
2259.
· Obat pencahar :
2265.
· Lavamen :
2266.
2267.
B6/Otot/tulang/integumen
2268.
1. Otot-tulang
2269.
2. Integumen
2275.
2279.
REPRODUKSI
2280.
Payudara
2281.
· Bentuk : simetris
2282.
2284.
Kelamin
2285.
· Bentuk : normal
2286.
2289.
ENDOKRIN
2290.
· Manifestasi :-
2292.
· Cara mengatasi :-
2293.
2295.
Klien tahu bahwa dirinya sakit hipertensi dan rematik, tapi klien menganggap
sakitnya itu adalah sakit orang sudah tua.
2297.
2298.
2299.
ANALISA DATA
2300.
DO :
1. Klien hanya makan nasi dan
sedikit sayur mayur.
2. Bising usus 3 x /menit
3. Perkusi abdomen hypertimpani.
2301.
RENCANA KEPERAWATAN
2302.
IMPLEMENTASI
2304.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 1. Mengkaji pengetahuan klien mengenai S: “Saya sudah dapat BAB dengan
pemahaman tentang nutrisi. Hasil: “yang lancar, minum sebanyak 5 gelas /
saya tahu saya harus makan makanan yang hari, mau mencoba mengkonsumsi
sedikit garam agar tensi saya tidak naik. sayuran dan buah- buahan”.
2305.
BAB III
2306.
PENUTUP
2307.
2308.
I. KESIMPULAN
2309.
2311.
DAFTAR PUSTAKA
2312.
2313.
Asfawan. M, Dkk. 1988. Gizi dan Kesehatan Manula (Manusia Lanjut Usia).
Jakarta : PT Mediyatama Sarana Prakarsa
2314.
0
2320.
Tambahkan komentar
2321.
2322.
2323.
Mar
2324.
31
2325.
2326.
2328.
2333.
2334.
2335.
Disusun Oleh :
2336.
KELOMPOK 2
2337.
2. Edi Taufikurahman
2339.
3. Kiki Apriliyanti
2340.
4. Novia Yesiana
2341.
2342.
2343.
AKADEMI KEPERAWATAN
2344.
2012
2347.
2348.
KATA PENGANTAR
2349.
2350.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan
bagi mahasiswa/I akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan.
2351.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan judul Standar ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN MASALAH
PEMENUHAN KEBUTUHAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN. Dalam
penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima
kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
2352.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
2354.
2355.
2356.
2357.
2358.
2359.
2361.
2362.
2363.
DAFTAR ISI
2364.
2365.
KATA
PENGANTAR ................................................................................................................
. i
2366.
DAFTAR
ISI ...............................................................................................................................
ii
2367.
BAB
I............................................................................................................................
PENDAHULUAN
2368.
A. LATAR
BELAKANG...............................................................................................
1
2369.
B. TUJUAN
PENULISAN ............................................................................................
2
2370.
C. RUMUSAN
MASALAH........................................................................................... 2
2371.
D. METODE
PENULISAN............................................................................................
2
2372.
E. SISTEMATIKA
PENULISAN.................................................................................. 2
2373.
BAB II PEMBAHASAN
2374.
B. KESELAMATAN DAN
KEAMANAN................................................................... 4
2376.
BAB
III.............................................................................................................................
PENUTUP
2377.
A.
KESIMPULAN ............................................................................................
............. 39
2378.
B.
SARAN .........................................................................................................
............. 39
2379.
DAFTAR PUSTAKA
2380.
2381.
2382.
2383.
BAB I
2384.
PENDAHULUAN
2385.
2386.
2387.
A. LATAR BELAKANG
2388.
Penyakit pada usia lanjut dengan gejala khas yaitu multipatologi (lebih dari
satu penyakit), kemampuan fisiologis tubuh yang sudah menurun, tampilan gejala
yang tidak khas/menyimpang, dan penurunan status fungsional (kemampuan
kreraktivitas). Penyakit-penyakit yang ditemukan pada pasien geriatri umumnya
adalah penyakit degeneratif kronik (Kane, 1994).
2390.
Setiap orang pasti ingin memiliki masa tua yang bahagia tetapi keinginan
tidaklah selalu dapat menjadi nyata. Pada kehidupan nyata, banyak sekali lansia-
lansia yang menjadi depresi, stress, dan berpenyakitan. Banyak kita temukan
lansia yang dikirim ke panti jompo dan tidak terurus oleh keluarga, ada lansia
yang diasingkan dari kehidupan anak cucunya meskipun hidup dalam lingkungan
yang sama, ada lansia yang masih harus bekerja keras meskipun sudah tua, dan
masih banyak hal-hal lainnya yang menjadi penyebab (Lueckenotte, 2000; Hall &
Hassett, 2002).
2391.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan
paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang
komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik,
salah satunya dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan.
2392.
2393.
2394.
B. TUJUAN PENULISAN
2395.
2397.
C. RUMUSAN MASALAH
2398.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia) dengan
pemenuhan kebutuhan keselamatan dan keamanan.
