Anda di halaman 1dari 21

Kasus Tutorial

Seorang wanita ,berusia 32 tahun,di bawa ke RSCM Jakarta pusat karena kulit
wajah,kedua lengan,dan kaki kiri melepuh akibat terkena api.pasien mengatakan ,delapam
jam sebelum masuk RS,Pasien sedang melayani pembeli di warungnya .Tiba-tiba kompor
minyak tanah dari dalam warung meledak dan menyambar bensin yang juga dijual diwarung
tersebut .pada saat api mulai menyambar warung ,pasien berusaha keluar warung sambil
berlari ,namun pasien tetap tersambar api .Berdasarkan hasil wawancra ,diketahui bahwa
pasien tidak menghirup asap ,tidak sesak nafas ,tidak terbentur dikepala ,tidak pingsan ,tidak
mual ,dan tidak muntah ,pasien kemudian dibawa ke RSCM atas permintaan keluarga. Hasil
pemeriksaan fisik :

- Kesadaran compos mentis


- Frekuensi nafas 20x/menit
- Tekanan darah 100/80 mmHg
- Frekuensi nadi 112x/menit
- Suhu afebris
- Tampak bula pada sisi kiri wajah
- Bibir edema,kelopak atas mata kiri edema,dan tidak dapat dibuka

Status lokasi luka :

Kepala dan leher :4%

Trunkus anterior : 0%

Trunkus posterior : 0%

Ekstremitas atas kanan : 2%

Ekstremitas atas kiri : 3%

Ekstremitas bawah kanan : 0%

Ekstremitas bawah kiri : 2%

Genetalia : 0%

Total : 11%

Diagnosis Kerja : Luka bakar grade II 11% ec .api

Tatalaksana : adanya bula yang luas dan akumulasi transudat menyebabkan gangguaan
keseimbangan cairan sehingga perlu dilakukan insisi untuk membuang transudat tanpa
membuang epidermis yang terlepas.epidermis yang terlepas,dijadikan penutup luka
(biological dressing) seperti thickness skin graft (STSG).Setelah diletakkan tulle di atas graft
tersebut dan membungkusnya dengan kassa lembab selama 2-3 hari,kemudian diberikan
salep antibiotik sampai terjadi epitelisasi

Program medikasi : IVFG : Hes 6% 12 tts/menit,Nacl 3% 500ml / 24 jam


,Vitamin C 2x1 gr,Scoot emulsion 3x1 C, Peptamen 6x100 Ml ,Oralit 2x200 Ml Pepthidin 1
mg /kg/drip.

A .Kata Sulit

1.Insisi

2.STSG

3.Suhu efibris

4.Biological dressing

5.Epitelisasi

6.Bulla

7.Tulle

8.Akumulasi Transudat

Pembahasan :

1. Pemotongan atau pengambilan jaringan yang sudah mati


2. Pencangkokan atau pemindahan lapisan epidermis kulit yang dapat dipindahkan
secara bebas
3. Tidak ada kenaikan atau penurunan suhu tubuh

4.

5. Proses pertumbuhan sel-sel kulit yang akan menutupi luka

6. Lesi yang menonjol yang berisi cairan serosa

7. Jaringan yang dilepas

8. Cairan yang terdapat di intertitial penimbunan cairan bisa disebabkan terjadinya

Ketidakseimbangan cairan
B.Rumusan Masalah
1. Penatalaksanaan dari luka bakar
2. Klasifikasi luka bakar

C.Pertanyaan
1. Kenapa dalam kasus disebut luka bakar grade 2 ?
2. Mengapa orang dengan luka bakar berpotensi dehidrasi ?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya bulla pada luka bakar ?
4. Komplikasi dari luka bakar ?
5. Kenapa orangb luka bakar ada peningkatan nadi ?
6. Penatalaksanaan dari luka bakar STSG ?
7. Bagaimana tahap penyembuhan dari luka bakar ?
8. Mengapa pada kasus pasien diberikan scott emulsion ?
9. Mengapa pada kasus pasien mengalami edema pada bibir kelopak atas ?
10. Apa indikasi dari tindakan STSG ?
11. Bagaimana pertolongan pertama dari luka bakar ?
12. Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus ?

