LANDASAN TEORI
Low Back Pain merupakan sakit pinggang atau punggung bawah, yang
mengakibatkan rasa sakit dan nyeri di daerah tulang rusuk bawah sampai di daerah
kaki. rasa nyeri pada punggung bawah atau pinggang disebabkan sifat pekerjaan
Back Pain adalah sensasi yang dirasakan pada punggung bawah mengacu rasa nyeri
atau sakit didaerah mana pun antara tulang rusuk bawah dan di atas kaki. Rasa nyeri
pada Low Back Pain yang disebabkan dari cidera atau ketegangan otot, atau bisa
juga disebabkan karena kondisi yang lebih spesifik, seperti herniated disc (Tarwaka,
2015). keluhan Low Back Pain atau Nyeri punggung bawah terjadi pada siapa saja
tetapi paling besar beresiko Low Back Pain yaitu perawat (WHO,2018).Dapat
disimpulkan Low Back Pain merupakan rasa nyeri pada area tulang rusuk bawah
sampai di atas kaki atau tungkai yang dapat dialami oleh setiap orang,yang bila tidak
regio lumbosacral (Gibson, 2012). Menurut riset Depdiknas dalam Sari (2016),
tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk sejumlah tulang yang
disebut Vertebra atau ruas tukang belakang. Di antara tiap dan ruas tulang belakang
sejumlah 33 ruas yang terdiri dari 24 buah ruas merupakan tulang-tulang yang
terpisah dan 9 ruas lainnya tergabung membentuk 2 tulang, yaitu tulang vertebra
berjalan kea rah bawah dari corpus, dengan lekukan pada vertebra di
berlawanan)
sesuai.
pulposus (zat semi cair yang mengandung sedikit serat dan tertutup
2.1.2.2 Ligamentum
lumbal dan merupakan ligamen yang tebal dan kuat, Ligamen longitudinal
posterior sebagai gerakan fleksi lumbal yang mengandung saraf afferent nyeri
bersifat sensitive dan ligament ini memiliki sirkulasi darah, ligament supraspinosus
dan interspinosus sebagai berperan gerakan fleksi lumbal. (Anshar dan Sudaryanto,
2011).
Struktur umum tulang cervical mempunyai bentuk tulang kecil dengan spina
atau tonjolan tulang yang memanjang dan procecus spinosus (seperti bagian sayap
pada belakangnya) tulang yeng pendek terdiri dari 7 tulang cervical mempunyai
fungsi menahan kepala agar terus stabil, menggerakkan kepala ke arah kiri, arah
Vertebra ini menjdai lebih besar dari atas ke arah bawag kerena menopang berat
seperti processus lateralis dan spinosus yang sangat kuat Canalis Vertebra dibentuk
oleh sambungan foramen vertabrale dan dibentuk oleh discus intervertebralis dan
darah dan meningen ini berada dalam Canalis. Vertebra lumbal merupakan vertebra
ukuran pendek dan tebal serta menonjol searah garis horizontal (Sloane, 2003).
2.1.2.6 Os Sacral
Menurut penelitian Imelda, 2015 Tulang sacral adalah tulang belakang yang
manusia.
2.1.2.7 Os Coccygeus
empat os coccygeus yang bergabung menjadi satu. Tulang yang ini terjadi perubahan
rongga atau berartikulasi oleh sakrum dan membentuk Sebagian tulang posterior
fleksi, lateral, rotasi, dan sirkumduksi . Fleksi adalah gerakan ke depan, dan
leluasa di daerah cervical dan lumbal, tetapi terbatas pada daerah thoracal. Fleksi
lateral adalah berbentuk melengkungnya tubuh ke salah satu sisi. Gerakan yang
mudah dilakukan di daerah cervical dan lumbal, tetapi terbatas di daerah thoracal.