2399.
2400.
D. METODE PENULISAN
2401.
2403.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
2404.
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan.
Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka.
2405.
2406.
2407.
BAB II
2408.
PEMBAHASAN
2409.
2410.
2421.
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari
ancaman bahaya atau kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak
dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan
keamanan adalah keadaan aman dan tentram.
2423.
2424.
KONSEP DASAR
2425.
a. Usia
2427.
Pada anak-anak tidak terkontrol dan tidak mengetahui akibat dari apa yang
dilakukan. Pada orang tua atau lansia akan mudah sekali terjatuh atau kerapuhan
tulang.
2428.
b. Tingkat kesadaran
2429.
c. Emosi
2431.
Emosi seperti kecemasan, depresi, dan marah akan mudah sekali terjadi dan
berpengaruh terhadap masalah keselamatan dan keamanan.
2432.
d. Status mobilisasi
2433.
f. Informasi/komunikasi
2437.
h. Keadaan imunitas
2441.
Gangguan imunitas akan menimbulkan daya tahan tubuh yang kurang sehingga
mudah terserang penyakit.
2442.
j. Status nutrisi
2445.
Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan dan mudah terserang
penyakit, demikian sebaliknya, kelebihan nutrisi berisiko terhadap penyakit tertentu.
2446.
k. Tingkat pengetahuan
2447.
2449.
a. Di rumah
2451.
· Tersedak.
2452.
· Jatuh.
2453.
· Terpotong.
2457.
· Luka bakar.
2459.
· Tenggelam.
2460.
· Keracunan.
2463.
2464.
b. Di rumah sakit
2465.
· Mikroorganisme.
2466.
· Cahaya.
2467.
· Kebisingan.
2468.
· Temperatur.
2469.
· Kelembapan.
2470.
· Kesalahan prosedur.
2472.
· Peralatan medik.
2473.
· Radiasi.
2474.
· Syok elektrik.
2476.
· Asfiksia dan kebakaran.
2477.
2478.
e. Menghindari kecelakaan:
2484.
2499.
2518.
2520.
A. DEFINISI
2521.
Jatuh adalah suatu kejadian yang di laporkan penderita atau saksi mata ,yang
melibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai /tempat yang lebih
rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben) Jatuh sering terjadi
atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya ,kelemahan
otot ekstremitas bawah kekakuan sendi, sinkope dan dizzines ,serta faktor
ekstrinsik sertai lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda
,pengelihatan kurang terang dan sebagainya. Tidak mengejutkan bahwa jatuh
merupakan kejadian yang mempercepat patah tulang pada orang dengan
kepadatan mineral tulang {Bone Mineral Density(BMD)} rendah.
2522.
Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh
adalah penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan berkaitan dengan
meningkatnya risiko yang berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi
punggung, pergelangan tangan, pinggul, lengan bagian atas.
2523.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan
meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan oleh
American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan American Academy
of Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi
untuk orang tua(AGS et al.2001) .
2526.
2527.
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
2529.
1. Faktor Intrinsik
2530.
2. Faktor Ekstrinsik
2533.
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak
di bawah, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat
berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar,
licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang
tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah
tergeser, lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau
menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara
penggunaannya.
2534.
2535.
2536.
2537.
B. PENCEGAHAN
2538.
2540.
1. Latihan fisik
2541.
2. Managemen obat-obatan
2544.
2551.
3. Modifikasi lingkungan
2552.
Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas ataudingin untuk menghindari pusing
akibat suhu diantara:
2553.
§ Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
2557.
§ Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan
untuk daerah tangga.
2558.
2563.
2569.
5. Alas kaki
2570.
2575.
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk
mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.
2577.
§ Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani
dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu,
penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat),
crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas atas yang
digunakan, pasien dianjurkan pakai cane). Pemilihan cane type apa yang
digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat
badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling
cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka
pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam
menunjang berat badan.
2579.
2580.
2582.
§ Berhenti merokok
2587.
§ Latihan fisik
2589.
2592.
2593.
2594.
ASUHAN KEPERAWATAN
2595.
2596.
Pengkajian
2597.
a. Halusinasi;
2599.
b.Gangguan proses pikir;
2600.
c. Kelesuan;
2601.
d. Ilusi;
2602.
f. Perasaan terasing;
2604.
g.Kurangnya konsentrasi;
2605.
2607.
a. Kesadaran menurun;
2609.
b.Kelemahan fisik;
2610.
c. Imobilisasi;
2611.
2613.
Pengkajian resiko (Risk assessment tools) dan adanya bahaya dilingkungan klien
(home hazards appraisal).
2615.
a. Resiko Jatuh
2616.
b. Riwayat kecelakaan
2624.
c. Keracunan
2626.
Beberapa anak dan orang tua sangat beresiko tinggi terhadap keracunan.
Pengkajian meliputi seluruh aspek pengetahuan keluarga tentang resiko bahaya
keracunan dan upaya pencegahannya.
