Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

A DENGAN FRAKTUR
KOMPRESI DI RS WDH

Oleh :
Sonia Nila Maylani
181030100146
PENGERTIAN

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau


tulang rawan umumnya dikarenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008)

Fraktur kompresi (wedge fractures) merupakan kompresi pada bagian


depan corpus vertebralis yang tertekan dan membentuk patahan irisan.
Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari ketinggian dengan
posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di kepala, osteoporosis dan
adanya metastase kanker dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat
bagian vertebra tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudah mengalami
fraktur kompresi (Young, 2000).
ANATOMI FISIOLOGI
A. Susunan Tulang Belakang
Vertebra adalah seluruh struktur lentur yang dibentuk oleh
sejumlah tulang rawan. Di antara tiap dua ruas tulang pada
vertebra terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian
vertebrata pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67
centi meter. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24
diantaranya adalah tulang terpisah dan 9 ruas sisanya
bergabung membentuk dua tulang. Vertebra tersebut terdiri
dari 7 vertebra cervicalis, 12 thoracalis, 5 vertebra lumbalis,
5 verebra sacralis dan 4 vertebra cocygeus. Vertebra yang
paling besar diantara yang lainnya adalah vertebra lumbalis
dan terbentuk seperti 10 ginjal processus spinosusnya lebar
dan terbentuk seperti kapak kecil processus transversusnya
panjang.
ANATOMI FISIOLOGI
B. Susunan Otot
Sedangkan otot – otot yang berfungsi sebagai stabilitas aktif dan
berfungsi sebagai fleksor antara lain :
1. M.rectus abdominalis
2. M.obliques internus abdominalis
3. M.obliques eksternus abdominal
4. M.ilio psoas
5. M.quadratus lumborum
Adapun yang berfungsi sebagai ekstensor yaitu:
6. M.interspinalis
7. M.transversus spinalis
8. M.sacrospinalis
Sebagai lateral fleksor yaitu:
9. M.psoas mayor
10. M.quadratus lumborum (Kapanjdi, 1990).
ANATOMI FISIOLOGI
C. Sistem Persyarafan
15 Saraf lumbal I dan II membentuk nervus genitofemoralis
yang mengurus persarafan kulit daerah genitalia dan paha bagian
atas bagian medial, komponen motoris mensarafi M.kremaster.
Saraf lumbal II, III, dan IV membentuk nervus obturatorius yang
mensarafi M.obturator dan M.abduktor paha, dan bagian
sensoris mensarafi persendian paha. Bagian dorsal membentuk
nervus femoralis M.quadrisep femoris. Saraf lumbal II dan III
bagian dorsal membentuk N. kutaneus femoralis lateralis
mengurusi kulit paha bagian lateral. Saraf lumbal IV dan sampai
sacral III bagian ventral membentuk nervus tibialis. Saraf
lumbal IV sampai sacral II bagian dorsal bersatu menjadi nervus
peroneus (fibularis komunis).
kecelakaan lalu lintas,
Trauma langsung jatuh dari ketinggian
(direct) dan benturan benda
keras

Etiologi
adanya beban yang
Trauma tidak berlebihan pada
langsung (indirect) jaringan tulang atau
otot.
PATOFISIOLOGI

Choose three notable people of Asian Pacific American heritage using Bing.com and discuss their
lives and accomplishments. Here are some examples:
MANIFESTASI KLINIS
 Fraktur kompresi bersifat insidental, menunjukkan gejala
nyeri tulang belakang ringan sampai berat. Dapat mengakibatkan
perubahan postur tubuh karena terjadinya kiposis dan skoliosis.
Pasien juga menunjukkan gejala – gejala pada abdomen seperti rasa
perut tertekan, rasa cepat kenyang, anoreksia dan penurunan
berat badan.
 Apabila kerusakan tulang belakang setinggi vertebra L1-L2
mengakibatkan sindrom konus medullaris. konus medullaris
ditemukan antara L-1 dan L-2. Saraf yang melewati konus
medullaris mengontrol kaki, alat kelamin, kandung kemih, dan
usus. Gejala umum termasuk rasa sakit di punggung bawah,
anestesi di paha bagian dalam, pangkal paha; kesulitan berjalan,
kelemahan di kaki, kurangnya kontrol kandung kemih;
inkontinensia alvi, dan impotensi
OBAT - OBATAN
1. Analgesik narkotika (opioid), opioid berfungsi sebagai pereda nyeri yang akan
menberikan efek euphoria karena obat ini menyebabkan ikatan dengan reseptor
opiate dan mengaktifkan penekanan nyeri endogen yang terdapat di susunan saraf
pusat. Digunakan untuk pasien dengan tingkat nyeri sedang hingga berat. Obat-
obat yang termasuk opioid aldalah morfin, metadon, meperidine (petidin), fentanyl,
buprenorfin, dezosin, butorfanol, nalbufin, nalorfin dan pentasozin. Jenis obat
tersebut memiliki rata-rata waktu paruh selama 4 jam (Ghassani, 2016).
2. Analgesik non narkotika (non opioid), sering disebut Nonsteroid Anti-
Inflammatory Drugs (NSAIDs) obat jenis ini tidak hanya memiliki efek anti nyeri
namun dapat memberikan efek antiinflamasi dan antipiretik. Terapi ini digunakan
untuk pasien nyeri ringan hingga sedang. Obat yang termasuk dalam jenis ini
adalah aspirin, asaminofen, ibuprofen, ketorolac, dan parasetamol (Ghassani,
2016).
3. Antibiotik
untuk mencegah infeksi pada luka atau bekas sayatan operasi. Antibiotik juga
biasanya diberikan untuk mencegah atau mengobati osteomyelitis akibat pada tulang.
contohnya cefazolin dan clindamicin.
DIET
Hewani
• Produk susu (keju, yogurt)
• Susu
• Daging sapi
• Ayam
• Udang
• Jenis ikan (salmon, tuna)

Nabati
• Jenis kacang – kacangan
• Tempe
• Tahu
• Sayur – sayuran ( brokoli, wortel, asparagus, kentang )
• Buah – buahan (pisang)
Pemeriksaan Diagnostik
Rontgen
untuk melihat tulang vertebra untuk melihat fraktur dan pergeseran tulang vertebra

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


untuk mengetahui kerusakan jaringan lunak pada ligament dan diskus intervertebralis dan menilai cedera medulla
spinalis

Ct Scan
berguna dalam menggambarkan adanya fraktur dan dapat memberikan informasi jika tentang adanya kelainan
densitas tulang

Single-Photon Emission Computed Tomography (SPECT)


digunakan dalam menentukan adanya fraktur dan tingkat adanya osteoporosis karena kemampuannya dalam
menggambarkan densitas tulang.

Pemeriksaan Lab
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan kimia darah.
Penatalaksanaan
Penataklasanaan nyeri melalui pendekatan farmakologi dan
non farmakologi

Bracing

Vertebroplasty

Pemeriksaan bone densitometry

Diet suplemen vitamin D dan kalsium harus optimal.

Raloxifene

Kalsitonin
Pencegahan

Hindari aktifitas fisik berat

Jaga asupan kalsium (sayuran hijau, susu tinggi kalsium dll)

Nutrisi dengan diet tinggi protein

Berjemur pada pagi dan sore hari

Diperlukan pendamping untuk usia lanjut

Memperhatikan lingkungan dan berbagai penyebab untuk menghindari


berulangnya jatuh
Format Pengkajian
Pengkajian
Click icon to add picture
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai