Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyeri punggung bawah merupakan keluhan umum yang pernah dialami
oleh semua orang, tetapi jarang berakibat fatal pada manusia. Nyeri punggung
bawah adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau
perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang pinggang dan sekitarnya.1
Keluhan nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan dari
gangguan muskoloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang
baik. Gejala yang dirasakan pada orang yang merasakan nyeri punggung bagian
bawah bermacam-macam seperti nyeri rasa terbakar, kaku, tertusuk nyeri tajam,
hingga kelemahan pada tungkai.2
Secara histologi, penyebab umum dari nyeri punggung bawah ini adalah
proses peradangan pada jaringan di sekitar area punggung bawah atau pinggang
bawah yang mencetuskan rasa sakit. Peradangan itu ditimbulkan oleh beberapa
hal yang dapat mempengaruhinya, misalnya umur, jenis kelamin, stress fisik dan
psikososial.3Faktor resiko lainnya terjadinya nyeri punggung bawah karena lama
kerja, masa kerja dan juga sikap kerja yang salah dapat membuat otot yang tegang
terus menerus akan menimbulkan rasa pegal.4
Umumnya keluhan mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25 - 65 tahun.
Keluhan pertama biasanya dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan
terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hasil menunjukkan bahwa
kekuatan otot maksimal terjadi pada saat umur 20 – 29 tahun selanjutnya akan
mengalami penurunan, rata-rata kekuatan otot akan menurun sampai 20% .5
Perbandingan keluhan nyeri punggung bawah antara jenis kelamin pria
dan wanita yaitu 1 : 3 artinya wanita lebih sering mengalami keluhan nyeri
dibagian punggung bawah dibandingkan dengan pria.Merokok juga merupakan
salah satu faktor individu yang berisiko meningkatkan atau memicu adanya
keluhan nyeri punggung bawah. Pada perokok akan lebih merasakan sakit ketika
nyeri pinggang dibandingkan dengan orangorang tidak perokok.5

1
Risiko timbulnya nyeri punggung bawah lebih besar pada orang yang
memiliki berat badan yang berlebih, karena beban pada sendi penumpu berat
badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri punggung
bawah.6 Didukung dengan bekerja dalam posisi berdiri lebih melelahkan dari pada
duduk dan energi yang dikeluarkan pada berdiri lebih banyak 10 - 15%
dibandingkan duduk.5
Di Amerika keluhan nyeri pada punggung bawah merupakan alasan
terbanyak kedua untuk tidak masuk kerja prevalensi berkisar antara 60-80% dan
setengah dari kalangan pekerja diperkirakan pernah melaporkan keluhan nyeri
pinggang.Dari jumlah itu 5-10% menjadi keluhan kronis.Dari keluhan-keluhan
nyeri tersebut, penderita mengeluarkan 60% dari biaya kesehatannya untuk
pengobatan.

1.2 Tujuan Penulisan


1) Melengkapi syarat tugas stase neurologi.
2) Melengkapi syarat Kepanitreraan Klinik Senior (KKS)diRSUD
Mohammad Natsir Solok.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Nyeri Punggung Bawah


Nyeri punggung bawah adalah suatu keadaan yang ditandai dengan rasa
nyeri nyaman atau rasa nyeri akut pada bagian ruas tulang punggung atau
lumbalis dan sacralis.Umumnya terjadi secara tibatiba, sangat tajam dan menetap,
tetapi nyeri juga terkadang secara perlahan.Nyeri terasa menjalar kadang sampai
ke kantong kemih bahkan sampai ke kaki.
Nyeri punggung bawah adalah sindroma klinik yang ditandai dengan
gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang
pinggang dan sekitarnya. Nyeri pinggang yang disebabkan oleh sikap duduk yang
terlalu lama, posisi kerja yang salah, mekanik gerak atau suatu kelainan dalam
unit fungsional tulang punggung sering mengganggu penderita dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.3
Nyeri punggung bawah juga didefinisikan sebagai nyeri akut pada daerah
ruas lumbalis kelima dan sakralis (L5-S1). Nyeri pada punggungg bawah
dirasakan oleh penderita dapat terjadi secara jelas atau samar serta menyebar atau
terlokalisir.7

2.2. Anatomi dan Fisiologi


a. Tulang
Istilah punggung menggambarkan batang tubuh mulai dari bawah leher,
terus ke bawah sampai ke tulang ekor.Punggung bagian atas disebut punggung
bagian toraks (dada) dan punggung bagian bawah merupakan punggung bagian
lumbal (pinggang).Bagian pinggang bawah disusun oleh tulang, otot, dan jaringan
lainnya.
Terdapat 33 tulang kecil disebut vertebrae atau tulang belakang
(berbentuk seperti cincin iregular), satu tulang tertumpuk di atas tulang kecil yang
lain untuk membentuk punggung yang menyangga berat badan, dan melingkupi
serta melindungi sumsum tulang belakang.8

3
Diantara tiap 2 ruas pada tulang belakang terdapat bantalan tulang
rawan.Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa mencapai 57 sampai
67 centimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang belakang, 24 ruas diantaranya
tulang- tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang.
Vertebrae dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang
ditempatinya : 7 vertebra servicalis atau ruas tulang leher membentuk daerah
tengkuk, 12 vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian
belakang toraks atau dada, 5 vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang
membentuk daerah lumbal atau pinggang, 5 vertebra sacralis atau ruas tulang
kelangkang membentuk sakrum, 4 vertebra cocygeus atau ruas tulang tungging
membentuk vertebra cocygeus atau tulang tungging.9

Gambar 1: Tulang punggung belakang

Menurut Tarwoto (2015) fungsi tulang kolumna vetebra yaitu :


a. Menyangga berat tubuh, seperti kepala, bahu, dan dada.
b. Menyeimbangkan berat tubuh.
c. Menghubungkan tubuh bagian atas dan bawah.
d.Memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan
gerakan misalnya berdiri, duduk atau berlari.