2627.
d. Kebakaran
2628.
e. Pengkajian Bahaya
2630.
Meliputi mengkaji keadaan: lantai, peralatan rumah tangga, kamar mandi, dapur,
kamar tidur, pelindung kebakaran, zat-zat berbahaya, listrik, dll apakah dalam
keadaan aman atau dapat mengakibatkan kecelakaan.
2631.
Gangguan keamanan berupa jatuh di rumah pada lansia memiliki insidensi yang
cukup tinggi, banyak diantara lansia tersebut yang akhirnya cedera berat bahkan
meninggal. Bahaya yang menyebabkan jatuh cenderung mudah dilihat tetapi sulit
untuk diperbaiki, oleh karena itu diperlukan pengkajian yang spesifik tentang
keadaan rumah yang terstuktur.
2633.
Contoh pengkajian checklist pencegahan jatuh pada lansia yang dikeluarkan oleh
Departemen kesehatan dan pelayanan masyarakat Amerika.
2634.
2635.
2636.
2637.
2638.
2640.
1. Risiko injuri
2641.
c. Gangguan kesadaran;
2646.
e. Epilepsi;
2648.
f. Episode kejang;
2649.
g. Vertigo;
2650.
h. Gangguan persepsi.
2651.
a. AIDS;
2655.
b. Demensia;
2656.
d. Epilepsi;
2658.
e. Penyakit perdarahan.
2659.
a. Cek keadaan pasien setiap jam dan berikan penghalang pada tempat
tidurnya
2663.
Y Rasional:
2676.
a. Pencegahan primer
2677.
e. Mempertahankan keamanan
2681.
f. Mencegah aspirasi
2682.
g. Mencegah jatuh
2683.
i. Mencegah kecelakaan
2685.
k. Mencegah injuri
2687.
2688.
2. Perubahan proteksi
2689.
a. Defisit imunologi;
2692.
b. Malnutrisi;
2693.
c. Kemoterapi atau efek pengobatan;
2694.
a. Riwayat kecelakaan;
2698.
b. Nutrisi kurang;
2702.
c. Gangguan darah;
2703.
d. Pembedahan;
2704.
f. Penyakit imunitas;
2706.
g. AIDS.
2707.
Y Intervensi:
2710.
a. Luangkan waktu untuk menjelaskan tentang proteksi/metode isolasi
2711.
d. Monitor tanda vital, integritas kulit, efek obat, dan pendarahan dari
bekas suntikan
2714.
· Pemberian pengobatan
2718.
· Mempertahankan keamanan
2719.
· Teknik isolasi
2720.
Y Rasional:
2722.
e. Menghindari pendarahan
2727.
2730.
Definisi: kondisi di mana pasien mempunyai risiko yang tinggi terhadap masuknya
virus penyakit.
2732.
b. Kerusakan jaringan;
2735.
d. Prosedur invasif;
2737.
e. Malnutrisi;
2738.
f. Penyakit kronis.
2739.
a. Kondisi kulit;
2741.
b. Nilai laboratorium;
2742.
a. AIDS;
2745.
Y Intervensi:
2751.
· Hidup sehat
2762.
Y Rasional:
2763.
e. Mencegah komplikasi
2768.
2772.
2773.
2775.
1. Diagnosa umum sering muncul pada kasus keamanan fisik menurut NANDA
adalah :
2776.
Seorang klien mengalami masalah keperawatan resiko tinggi terjadinya cidera bila
kondisi lingkungan dan adaptasi atau pertahanan seseorang beresiko menimbulkan
cedera.
2778.
§ Resiko terjadinya keracunan: adanya resiko terjadinya kecelakaan akibat terpapar, atau
tertelannya obat atau zat berbahaya dalam dosis yang dapat menyebabkan keracunan.
2779.
§ Resiko terjadinya trauma: adanya resiko yang menyebabkan cedera pada jaringan (ms.
Luka, luka bakar, atau fraktur).
2781.
§ Respon alergi lateks: respon alergi terhadap produk yang terbuat dari lateks.
2782.
§ Resiko respon alergi lateks: kondisi beresiko terhadap respon alergi terhadap produk
yang terbuat dari lateks.
2783.
§ Resiko terjadinya sindrom disuse (gejala yang tidak diinginkan): klien beresiko
terhadap kerusakan sistem tubuh akibat inaktifitas sistem musculoskeletal yang
direncanakan atau tidak dapat dihindari.
2785.
2786.
2. Perencanaan
2787.
Secara umum rencana asuhan keperawatan harus mencakup dua aspek yaitu:
2788.
Tujuan: Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh) atau cidera (jatuh)
tidak terjadi
2792.
2797.
3. Intervensi
2798.
Secara umum kriteria hasil paling penting pada kasus resiko tinggi cidera
adalah membantu klien untuk mengidentifikasi bahaya, dan mampu
melakukan tindakan menjaga keamanan. Kriteria hasil yang lebih spesifik
diantaranya, Klien mampu: mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat
meningkatkan kemungkinan cidera, mengidentifikasi tindakan preventif atas
bahaya tertentu, melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi
diri dari cidera.