Pembahasan

1. Karena klasifikasi dari luka bakar grade II itu sendiri merupakan luka bakar yang
mengenai lapisan dermis terdapat edema ,bulla,permukaan luka basah seperti luka
bakar yang dialami pasien pada kasus.

2. karena pada saat mengalami luka bakar, akan terjadi peningkatan tekanan
hidrostaltik yang menyebabkan cairan di intravaskuler terdorong dan merembes
ke intratitial, lalu cairan dari intratitial terdorong ke dermis lalu ke epidermis dan
di epidermis membentuk gelembung air (bula) yang berisi cairan yang kaya akan
protein. Pada proses ini cairan yang

3. karena pada saat mengalami luka bakar, akan terjadi peningkatan tekanan
hidrostaltik yang menyebabkan cairan di intravaskuler terdorong dan merembes
ke intratitial, lalu cairan dari intratitial terdorong ke dermis lalu ke epidermis dan
di epidermis membentuk gelembung air (bula) yang berisi cairan yang kaya akan
protein. (LeMone, Burke, and Bauldoff, 2015)

4. Komplikasi
 Gagal jantung kengestif dan edema pulmonal
 Sepsis
 Adaptasi fsikologi yang tidak memadai
 Hipertrofi jaringan parut
 Kuntraktur
 Sindrom kompertemen
 ARDS
 Ileus paralitik
 Ulkus jurling
 Gagal ginjal akut
 Syok sirkulasi

5. Yang meyebabkan nadi naik sedangkan tekanan darah dan respirasinya normal
yaitu:

Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang segnifikan pada folume
darah terlihat dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan cairan dan
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi
penurunan tekanan darah. Kadaan ini merupakan awitan syok luka bakar. Sebagai
respon, sistem saraf simpatik akan melepaskan katekolamin yang meningkatkan
resistensi perifer (vasokontriksi) dan frekuensi denyut nadi. Selanjutnya
vosokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung. (Hardisman,
2014)

6. Penatalaksanaan dari luka bakar selain STSG

Pembagian skin graft berdasaran:


1. Asal
a. Autograft : berasal dari individu yang sama (berasal dari
tubuh yang sama)
b. Homograft : berasal dari individu lain yang sama
spesiesnya (berasal dari tubuh lain)
c. Heterograft : graft yang berasal dari makhluk lain yang
berbeda spesies.
2. Ketebalan
a. STSG (Split Thickness Skin Graft)
Graft ini mengandung epidermis dan sebagian dermis
b. FTSG (Full Thickness Skin Graft )
Graft ini meliputi epidermis dan seluruh ketebalan
dermis, sering disebut Wolfian graft
(Hardisman, 2014
7. Proses Penyembuhan luka yaitu:
Jawaban referensi dari Sintya: Lama penyembuhan tergantung dari jenis lukanya.
Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2-3
minggu. Luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak terjadi tanda-tanda
sembuh dengan waktu yang lebih lama dari 4-6 minggu (Djuanda Adhi, 2010).
Jawaban Referensi dari Meina:

a. Fase inflamasi (Reaksi)


