Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

Otitis Media Supuratif Kronik tipe


Benigna
Disusun oleh:
Vonny Riska .R
201520401011132

SMF THT RSU HAJI SURABAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
IDENTITAS

Nama : Ny. E
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Rungkut lor gg VIIA dalam 4b
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status pernikahan : Menikah
No. Rekam Medis : 773855
Tanggal pemeriksaan : 24 Agustus 2016
ANAMNESIS

Keluhan Utama : telinga kiri keluar cairan

RPS:
 Telinga kiri keluar cairan sejak 2 minggu yang lalu, cairan berwarna kekuningan, berbau (-), dan encer. Keluar cairan
tidak terus menerus dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Pasien mengatakan pernah mengalami keluhan yang sama
tersebut 5thn yll.
 Sebelum keluar cairan pasien mengeluhkan telinganya terasa sangat gatal, sehingga pasien sering mengorek telinganya
menggunakan cotton bud dan setelah dikorek keluar darah dari telinganya.
 Pasien juga mengeluh telinga berdenging sejak 2 minggu yang lalu bersamaan dengan keluarnya cairan. Berdenging
dirasakan terus menerus pada telinga kiri. Pendengaran telinga kiri juga berkurang dibandingkan telinga kanan sejak
5thn ini.
 Pasien menyangkal adanya nyeri telinga dan pusing berputar
 Pasien juga menyangkal sering berenang atau berpergian menggunakan pesawat
 Selain itu, pasien mengeluhkan batuk dan hidung beringus sejak 3 minggu yll. Batuk tidak berdahak , nyeri telan (-),
suara parau (-), kesulitan menelan (-). Hidung beringus berwarna kekuningan, tidak berbau, kental, dan sulit
dikeluarkan. Pasien menyangkal adanya gangguan penciuman, mimisan (-) dan bersin2.
ANAMNESIS

RPD:
 Sebelumnya Pasien mengalami keluhan yang sama pada telinga kiri sekitar 5 tahun yang lalu.
 DM (-), HT (-), Riwayat alergi (-)

RPK:
 DM (-), HT (-), riwayat alergi (-)
 Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa

RP.SOS:
 Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga
 Pasien mengatakan setiap mandi menutup telinganya yang sebelah kiri agar tidak kemasukan air.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
 Keadaan umum : cukup
 Kesadaran : composmentis
 GCS : 4-5-6

Status Interna
 Kepala/leher : pembesaran KGB (-)
 Lain-lain : kesan dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis - Telinga

Aurikula Meatus akustikus externus (MAE)


Inspeksi : Bentuk Normal/Normal, Lumen Normal/Normal
Hiperemis -/-
Serumen (-/-)
Odema -/-
Tumor -/- Furunkel (-/-)
Palpasi : Nyeri tekan mastoid -/- Hiperemis (-/-)
Nyeri tekan tragus -/-
Sekret (-/+)
Nyeri tekan tarik aurikulum -/-
Massa (-/-)
Edema (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis - Telinga

Membran timpani
Reflek cahaya (+/-)
Retraksi (-/-)
Bombans (-/-)
Perforasi (-/+)
Sekret (-/+)
Hiperemi (-/-)
Pulsasi (-/-)
Kolesteatom (-/-)
Sikatrik (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis - Telinga
Pemeriksaan garpu tala
Rinne (+)/ (-)
Schwabach Normal / Memendek
Weber Lateralisasi ke kiri

 Kesan tuli konduksi kiri


PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis - Hidung

Inspeksi Palpasi
 Kerangka dorsum nasi
Krepitasi dorsum nasi (-)
o Lebar Normal/normal
o Miring (-/-) Deformitas dorsum nasi (-)
o Saddle nose (-/-) Nyeri tekan ala nasi (-)
 Luka-luka (-/-)
Nyeri tekan fossa kanina (-/-)
 warna (normal/normal)
 oedem (-/-) Nyeri tekan area etmoidalis (-/-)
 Bibir atas Nyeri tekan area frontalis (-/-)
o Maserasi (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis - Hidung