2805.
2806.
2807.
2808.
2811.
2813.
A. DATA BIOGRAFI
2814.
Nama : Ny. M
2815.
Agama : Islam
2819.
Ciri-ciri Tubuh : Kulit keriput, ada bekas luka gores di lutut kiri,
kifosis
2823.
2828.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
2829.
1. Genogram
2830.
2831.
2832.
2833.
2834.
2835.
2836.
2837.
2838.
2839.
2840.
2841.
2842.
2843.
:
Garis
Hubungan :
Meninggal
2846.
2847.
2. Riwayat Keluarga
2848.
Klien adalah anak ketiga dari 3 orang bersaudara. Merupakan anak dari pasangan
petani. Ayah klien meninggal dunia saat klien duduk di kelas 4 SD. Sedangkan ibu
klien meninggal saat klien kelas 6 SD. Klien sendiri tidak tahu penyakit apa yang
pernah diderita oleh mendiang orang tuanya. Setelah orang tua klien meninggal
dunia, awalnya klien tinggal bertiga dengan saudara-saudara klien saja sebelum
akhirnya kakak pertamanya menikah. Klien akhirnya tinggal berdua dengan kakak
keduanya sampai akhirnya kakak klien juga menikah. Klien lupa kapan tepatnya
klien menikah. Klien menikah dengan seorang guru dan memiliki 4 orang anak.
Setelah suami klien meninggal dunia tahun 2003 karena stroke, klien tinggal dengan
anak bungsunya di rumah.
2849.
2850.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
2851.
Alamat Pekerjaan : -
2853.
Alat Transportasi : -
2855.
Pekerjaan Sebelumnya : -
2856.
Alat Transportasi : -
2858.
Sumber pendapatan didapat dari hasil pensiunan suami klien dan dari penghasilan
anak-anak klien terutama anak bungsu klien.
2860.
2861.
Tangga rumah : -
2866.
Penerangan : Cukup
2867.
Derajat privasi :
2873.
2876.
E. RIWAYAT REKREASI
2877.
2881.
F. SISTEM PENDUKUNG
2882.
Perawat : Ny.N
2883.
Klinik : - Jarak
2886.
Makanan yg dihantarkan : -
2888.
Lain-lain : -
2890.
2891.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
2892.
2895.
H. STATUS KESEHATAN
2896.
Setahun yang lalu klien sempat dirawat di RS karena mengalami kecelakaan lalu
lintas dengan anak klien. Klien mengalami luka lecet di pergelangan tangan dan kaki
klien.
2898.
Klien sering mengeluh sakit di punggung, dan lutut klien terasa ngilu. Keluhan itu
berlangsung sampai sekarang. Klien juga punya riwayat penyakit gastritis.
2900.
2. Quality/Quantity : ngilu-ngilu
2903.
2909.
§ Obat-obatan:
2910.
Menurut klien obat yang diminumnya adalah paracetamol dan vitamin (karena
sampel sudah tidak ada)
2911.
2912.
Obat-obatan : -
2914.
Makanan : -
2915.
Faktor Lingkungan : -
2916.
2917.
2920.
Indeks KATZ : A
2922.
Oksigenisasi : Baik, tanpa alat bantu
2923.
Status mental
2937.
Afasia : -
2939.
Demensia : Tidak
2940.
Orientasi : Normal
2941.
Bicara : Normal
2942.
Vertigo : Tidak
2946.
APGAR : 6 (Sedang)
2950.
2951.
K. TINJAUAN SISTEM
2952.
2958.
2959.
2960.
L. PENGKAJIAN PERSISTEM
2961.
3. Pola Nafas
2965.
4. Bunyi Nafas
2967.
d. Resonen lokal : -
2970.
5. Pergerakan dada : -
2971.
2974.
1. Nadi
2976.
6. Edema : Tidak
2982.
2984.
§ PERSARAFAN (B3: BRAIN)
2985.
1. GCS
2987.
Total GCS: 14
2988.
2. Refleks : Normal
2989.
3. Koordinasi gerak : Ya
2990.
4. Kejang : Tidak
2991.
5. Lain-lain : -
2992.
2993.
1. Mata (Penglihatan)
2995.
a. Bentuk : Normal
2996.
b. Visus : -
2997.
c. Pupil : Isokor
2998.
2. Hidung (Penciuman)
3003.
a. Bentuk : Normal
3004.
3. Telinga (Pendengaran)
3006.
a. Aurikel : Normal
3007.
c. Otorrhae : Tidak
3009.
d. Gangguan Pendengaran : Ya
3010.
e. Tinitus : Ya
3011.
4. Perasa : Normal
3012.
5. Peraba : Normal
3013.
3014.
Frekuensi : 2-6x/hari
3018.
Warna : Kuning Jernih
3019.
Bau : Amoniak
3020.
b. Lidah : Hiperemik
3024.
e. Abdomen : Kenyal
3027.
h. Asites : Tidak
3030.