Fase inflamasi merupakan reaksi tubuh terhadap luka yang dimulai setelah
beberapa menit dan berlangsung 3 hari setelah cedera . proses perbaikan
terdiri dari mengontrol pedarahan ( homeostatis ), mengirim darah dan sel
ke area yang mengalami cedera (inflamasi ), dan membentuk sel-sel epitel
pada tempat cedera (epitelisasi ). Selama proses homeostatis , pembuluh
darah yang yang cedera akan mengalami konstriksi dan trombosit
berkumpul menghentikan pendarahan, bekuan-bekuan darah membentuk
matriks fibrin yang nantinya kerangka perbaikan sel , jaringan yang rusak
dan sel mask menyekreksi histamine , yang menyebabkan vasodilatasi
kapilerdan sekitarnya dan mengeluarkan serum dan sel darah putih
kedalam jaringan yang rusak . Hal ini menimbulkan kemerahan , edema ,
hangat dan nyeri lokal .Respon inflamasi merupakan respon yang
menguntungkan dan tidak perlu mendinginkan area inflamasi atau
mengurangi bengkak kecuali jika bengkak tersebut terjadi dalam ruangan
yang tertutup ( (misalnya: pergelangan kaki dan leher )
b. Fase proliferasi
Dengan munculnya pembuluh darah baru sebagai hasil rekonstruksi , fase
poliferasi terjadi dalam waktu 3-24 hari .aktivitas utama selama fase
regenerasi ini adalah mengisi luka dengan jaringan penyambung atau
jaringan granulasi yang baru dan menutup bagian atas luka dengan
epitelisasi.fibroblast adalah sel-sel yang mensintensis kolagen yang
menutup defek luka. Fibroblast membutuhkan vitamin B dan C ,oksigen ,
dan asam amino agar dapat berfungsi dengan baik

c. Maturasi ( Remodelling)
Maturasi yang merupakan tahap akhir dari proses penyembuhan luka ,
dapat memerlukan waktu lebih dari 1 tahun , bergantung pada kedalaman
dan keluasan luka.Jaringan parut kolagen terus melakukan reorganisasi
dan akan menguat setelah beberapa bulan .Namun , luka yang telah
sembuh biasanya tidak memiliki daya elastisitas yang sama dengan
jaringan yang digantikannya .Serat kolagen mengalami remodeling atau
reorganisasi sebelum mencapai bentuk normal.Biasanya jaringan parut
mengandung lebih sedikit sel-sel pigmentasi (melanosit) dan memiliki
warna yang lebih terang daripada warna kulit normal. ( Potter& Perry
, 2005)

8. Karena scoot emulsion mengandung protein yang tinggi vitamin


A,vitamin c di mana protein berfungsi untuk mempercepat proses
penyembuhan luka dan vitamin Adan C yang berperan dalam proses
regenerasi pada jaringan dan kulit juga vitamin C dan protein dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

9. cedera luka bakar akan menyebabkan kerusakan kapiler lalu terjadi


peningkatan permeabilitas kapiler dan kemudian tubuh akan kehilangan
protein dan cairan di intravasuler akan keluar ke intertitial kemudian
terjadi penurunan tekanan osmotik koloid dan terjadilah edema umum.
(LeMone, Burke, and Bauldoff, 2015)

10. Indikasi tindakan STSG


 Dilakukan kepada pasien luka bakar
 Mempercepat proses penyembuhan luka

11. Pertolongan pertama pada pasien luka bakar, yaitu


Prioritas pertama dalam perawatan di tem kejadian bagi seorang korban luka
bakar adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan korban tidak turut
mengalami luka bakar. Berikui ini merupakan prosedur emerjensi tambahan:
a. Mematikan api. Kalau pakaian turut terbakar, api dapat dimatikan jka
korban menjatuhkan dan menggulingkan tubuhnya di lantai atau tanah.
b. Mendiginkan luka bakar. Sesudah api di padmkan daerah yang terbakar dan
pakaian yang menempel pada daerah tersebut dibasahi dengan air yang
sejuk untuk mendinginkannya dan menghambat proses penyembuhan luka
bakar
c. Melepaskan benda penghalang. Meskipun pkaian yang menempel pada luka
bakar dapat dibiarkan di tempatnya, pakaian lain dan semua barang
perhiasannya harus segera dilepas untuk melakukan penilaian serta
mencegah terjadinya kontraksi sekunder akibat edema yang timbul dengan
cepat
d. Menutup luka bakar. Luka bakar harus ditutup secepat mungkin untuk
memperkecil kemungkinan kontaminasi bakteridan mengurangi rasa nyeri
dengan mencegah aliran udara agrar tidak mengenai permukaan kulit yang
terbakakar. Kasa yang steril merupakan pilihan terbaik kendati setiap kain
yang bersih dan kering dapat digunakan sebagai balutan luka darurat
(Majid,A. 2013)

