Seorang wanita ,berusia 32 tahun,di bawa ke RSCM Jakarta pusat karena kulit
wajah,kedua lengan,dan kaki kiri melepuh akibat terkena api.pasien mengatakan ,delapam
jam sebelum masuk RS,Pasien sedang melayani pembeli di warungnya .Tiba-tiba kompor
minyak tanah dari dalam warung meledak dan menyambar bensin yang juga dijual diwarung
tersebut .pada saat api mulai menyambar warung ,pasien berusaha keluar warung sambil
berlari ,namun pasien tetap tersambar api .Berdasarkan hasil wawancra ,diketahui bahwa
pasien tidak menghirup asap ,tidak sesak nafas ,tidak terbentur dikepala ,tidak pingsan ,tidak
mual ,dan tidak muntah ,pasien kemudian dibawa ke RSCM atas permintaan keluarga. Hasil
pemeriksaan fisik :
Trunkus anterior : 0%
Trunkus posterior : 0%
Genetalia : 0%
Total : 11%
Tatalaksana : adanya bula yang luas dan akumulasi transudat menyebabkan gangguaan
keseimbangan cairan sehingga perlu dilakukan insisi untuk membuang transudat tanpa
membuang epidermis yang terlepas.epidermis yang terlepas,dijadikan penutup luka
(biological dressing) seperti thickness skin graft (STSG).Setelah diletakkan tulle di atas graft
tersebut dan membungkusnya dengan kassa lembab selama 2-3 hari,kemudian diberikan
salep antibiotik sampai terjadi epitelisasi
A .Kata Sulit
1.Insisi
2.STSG
3.Suhu efibris
4.Biological dressing
5.Epitelisasi
6.Bulla
7.Tulle
8.Akumulasi Transudat
Pembahasan :
4.
Ketidakseimbangan cairan
B.Rumusan Masalah
1. Penatalaksanaan dari luka bakar
2. Klasifikasi luka bakar
C.Pertanyaan
1. Kenapa dalam kasus disebut luka bakar grade 2 ?
2. Mengapa orang dengan luka bakar berpotensi dehidrasi ?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya bulla pada luka bakar ?
4. Komplikasi dari luka bakar ?
5. Kenapa orangb luka bakar ada peningkatan nadi ?
6. Penatalaksanaan dari luka bakar STSG ?
7. Bagaimana tahap penyembuhan dari luka bakar ?
8. Mengapa pada kasus pasien diberikan scott emulsion ?
9. Mengapa pada kasus pasien mengalami edema pada bibir kelopak atas ?
10. Apa indikasi dari tindakan STSG ?
11. Bagaimana pertolongan pertama dari luka bakar ?
12. Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus ?
Pembahasan
1. Karena klasifikasi dari luka bakar grade II itu sendiri merupakan luka bakar yang
mengenai lapisan dermis terdapat edema ,bulla,permukaan luka basah seperti luka
bakar yang dialami pasien pada kasus.
2. karena pada saat mengalami luka bakar, akan terjadi peningkatan tekanan
hidrostaltik yang menyebabkan cairan di intravaskuler terdorong dan merembes
ke intratitial, lalu cairan dari intratitial terdorong ke dermis lalu ke epidermis dan
di epidermis membentuk gelembung air (bula) yang berisi cairan yang kaya akan
protein. Pada proses ini cairan yang
3. karena pada saat mengalami luka bakar, akan terjadi peningkatan tekanan
hidrostaltik yang menyebabkan cairan di intravaskuler terdorong dan merembes
ke intratitial, lalu cairan dari intratitial terdorong ke dermis lalu ke epidermis dan
di epidermis membentuk gelembung air (bula) yang berisi cairan yang kaya akan
protein. (LeMone, Burke, and Bauldoff, 2015)
4. Komplikasi
Gagal jantung kengestif dan edema pulmonal
Sepsis
Adaptasi fsikologi yang tidak memadai
Hipertrofi jaringan parut
Kuntraktur
Sindrom kompertemen
ARDS
Ileus paralitik
Ulkus jurling
Gagal ginjal akut
Syok sirkulasi
5. Yang meyebabkan nadi naik sedangkan tekanan darah dan respirasinya normal
yaitu:
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang segnifikan pada folume
darah terlihat dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan cairan dan
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi
penurunan tekanan darah. Kadaan ini merupakan awitan syok luka bakar. Sebagai
respon, sistem saraf simpatik akan melepaskan katekolamin yang meningkatkan