4
e. Tempat melekatnya ligamen, otot, dan tendon.
f. Melindungi spinal cord dan persyarafannya serta organ-organ internal
tubuh.
g. Menyimpan mineral.
h. Memproduksi sel darah merah.
Sedangkan fungsi tulang sebagai alat untuk meredam dan
mendistribusikan gaya atau tegangan yang ada padanya. Ligament berfungsi
untuk membentuk bagian sambungan dan menempel pada tulang.8,9Vertebrata
dikelompokkan dan dimana sesuai dengan daerah yang ditempatinya yaitu :
1) Vertebrata Cervical
Vertebrata cervical terdiri dari 7 ruas tulang atau ruas tulang leher
membentuk daerah tengkuk, ruas tulang leher adalah yang paling kecil.
Ruas tulang leher umumnya memiliki ciri ukurannya kecil dan persegi
panjang, lebih panjang ke samping daripada ke depan atau ke belakang.
2) Vertebrata torakalis
Vertebrata torakalis terdiri dari 12 tulang atau nama lainnya adalah
ruas tulang punggung membentuk bagian belakang toraks atau dada, ruas
tulang punggung lebih besar daripada cervical dan disebelah bawah
menjadi lebih besar. Ciri khasnya adalah bentuknya lebar dan lonjong
dengan faset atau lekukan kecil disetiap sisi untuk menyambung iga,
lengkungan nya agak kecil, taju duri panjang dan mengarah kebawah
sedangkan taju sayap yang membantu mendukung iga adalah tebal dan
kuat serta memuat faset persendian untuk iga.
3) Vertebrata lumbalis
Vertebrata lumbalis terdiri dari lima ruas tulang atau nama lainnya
adalah tulang pinggang. Ruas tulang pinggang adalah yang
terbesar.Ukurannya sangat besar dibandingkan dengan yang lainnya dan
berbentuk seperti ginjal.Prosesus spinous nya lebar dan berbentu seperti
kapak kecil.Prosesus tranversusnya panjang dan langsing.Ruas kelima
membentuk sendi dengan sacrum pada sendi lumban-sacral.

5
4) Vertebrata Sakralis
Vertebrata sakralis terdiri dari lima ruas tulang atau nama lainnya
adalah tulang kelangkang. Tulang kelangkang berbentuk segitiga dan
terletak pada bagian bawah kolumna vertebralis terjepit diantara tulang
inominata.
5) Vertebrata Kosigeus
Vertebrata kosigeus atau nama lainnya adalah tulang tungging. Tulang
ini terdiri dari empat atau lima vertebrata durimeter yang bergabung
menjadi satu.9
b. Otot
Menurut Setiadi (2007) otot bagian punggung dibagi menjadi 3 bagian9 :

1) Otot yang ikut menggerakan lengan.


a) Trapezius (Otot Kerudung), terdapat pada semua ruas -ruas tulang
punggung yang berpangkal pada tulang kepala belakang dengan fungsi
mengangkat dan menarik sendi bahu.
b) Muskulus latismus dorsi (Otot Punggung lebar), berpangkal pada ruas
tulang punggung kelima dari bawah fasia lumboid , tepi tulang
punggung dan iga III dibawah, gunanya menutupi ketiak bagian
belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan kedalam.
c) Muskulus rumboid (Otot Belah Ketupat), berpangkal dari taju duri, dari
tulang leher, ruas tulang punggung, dari sini menuju kepinggir tengah
tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat keatas dan
ketengah.

6
Gambar 2: Otot punggung bawah dan trauma ligament

2) Otot antara ruas tulang belakang dan iga


Otot yang bekerja menggerakan tulang iga atau otot bantu pernafasan, terdiri
dari 2 otot yaitu:
a) Muskulus Seratus posterior inferior (otot gergaji belakang bawah),
gunaya menarik tulang iga kebawah waktu bernafas.
b) Muskulus Seratus Posterior superior, gunanya menarik tulang iga keatas
waktu bernafas.
3) Otot Punggung Sejati
a) Muskulus interspinalis transversi dan muskulus semispinalis, fungsinya
untuk sikap dan pergerakan tulang belakang.
b) Muskulus sakrospinalis (muskulus erektor spina), fungsinya
memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebrata dan
pergerakan dari ruas tulang belakang.
c) Muskulus Quadratus lumborum, terletak antara krista illaka dan os
kosta.

7
c. Vaskularisasi
Medulla spinalis diperdarahi oleh susunan arteri yang memiliki hubungan
yang erat.Arteri-arteri spinal terdiri dari arteri spinalis anterior dan posterior serta
arteri radikularis.Arteri spinalis anterior dibentuk oleh cabang kanan dan dari
segmen intrakranial kedua arteri vertebralis sebelum membentuk menjadi arteri
basilaris.Di peralihan antara medulla oblongata dan medulla spinalis, kedua
cabang tersebut menjadi satu dan meneruskan perjalanan sebagai arteri spinalis
anterior.Sebagai arteri yang tunggal, arteri tersebut berjalan di sulkus anterior
sampai bagian servikal atas saja.Arteri spinalis posterior kanan dan kiri juga
berasal dari kedua arteri vertebralis juga, tetapi pada tempat yang terletak agak
kaudal dan dorsal daripada tempat arteri spinalis berpangkal.Kedua arteri spinalis
posterior bercabang dua, satu melewati lateral medial, dan yang lain disamping
lateral dari radiks dorsalis.6
Arteri radikularis dibedakan menjadi arteri radikularis posterior dan
anterior.Kedua arteri tersebut merupakan cabang dorsal dan ventral dari arteria
radikularis yang dikenal juga dengan ramus vertebromedularis arteri
interkostalis.Jumlah pada orang dewasa berbeda-beda.Arteri radikularis posterior
berjumlah lebih banyak, yaitu antara 15 sampai 22, dan paling sedikit 12. Ke atas
pembuluh darah tersebut ber anastomose dengan arteria spinalis posterior dan ke
kaudal sepanjang medulla spinalis mereka menyusun sistem anastomosis arterial
posterior. Sistem anastomosis anterior adalah cabang terminal arteria radikularis
anterior. Cabang terminal tersebut berjumlah dua, satu menuju rostral dan yang
lain menuju ke kaudal dan kedua nya berjalan di garis terngah permukaan ventral
medulla spinalis. Dibawah tingkat servikal kedua cabang terminal tiap arteri
radikularis anterior beranastomose satu dengan yang lain. Anastomose ini
merupakan daerah dengan vaskularisasi yang rawan.9

8
Gambar 3 : vaskularisasi medulla spinalis

d. Persarafan
Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk kolum vertical yang
terbentang dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital
magnum, masuk kekanalis sampai setinggi segmen lumbal-2. medulla spinalis
terdiri dari 31 pasang saraf spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas : 8 pasang
saraf cervical, 15 pasang saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf
sacral, 1 pasang saraf cogsigeal.9

Nervus ischiadicus terdiri atas nervus yang terpisah didalam satu selubung,
yaitu nervus peroneus communis dan nervus tibialis.Nervus femoralis merupakan
cabang yang terbesar dari fleksus lumbalis. Nervus ini berasal dari tiga bagian
posterior fleksus, yang asalnya dari nervus lumbalis kedua, ketiga dan keempat,

9
munculnya dari tepi lateral M. psoas tepat diatas ligamentum pouparti dan
berjalan turun dibawah ligamentum ini memasuki trigonum femoral pada sisi
lateral arteri femoralis.9