Lavemen : Tidak
3034.
3035.
§ OTOT, TULANG, DAN INTEGUMEN (B6: BONE)
3036.
2. Integumen
3043.
Akral : Hangat
3045.
3048.
3049.
3050.
3051.
M. REPRODUKSI
3052.
Perempuan:
3053.
3056.
N. ENDOKRIN
3057.
3059.
O. PENGETAHUAN
3060.
3062.
3063.
ANALISA DATA
3064.
3065.
DO:
- klien tampak memijat kedua kakinya
- klien tampak hati-hati saat merubah
posisi dari duduk jadi berdiri
- klien kifosis
P : penumpukan Kristal asam urat
Q : ngilu, cenat-cenut
R ; di daerah lutut paling terasa sakit,
selain itu juga terasa sakit di punggung
sampai daerah pinggang
S : 6 (dari 0-10)
T : di daerah lutut paling terasa sakit,
selain itu juga terasa sakit di punggung
sampai daerah pinggang
3066.
RENCANA KEPERAWATAN
3067.
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik nyeri 1. Nyeri merupakan
tindakan keperawatan respon subjektif yan
selama 2x24 jam dapat dikaji dengan
diharapkan nyeri hilang menggunakan skala
atau terkontrol dengan nyeri.
kriteria hasil: 2. Bantu klien dalam
1. Klien tidak mengidentifikasi faktor 2. Nyeri mungkin
mengungkapkan pencetus dipengaruhi oleh
perasaan nyeri kecemasan atau
2. Gerak tidak terbatas peradangan pada sen
3. Aktivitas bisa
sedikit meningkat 3. Ajarkan relaksasi: 3. Akan melancarkan
4. Skala nyeri 0 (dari teknik terkait ketegangan peredaran darah seh
0-10) otot rangka yang dapat kebutuhan oksigen p
5. Menunjukkan mengurangi intensitas jaringan terpenuhi d
ekspresi rileks nyeri mengurangi nyeri
4. Pengetahuan terse
4. Tingkatkan membantu mengura
pengetahuan tentang nyeri dan dapat
penyebab nyeri dan membantu meningk
hubungan dengan berapa kepatuhan klien terh
lama nyeri akan rencana terapeutik
berlangsung
5. Pemakaian alkoho
kafein, dan oba-oba
diuretik akan menam
5. Anjurkan klien untuk peningkatan kadar a
tidak meminum minuman urat dalam serum.
seperti alkohol, kafein
atau mengonsumsi obat-
obatan diuretik, tapi
perbanyak minum air
putih
3069.
3070.
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 1. Mengkaji karakteristik nyeri S: “kaki saya masih terasa ngilu”
(22/3/2012)
Hasil: nyeri dirasakan dominan dilutut, O:
selain itu nyeri juga dirasakan pada - klien menunjukkan bagian
punggung sampai kedaerah pinggang kakinya yang sakit, tepatnya
dengan skala nyeri 6 (dari 0-10) dilutut.
2. Membantu klien dalam - Klien kifosis
mengidentifikasi factor pencetus - Tampak hati-hati dan pelan
(22/3/2012) saat berjalan
Hasil: nyeri karena terjadinya - Ekspresi wajah sedikit
penumpukan kristal asam urat pada sendi meringis
3. Mengajarkan relaksasi: anjurkan klien - Saat merubah posisi dari duduk
untuk menggunakan air hangat untuk jadi berdiri, tampak hati-hati
mandi (22/3/2012)
Hasil: klien memahami anjuran yang A: Masalah belum teratasi
diberikan dan akan mulai melakukan apa
yang dianjurkan P: Lanjutkan Intervensi
4. Meningkatkan pengetahuan tentang - Kaji karakteristik nyeri
penyebab nyeri dan hubungan dengan - Bantu klien dalam
berapa lama nyeri akan berlangsung mengidentifikasi faktor
(22/3/2012) pencetus
Hasil: klien masih belum sepenuhnya - Ajarkan relaksasi: teknik
memahami HE yang diberikan. Klien terkait ketegangan otot rangka
hanya tahu kalau dirinya mengalami yang dapat mengurangi
asam urat begitu saja. intensitas nyeri
5. Menganjurkan klien untuk tidak - Tingkatkan pengetahuan
meminum minuman seperti alkohol, tentang penyebab nyeri dan
kafein atau mengonsumsi obat-obatan hubungan dengan berapa lama
diuretik, tapi perbanyak minum air putih nyeri akan berlangsung
(22/3/12) Anjurkan klien untuk tidak
Hasil: Karena klien suka kopi, klien meminum minuman seperti
mengatakan kalau klien akan mencoba alcohol, kafein atau obat-obatan
mengurangi minum kopi secara bertahap diuretik, tapi perbanyak minum
setelah mendengar anjuran yang air putih
diberikan dan akan minum air putih lebih
sering dibandingkan dengan kopi.
2. 2. 2 1. Mengkaji adanya faktor-faktor resiko S: -
injuri pada klien (22/3/2012)
2. Hasil: faktor resiko yang ditemukan O:
yaitu: - Fokus penglihatan mulai
a. adanya nyeri pada ekstremitas yang berkurang
akan mengurangi fleksibelitas dalam - Lapang pandang menyempit
bergerak, klien rentan terjatuh - Aktivitas terbatas karena sakit
b. Penurunan sensori penglihatan pada ekstrimitas dan punggung,
c. Lingkungan yang kurang kondusif/ tidak gerak agak pelan dan hati-hati
adekuat - Lingkungan sudah dibersihkan
3. Melakukan modifikasi lingkungan agar dari faktor-faktor resiko
lebih aman sesuai hasil pengkajian - WC masih berpotensi
(22/3/2012) menimbulkan injuri bagi klien
4. Hasil: bersama keluarga klien karena lantainya yang agak
membersihkan lingkungan rumah klien, licin
termasuk halaman belakang yang
beresiko tinggi menyebabkan injuri atau A: Masalah teratasi sebagian
trauma dengan membuang pecahan-
pecahan kaca, duri ataupun lumut yang P: Lanjutkan Intervensi
bisa menyebabkan klien jatuh - Kaji adanya faktor-faktor
resiko injuri pada klien
5. Memonitor klien secara berkala - Lakukan modifikasi
terutama 2 hari pertama kunjungan lingkungan agar lebih aman
rumah (22/3/2012) sesuai hasil pengkajian
6. Hasil: masih terdapat faktor resiko injuri terhadap resiko injuri
di sekitar klien - Monitor klien secara berkala
7. Mengajarkan klien dan keluarga tentang terutama 2 hari pertama
upaya pencegahan cidera (22/3/2012) kunjungan rumah
Hasil: klien dan keluarga memahami apa - Ajarkan klien dan keluarga
yang diajarkan seperti mengatur
tentang upaya pencegahan
pencahayaan di rumah (karena klien
mengalami penurunan sensori), menjaga cidera
lingkungan agar tetap bersih dan tidak
menimbulkan resiko cidera dan
komplikasi cidera bagi klien
3071.
3072.
3073.
BAB III
3074.
PENUTUP
3075.
3076.
A. KESIMPULAN
3077.
3079.
B. SARAN
3080.
3082.
3083.
3084.
DAFTAR PUSTAKA
3085.
3086.
http://www.stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/19/pengkajiandan
pencegahanjatuhpadalansia/
3088.
http://www.cita09060144.student.umm.ac.id/2010/02/05/peranperawatdalam
pemenuhankebutuhankeamanandankeselamatan/
3089.
3090.
3091.
3092.
3093.
3094.
3095.
3096.
3097.
3098.
3099.
3100.
3101.
3102.
3103.
3104.
3105.
3106.
3107.
3108.
3109.
0
3111.
Tambahkan komentar
3112.
3113.
3114.
Mar
3115.
31
3116.
3117.
3119.
3120.
KEPERAWATAN
GERONTIK
3121.
3122.
3124.
3125.
3126.
3127.
3128.
3129.
3130.
3131.
3132.
3133.
3134.
3135.
3136.
3137.
DI SUSUN OLEH :
3138.
BAMBANG SURYADINOR
3139.
NITA RAHMADANI
3140.
SUMIRLAN TRISNO
3142.
3143.
AKADEMI KEPERAWATAN
3144.
2012
3147.
3148.
KATA PENGANTAR
3149.
3150.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan
bagi mahasiswa/i akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu
Pengetahuan.
3151.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah Keperawtan Gerontik dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI”.
3152.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
3154.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
3155.
3156.
3157.
3158.
Sampit, Maret 2012
3159.
3160.
3161.
3162.
Penulis
3163.
3164.
3165.
3166.
3167.
3168.
DAFTAR ISI
3169.
3170.
DAFTAR
ISI .................................................................................................................... iii
3172.
BAB I PENDAHULUAN
3173.
1.1. LATAR
BELAKANG ............................................................................ 1
3174.
1.2 TUJUAN
PENULISAN ........................................................................ 2
3175.
1.3 RUMUSAN
MASALAH....................................................................... 2
3176.
1.4 METODE
PENULISAN......................................................................... 2
3177.
1.5 SISTEMATIKA
PENULISAN................................................................ 2
3178.
BAB II PEMBAHASAN
3179.
2.1.
PENGERTIAN......................................................................
.................. 3
3180.
2.2 PROSES
MENUA.................................................................................
.. 4
3181.
2.7.
ASKEP...................................................................................
................. 12
3186.
A.
KESIMPULAN .....................................................................................
.. 13
3188.
B.
SARAN ..................................................................................................
. 13
3189.
DAFTAR PUSTAKA
3190.
LAPORAN KASUS
3191.
3192.
3193.
3194.
3195.
3196.
3197.
BAB I
3198.
PENDAHULUAN
3199.
3200.
3206.
1.2. Tujuan
3207.
3209.
3216.