Tindakanpertama yang dilakukanpadapasienlukabakar


b. Jauhkanpenderitadarisumberlukabakar
c. Padamkanpekaian yang terbakar
d. Hilangkanzatkimiapenyebabluka
e. Siramdengan air sebanyak-banyaknyabilakarenazatkimia
f. Kaji ABC (airway, breathing, circulation): perhatikanjlannafas
,pastikanpernafasanadekuat, kajisirkulasi.
g. Kajiadanya trauma yan lain.
h. Pertahankansuhutubuh
i. Segerakirimkerumahsakit (Majid,A. 2013)

12. Diagnosa yang muncul dari kasus


 Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar
 Nyeri akut b.d luka bakar
 Kekurangan volume cairan b.d Kehilangan cairan
 Risiko infeksi b.d kerusakan jaringan
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d edema
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia
 Risiko Infeksi b.d luka terbuka

C. Tujuan Pembelajaran

1. Definisi
2. Etiologi
3. Komplikasi
4. Klasifikasi
5. Manifestasi
6. Patofisiologi (Pathway)
7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Diagnosa dan Intervensi

Pembahasan:
1. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api,air panas,listrik,bahan kimia dan
radiasi.
2. Etiologi :

a. Luka Bakar Termal (Thermal Burns)


Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas (scald) , jilatan api
ke tubuh (flash), kobaran apai di tubuh (flame) dan akibat terpapar atau
kontak dengan objek-objek panas lainnya (misalnya plastik logam panas,
dll.)

b. Luka Bakar Kimia (Chemical Burns)


Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang
biasa digunakan dalam bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih
yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.

c. Luka Bakar Listrik (Electrical Burns)


Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api dan
ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki
resistensi paling rendah; dalam hal ini cairan. Kerusakan terutama pada
pembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan
gangguan sirkulasi ke distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari lokasi
kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun ground
d. Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure)
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif.
Tipe injuri ini sering disebabkan oleh penggunaan radioaktif untuk
keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar
sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar
radiasi.

3. Komplikasi :
 Gagal jantung kengestif dan edema pulmonal
 Sepsis
 Adaptasi fsikologi yang tidak memadai
 Hipertrofi jaringan parut
 Kuntraktur
 Sindrom kompertemen
 ARDS
 Ileus paralitik
 Ulkus jurling
 Gagal ginjal akut
 Syok sirkulasi

4. Klasifikasi :
a.berdasarkan kedalaman luka bakar
 Luka bakar derajat I
 Luka bakar derajat II
 Luka bakar derajat III
 Luka bakar derajat I hanya mengenai epidermis
tampak merah pada luka tidak terdapat odema
 Luka bakar derajat II mengenai epidermis sampai ke
dermis terdapat odema dan bulla
 Luka bakar derajat III mengenai epidermis,dermis
sampai ke hipodermis,tulang keadaan luka odema
warna gosong.

b. berdasarkan keseriusan luka


 Luka bakar minor
 Luka bakar moderat
 Luka bakar mayor

c. berdasarkan penyebab
 Luka bakar karena api
 Luka bakar karena air panas
 Luka bakar karena bahan kimia
 Luka bakar karena listrik
 Luka bakar karena radiasi
Rule Of Nine