Rinoskopi Anterior
 Cavum nasi
warna normal/normal; sekret -/-, krusta -/-.
 Konka nasi inferior
edema -/-; hipertrofi -/-; atrofi -/-;
warna mukosa : hiperemi -/-, Livide -/-
 Meatus nasi inferior
sekret +/+; darah -/-; krusta -/-; polip -/-
 Konka nasi medius
edema +/+; hipertrofi -/-; atrofi -/-;
warna mukosa : hiperemi -/-, Livide -/-
 Meatus nasi media
sekret -/-; darah -/-; krusta -/-; polip -/-
 Septum nasi
Deviasi (-); Krista (-); Spina -
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis - Hidung

Rinoskopi posterior
• Koane : normal
• Konka Inferior : normal, hipertrofi (-)
• Konka media : edema D/S
• Septum : deviasi (-)
• Nasofaring : normal
• Fossa Rossenmuller : normal, massa (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis - Tenggorok

 Inspeksi : bibir normal; tanda radang (-)


 Palpasi : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
 Cavum oris :Trismus (-); Foetor ex ore (-); ptialismus (-); lidah
normal; gigi caries (-) , palatum durum normal;
palatum mole normal.
 Tonsil : BesarT2/T2; edema -/-; hiperemi -/-; detritus -/-;
sikatrik -/-; tumor -/-; corpus alienum -/-
 Faring : Hiperemi (+); granulasi (-); Sekret (-); reflek muntah (+)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis - Tenggorok

LARINGOSKOPI INDIREK
 Korda vokalis : normal
 Komisura anterior : normal
 Komisura Posterios : normal
 Tonus : baik
RESUME
Anamnesis
RPS:
o Wanita 37 tahun
o Otore auris sinistra sejak 2 minggu yll
o Sekret mukopurulen, berbau (-), dan encer
o Tinitus (+), vertigo(-) , otalgia (-)
o Gangguan pendengaran
o Batuk, nyeri telan (-), dahak (-), suara parau (-)
o Rinore dan hidung buntu, sekret berwarna kekuningan, kental, sulit dikeluarkan, tidak berbau
o Sering mengkorek-korek telinga
RPD:
o Sebelumnya Pasien mengalami keluhan yang sama pada telinga kanan sekitar 5 tahun yang lalu
o DM (-), HT (-), riwayat alergi (-)
RPK:
o DM (-), HT (-), riwayat alergi (-)
o Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
RP.SOS:
 Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga
RESUME

Pemeriksaan Fisik
o Sekret mukopurulen pada MAE dan membran timpani sinistra
o Perforasi membran timpani tipe sentral sinistra
o Refleks cahaya MT sinistra menghilang
o Pemeriksaan garpu tala kesan tuli konduksi sinistra

Assessment
o Otitis media supuratif kronik tipe benigna aktif
Planning Diagnosis

 Foto schuller

Planning Terapi

 Antibiotik oral : amoxicillin 3x500 mg/hari selama 7 hari


 Cuci telinga H2O2 3% untuk telinga kanan kiri 2x sehari pagi dan sore, 5-10 tetes selama
3 hari
 Dekongestan : pseudoefedrin 60mg 2x1
 Obat batuk : ambroxol 30mg 3x1
Edukasi

o Menjelaskan pada pasien bahwa pasien menderita OMSK tipe benigna


o Menjelaskan kepada pasien bahwa penurunan pendengaran pasien disebabkan
perforasi membran timpani
o Menjelaskan pada pasien bahwa diberikan obat antibiotik yang harus dihabiskan dan
cuci telinga dengan H2O2 3% 2 kali sehari pagi dan sore
o Menjelaskan pada pasien bahwa pasien harus menjaga telinga agar tidak kemasukan
air dan jika mandi sebaiknya telinga ditutup.
Sumber : Chronic suppurative otitis media Burden of Illness and Management
Options Child and Adolescent Health and Development Prevention of
Blindness and Deafness World Health Organization Geneva, Switzerland 2004
Antimicroba treatment

Sumber : Chronic suppurative otitis media Burden of Illness and Management


Options Child and Adolescent Health and Development Prevention of
Blindness and Deafness World Health Organization Geneva, Switzerland 2004
Journal of Medical Microbiology(2015),64,1103–1116 Current
concepts in the pathogenesis and
treatment of chronic suppurative otitis media
LAMPIRAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai