Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi


a. Strukrur tulang vertebra lumbal
Tulang vertebra lumbal tersusun 5 vertebra yang bersendi satu sama lain yang
berperan penting dalam menjalankan fungsinya untuk menyangga tubuh dan alat
gerak tubuh. Susunan tulang vertebra secara umum terdiri dari corpus, arcus, dan
foramen vertebra.

Keterangan gambar 2.1


1. Vertebra cervicalis I
VII
2. Vertebra thoracalis I
XII
3. Vertebra lumbalis I
V
4. Osc. Sacrum
5. Oss. Coccygae
6. Atlas
7. Axis

Gambar 2.1
Tulang belakang dilihat dari lateral dan anterior (Sobotta, 2015)
Keterangan gambar 2.2 (a)
1. Processus spinosus
2. Processus tranversus
3. Processus articularis
superior
4. Incisura vertebralis superior
5. Corpus vertebra
6. Incisura vertebralis inferior
Keterangan gambar 2.2. (b).

Gambar 2.2
1. Processus spinosus
Vertebra lumbal (a) dari depan ; (b) dari belakang2. Processus articularis
inferior
3. Processus articularis

1) Korpus
Merupakan bagian terbesar dari vertebra, berbentuk silindris yang mempunyai
beberapa facies (dataran) yaitu : facies anterior berbentuk konvek dari arah
samping dan konkaf dari arah cranial ke caudal. Facies superior berbentuk konkaf
pada lumbal 4-5 (Kapandji, 2009).
2) Arcus
Merupakan lengkungan simetris di kiri-kanan dan berpangkal pada korpus menuju
dorsal pangkalnya disebut radik arcus vertebra dan ada tonjolan ke arah lateral
yang disebut procesus spinosus (Susilowati, dkk, 2008).
3) Foramen vertebra
Merupakan lubang yang besar yang terdapat diantara corpus dan arcus bila dilihat
dari columna vetebralis, foramen vetebra ini membentuk suatu saluran yang
disebut canalis vetebralisalis, yang akan terisi oleh medula spinalis (Susilowati,
dkk, 2008).
b. Diskus intervertebralis
1) bagian dalam disebut nukleus pulposus merupakan bahan gelatinosa
dengan sifat daya pengikat air yang kuat karena mengandung 88% air, (2) bagian
tepi disebut annulus fibrosus yang terdiri dari atas serabut-serabut kolagen yang
tersusun konsentrasi dan fibrikartilago yang berbeda dalam keterangan oleh
nukleus pulposus (Platzer, 1992)
Merupakan struktur elastis diantara korpus vertebra. Struktur diskus
bagian dalam disebut nucleus pulposus, sedangkan bagian tepi disebut anulus
fibrosus. Diskus berfungsi sebagai bantalan sendi antara korpus yang berdekatan

sebagai shock breaker pada berbagai tekanan dalam menumpu berat badan
(Kapandji, 1990).
c. Stabilitas
Stabilitas pada vertebra ada dua macam yaitu stabilisasi pasif dan
stabilisasi aktif. Untuk stabilisasi pasif adalah ligament yang terdiri dari : (1)
ligament longitudinal anterior yang melekat pada bagian anterior tiap diskus dan
anterior korpus vertebra, ligament ini mengontrol gerakan ekstensi, (2) ligament
longitudinal posterior yang memanjang dan melekat pada bagian posterior dikcus
dan posterior korpus vertebra. Ligament ini berfungsi untuk mengontrol gerakan
fleksi, (3) ligament flavum terletak di dorsal vertebra di antara lamina yang
berfungsi melindungi medulla spinalis dari posterior, (4) ligament tranfersum
melekat pada tiap procesus tranversus yang berfungsi mengontrol gerakan fleksi.
Sedangkan yang berfungsi untuk stabilisasi aktif adalah adalah otot-otot
yang berfungsi untuk penggerak lumbal yang terletak di sebelah anterior, lateral
maupun posterior. Otot-otot disebelah anterior dan lateral, antara lain : m. rektus
abdominis, m. obliqus internus, m. psoas mayor, dan m. quadratus lumborum.
Otot-otot di sebelah posterior Antara lain: m. longisimus thorakalis,
m.iliocostalis.
Keteragan gambar 2.3:
1. M. serratus anterior
2. M. serratus posterior
3. M. oblique ekstemus
4. MM. Intercostal eksternus
5. MM. Intercostal internus
6. M. oblique ekstemus
7. M. oblique internus
8. M. piramidalis
9. M. rectus abdominis

Keterangan gambar 2.4


1. M.deltoid
2. M. teres major
3. M. infra spinatUs
4. M. rhomboid major
5. M. latissimus dorsi
6. M. oblique eksternus
7. M. thoracolumbar fascia
8. M. trapezius

Keterangan gambar 2.5 :


1. M. oblique internus abdominis
2. M. intertransversarii lateralis
lumborum
3. M. oblique eksternus abdominis
4. Mm. Multifidi
5. M. transversus abdominis
6. M. quadratus lumborum, fascia

d. Biomekanik vertebra lumbal


Gerakan yang terjadi pada vertebra lumbal yaitu :
1) Gerakan fleksi
Pengukuran lingkup gerak sendi dilakukan dengan menggunakan mid-line.
Data yang diambil dalam pengukuran ini adalah lingkup gerak sendi pada
vertebra. Dalam pengukuran ini dilakukan dengan cara posisi pasien berdiri,
kemudian terapis meletakkan mid line dengan patokan Vc7 dan Vs1 untuk
gerakan fleksi-ekstensi. Pasien diminta melakukan gerakan fleksi-ekstensi dan
diukur berapa selisih dari pengukuran dalam posisi normal. Pada orang normal
selisih antara posisi normal dengan posisi fleksi atau ekstensi rata-rata sekitar 10
cm atau 4 inci
2) Gerakan lateral fleksi
Dengan otot penggerak m. obliqus internus abdominis, m. rektus
abdominis (Hislop and Jaqueline, 1993). Untuk gerakan lateral fleksi, pengukuran
dilakukan dengan meletakkan mid line pada jari tengah, kemudian ukur jarak
normal (saat berdiri tegak) dari jari tengah sampai lantai. Setelah itu pasien
diminta untuk melakukan gerak lateral fleksi kanan dan kiri, ukur jaraknya dari
jari tengah sampai lantai, apakah ada perbedaan yang mencolok antara kanan dan
kiri. Apabila ada perbedaan yang mencolok antara kanan dan kiri berati ada
keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) pada salah satu sisi.
2.2 LBP (Low Back Pain)
2.2.1 Definisi LBP

LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan


muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher,
Salmond & Pellino, 2002).
Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah,
dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini
terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah
lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah
tungkai dan kaki. LBP yang lebih dari 6 bulan disebut kronik. (Sadeli & Tjahjono,
2001)
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP) 2010,
mendefinisikan Low Back Pain sebagai berikut :
1. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal
terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus
spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial
terhadap batas lateral spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior
oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan
lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan
1/3 atas daerah sacral spinal pain.

2.2.2. Klasifikasi Low Back Pain (LBP)


Menurut David (2008), nyeri punggang bawah dapat dibagi dalam 6 jenis
nyeri, yaitu:
1. Nyeri punggung lokal
Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi
ke kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di bawahnya
seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra, sendi dan ligamen.
2. Iritasi pada radiks
Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan pada dermatom
yang bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadang dapat disertai
hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan oleh
proses desak ruang pada foramen vertebra atau di dalam kanalis vertebralis.
3. Nyeri rujukan somatis
Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih dalam pada
dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian dalam dapat
dirasakan di bagian lebih superfisial.
4. Nyeri rujukan viserosomatis
Adanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau dalam
ruangan panggul dapat dirasakan di daerah pinggang.
5. Nyeri karena iskemia
Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yang
dapat dirasakan di pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Dapat
disebabkan oleh penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteri iliaka
komunis.