3219.
3222.
BAB II
3223.
PEMBAHASAN
3224.
3225.
2.1 Pengertian
3226.
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit.
3227.
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi
pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ
tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada
masa tua. Antara lain :
3231.
§ Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan
penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi,
kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan
melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan
dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya
abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas
sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah
pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan
sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi
paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
3237.
3254.
3255.
3256.
o Kalori
3258.
o Protein
3260.
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per
hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya
berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak
berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada
lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah
berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien).
Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-
kacangan.
3261.
o Lemak
3262.
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori
yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari
40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis
(penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari
konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak
tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam
lemak jenuh.
3263.
3264.
3265.
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau
konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus.
Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar
dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen
serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya
terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap
oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian
yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
3267.
o Air
3270.
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan
tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),
membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu
fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per
hari.
3271.
3272.
1. Malnutrisi
3284.
Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi karena tidak
cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang membahyakan status
kesehatan (Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia.Jakarta:EGC).
3285.
2. Obesitas
3286.
Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan lemak yang
berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi dari 20% dari jumlah
yang di anjurkan untuk tinggi dan usia seseorang. Pola konsumsi yang
berlebihan terutama yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pencetus berbagai seperti
Hipertensi, Penyakit jantung koroner, Strok, seta Diabetes Melitus.
3287.
3. Osteoporosis
3288.
4. Anemia
3290.
5. Kekurangan vitamin
3292.
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan di tambah
dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makn
berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu
dan tidak bersemangat.
3293.
7. Sulit buang air besar Karena pergerakan usus besar semakin lambat,
makanan lambat diolah dalam tubuh. Akibatnya, buang air besar jadi
jarang.
3296.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Lansia mengalami persoalan khusus tentang nutrisi. Mereka beresiko
tinggi menderita malnutrisi dan lebih rentan terkena dampak malnutrisi. Salah
satu indikator yang sangat penting pada status nutrisi adalah berat badan.
Perawat berperan sangat penting dalam pemenuhan nutrisi lansia terutama di
Rumah Sakit. Setiap orang harus makan. Makanan merupakan bagian yang
paling pentingdalam kehidupan sebagian lansia dan saat-saat bersantap
menjadi bagian pentingyang dialami manula setiap harinya. Makanan juga
harus menjadi sumber kesehatan serta kegembiraan bagi orang-orang yang
berusia lanjut ini.
3.2 SARAN
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sudah menurun, jadi
jangan di sediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila
mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan karena akan lebih mudah
menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan dengan
kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA.
DAFTAR PUSTAKA
Tanggal Pengkajian : 25
Maret 2012
A. DATA BIOGRAFI
Nama :Tn “S”
TTL :Sampit, 20 Oktober 1945
Jenis Kelamin :laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Perkawinan :Duda
TB / BB : 162 cm, 50 Kg
Penampilan :Rapih danbersih Ciri – ciri tubuh :Kurus
Alamat : Jl. Merdeka, Kel. Ketapang RT 3 RW V
Kec.Mentawa Baru Hilir Telp/ Hp : -
Kabupaten. Kotawaringin Timur
Orang Yang Dekat :Ny “E”
Hubungan :Anak
Alamat / Telepon : Jl. Merdeka No.45
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
:
Perempuan
:
Meninggal dunia
: Tinggal
serumah
: Garis
pernikahan
: Garis
keturunan
: Klien
2.
RiwayatKeluarga
Klien seorang
duda, mempunyai anak satu. Klien hidup bersama anak laki-lakinya. Di
keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti diabetes,
hipertensi, asma, TB, atau hepatitis.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Berkebun
Alamat pekerjaan : Jl. MajuMundur
Jarak dari rumah : ± 1km
Alat transportasi : Jalan kaki
Pekerjaan sebelumnya : Swasta
Jarak darirumah : ± 3 Km
Alat transportasi : Sepeda Motor
Sumber-sumber Pendapatan & Kecukupan Terhadap Kebutuhan:
Pendapatan berasal dari hasil berkebun dan dibiayai oleh anak.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Memancing
KeanggotaanOrganisasi : Pengajian
Liburan / Perjalanan : Jalan – jalan, berkunjung ketempat Anak
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Perawat
Jarak Dari Rumah : ±1 Km
RumahSakit : Ada Jarak ±5 Km
Klinik : Ada Jarak ±4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah : Tidakada
Makanan Yang dihantarkan : Tidakada
Perawatan Sehari-hari Yang Dilakukan Keluarga : Check Up kePuskesmas
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat
tahajud.