Rotasi adalah gerakan yang dilakukan memutar columna vertebralis. Gerakan yang
miogenik yang disebabkan oleh ketegangan otot, spasme otot, defisiensi otot, dan
hipersensitif. Ketegangan otot disebabkan karena tegang yang konstan atau selalu
berulang-ulang pada posisi yang sama sehingga terjadi memendekkan otot yang
menyebabkan rasa nyeri. Pada struktur yang normal, kontraksi otot mengurangi
beban pada ligamentum dalam waktu yang wajar. Jika otot-otot menjadi Lelah,
ligamentum kurang elastis akan menerima sebuah beban yang lebih berat. rasa nyeri
timbul karena terjadinya iskemia ringan pada jaringan otot, terjadi regangan yang
berlebihan pada perlekatan miofasial terhadap tulang, dan terjadi regangan kapsula
(Harsono dan Soeharso 2009). Spasme otot atau kejang otot, yang disebabkan oleh
gerakan yang tiba-tiba di jaringan otot sebelumnya kondisi yang tegang atau kurang
pemanasan atau terjadi kaku pada otot. Spasme otot memberikan gejala khas yaitu
adanya kontraksi otot disertai nyeri yang sangat hebat atau ketidaknyamanan. Setiap
Akan terjadi lingkaran antara rasa nyeri, kejang atau spasme dan ketidakmampuan
bergerak (Harsono dan Soeharso 2009). Setiap gerakan otot akan menimbulkan
nyeri sehingga terjadinya spasme otot yang menyebabkan gerak punggung bawah
menjadi sangat terbatas. Gerakan atau mobilitas lumbal menjadi tidak leluasa,
sangat berperan pada terjadinya aktivitas mengangkat beban dan sarana pendukung
penyebab nyeri punggung biasa, Di L4-S1 akan mengalami mekanis stress dan
terjadi penekanan sepanjang saraf tersebut. Terjadinya keluhan Low Back Pain dan
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala dari Low Back Pain menurut Wiarto,
Giri (2017) : Nyeri punggung akut atau kronis, nyeri akut yang kurang dari 3 bulan
dan nyeri kronis berlangsung lebih dari 3 bulan tanpa pengobatan) dan kelelahan.
a) Gaya berjalan, gerakan atau mobilitas tulang belakang , reflex, dan persepsi
sensori terganggu.
b) Spasme otot paravertebral yang menyebabkan peningkatan dratis tonus postural
radikulopati dan skiatika dan gejala ini menunjukkan adanya gangguan pada
radiks saraf.
2.1.5.1 Low Back Pain Akut, rasa nyeri pada punggung bawah kurang dari 3
bulan.
2.1.5.2 low back Pain Subakut, rasa nyeri pada punggung bawah minimal 5-7
2.1.5.3 Low Back Pain Kronik. rasa nyeri pada punggung bawah lebih dari 3 bulan..
2.1.6.1 Anamnesis
diderita. Isi pertanyaan tersebut yaitu letak atau lokasi nyeri, penyebaran
nyeri, sifat nyeri, pengaruh aktivitas terhadap nyeri, pengaruh posisi atau
anggota tubuh, trauma, proses terjadinya dan perkembangan nyeri, obat-obat
a) Inspeksi
ringan rasa nyerinya dan menuju ke daerah yang paling berat rasa nyerinya.
adanya deviasi.
a) Foto Rontgen
b) ENMG/EMG
polineuropati.
2.1.7 Tata Laksana Low Back Pain
tergantung riwaya klien dan skala keparahan dalam nyerinya. Kasus nyeri punggung
bawah akan baik dalam waktu enam minggu tanpa operasi, dan Latihan (exercises)
penatalaksanaannya. Jika skala nyeri tetap atau memburuk prosedur diagnostic dan
operasi dianjurkan.
istirahat pada jaringan yang cedera dan saraf agar sembuh atau pulih untuk
berkepanjangan.
2.1.7.2 Heat and Ice Packs, tujuannya untuk meringankan Low Back Pain dengan
mengurangi inflamasi. Ada yang lebih banyak menggunakan es (ice) tetapi ada yang
yaitu tahap kedatangan pertama dan tahap kedatangan kedua. Pada tahap kedatangan
pertama klien dilakukan edukasi untuk menghindari tidur yang terlalu lama dan
pekerjaan atau kegiatan. Untuk mengobati rasa nyeri, diberikan obat NSAID seperti
pendek bila nyeri semakin parah dan rujukan untuk stabilisasi tulang dengan metode
terapi fisik McKenzie. Pada tahap kedatangan kedua untuk waktu dua sampai empat
minggu setelah kunjungan pertama dan keluhan belum membaik juga maka
pertimbangan pemberian analgesic yang lebih kuat atau diberikan rujukan kepada
Alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai disability pada nyeri punggung bawah
yaitu:
kuesioner yang berisi teridiri dari 24 pertanyaan dimana dalam isi proses
centang pada bagian akhir pertanyaan jika responden mengalami pada waktu
ini memiliki kekurangan adalah hanya mengukur masalah fisik saja dan
masalah psikologis atau masalah sosial yang dialami oleh responden tidak di
ukur. RMDQ juga berguna untuk memantau pasien dalam praktek klinis.
mengetahui skala intensitas nyeri yang dirasakan oleh orang dewasa. Pada
yang diderita responden, angka skala 0 artinya tidak ada rasa sakit sedangkan
valid dan reliable untuk mengukur skala intensitas nyeri. Kekurangan NPRS
yaitu hanya bisa mengevaluasi satu komponen bagian rasa nyeri, tidak dapat
Nicholas pada tahun 1980. Menurut Bandura (1997) Self efficacy artinya
waktu singkat dalam dikerjakan, dan hasil yang akurat (Nicholas, dkk.
utama yang terjada pada metode pengukuran ODI ada beberapa yaitu faktor
tidur, kegiatan seksual, rekreasi, dan kehidupan sosial. Ada setiap pertanyaan
mempunyai enam respon alternative mulai dari “no problem” sampai “not
itemnya 0-5 jadi total nila maksimal adalah 50, lalu dikalikan 100. Jika ada
pertanyaannya yang dijawab saja. Total skor antara 0-100%, artinya skor 0
maksimal.
Metode REBA adalah suatu alat analisa postural yang sangat sensitif
biasanya sebagai akibat dari penanganan kontainer yang tidak stabil atau
tidak terduga. Metode ini ditujukan untuk mencegah terjadinya resiko cedera
yang berkaitan dengan posisi, terutama pada otot-otot skeletal. Metode ini
Tahapan aplikasi metode REBA membagi segmen tubuh dua grup: Grup
A meliputi badan, leher dan kaki. Grup B meliputi anggota tubuh bagian atas
mendapatkan niali awal pada grup A untuk skor individu terhadap badan,
leher dan kaki. Grup B diambil dari rating lengan atas, lengan bawah dan
pergelangan tangan pada Tabel B. Modifikasi skor dari grup A (badan, leher
dan kaki), tergantung pada beban atau force yang dilakukan, yang
selanjutnya disebut “Skor A”. Koreksi skor pada grup B (lengan atas, lengan
jenis aktivitas otot yang dikerahkan untuk mendapatkan skor akhir pada
metode REBA. Periksa tingkat aksi (action level), resiko dan urgensi
yang salah.
mempunyai pegangan.
instrumen mandiri yang berisi dari 20 item yang dirancang untuk menilai
dialami. Low Back Pain yang terdiri dari 20 pertanyaan skala likert dengan
di rentang 0-100 scale dengan rentang nilai dari 0 sampai dengan 5, dimana
0 = “tidak ada kesulitan sama sekali”, 1 = “kesulitan minimal”, 2 = “agak
2.2.1.1 Umur
Usia dengan Musculoskeletal Disorders pada perawat dengan nilai P value <a
(0,05).
Usia dengan Musculoskeletal Disorders pada perawat dengan nilai P value <a
(0,05).
terjadinya perubahan umur menimbulkan perubahan fisik. Secara teori, LBP mulai
dirasakan pada decade kedua kehidupan dan insiden LPB tertingg ditemui decade
kelima (Tarwaka, 2004). Menurut penelitian Hardi (2018) ada hubungan antara
umur dengan keluhan pada perawat di rumah sakit X Jakarta dengan nilai p =0,018
atau p < 0,05 responden yang berumur >33 tahun berisiko lebih besar untuk
tua umur seseorang maka proses degenerative akan terjadi regenerasi jaringan
bekerja sesuai dalam kemampuan fisiknya. Pada Kekuatan fisik tubuh perempuan
rata-rata 2/3 dari kekuatan fisik laki-laki yang mempunyai kekuatan 65%. Karena
perempuan mempunyai siklus biologis reproduksi pada perempuan yaitu siklus haid,
kekuatan fisik tubuh yang hampir sama. Menurut Penelitian, Hadyan (2015) wanita
dan laki-laki mempunya risiko yang sama terhadap keluhan Low Back Pain atau
nyeri punggung bawah sampai umur 60 tahun, pada timbulnya keluhan Low Back
Pain mempengaruhi pada jenis kelamin seseorang. pada wanita keluhan nyeri
punggung bawah lebih sering dirasakan atau sering terjadi pada saat mengalami
waktu siklus menstruasi, dan proses menopause dapat penurunan hormone estrogen,
sehingga terjadinya Low Back Pain atau Nyeri Punggung Bawah. Berdasarkan riset
yang dilakukan oleh Rasyidah (2019) mengenai Hubungan Jenis Kelamin dengan
Keluhan Nyeri Low Back Pain di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Royal Prima Jambi
menunjukkan bahwa keluhan Low Back Pain lebih banyak pada jenis perempuan
dengan nilai P value 0,012. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Helmina (2019)
berjudul Hubungan Umur, Jenis, Masa Kerja Dan Kebiasaan Olahraga Dengan
nilai P value <a (0,05). Menurut Penelitian Helmina (2019) mengatakan Hormon
perempuan serta adannya jaringan lipid di bagian-bagian tubuh yang tak dimiliki
laki-laki dan aspek fisiologs kekuatan otot laki-laki lebih kuat dari kekuatan otot
Disorders.
2.2.1.3 Sikap Kerja
Sikap kerja yang dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerjaan yaitu
berdiri, duduk, membungkuk, jongkok, dan berjalan. Sikap kerja tersebut dilakukan
tergantung dari kondisi system kerja yang ada dilakukan. Saat kondisi system kerjanya
tidak benar akan menyebabkan kecelakaan kerja, karena pekerja melakukan pekerjaan
yang tidak benar. Menurut Tarwaka (2014) Sikap kerja yang tidak ergonomis dapat
menyebabkan kelelahan dan Low Back Pain. Sikap kerja yang tidak alamiah adalah
sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian tubuh bergerak menjauhi alamiah. Contoh
saat melakukan pergerakan tangan terangkat, semakin jauh bagian tubuh dari pusat
gravitasi tubuh makan semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.
dibandingkan yang tidak perokok. Setiap 10 batang rokok perhari memiliki risiko
Low Back Pain sejumlah 20%. Karena kapasitas pada paruparu bisa menurun pada
menurunkan kualitas fungsi organ dalam tubuh dan kualitas darah di dalam tubuh
kekurangan mineral pada tulang yang bisa menyebabkan nyeri karena terjadinya
Relative Risk Merokok dan Kurang olahraga terhadap NBP bahwa menyatakan
bahwa faktor personal yaitu merokok dan juga kurang olahraga meningkatkan risiko
nyeri punggung bawah atau Low Back Pain berdasarkan nilai (p<0,05) dalam
IMT dikategorikan menjadi tiga yaitu kategori kurus dengan IMT kurang
dari 18.5, Normal dengan IMT 18.6-26, dan gemuk dengan IMT lebih dari 25. Pada
seseorang yang mempunyai berat bada berlebih beresiko timbulnya nyeri punggung
lebih besar dirasakan karena adanya beban pada sendi punumpuan berat badan yang
pinggang. Berlebihan berat badan menyebabkan adanya tarikan pada jaringan lunak
dilakukan oleh Djadjang (2017) mengenai hubungan Indeks Massa Tubuh dengan
Kejadian Low Back Pain menyatakan bahwa 27 responde dengan IMT 17-22,9
sebanyak 2 orang (7,4%) yang menderita LBP dan 25 orang (92,4%) tidak menderita
LBP dan 41 responden dengan IMT > 23 terdapat 16 orang (39,0%) yang merasakan
atau menderita LPB dan 25 orang (61,0%) tidak menderita LBP ada hubungan yang
signifikan antara IMT dengan kejadian LBP Di Instalasi Gawat Darurat RSUPN DR.
2007).
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja
beberapa lama seseorang bekerja dan kita dapat menilai sejauh mana
pengalamannya.