6. Nyeri psikogen
Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan
dermatom dengan reaksi wajah yang sering berlebihan. (Rumawas, 2010)
Nyeri punggung bawah berdasarkan sumber :
1. Nyeri punggung bawah Spondilogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan vertebrata, sndi, dan jaringan lunaknya.
Antara lain spondilosis, osteoma, osteoporosis, dan nyeri punggung miofasial
2. Nyeri punggung bawah Viserogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam, misalnya kelainan
ginjal, kelainan ginekologik, dan tumor retroperitoneal
3. Nyeri punggung bawah Vaskulogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah, misalnya anerisma, dan
gangguan peredaran darah.
4. Nyeri punggung bawah Psikogenik
Nyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti neurosis, ansietas, dan
depresi. Nyeri ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga tidak menimbulkan
gangguan anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri ini superficial tetapi dapat
juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata atau tidak nyata, radikuler maupun
non radikuler, berat atau ringan. Lama keluhan tidak mempunyai pola yang jelas,
dapat dirasakan sebentar ataupun bertahun tahun. (PERDOSSI)
Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP
terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Acute Low Back Pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara
tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai
beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain
dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh,
rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak
jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang
lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh
sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada
istirahat dan pemakaian analgesik.
b. Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa
nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki
onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain
dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus
intervertebralis dan tumor.
2.2.3 Penyebab Low Back Pain (LBP)
Beberapa faktor yang menyebabakan terjadinya LBP, antara lain:
2.2.3.1 Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir
Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Menurut
Soeharso (2002) kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa
tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal
ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain yang disertai dengan skoliosis
ringan.

Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat
menjadi satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di
tulang vertebra dibagian bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini
dikenal dengan Spina Bifida. Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejalagejala berat sepert club foot, rudimentair foof, kelayuan pada kaki, dan
sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan keluhan.
Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah:
a. Penyakit Spondylisthesis
Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae,
dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae (Bimariotejo,
2009). Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika berumur 35
tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan degeneratif. Nyeri
pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur dan akan
bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan (Bimariotejo, 2009).
Soeharso (2001) menyebutkan gejala klinis dari penyakit ini adalah:
1). Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara dada
dan panggul terlihat pendek.
2). Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra yang
menimbulkan skoliosis ringan.
3). Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.
4). Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung spina
dan garis depan corpus pada vertebra yang mengalami kelainan lebih panjang dari
garis spina corpus vertebrae yang terletak diatasnya.

2.2.3.2 Penyakit Kissing Spine


Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus
bersentuhan. Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang
ditimbulkan adalah low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan
pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral (Soeharso, 1978).
2.2.3.3 Sacralisasi Vertebrae Lumbal Ke V
Penyakit ini disebabkan karena processus transversus dari vertebra lumbal
ke V melekat atau menyentuh os sacrum dan/atau os ileum (Soeharso, 1978).
2.2.3.4 Low Back Pain karena Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP
(Bimariotejo, 2009). Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot
atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri
pinggang bawah yang akut.
Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan
kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan
terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot
cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun
pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak
mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan, 2008).
Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low back pain
yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti:

a. Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca


Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri
pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan
saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan
kaki pada hip joint terbatas.
b. Perubahan pada sendi Lumba Sacral
Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan
sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat
menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat
menyebabkan keterbatasan gerak.
2.2.3.5. Low Back Pain karena Perubahan Jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan
pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada
daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan
anggota bagian tubuh lain (Soeharso, 1978).
Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabakan oleh
perubahan jaringan antara lain:
a. Osteoartritis (Spondylosis Deformans)
Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga
menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot
atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra
yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda.

Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke pinggang
(Idyan, 2008).
b. Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini
ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri
memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan (Dieppe, 1995
dalam Idyan, 2008).
c. Penyakit Infeksi
Menurut Diepee (1995) dalam Idyan (2008), infeksi pada sendi terbagi
atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi kronis,
disebabkan

oleh

bakteri

tuberkulosis.

Infeksi

kronis

ditandai

dengan

pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.


2.2.3.6. Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi
pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum
dan sebagainya (Soeharso, 1987). Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan
berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya
LBP (Klooch, 2006 dalam Shocker, 2008).
Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya
penekanan pada tulang belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh
dan kelemahan otot (Bimariotejo, 2009).

2.2.4. Faktor Resiko LBP


Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,
etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang
berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan
faktor psikososial (Bimariotejo, 2009). Sifat dan karakteristik nyeri yang
dirasakan pada penderita LBP bermacam-macam seperti nyeri terbakar, nyeri
tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada tungkai (Idyan, 2008). Nyeri
ini terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah-daerah lain,
antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha,
tungkai, dan kaki (Bimariotejo, 2009).

Anda mungkin juga menyukai