resistensi perifer (vasokontriksi) dan frekuensi denyut nadi. Selanjutnya
vosokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung. (Hardisman,
2014)
c. Maturasi ( Remodelling)
Maturasi yang merupakan tahap akhir dari proses penyembuhan luka ,
dapat memerlukan waktu lebih dari 1 tahun , bergantung pada kedalaman
dan keluasan luka.Jaringan parut kolagen terus melakukan reorganisasi
dan akan menguat setelah beberapa bulan .Namun , luka yang telah
sembuh biasanya tidak memiliki daya elastisitas yang sama dengan
jaringan yang digantikannya .Serat kolagen mengalami remodeling atau
reorganisasi sebelum mencapai bentuk normal.Biasanya jaringan parut
mengandung lebih sedikit sel-sel pigmentasi (melanosit) dan memiliki
warna yang lebih terang daripada warna kulit normal. ( Potter& Perry
, 2005)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Definisi
2. Etiologi
3. Komplikasi
4. Klasifikasi
5. Manifestasi
6. Patofisiologi (Pathway)
7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Diagnosa dan Intervensi
Pembahasan:
1. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api,air panas,listrik,bahan kimia dan
radiasi.
2. Etiologi :
3. Komplikasi :
Gagal jantung kengestif dan edema pulmonal
Sepsis
Adaptasi fsikologi yang tidak memadai
Hipertrofi jaringan parut
Kuntraktur
Sindrom kompertemen
ARDS
Ileus paralitik
Ulkus jurling
Gagal ginjal akut
Syok sirkulasi
4. Klasifikasi :
a.berdasarkan kedalaman luka bakar
Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat II
Luka bakar derajat III
Luka bakar derajat I hanya mengenai epidermis
tampak merah pada luka tidak terdapat odema
Luka bakar derajat II mengenai epidermis sampai ke
dermis terdapat odema dan bulla
Luka bakar derajat III mengenai epidermis,dermis
sampai ke hipodermis,tulang keadaan luka odema
warna gosong.
c. berdasarkan penyebab
Luka bakar karena api
Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena bahan kimia
Luka bakar karena listrik
Luka bakar karena radiasi
Rule Of Nine
Keterangan:
- Kepala dan Leher
: 9%
- Dada Depan : 9%
- Dada Belakang : 9%
- Abdomen Depan : 9%
- Abdomen Belakang : 9%
- Lengan Kanan Depan : 4,5%
- Lengan Kiri Depan : 4,5%
- Lengan Kanan Belakang : 4,5%
- Lengan Kiri Belakang : 4,5%
- Paha Kanan Depan : 9%
- Paha Kiri Depan : 9%
- Paha Kanan Belakang : 9%
- Paha Kiri Belakang : 9%
- Alat Kelamin : 1%
6 Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada
tubuh.panas dapat dipindahkan dari hantaran atau radiasi elektromagnetik distruksi
jaringan terjadi akibat koagulasi.denaturasi protein atau ionisasi isi sel,kulit dan
mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi distruksi jaringan Jaringan. jaringan yang
dalam termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar
elektrik.kedalaman luka bakar bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar
dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Saraf dan pembuluh darah merupakan
struktur yang kurang tahan terhadap konduksi panas Kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen pembuluh darah; dalam hal ini
bukan hanya cairan tetapi juga plasma (protein) dan elektrolit. Pada luka bakar
ekstensif dengan perubahan permeabilitas yang hampir menyeluruh, penimbunan
jaringan masif di intersisiel menyebabkan kondisi hipovolemik. Volume cairan
intravaskuler mengalami defisit, timbul ketidakmampuan menyelenggarakan proses
transportasi oksigen ke jaringan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan syok.
Pathway
7. Pemeriksaan Diagnostik
b. Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM dan
penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.
g.EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar listrik.
k.Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan.
1) Resusitasi A, B, C.