Keterangan:
- Kepala dan Leher
: 9%
- Dada Depan : 9%
- Dada Belakang : 9%
- Abdomen Depan : 9%
- Abdomen Belakang : 9%
- Lengan Kanan Depan : 4,5%
- Lengan Kiri Depan : 4,5%
- Lengan Kanan Belakang : 4,5%
- Lengan Kiri Belakang : 4,5%
- Paha Kanan Depan : 9%
- Paha Kiri Depan : 9%
- Paha Kanan Belakang : 9%
- Paha Kiri Belakang : 9%
- Alat Kelamin : 1%

a. DiagramLund and Bower


Usia (tahun)
Lokasi
0–1 1–4 5–9 10 – 15 Dewasa
Kepala 19 17 13 10 7
Leher 2 2 2 2 2
Dada & Perut 13 13 13 13 13
Punggung 13 13 13 13 13
Pantat Kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Pantat Kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Kelamin 1 1 1 1 1
Lengan Atas Kanan 4 4 4 4 4
Lengan Atas Kiri 4 4 4 4 4
Lengan Bawah Kanan 3 3 3 3 3
Lengan Bawah Kiri 3 3 3 3 3
Tangan Kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tangan Kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha Kanan 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Paha Kiri 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Tungkai Bawah Kanan 5 5 5,5 6 7
Tungkai Bawah Kiri 5 5 5,5 6 7
Kaki Kanan 3,5 5,5 3,5 3,5 3,5
Kaki Kiri 3,5 5,5 3,5 3,5 3,5

5. Manifestasi kilinis luka bakar dilihat dari derajat luka bakar


a. Luka bakar derajat I
 Kesemutan
 Hiperestesia
 Nyeri reda jika didinginkan
 Luka memerah dan putih jika ditekan
b. Luka bakar derajat II
 Nyeri
 Sensitif terhadap udara dingin
 Terdapat bulla
 Edema
c. Luka bakar derajat III
 Syok
 Hematuri
 Kulit retak
 Lapisan lemak tampak
 Luka bakar seperti warna kulit/gosong

6 Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada
tubuh.panas dapat dipindahkan dari hantaran atau radiasi elektromagnetik distruksi
jaringan terjadi akibat koagulasi.denaturasi protein atau ionisasi isi sel,kulit dan
mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi distruksi jaringan Jaringan. jaringan yang
dalam termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar
elektrik.kedalaman luka bakar bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar
dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Saraf dan pembuluh darah merupakan
struktur yang kurang tahan terhadap konduksi panas Kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah; dalam hal ini
bukan hanya cairan tetapi juga plasma (protein) dan elektrolit. Pada luka bakar
ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir menyeluruh, penimbunan
jaringan masif di intersisiel menyebabkan kondisi hipovolemik. Volume cairan
intravaskuler mengalami defisit, timbul ketidakmampuan menyelenggarakan proses
transportasi oksigen ke jaringan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan syok.
Pathway
7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi


sehubungan dengan perpindahan/ kehilangan cairan.

b.    Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM dan
penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.

c. Alkalin fosfat : peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan interstitial/


gangguan pompa natrium.

d. Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan.


dalam dan kehilangan protein

e. Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasI

f.Scan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi

g.EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar listrik.

h.BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

i.Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.

j.Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.

k.Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan.

l.  Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar


selanjutnya.
8. Penatalaksanaan

1)   Resusitasi A, B, C.
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek
Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.

a) Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera


pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah:
riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum
yang hitam.

b)   Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk bernapas,
segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang dapat
menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae

c)   Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema.


pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang
luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, ada 2 cara yang lazim dapat diberikan yaitu
dengan Formula Baxter dan Evans

2)      Resusitasi Cairan
Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka
bakar yaitu :
a)      cara Evans
Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :
 Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc Nacl
 Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc larutan koloid
 3.2000cc glukosa 5%
Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16
jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairn hari pertama. Pada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan hari kedua. Sebagai monitoring
pemberian lakukan penghitungan diuresis.
b)      cara Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan cairan pada
hari pertama dihitung dengan rumus :
Baxter = % luka bakar X BB (kg) X 4cc
Separuh dari jumlah cairan yang diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16
jam. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan ringer laktat karena terjadi
hiponatremi. Untuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah pemberian hari pertama.
c)      Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
d)     Monitor urine dan CVP.
e)      Topikal dan tutup luka
 Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
 Tulle
 Silver sulfa diazin tebal.
 Tutup kassa tebal.
 Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
f)       Obat – obatan
 Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
 Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai kultur.
 Analgetik : kuat (morfin, petidine)
 Antasida : kalau perlu