Gambar 4 : Perasarafan punggung bawah

Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antara korpus


vertebra yang berdekatan, sendi antara arkus vertebra, sendi kostovertebralis dan
sendi sakroiliaka.Ligamentum longitudinal dan diskus intervertebralis
menghubungkan vertebra yang berdekatan. Ligamentum longitudinal anterior,
suatu pita tebal dan lebar, berjalan memanjang pada bagian depan korpus vertebra
dan diskus intervertebralis, dan bersatu dengan periosteum dan annulus fibrosus.
Ligamentum longitudinalis anterior berfungsi untuk menahan gaya ekstensi,

10
sedangkan dalam kanalis vertebralis pada bagian posterior korpus vertebra dan
diskus intervertebralis terletak ligamentum longitudinal posterior, ligamentum
longitudinalis posterior berperan dalammenahan gaya fleksi. Ligamentum anterior
lebih kuat dari pada posterior, sehingga prolaps diskus lebih sering kearah
posterior.Pada bagian posterior terdapat struktur saraf yang sangat sensitif
terhadap penekanan yaitu radiks saraf spinalis, ganglion radiks dorsalis.Diantara
korpus vertebra mulai dari vertebra servikalis kedua sampai vertebra sakralis
terdapat diskus intervertebralis.Diskus ini membentuk sendi fibrokartilago yang
lentur antara korpus vertebra.8

Gambar 5: Dermatom sensorik

11
2.3. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluhkan nyeri
punggung bawah sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih banyak
lagi dan 90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh kelainan
organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja.1
Studi yang telah dilakukan, kejadian tertinggi nyeri punggung bawah
pada dekade ketiga dan prevalensi meningkat pada usia 60-65 tahun dan
kemudian secara bertahap menurun. Faktor risiko umum lainnya yang dilaporkan
adalah status pendidikan yang rendah, stres, kecemasan, depresi, ketidakpuasan
kerja, rendahnya tingkat dukungan sosial di tempat kerja dan seluruh getaran
tubuh. Nyeri punggung bawah memiliki dampak yang sangat besar pada individu,
keluarga, masyarakat, pemerintah, dan bisnis di seluruh dunia.1

2.4. Etiologi Nyeri Punggung Bawah


Nyeri punggung bawah merupakan salah satu bentuk gangguan jaringan
saraf yang sering dialami pekerja industri, terutama dibagian bawah punggung
yaitu pinggang yang lebih sering dikenal dengan low back pain.Salah satu
penyebabnya adalah bergesernya bantalan tulang belakang sehingga menekan
saraf belakang.Sendi atau ruas tulang belakang memiliki komponen inti yang
disebut nukleus yang berbentuk seperti agar-agar dan berfungsi sebagai bantalan
dan perdeam kejut. Akibat pembebanan secara terus menerus, nucleus tertekan
atau pecah dan akan menekan ujung saraf atau sumsum tulang belakang. Kondisi
menimbulkan nyeri yang luar biasa.7
Penyebab nyeri lainnya adalah spondilosis, yakni kerusakan pada sendi
tulang belakang akibat aus atau terkikisnya tulang rawan yang melindungi ruas
tulang belakang.Banyak juga nyeri pinggang yang terjadi diakibatkan oleh
paparan getaran (whole vibration) pada saat mengemudi.7
Menurut Muttaqin (2011), umumnya nyeri punggung bawah disebabkan
oleh salah satu dari berbagai masalah muskuloskeletal, misalnya:7
1) Regangan lumbosakral akut.
2) Ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot.
3) Osteoartitis tulang belakang.

12
4) Stenosis tulang belakang
5) Masalah diskus invertebra
6) Ketidaksamaan panjang tungkai
7) Penyebab lainnya : Lansia (perubahan struktur tulang belakang),
gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperineal, aneurisma
abdominal, dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung
bawah terjadi akibat gangguan muscoloskeletal dan diperberat oleh
aktivitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi
aktivitas.Obesitas, stres, dan terkadang depresi dapat mengakibatkan
nyeri punggung bagian bawah atau disebut pinggang.
2.5. Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah
Adapun faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah dapat dibedakan
menjadi tiga faktor, antara lain yakni:6
1) Faktor individu
a) Usia
Dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan
hal tersebut mulai terjadi pada saat seseorang berusia 30 tahun
dengan berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi
jaringan parut dan pengurangan cairan. Sehingga akan menyebabkan
stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang (Pratiwi et al.,
2009). Prevalensi meningkat terus menerus dan mencapai puncaknya
antara usia 35 hingga 55 tahun. Semakin bertambahnya usia
seseorang, risiko untuk menderita LBP akan semakin meningkat
karena terjadinya kelainan pada diskus intervertebralis pada usia tua.
b) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Berdasarkan hasil penelitian Purnamasari (2010) seseorang yang
overweight lebih berisiko 5 kali menderita LBP dibandingkan
dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Semakin berat badan
bertambah, tulang belakang akan tertekan dalam menerima beban
sehingga menyebabkan mudahnya terjadi kerusakan pada struktur
tulang belakang. Salah satu daerah pada tulang belakang yang paling
berisiko akibat efek dari obesitas adalah verterbrae lumba.

13
c) Jenis kelamin
Secara fisiologis kemampuan otot wanita lebih rendah daripada
pria. Pada wanita keluhan ini sering terjadi misalnya pada saat
mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat
menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon
estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.4
d) Merokok
Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot
pinggang adalah karena nikotin pada rokok dapat menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke jaringan.Selain itu, merokok juga dapat
menyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada tulang sehingga
menyebabkan nyeri akibat terjadinya keretakan atau kerusakan pada
tulang.
e) Masa kerja
Semakin lama masa bekerja atau semakin lama seseorang terpajan
faktor risiko maka semakin besar pula risiko untuk mengalami LBP
dikarenakan nyeri punggung merupakan penyakit kronis yang
membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan menimbulkan
manifestasi klinis.
2) Faktor pekerjaan
a) Beban kerja
Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh individu atau kelompok, selama periode waktu tertentu dalam
keadaan normal. Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga
besar akan memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot,
tendon, ligamen, dan sendi. Beban yang berat akan menyebabkan
iritasi, inflamasi, kelelahan otot, kerusakan otot, tendon, dan jaringan
lainnya.1
b) Durasi (Lama kerja)
Durasi terdiri dari durasi singkat jika < 1 jam per hari, durasi
sedang yaitu 1-2 jam per hari, dan durasi lama yaitu > 2 jam per hari.
Selama berkontraksi otot memerlukan oksigen, jika gerakan berulang-