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek
Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
b) Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk bernapas,
segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang dapat
menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae
2) Resusitasi Cairan
Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka
bakar yaitu :
a) cara Evans
Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :
Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc Nacl
Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc larutan koloid
3.2000cc glukosa 5%
Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16
jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairn hari pertama. Pada hari
ketiga diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan hari kedua. Sebagai monitoring
pemberian lakukan penghitungan diuresis.
b) cara Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan cairan pada
hari pertama dihitung dengan rumus :
Baxter = % luka bakar X BB (kg) X 4cc
Separuh dari jumlah cairan yang diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16
jam. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan ringer laktat karena terjadi
hiponatremi. Untuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah pemberian hari pertama.
c) Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
d) Monitor urine dan CVP.
e) Topikal dan tutup luka
Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
Tulle
Silver sulfa diazin tebal.
Tutup kassa tebal.
Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
f) Obat – obatan
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai kultur.
Analgetik : kuat (morfin, petidine)
Antasida : kalau perlu
2. Penatalaksanaan Pembedahan
Eskaratomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar pada ekstremitas atau
tubuh. Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat pengerutan dan penjepitan dari
eskar. Tanda dini penjepitan berupa nyeri, kemudian kehilangan daya rasa menjadi kebal
pada ujung-ujung distal. Tindakan yang dilakukan yaitu membuat irisan memanjang yang
membuka eskar sampai penjepitan bebas.
Debirdemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati dengan jalan eksisi
tangensial. (Arif, 2000)
1. Pemberian aloe vera mempunyai vaskularitas lebih baik dan jaringan granulasi
terlihat lebih sehat, yang secara langsung merangsang epitelisasi untuk mempercepat
penyembuhan luka. Pada penelitian lainnya Davis et al43 mendapatkan hasil yang
menunjukkan terjadinya pengurangan diameter luka yang lebih cepat pada pemberian
aloe vera dan menyimpulkan bahwa aloe vera membantu sirkulasi dan mempercepat
penyembuhan luka.
2. Madu yang dipakai pada penelitian ini ialah madu murni komersial mengandung
fruktosa 38,3%, glukosa 31,1%, maltosa 7,2%, sukrosa 1,7%, protein, asam amino,
vitamin dan mineral 0,6%, serta energi sebesar 55 kcal. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa pemberian madu secara topikal mempercepat proses re-
epitelisasi dan pembentukan jaringan granulasi.
Rasional:
a. Mengetahui keadaan luka pasien
b. Mencegah terpajan organism infeksius
c. Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
d. Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi
Rasional :
a. Mengetahui derajat nyeri pasien
b. Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
c. Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
d. Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien
3. Dx 3: Kerusakan Integritas kulit b.d luka bakar
Rasional :
D. Kesimpulan
Dapat disimpulkan Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api,air panas,listrik,bahan kimia dan
radiasi . luka bakar bisa menimbulkan komplikasi seperti syok,sepsis dan gagal ginjal
akut . derajat luka bakar dapat dibagi menjadi 3 yaitu luka bakar derajat I dimna luka
hanya mengenai dermis,luka bakar derajat II sudah mengenai sampai ke lapisan
epidermis kulit dan luka bakar derajat III luka sudah mengenai sampai lapisan
hipodermis ,dari derajat luka bakar memiliki manifestasi klinis yang berbeda dan
penanganan yang berbeda dari kasus ini tergolong kuka bakar derajat II.adapun diagnosa
yang muncul seperti nyeri akut,kerusakan integtitas kulit,risiko infeksi ,nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh ,kekurangan volume cairan,ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Daftar Pustaka
Corwin , Elisabeth.J.(2001).Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC
Februari 2017.
Kalangi, Sonny J R. (2013). “Khasiat Aloe Vera dan Madu Topikal Pada Re-Epitelisasi dan
Pembentukan Jaringan Granulasi Luka Eksisi Kulit Telinga Kelinci”, Jurnal
Biomedik (JBM), Vol.5, No.3.
Lucia ,AP dan Elsye ,MR.(2016).”Respon Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Pasien
Majid Abdul dan Prayogi AS.(2013).Buku Pintar Perwatan Pasien Luka Bakar.
Mediaction
8 Februari 2017
Sudjono, Tanti Azizah, Mimin Honniasih dan Yunita Ratna Pratimasari. (2012). “Pengaruh
Konsentrasi Gelling Agent Carbomer 934 dan HPMC pada Formulasi Gel Lendir Bekecot
(Achatina fulica) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Pada Punggung Kelinci”.
Pharmacon, Vol. 13, No. 1.
Medika