Yang Lainnya : Tidakada
H. STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan Umum Selama SetahunYangLalu : klien pernah menderita
Anemia
Status KesehatanSelama 5 Tahun Yang Lalu : Tidak ada masalah
KeluhanUtama :
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Alergi :
Obat-Obatan :Tidakada
Makanan :Tidakada
FaktorLingkungan : Tidakada
K. TINJAUAN SISTEM
KeadaanUmum :Baik
Tingkat Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital : TD 130/90 mmhg Nadi 80 x/m
RR 16 x/m Suhu 36,5oC
TB 168 cm BB 50kg
PENGKAJIAN PERSISTEM
1) PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. Bentuk Dada : Simetris
2. SekresidanBatuk : Tidakada
Nyeriwaktubernapas : Tidakada
3. PolaNapas : RR 16 x/m, Reguler
4. BunyiNapas : Normal (tidakadaRonchi)
5. Pergerakan Dada : Intercostal
6. TractilFremitis/Fremitus Vokal :Tidakada
7. Alat Bantu Pernapasan : Tidakada
2) CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
1. Nadi : Frekuensi 80 x/m nt , Reguler
2. Bunyi Jantung : Normal
3. LetakJantung : Ictus Cordis teraba pada intercostal V, kira-
kira 1 jari medial darigaris midklavikular
4. Pembesaran Jantung : Tidakada
5. NyeriDada : Tidakada
6. Edema : Tidakada
7. Clubbing Finger : Tidak
4) PENGINDERAAN
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Pupil : Ishokor
c. Gerak Bola Mata : Normal
d. Medan Penglihatan : Normal
e. ButaWarna : Tidak
f. TekananInraOkuler : Tidak
2. Hidung (Penciuman)
Bentuk : Normal
GangguanPenciuman : Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : Normal
b. Membran Tympani : Terang
c. Otorrchea : Tidak
d. GangguanPendengaran : Tidak
e. Tinitus : Tidak
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal
4 4
· Fraktur : Tidak
· Dislokasi :Tidak
· Haemotom : Tidak
2. Integumen
Warna Kulit : Kuning langsat
Akral : Hangat
Turgor : Tidakelastis
Tulang Belakang : Normal
8) REPRODUKSI
Laki-laki :
Kelamin Bentuk : Normal
Kebersihan Alat Kelamin : Bersih
9) ENDOKRIN
1. Faktor Alergi : Tidak
Manifestasi : Tidakada
Cara Mengatasi : Tidakada
2. Kelainan Endokrin : Tidakada
10) PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan klien sering cek up
untuk kesehatannya
ANALISA DATA
DO :
- Gigi tidak lengkap
- Lidah ada sariawan
- PolaMakan : 2x/hr, Ketidak
hanyamampumenghabiskan ¼ Intake yang seimbangan
porsimakanan tidakadekuat nutrisi : nutrisi
- Konjugtiva anemis kurang dari
- BB sebelumnya= 51 kg, BB saatini 50 kebutuhan tubuh
kg
- Klien kurang makan sayur dan jarang
makan buah-buahan
- klienhidupsendiri
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan 1. Timbang berat badan 1. R/mengetahui
tindakan keperawatan setiap hari perubahan keadaan
selama 1x24 jam umum nutrisi pada klien
diharapkan
ketidakseimbangan 2. Anjurkan makan 2. R/Dilatasi gaster dapat
nutrisi : nutrisi kurang sedikit tapi sering terjadi bila pemberian
dari kebutuhan tubuh makan terlalu cepat
teratasi dengan setelah periode puasa
Kriteria hasil :
1. Nafsu makan 3. Anjurkan makan- 3. R/membantu
meningkat makanan yang lunak meningkatkan intake
2. Berat badan dan mudah dicerna. makanan
meningkat
3. Adanya
perubahan pola 4. Anjurkan keluarga 4. Membantu
makan untuk menyediakan meningkatkan nafsu
4. Konjungtiva makanan kesukaan makan
normal klien.
5. Klien tampak
tidak lemah 5. Anjurkan makan 5. R/ Mencegah
makanan yang terjadinya mual dan
disajikan dalam membantu meningkatkan
kondisi hangat nafsu makan
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 Tgl 25 Maret 2012 (09.00 wib) 26 Maret 2012 (09.00 wib)
DS : “Saya sudah menghabiskan
1. Menimbang berat badan setiap hari setengah porsi makanan”
Hasil : BB = 50 kg
DO :
2. Menganjurkan makan sedikit tapi sering K/u baik
Hasil : Nafsumakanklienmeningkat
Anjuran telah di berikan , klien akan Konjungtiva normal
melakukan anjuran. TD : 100 / 70 mmhg
N : 80 x/m
3. Menganjurkan makan makanan yang RR : 20 x/m
lunak dan mudah dicerna S : 36,6 oC
Hasil : BB 50 kg
Klien setuju untuk makan makanan yang
lunak dan mudah dicerna
A : Masalah nutrisi kurang dari
4. Menganjurkan keluarga untuk kebutuhan tubuh teratasi sebagian
menyediakan makanan kesukaan klien 1. Nafsu makan meningkat
Hasil : 2. Adanya perubahan pola
Anjuran telah diberikan, keluarga makan
mengungkapkan akan melakukan apa yang 3. Konjungtiva normal
di anjurkan. 4. Klien tampak tidak lemah
Lihat komentar
Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.