14
ulang dari otot menjadi terlalu cepat sehingga oksigen belum
mencapai jaringan maka akan terjadi kelelahan otot.
c) Posisi kerja
Bekerja dengan posisi janggal dapat meningkatkan jumlah energi
yang dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal adalah posisi tubuh
yang tidak sesuai pada saat melakukan pekerjaan sehingga dapat
menyebabkan kondisi dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan
rangka tidak efisien sehingga mudah menimbulkan kelelahan. Yang
termasuk dalam posisi janggal yakni pengulangan atau waktu lama
dalam posisi menggapai, berputar, memiringkan badan, berlutut,
jongkok, memegang dalam posisi statis, dan menjepit dengan
tangan.Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh seperti bahu,
punggung, dan lutut karena daerah inilah yang paling sering
mengalami cedera.1
d) Repetisi
Repetisi merupakan pengulangan gerakan kerja dengan pola yang
sama. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban
terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
3) Faktor lingkungan fisik
Faktor risiko lingkungan fisik terhadap LBP antara lain getaran.
Getaran dapat menyebabkan kontraksi otot meningkat yang
menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat
meningkat, dan akhirnya timbul rasa nyeri.Getaran berpotensi
menimbulkan keluhan LBP ketika seseoang menghabiskan waktu lebih
banyak di kendaraan atau lingkungan kerja yang memiliki hazard
getaran.

2.6. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah


Menurut Samsul M yang dikutip oleh Anugrah (2015), ada 5 macam
klasifikasi nyeri punggung bawah atau low back pain, yaitu :11
1) Nyeri lokal

15
Disebabkan oleh kompresi atau iritas selaput saraf sensori.Umumnya
terjadi akibat faktor, robekan atau tarikan pada struktur sensori
nyeri.Bagian yang nyeri dekat dengan vertebrata yang teriritasi.Nyeri
local yang tidak berubah akibat perubahan posisi dicurigai tumor
vertebrata atau infeksi vertebrata.Nyeri disebabkan oleh iritasi ujung-
ujung saraf penghantar impuls nyeri.Nyeri setempat ini biasanya terus-
menerus atau hilang timbul.Nyeri bertambah pada sikap tertentu atau
karena suatu gerakan.Dengan penekanan nyeri dapat bertambah.
2) Nyeri alih ke tulang punggung dan abdomen atau pelvis.
Nyeri ini tidak dipengaruhi oleh tulang belakang.
3) Nyeri yang berasal dari tulang belakang yang kemudian diarahkan ke
tungkai atau bokong. Nyeri yang mengenai vertebrata lumbal atas
akan menjalar ke daerah lumbal selangkangan dan paha atas.
Sedangkan nyeri yang mengenai vertebrata lumban bawah akan
menjalar ke bagian bokong, paha belakang dan kaki.
4) Nyeri radikular
Umumnya tajam dan menjalar dari tulang belakang ke kaki sesuai
dengan perjalanan saraf.Batuk, bersin dan kontaksi otot abdomen
mencetuskan nyeri radikular.
5) Nyeri akibat spasme otot Umumnya berkaitan dengan tulang
belakang.
Spasme ini berhubungan dengan postur abdominal, nyeri tumpul dan
peregangan otot.Nyeri yang timbul akibat spasme otot karena gangguan
muskoloskeletal.Otot yang berada dalam ketegangan terus menerus dapat
menimbulkan perasaan yang subjektif seperti pegal, sikap duduk, tidur,
berjalan dan berdiri dapat menyebabkan ketegangan otot sehingga
menyebabkan nyeri pinggang.
Nyeri punggung bawah diklasifikasikan berdasarkan sifat dan gangguan
atau penyebabnya. Sering terdapat satu atau lebih penyebab, seperti mislanya
trauma yang mencetuskan nyeri pada penderita yang sebelumnya sudah memiliki
kelainan congenital pada tulang belakang, fraktur pada seseorang sudah
mengalami osteoporosis, degenrasi atau metastasis akibat tumor ganas.

16
Berdasarkan sifat gangguan terdiri atas :10

1) Mekanik
a) Statis
Nyeri timbul 90% karena sudut lumbosakral (hiperlordosis)dikenal
sebagai sway back spine. Sudut lumbosakral merupakan sudut yang
terbentuk oleh pertemuan bidang horizontal atau bidang melalui
sacrum, dalam keadaan normal atau tidak lebih dari 34o.pada
hiperlordosis yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi atau
pergesekan. Sikap tubuh yang salah dalam waktu yang lama juga
dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang.
b) Kinetik
Nyeri timbul akibat beban yang abnormal atau beban normal pada
saat tubuh belum siap menerimanya, misalnya beban yang terlalu
berat,menerima dan membawa beban agak jauh dari tubuh, membawa
beban terlalu lama, menerima beban secara tiba-tiba, atau menangkap
benda yang jatuh yang dapat menyebabkan ligament dan sendi akan
menderita dan dapat menyebabkan sublukasi. Nyeri juga dapat
disebabkan tindakan atau terburu-buru atau berjalan dengan gerakan
berlebihan dengan tegang serta emosional.
Trauma dan gangguan mekanik dapat merupakan penyebab utama
nyeri pinggang bawah.Orang yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan
otot atau sudah lama tidak melakukan nya dapat menyebabkan nyeri
pinggang akut (lumbar strain acute).Melakukan pekerjaan dalam sikap
yang salah dapat menyebabkan nyeri pinggang kronik (lumbal strain
cronic).
2) Organik
Gangguan osteogenik atau dikogenik, misalnya skoliosis yaitu faset tidak
sejajar dengan bidang simetris sehingga menimbulkan gerakan pada posisi
oblik mengakibatkan infalamasi faset spondilosis (spondilartosis
deformans), degenarasi jaringan eslastik yang digantikan dengan jaringan
fibrosa akibatnya terjadi penyempitan diskus sehingga ligament akan
mengerut karena tekanan intradiskus yang menurun.

17
Menurut Bimariotejo (2009) berdasarkan perjalanan kliniknya nyeri
pinggang bawah atau low back pain terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :4
1) Nyeri Akut
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya
sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu.Rasa nyeri ini
dapat hilang atau sembuh.Acute low back pain dapat disebabkan karena
luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat
hilang sesaat kemudian.Kejadian tersebut selain dapat merusak
jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.Pada kecelakaan
yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat
masih sembuh sendiri.Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
2) Nyeri Kronik
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
berulang-ulang atau kambuh kembali.Fase ini biasanya memiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back
pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
Menurut Lukman Nurna Ningsih (2013) mengklasifikasikan nyeri
punggung bawah berdasarkan tingkat keluhan nyeri, stadium nyeri disebut akut
bila nyeri hilang spontan kurang dari 4-5 minggu.Nyeri lebih lama dari 5
minggu disebut stadium kronis.

