Anda di halaman 1dari 2

Nama : Baiq Dwi Kencana Wungu

NIM : C041171313

Resume Materi Pekan Keenam “PT. On Field Lumbal Region Disorder in Sport”

Anatomi Lumbal

Lumbal merupakan bagian dari vertebra yang terdiri dari 5 ruas, terletak di punggung
bawah antara regio thorakal dan sacrum. Berukuran besar, kuat dan tiadanya costal facet.
Vertebra lumbal kelima (VL5) merupakan vertebra dengan pergerakan terbesar dan
menanggung beban tubuh bagian atas. Pembagian vertebra lumbal menurut Adam et al
(1997);Moris (1980) dikutip oleh Auliana (2003), lumbal dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
elemen anterior yang merupakan komponen utama dari kolumna vertebralis, elemen posterior
yang berfungsi untuk mengatur kekuatan pasif dan aktif yang mengenai kolumna vertebralis
dan juga mengatur gerakannya, dan elemen tengah yang terdiri dari pedikel-pedikel berfungsi
menghubungkan elemen posterior dan anterior dan memindahkan kekuatan yang mengontrol
dari elemen posterior ke anterior.

Ligamen pada lumbal terdiri dari beberapa ligament, antara lain:

1. Ligamen longlitudinal anterior, berfungsi memelihara stabilitas pada persendian


corpus vertebralis dan mencegah hiperekstensi collumna vertebralis.
2. Ligamen longlitudinal posterior, melekat pada discuss intervertebralis dan tepi
posterior dari corpus vertebralis mulai vertebra cervical 1 sampai sacrum.
3. Ligamen flavum, menghubungkan lamina dari dua arkus vertebra yang berdekatan.
Ligamen ini panjang, tipis, dan lebar di regio cervical dan paling tebal di regio
lumbal.
4. Ligamen interspinosus, menghubungkan processuss spinosus mulai dari basis hingga
apex, ligament yang lemah
5. Ligamen intratransversus, menghubungkan processus transversus yang berdekatan.
6. Ligamen supraspinosus, menghubungkan processus spinosus di daerah apex vertebra
cervical ke 7 (VC7) sampai dsakrum, menyerupai tali.
Lumbal fracture

Definisi fraktur vertebra lumbalis adalah terputusnya discuss intervertebralis yang


berdekatan dan berbagai tingkat perpindahan fragmen tulang. Etiologi atau penyebab fraktur
dibagi menjadi dua, akibat trauma dan patologis. Pada laki-laki lebih banyak yang mengalami
fraktur karena trauma dan pada perempuan banyak yang mengalami fraktur karena patologis.
Klasifikasi fraktur lumbal terdiri atas fraktur stabil, fraktur tidak stabil, fraktur kompresi,
fraktur remuk, fraktur disllokasi, seat belt fracture, wedges fracture, dan burst fracture.
Masing-masing jenis fraktur memiliki perbedaan berdasarkan bagian yang terkena dan
apakah fraktur termasuk fraktur stabil atau fraktur tidak stabil.

Gejala klinis fraktur lumbal, antara lain nyeri, deformitas, pemendekan tulang karena
kontraksi otot yang melekat di atas dan di bawah lokasi fraktur, krepitasi, pembengkakan dan
perubahan warna local pada kulit yang terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang
mengikuti fraktur. Komplikasi yang terjadi pada fraktur lumbal, antara lain infeksi, kerusakan
saraf pada displaced fracture, COPD, penyakit gastroinstestinal,avascular necrosis, chronic
pain yang dapat menyebabkan depresi, kifosis, dan komplikasi yang palinng serius adalah
cord spinal injury yang dapat menyebabkan paralysis.

Manajemen PT On Field

Assessment Dalam Lapangan menggunakan STOP (Stop, Talk, Observe, Prevent


Further Injury). Stop, hentikan pemain dari permainan atau hentikan permainan bila
diharuskan. Talk, bicara dengan pemain mengenai apa yang terjadi, bagaimana kejadiannya,
apa yang dirasakan, dimana letak nyeri, apakah ada keluhan atau nyeri lainnya, apakah
pemain masih bisa kembali bermain atau tidak, jika tidak maka usahakan transportasi untuk
mengamankan pemain. Observe, dibagi menjadi general dan injury site. Prevent Further
Injury, untuk memastikan pemain yang cedera tidak memiliki cedera lebih parah maka
pastikan assessment menggunakan TOTAPS.

Assessment Di Luar Lapangan menggunakan TOTAPS (Talk, Observe, Touch,


Active Movement, Passive Movement, Skill Test). Talk, tanyakan mengenai kejadian yang
dialami pemain dan kondisi psikologis pemain. Observe, bandingkan deformitas, perubahan
warna, dan pembengkakan yang terjadi pada area yang cedera dengan yang normal. Touch,
bandingkan nyeri tekan (tenderness), suhu, dan nyeri pada area yang cedera dengan yang
normal. Active Movement, gerakkan bagian tubuh altet yang cedera sampai batas nyeri.
Passive Movement, tenaga medis menggerakkan bagian tubuh pemain yang cedera secara
pasif sampai batas nyeri. Skill test, berikan tes atau latihan kepada atlet. Sedangkan untuk
penanganan cedera pada atlet bisa menggunakan PRICE (Protect the injury, Rest, Ice,
Comfortable, Elevate) atau POLICE (Protect the injury, Opimal Loading, Compression,
Elevate)

Anda mungkin juga menyukai