2.      Penatalaksanaan Pembedahan
Eskaratomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar pada ekstremitas atau
tubuh. Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat pengerutan dan penjepitan dari
eskar. Tanda dini penjepitan berupa nyeri, kemudian kehilangan daya rasa menjadi kebal
pada ujung-ujung distal. Tindakan yang dilakukan yaitu membuat irisan memanjang yang
membuka eskar sampai penjepitan bebas.
Debirdemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati dengan jalan eksisi
tangensial. (Arif, 2000)

Penatalaksanaan non farmakologi luka bakar:

1. Pemberian aloe vera mempunyai vaskularitas lebih baik dan jaringan granulasi
terlihat lebih sehat, yang secara langsung merangsang epitelisasi untuk mempercepat
penyembuhan luka. Pada penelitian lainnya Davis et al43 mendapatkan hasil yang
menunjukkan terjadinya pengurangan diameter luka yang lebih cepat pada pemberian
aloe vera dan menyimpulkan bahwa aloe vera membantu sirkulasi dan mempercepat
penyembuhan luka.
2. Madu yang dipakai pada penelitian ini ialah madu murni komersial mengandung
fruktosa 38,3%, glukosa 31,1%, maltosa 7,2%, sukrosa 1,7%, protein, asam amino,
vitamin dan mineral 0,6%, serta energi sebesar 55 kcal. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa pemberian madu secara topikal mempercepat proses re-
epitelisasi dan pembentukan jaringan granulasi.

3. Lendir bekicot mengandung glycosaminoglycan yang dapat menyembuhkan luka


bakar. Cara pembuatan dengan metode gel lendir bekecot berbasis carbomer:
Metilparaben dilarutkan ke dalam propilenglikol, kemudian carbomer 934
ditambahkan pada campuran sambil terus diaduk dengan cepat hingga terbentuk
sediaan yang liat (gel), lalu disimpan pada temperatur kamar selama 24 jam. Setelah
itu ditambahkan lendir bekicot dan pH diatur sampai 7 dengan penambahan NaOH
1%. Aquades ditambahkan sampai volume 100 ml, kemudian dimasukkan dalam tube.
Fungsi propilen glikol adalah sebagai humektan (penahan lembab).
9.Diagnosa dan intervensi

1.      Dx 1 : Risiko infeksi b.d luka terbuka


Intervensi:

a.       Observasi keadaan luka pasien


b.      Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
c.       Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang kontak dengan pasien
d.      Kolaborasi pemberian antibiotic

Rasional:        
a. Mengetahui keadaan luka pasien
b.     Mencegah terpajan organism infeksius
c.     Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
d.      Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi

2.      Dx 2 : Nyeri Akut b.d proses peradangan


Intervensi :

a.       Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)


b.      Ajarkan pasien tehnik distraksi,relaksasi
c.       Beri posisi yang nyaman
d.      Kolaborasi pemberian analgetik

Rasional :
a.       Mengetahui derajat nyeri pasien
b.      Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
c.       Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
d.      Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien
3. Dx 3: Kerusakan Integritas kulit b.d luka bakar

a. Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.


b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka
c. Pantau peningkatan suhu tubuh.
d. Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering.
e. Setelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan.
f. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Rasional :
a. mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan
tindakan yang tepat.
b. mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi.
c. suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses
peradangan
d. tehnik aseptik membantu mempercepat penyembuhan luka dan mencegah
terjadinya infeksi.
e. balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi parah/ tidak
nya luka, agar tidak terjadi infeksi.
f. antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah
yang berisiko terjadi infeksi.