18
2.7. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah

Posisi kerja yang beresiko

Peningkatan stress Kontraksi berlebih pada


diarea lumbal otot punggung bawah

Tekanan yang berlebih pada Mengakibatkan terjadinya


diskus intervertebralis spasme otot

Penekanan pada syaraf Suplai darah ke otot


spinal di sekitar area lumbal tersumbat sehingga ketika
otot berkontraksi akan
menyebabkan timbul rasa
nyeri

Nyeri punggung bawah

Nyeri punggung bawah terjadi karena biomekanik vertebra lumban akibat


perubahan titik berat badan dengan kompensasi perubahan posisi tubuh dan akan
menimbulkan nyeri. Ketegangan (strain) otot dan keregangan (sprain) ligamentum
tulang belakang merupakan salah satu penyebab utama nyeri pinggang bawah.
Menurut Salmon et all nyeri punggung merupakan suatu sindroma akibat
interaksi faktor sturktural dan biokimia. Nyeri pinggang bawah atau sering disebut
nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan yang disebabkan oleh
aktivitas tubuh yang kurang baik. Back injury cenderung bersifat permanen,
bahkan seorang yang pernah mengalami masalah ini kemungkinan besar akan
mengalaminya kembali dimasa yang akan datang. Faktor resiko terjadi nya nyeri
ini antara lain usia, obesitas, indeks masa tubuh, kehamilan dan faktor
psikologis.12
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang
terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini

19
akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan
menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang
bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan
dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya
dapat menimbulkan iskemia.13
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan
lesi primer pada sistem saraf.Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat
menyebabkan 2 kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput
pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan
nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan
peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan.Kemungkinan kedua,
penekanan mengenai serabut saraf.Pada kondisi ini terjadi perubahan
biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion
lainnya.Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat
peka terhadap rangsang mekanikal dan termal.Hal ini merupakan dasar
pemeriksaan Laseque.8

2.8. Tanda dan Gejala Nyeri Punggung Bawah


Adapun tanda dan gejala dari low back pain antara lain yakni:12
1) Nyeri sepanjang tulang belakang, dari pangkal leher sampai tulang
ekor.
2) Nyeri tajam terlokalisasi di leher, punggung atas atau punggung
bawah terutama setelah mengangkat benda berat atau terlibat dalam
aktivitas berat lainnya.
3) Sakit kronis di bagian punggung tengah atau punggung bawah,
terutama setelah duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
4) Nyeri punggung menjalar sampai ke pantat, dibagian belakang paha,
ke betis dan kaki.
5) Ketidakmampuan untuk berdiri tegak tanpa rasa sakit atau kejang otot
di punggung bawah.

20
Red flag15
Adalah alaram tanda bahaya yang harus diperhatikan dalam menangani pendeita
LBP. Bila tanda ini muncul kita tidak hanya memikirkan penyebab LBP ini
hanyalah karena trauma mekanik tetapi mungkin penyakit lain yang lebih bahaya
sebagai penyebab uatama dari LBP tersebut. Red flag tersebut antara lain:

1. Onset usia <20 aatau >55 tahun


2. Nyeri non mekanik (tidak berhubungan dengan waktu atau aktivitas)
3. Nyeri thorax
4. Rwayat karsinoma, penggunaan steroid dan HIV
5. Merasa kurang sehat
6. Penurunan berat badan
7. Gejala neurologi yang luas
8. Deformitas struktur tulang belakang

Indikasi masalah pada saraf:

1. Nyeri kaki yanh unilateral > nyeri pinggang


2. Nyeri menjalar ke kaki atau jari kaki
3. Mati rasa dan kesemutan yang sesuai dengan peta dermatom
4. Reflek kaki yang menurun
5. Positive straight leg raising test (akar saraf L2-L4)
6. Positive femoral stretch test (akar saraf L2-L4)
7. nyeri kaki diperberat dengan batuk, bersin, atau valsava maneuver.

Factor prognostic (yellow flags)15


Adalah factor psikologis yang sering ditemukan pada penderita LBP dan member
petunjuk bahwa nyer cendrung akan berkembang menjadi kronis.

1. factor yang berhubungan dengan pekerjaan


2. stress psikososial
3. mood yang depresif
4. beratnya nyeri dan pengaruh ke fungsional
5. episode nyeri pinggang sebelmnya
6. laporangejala yang ekstrim

21
7. harapan pasien
2.9. Diagnosis Nyeri Punggung Bawah
2.9.1 Anamnesa
Manifestasi klinis yang ditemukan adalah :13
1) Nyeri terjadi secara intermitten atau terputus-putus.
2) Nyeri sepanjang tulang belakang, dari pangkal leher sampai tulang
ekor.
3) Sifat nyeri tajam karena dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang bisa
meringankan ataupun memperberat keluhan.
4) Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk
setelah digunakan beraktivitas.
5) Tidak ditemukan tanda-tanda radang seperti panas, warna kemerahan
ataupun pembengkakan.
6) Terkadang nyeri menjalar ke bagian pantat atau paha.
7) Dapat terjadi morning stiffness.
8) Nyeri bertambah hebat bila bergerak ekstensi, fleksi, rotasi, berdiri,
berjalan maupun duduk.
9) Nyeri berkurang bila berbaring.

2.9.2 Pemeriksaan Fisik


1) Inspeksi
a) Penggunaan skala nyeri : VAS/NPRS/Face Sclae/CPOT

b) Observasi penderita saat berdiri, duduk, berbaring, bangun dari


berbaring.

22
c) Observasi punggung, pelvis, tungkai selama bergerak.
Pemeriksaan kolumna vertebralis : ( adakah lordosis, kifosis dan
skoliosis)

d) Observasi kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal,


adanya angulasi, pelvis yang asimetris dan postur tungkai yang
abnormal.
2) Palpasi dan perkusi
a) Terlebih dulu dilakukan pada daerah sekitar yang ringan rasa
nyerinya, kemudian menuju daerah yang paling nyeri.
b) Raba columna vertebralis untuk menentukan kemungkinan adanya
deviasi
c) Pemeriksaan nyeri ketok kolumna vertebra (menentukan nyeri
berasal dari organ)

23
d) Tes Laseque Posisi pasien tidur terlentang dengan paha fleksi dan
lutut ekstensi. Pertama, telapak kaki pasien (dalam posisi 0°)
didorong ke arah muka kemudian setelah itu tungkai pasien
diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°. Hasil positif apabila pasien
merasakan nyeri yang menjalar dari punggung bawah sampai
tungkai bawah (terutama di betis) dan pergelangan kaki.
e) Tes Patrick dan anti-patrick Fleksi-abduksi-eksternal rotation-
ekstensi sendi panggul. Positif jika gerakan diluar kemauan
terbatas, sering disertai dengan rasa nyeri. Positif pada penyakit
sendi panggul, negative pada ischialgia.
f) Tes Naffziger Dengan menekan kedua vena jugularis, maka
tekanan LCS akan meningkat, akan menyebabkan tekanan pada
radiks bertambah, timbul nyeri radikuler. Positif pada spondilitis.
g) Tes Bragard Posisi pasien tidur terlentang menggerakkan fleksi
paha secara pasif dengan lutut lurus disertai dorsi fleksi
pergelangan kaki dengan sudut 30 derajat. Hasil positif 15 apabila
pasien merasakan nyeri pada posterior gluteal yang menjalar ke
tungkai.
h) Tes Valsava Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS
akan meningkat, hasilnya sama dengan percobaan Naffziger.