2.2.2.1 Kebisingan
dapat memicu yang meningkatkan rasa nyeri LBP yang dirasakan para
pekerja bisa menimbulkan stress saat berada di lingkungan yang bising atau
2.2.2.2 Getaran
terjadinya Low Back Pain karenan getaran menyebabkan kontraksi otot yang
keluhan nyeri punggung bawah atau Low Back Pain ( Andini, 2015).
mekanik yang sangat besar terhadap otot, tendon, ligament, dan sendi.
a) Posisi kerja
posisi tubuh normal pada saat melakukan sesuatu Tindakan atau pekerjaan.
dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka yang tidak efisien.
kedalam posisi janggal. Posisi Tubuh yang sering mengalami cedera yaitu
bahu, punggung dan lutut dan yang melibatkan posisi kerja beberapa area
sama. Frekuensi gerakan yang terlampau sering akan mendorong fatigue dan
tendon yaitu melakukan jeda waktu istirahat yang baik digunakan dalam
c) Durasi
waktu durasi didefinisika yaitu durasi singkat jika < 1 jam perhari, durasi
sedang yaitu 1-2 jam perhari dan durasi lama yaitu > 2 jam perhari. Durasi
2.3 Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata latin ergon artinya kerja dan nomos artinya
psikologi, perancangan, analisi, sintesis, evaluasi proses kerja dan produk untuk
pencegahan cedera akibat penyakit kerja, mengurangin beban kerja fisik dan mental,
social melalui peningkatan kontak sosial, mengatur kerja secara tepat guna,
memperbaiki jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah
aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya system kerja yang
selalu dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
ada dua faktor yaitu faktor dari luar manusia dan dari dalam manusia.
Dari luar manusia yaitu penyakit, gizi, lingkungan kerja, adat istiadat, dan
sosial ekonomi. Faktor dari dalam yaitu umur, jenis kelamin, kekuatan otot,
manusia seperti volume, tidak berat, dan masa dari bagian-bagian tubuh.
Ukuran alat harus sesuai dengan ukuran yang tubuh tenaga kerja. Jika alat
ukur kerja tidak sesuai dengan tubuh tenaga kerja akan menimbulka
gejala penyakit otot akibat melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dengan
kelelahan dalam bekerja sehingga terjadinya cedera pada otot. Sikap kerja yang tidak
sesuai alamiah adalah sikap kerja menyebabkan posisi bagian tubuh bergerak
menjauhi posisi sesuai alamiah. Contoh saat melakukan gerakan tangan terangkat,
semakin jauh bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh maka semakin tinggi pula
resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja seperti selalu membungkuk,
berdiri, dan duduk terlalu lama menyebabkan peningkatkan resiko terjadinya Low
Back Pain. Sebaiknya saat bekerja selalu memperhatikan sikap tubuh yang benar
waktu lama, tubuh hanya bisa mentolerir saat berdiri dengan satu posisi
selama waktu 20 menit. Jika lebih dari 20 menit perlahan-lahan elastisitas
mengurangi beban otot statis pada kaki, bisa untuk meregangkan otot otot
pada sendi, dan tidak membutuhkan energi banyak saat sikap kerja duduk
jaringan otot lunak, contoh pada posisi duduk tulang punggung menopang
tubuh dimana otot lunak pada tubuh tidak terjadinya penekanan beban berat
Dari segi otot, sikap kerja duduk yang paling baik adalah sedikit
membungkuk, sedangkan dari aspek tulang penentuan sikap kerja yang baik
adalah sikap kerja duduk yang posisi tegak agar punggung tidak terjadi
dianjurkan dalam kita bekerja dengan menggunakan sikap kerja duduk yang
Menurut Gibson (1997) bahwa sikap kerja perawat sebagai perasaan positif
atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang. Sikap lebih
dan motivasi.
perawat dan kinerja organisasi secara keseluruhan. Sikap yang dimiliki perawat
merupakan respon batin yang timbul dan diperoleh pengetahuan yang dimiliki.
Sikap merupakan suatu pola perilaku tendesi atau kesiapan antisipatif, predisposisi
untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah
respons terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan (Azwar, 2015). Menilai
sikap kerja perawat dengan cara menggunakan kuesioner dengan menilai ergonomi
Skema 2.1
Faktor Individu :
• Umur
• Jenis Kelamin Faktor Lingkungan :
• Sikap kerja
• Kebiasaan • Kebisingan
merokok • Getaran
• IMT
• Tingkat Tingkat
Pendidikan Resiko Low
• Massa Kerja Back Pain
Faktor Pekerja :
• Beban kerja
Keluhan
Low Back
Pain
Faktor ergonomi :
• Faktor
manusia
• Antropometri
Sikap Tubuh dalam
bekerja :
• Sikap kerja
berdiri
• Sikap kerja
duduk
• Sikap kerja
Membungkuk