4.Dx. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d edema

a.  Pertahankan kepatenan jalan napas.


b.   Berikan O2 lembab.
c.   Dorong klien agar mau membalikkan tubuh, batuk dan napas dalam
Rasional:
a. Krusial untuk fungsi respirasi.
b.   Ekspektorasi.
c.   Meningkatkan pembuangan sekresi.
5.Dx.kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan

a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat


b. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
c. Monitor vital sign
d. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
e. Kolaborasikan pemberian cairan IV
f. Monitor status nutrisi
g. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk

Rasional :

a.Untuk mempertahankan cairan pasien

b.Untuk mengetahui kelembaban membran mukosa

c.Mengetahui apakan ada penurunan dan kenaikan,TD,RR,Suhu dan Nadi

d.Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi pasien

e.agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian cairan

f.memantau nutrisi pasien

g.Untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan cairan pasien

D. Kesimpulan
Dapat disimpulkan Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api,air panas,listrik,bahan kimia dan
radiasi . luka bakar bisa menimbulkan komplikasi seperti syok,sepsis dan gagal ginjal
akut . derajat luka bakar dapat dibagi menjadi 3 yaitu luka bakar derajat I dimna luka
hanya mengenai dermis,luka bakar derajat II sudah mengenai sampai ke lapisan
epidermis kulit dan luka bakar derajat III luka sudah mengenai sampai lapisan
hipodermis ,dari derajat luka bakar memiliki manifestasi klinis yang berbeda dan
penanganan yang berbeda dari kasus ini tergolong kuka bakar derajat II.adapun diagnosa
yang muncul seperti nyeri akut,kerusakan integtitas kulit,risiko infeksi ,nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh ,kekurangan volume cairan,ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Daftar Pustaka
Corwin , Elisabeth.J.(2001).Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC

Hardisman.(2014).Gawat Darurat Medis Praktis.Yogyakarta : Gosyen Publishing

Jose ,L. Anggowarsito.(2014)”Penatalaksanaan luka bakar “.Volume 8.diakses 8

Februari 2017.

Kalangi, Sonny J R. (2013). “Khasiat Aloe Vera dan Madu Topikal Pada Re-Epitelisasi dan
Pembentukan Jaringan Granulasi Luka Eksisi Kulit Telinga Kelinci”, Jurnal
Biomedik (JBM), Vol.5, No.3.

Lemone Priscilla,M.Burke Karen,dan Bauldoff,G.(2016).Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah .Jakarta :EGC

Lucia ,AP dan Elsye ,MR.(2016).”Respon Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Pasien

Luka Bakar yang Berikan Kombinasi Alternatif Moisture Balance Dressing di

RSUD.Sardjito.Yogyakarta.Vol 8 No 1.Diakses 7 Februari 2017

Meishita F,Deddy S dan Gusti R.(2014).”Pengaruh Papain Getah Pepaya Terhadap

Pembentukan Jaringan Granulasi Pada Penyembuhan Luka Bakar Tikus

Percobaan”.Jurnal Kesehatan Andalas.Vol .3 No 1 Diakses 8 Februari 2017

Majid Abdul dan Prayogi AS.(2013).Buku Pintar Perwatan Pasien Luka Bakar.

Yogyakarta : Gosyen Publishing

Nurarif,AH dan Kusuma, H.(2016). Buku Asuhan Keperawatan Praktis.Yogyakarta:

Mediaction

Oswari W.(2000).Bedah dan Perawatannya.Jakarta: Gaya Baru


Tutik Rahayuningsih.(2012) “ Penatalaksanaan Luka Bakar Volume 8 No 2.Diakses

8 Februari 2017

Vidianka Rembulan.(2015).”Potency Of Honey In Treatment Of Burn Wounds”Jurnal

Majority,Vol 4 No 1.Diakses 9 Februari 2017

Sudjono, Tanti Azizah, Mimin Honniasih dan Yunita Ratna Pratimasari. (2012). “Pengaruh
Konsentrasi Gelling Agent Carbomer 934 dan HPMC pada Formulasi Gel Lendir Bekecot
(Achatina fulica) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Pada Punggung Kelinci”.
Pharmacon, Vol. 13, No. 1.

Wijaya AS dan Putri YM .(2013).Keperawatan Medikal Bedah 2 Yogyakarta : Nuha

Medika

Anda mungkin juga menyukai