24
i) Tes Prespirasi Dengan cara minor, yaitu bagian tubuh yang akan
diperiksa dibersihkan dan dikeringkan dulu, kemudian diolesi
campuran yodium, minyak kastroli, alcohol absolute. Kemudian
bagian tersebut diolesi tepung beras. Pada bagian yang berkeringat
akan berwarna biru, yang tidak berkeringat akan tetap berwarna
putih. Tes ini untuk menunjukkan adanya ganguan saraf otonom.
3) Pemeriksaan neurologik
a) Motorik: menentukan kekuatan dan atrofi otot serta kontraksi
involunter.
b) Sensorik: periksa rasa raba, nyeri, suhu, rasa dalam, getar.
c) Refleks; diperiksa refleks patella dan Achilles

2.9.3 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Lukman dan Ningsih yang dikutip oleh Pardosi (2017),
diagnosis nyeri punggung bawah:12
1) Sinar X vertebra, mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi,
infeksi, osteoartritis, atau skoliosis.
2) Computed tomography (CT) scan, berguna untuk mengetahui penyakit
yang mendasari, seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi sekitar
kolumna vertebralis dan masalah diskus intervertebralis .
3) Ultrasonografi (USG), dapat membantu mendiagnosis penyempitan
kanalis spinalis.

2.10. Prognosis
Prognosis baik pada nyeri punggung bawah yang nonspesifik dan
miogenik.Perbedaannnya terletak pada penggunaan obat atau terapi.Pada LBP
nonspsesifik dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan, sedangkan pada LBP
miogenik harus menggunakan tindakan terapi secara dini untuk tingkat
kesembuhannya dalam seminggu. Prognosis LBP kronis adalah tidak pasti.8

2.11. Tatalaksana
Tujuan penatalaksanaan adalah

25
1) Mengatasi nyeri
2) Meningkatkan lingkup gerak sendi
3) Memperbaiki kekuatan otot
4) Meningkatkan atau mempertahankan fungsi

Ada 2 kategori penatalaksanaan LBP yaitu7,8

1) Konservatif
a) Tirah baring Tirah baring berguna untuk mengurangi rasa nyeri
mekanik dan tekanan intradiskal yang dianjurkan pada pasien
HNP.
b) Medikamentosa Obat – obatan yang diberikan dapat berupa
analgetik dan NSAID, muscle relaxant,opioid, kortikosteroid oral
maupun analgetik adjuvan.
c) Terapi Modalitas Modalitas terapi yang digunakan pada kasus LBP
pada umumnya TENS, SWD, MWD, arus interfensi, maupun
traksi. Selain itu diberikan back exercise, pemakaian korset lumbal
untuk membantu mengatasi permasalahan yang muncul karena
LBP.

2) Terapi Bedah
Operasi merupakan pilihan terakhir.Operasi dilakukan pada kondisi
dimana konservatif tidak memberikan hasil sesuai yang
diharapkan.Dilakukan operasi apabila pasien dengan nyeri yang
persisten 2-3 bulan setelah onset dilakukan.

26
BAB III
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. J

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : mengurus rumah tangga

Alamat : Solok

Agama : Islam

Tanggal Masuk : 4 September 2019

ANAMNESIS : Autoanamnesa

Keluhan Utama

 Nyeri punggung sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang pasien perempuan datang ke IGD RSUD M. Natsir dengan


keluhan nyeri punggungsejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, dan memberat
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dari
pinggang hingga ke ujung kaki sebelah kiri.Sebelumnya pasien sedang shalat
subuh pada hari jumat, pada saat rukuk pasien merasa sakit di bagian
punggungnya dan langsung duduk dan beristirahat. Pasien sempat diurut ke
puskesmas dan diberi 2 macam obat (nama/jenis obat tidak diketahui pasien),
karena tidak kunjung membaikpasien pergi ke IGD RS M. Natsir diantar
keluarganya dan masuk ke bangsal neurologi pada hari rabunya. Pasien merasakan
nyeri dengan durasi ± 10 menit lalu nyeri timbul kembali.Keluhan semain

27
memberat jika pasien mengejan dan saat berjalan kaki terasa ngilu dan kebas dari
panggul hingga ke telapak kaki.Keluhan membaik jika pasien saat tidur terlentang
dan miring.Pasien sempat demam pada hari jumat dan turun kembali setelah
minum paracetamol.Pasien belum BAB sejak 4 hari yang lalu, BAK dalam batas
normal, nafsu makan baik, tidur pasien cukup.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya ± 1 tahun yang
lalu tapi tidak diobati.

 Riwayat hipertensi (+) terkontrol

 Riwayat trauma sebelumnya disangkal

Riwayar Penyakit Keluarga

 Riwayat stroke (-)

 Hipertensi (-)

 DM (-)

Riwayat Psikososial & Kebiasaan


Pasien seorang perempuanlaki berusia 38 tahun, bekerja sebagai ibu rumah
tangga (mengurus rumah tangga).Pasien tinggal bersama suami dan
anaknya.Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Baik

 Kesadaran : Composmentis

 Kooperatif : Kooperatif

 Tekanan darah : 110/70 mmHg

 Nadi : 80 x/menit

 Nafas : 19 x/menit

28
 Suhu : 36,8o C

STATUS GENERALIS

Status GeneralisKepala dan leher

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).


 Hidung : Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-).
 Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
 Mulut : Bibir simetris, sianosis (-/-)
 Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-).

Pemeriksaan Thoraks

Paru

 Inspeksi : hemitoraks kiri dan kanan sama dalam keadaan statis dan
dinamis
 Palpasi : focal fremitus kiri dan kanan sama
 Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
 Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung

 Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat


 Palpasi : iktus kordis teraba pada RIC 5, 2 jari medial dari
midclavikula sinistra
 Perkusi : batas jantung normal
 Auskultasi : irama reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen

 Inspeksi : perut tidak tampak membuncit, tidak ada distensi


 Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
 Perkusi : timpani pada seluruh abdomen
 Auskultasi : Bising Usus normal
Ekstremitas

29
 Atas : akral hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, edema
(-/), sianosis (-/-)
 Bawah : akral hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, edema
(-/-),sianosis (-/-)

Status Neurologis

 GCS : E5M6V4 = 15
 Tanda Rangsangan Meningeal
o Kaku kuduk : Negatif
o Brudzinsky I : Negatif
o Brudzinsky II : Negatif
o Kernig sign : Negatif
- Tanda Peningkatan tekanan intrakranial
Pupil : Isokor Ø 3mm/3mm, Sklera Ikterik (-/-), Konjunctiva
Anemis (-/-)

Pemeriksaan Nervus Cranialis

a. N.I (Olfaktorius)

Penciuman Kanan Kiri

Subjektif Normal Normal

Objektif dengan bahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

b. N.II (Optikus)

Penglihatan Kanan Kiri

Tajam Penglihatan Normal Normal

Lapang Pandang Normal Normal

30
Melihat Warna Normal Normal

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

c. N.III (Occulomotorius)

Kanan Kiri

Bola Mata Bulat Bulat

Ptosis Negatif Negatif

Gerakan Bulbus Normal Normal

Strabismus Negatif Negatif

Nistagmus Negatif Negatif

Ekso/Endoftalmus Negatif Negatif

Pupil

 Bentuk Bulat Bulat

 Refleks cahaya Normal Normal

d. N.IV (Troklearis)

Kanan Kiri

Gerakan mata kebawah Normal Normal

Sikap bulbus Normal Normal

Diplopia Negatif Negatif

e. N.V (Trigeminus)

31
Kanan Kiri

Motorik

 Membuka mulut Normal

 Menggerakkan Normal
rahang
 Menggigit Normal

- Mengunyah Normal

Sensorik

o Divisi Opthalmika Tidak dilakukan Tidak dilakukan

o Reflek kornea

o Sensibilitas

o Divisimaksila Tidak dilakukan Tidak dilakukan

o Reflek masseter

o Sensibilitas

o Divisi mandibular Tidak dilakukan Tidak dilakukan

o Sensibilitas

N.VI (Abdusen)

Kanan Kiri

Gerakan mata ke lateral Normal Normal

Sikap bulbus Normal Normal

Diplopia Negatif Negatif

32
N.VII (Facialis)

Kanan Kiri

Raut wajah Simetris

Sekresi air mata Normal Normal

Fisura palpebral Normal Normal

Menggerakkan dahi Normal

Menutup mata Normal Normal

Mencibir/bersiul Normal

Memperlihatkan gigi Normal

Sensasi lidah 2/3 depan Normal

Hiperakusis Tidak dilakukan

N.VIII (Vesibularis)

Kanan Kiri

Suara berbisik Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Detik arloji Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Rinne test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Scwabach test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

o Memanjang

o Memendek

33
Nistagmus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

o Pendular Tidak dilakukan Tidak dilakukan

o Vertikal Tidak dilakukan Tidak dilakukan

o Siklikal Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pengaruh posisi kepala Negatif Negatif

N.IX (Glossopharingeus)

Kanan Kiri

Sensasi lidah 1/3 belakang Normal Normal

Reflek muntah/gag reflek Normal Normal

N.X (Vagus)

Kanan Kiri

Arkus faring Normal

Uvula Normal

Menelan Normal

Artikulasi Jelas

Suara Jelas

Nadi Normal

34
N.XI (Asesorius)

Kanan Kiri

Menoleh ke kanan Normal Normal

Menoleh ke kiri Normal Normal

Mengangkat bahu ke kanan Normal Normal

Mengangkat bahu ke kiri Normal Normal

N.XII (Hipoglosus)

Kanan Kiri

Kedudukan lidah dalam Normal

Kedudukan lidah dijulurkan Normal

Tremor Negatif

Fasikulasi Negatif

Atrofi Negatif

Pemeriksaan Koordinasi

Cara berjalan Tidak dilakukan

Romberg test Tidak dilakukan

Ataksia Tidak dilakukan

Rebound phenomen Tidak dilakukan

Test tumit lutut Tidak dilakukan

35
Korpus Vertebrae

Inspeksi :Tidak ada deformitas

Palpasi :Nyeri Tekan (+)

Tes lasseqe : (+)

Tes patrick : tidak dilakukan

Tes naffziger : tidak dilakukan

Tes bragard : tidak dilakukan

Tes valsava : tidak dilakukan

Tes previrasi : tidak dilakukan

Pemeriksaan Fungsi Motorik

A. Badan Respirasi Baik

Duduk Baik

B. Berdiridanberjalan Gerakan spontan Baik

Tremor Tidak ada

Atetosis Tidak
dilakukan

Mioklonik Tidak
dilakukan

Khorea Tidak
dilakukan

C. Ekstremitas Superior Inferior

36
Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Aktif Aktif Aktif Terbatas

Kekuatan 555 555 555 444

Pemeriksaan Sensibilitas

Sensibilitas taktil Tidak dilakukan

Sensibilitas nyeri Tidak dilakukan

Sensibilitas termis Tidak dilakukan

Sensibilitas Tidak dilakukan

Sensibilitas kortikal Tidak dilakukan

Stereognosis Tidak dilakukan

Pengenalan 2 titik Tidak dilakukan

Pengenalan rabaan Tidak dilakukan

Sistem Refleks

1. Fisiologis Kanan Kiri

Biseps + +

Triseps + +

APR + +

KPR + +

2. Patologis

37
Babinski Negatif Negatif

Chaddoks Negatif Negatif

Oppenheim Negatif Negatif

Gordon Negatif Negatif

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium darah rutin

Hb = 12.1 g/dl

Ht = 35.4 %

Leukosit = 9.800 mm3

Trombosit = 329.000 mm3

DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : Ischialgia sinistra akut

Diagnosis Topik : radix dorsalis setinggi vertebra L2-L5

Diagnosis etiologis : Trauma mekanik

Diagnosis sekunder : hipertensi terkontrol

PROGNOSA

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

TERAPI
Umum/Suportif

38
 Breath : Tidak pakai oksigen
 Blood : IVFD RL12 jam/kolf
 Brain : Tidak elevasi kepala
 Bowel : NGT tidak terpasang
 Bladder : Tidak pasang kateter
 Bone & skin : Tidur alas keras

Khusus :
 Meloxicam 2x7,5 mg
 Ranitidine 2x150 mg
 Diazepam 3x2 mg
 Dulcolax 2x5 mg
 B-complex 3x2 mg
 Calcium 3x1tab

Tabel Follow Up

Follow – Up Kamis 5 Sept 2019

S (Subject) O (Object) A ( Assessment)

- Nafsu makan Keadaan : Sedang DK :Ischialgia sinistra akut


menurun
Kesadaran : CMC DT : radix dorsalis setinggi
- Tidur pasen
vertebra L2-L5
terganggu jika TD : 100/60 mmHg
nyeri timbul DE : Trauma mekanik
ND : 82/ menit
- BAB belum ada
DS : hipertensi terkontrol
sejak hari senin, NF : 19/ menit
BAK Normal
S : 36,6 ° C
- Nyeri pinggang
sebelah kiri
hilang timbul dan
menjalar hingga
ke ujung kaki

39
- Keram/kebas
pada kaki kiri (+)
- Nyeri perut tidak
ada

P ( Planning ) : Fisioterapi

Terapi Umum :

Umum/Suportif

 Breath : Tidak pakai oksigen


 Blood : IVFD RL12 jam/kolf
 Brain : Tidak elevasi kepala
 Bowel : NGT tidak terpasang
 Bladder : Tidak pasang kateter
 Bone & skin : Tidur alas keras

Khusus :

 Meloxicam 2x7,5 mg
 Ranitidine 2x150 mg
 Diazepam 3x2 mg
 Dulcolax 2x5 mg
 B-complex 3x2 mg
 Calcium 3x1tab

Tabel Follow Up

Follow – Up Jum’at 6 Sept 2019

S (Subject) O (Object) A ( Assessment)

- Nafsu makan Keadaan : sedang DK : Ischialgia sinistra akut


baik

40
- Tidur pasien Kesadaran : CMC DT : radix dorsalis setinggi
cukup vertebra L2-L5
TD : 100/60 mmHg
- BAB dan BAK
DE : trauma mekanik
Normal ND : 70/ menit
- Nyeri pinggang DS :hipertensi terkontrol
NF : 18/ menit
sebelah kiri sudah
mulai berkurang S : 36,5 ° C
- Kaki pasien
sudah dapat
digerakan secara
bebas

P ( Planning ) :

Terapi Umum :

 Breath : Tidak pasang oksigen


 Blood : IVFD RL12 jam / Kolf
 Brain : Tidak Elevasi 30 derajat
 Bowel : Normal
 Bladder : Tidak pasang kateter
 Bone & Skin: Tidur alas keras

Khusus :

 Meloxicam 2x7,5 mg
 Ranitidine 2x150 mg
 Diazepam 3x2 mg
 B-complex 3x2 mg
 Calcium 3x1tab

41
BAB 4
ANALISA KASUS

Telah dilaporkan seorang pasien perempuan berumur 45 tahun dengan


diagnosis klinisIschialgia sinistra akut, diagnosis topik radix dorsalis setinggi
vertebra L2-L5 dan diagnosis etiologi trauma mekanik. Diagnosis ditegakkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis didapatkan keluhan utama nyeri pinggang.Awalnya


pasien merasakan nyeri pinggang sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, dan
memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.Sebelumnya pasien sedang
shalat subuh pada hari jumat, pada saat rukuk pasien merasa sakit di bagian
punggungnya seperti di tusuk-tusuk dan langsung duduk dan beristirahat. Pasien
sempat diurut ke puskesmas dan diberi 2 macam obat (nama/jenis obat tidak
diketahui pasien), karena tidak kunjung membaik pasien pergi ke IGD RS M.
Natsir. Keluhan membaik jika pasien saat tidur terlentang dan miring.Pasien
sempat demam pada hari jumat dan turun kembali setelah minum
paracetamol.Pasien belum BAB sejak 4 hari yang lalu, BAK dalam batas normal,
nafsu makan baik, tidur pasien cukup.

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran


kompos mentis kooperatif dengan GCS 15 E4M6V5. Tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80 kali/menit, irama teratur, pernapasan 19 kali/menit dan suhu
36,80C, turgor kulit normal.

Pada status neurologis kesadaran pasien compos mentis kooperatif. Tonus


otot: superior 555/555, inferior 555/444. Pada pemeriksaan patologis terdapat
klainan yaitu lasseque positif pada kaki kiri. Terapi yang diberikan berupa terapi
umum yaitu pemberian IVFD RL 12 jam/kolf, istirahat dan tidur dengan alas yang
keras dan datar, sedangkan terapi khusus yaitu dengan pemberianMeloxicam
2x7,5 mg (golongan antiinflamasi nonsteroid) untuk meredakan gejala nyeri dan
kaku otot, diazepam 2x3 mg agar pasien lebih tenang dan dapat tidur dengan
cukup, B-complex 3x2 mg untuk meningkatkan energi dan meregenerasi sel-sel
saraf, dan Calcium 3x1tab digunakan ketika jumlah kalsium dari asupan makanan

42
tidak cukup dan mencegah terjadinya osteoporosis. Dulcolax 2x5 mg untuk
menstimulasi kerja usu (pencahar).

43
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Seorang pasien perempuan datang ke IGD RSUD M. Natsir dengan
keluhan nyeri pinggangsejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, dan
memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
2. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
kompos mentis kooperatif. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80
kali/menit, irama teratur, pernapasan 19 kali/menit dan suhu 36,80C,
turgor kulit normal.
3. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 15 E4M6V5, Tonus otot:
superior 555/555, inferior 555/444. Refelks fisiologis positif, refleks
patologis negatif kecuali pada pemeriksaan lasseque kaki kiri positif.
4. Pada pemeriksaan penunjang Hb = 12.1 g/dl, Ht= 35.4 %, Leukosit =
9.800 mm3, Trombosit= 329.000 mm3
5. Didapatkan diagnosis klinis Ischialgia sinistra akut,diagnosis topik radix
dorsalis setinggi vertebra L2-L5, diagnosis etiologi trauma mekanik, dan
diagnosis sekunder hemoroid derajat III dan hipertensi terkontrol.
6. Terapi yang diberikan berupa terapi umum yaitu pemberian IVFD RL
12 jam/kolf, istirahat dan tidur dengan alas yang keras dan datar,
sedangkan terapi khusus yaitu dengan pemberian Meloxicam 2x7,5 mg,
ranitidine 2x150 mg, diazepam 3x2 mg, B-complex 3x2 mg, Calcium
3x1tab, dan Dulcolax 2x5 mg.
7. Pasien boleh pulang pada hari rawatan ke empat.

44
DAFTAR PUSTAKA

1. Efriani, I. (2016). Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Nyeri


Pinggang. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

2. Hadi, R. (2011). Hubungan Posisi Berdiri dan Keluhan Nyeri Pinggang.


Jakarta: Universitas Esa Unggul. .

3. Septadina, I. S. (2014). Nyeri Pinggang dan Faktor-Faktor Risiko. jurnal


keperawatan : universitas sriwijaya , Volume 1, Nomor 1.

4. A, A. (2007). Penyebab Nyeri Pinggang. Retrieved september 9, 2019,


from http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1650679-waspada-
nyeripinggang-dapat-akibatkan.

5. Munir, B. (2015). Neurologi Dasar: Neuroanatomi Dasar, Pemeriksaan


Neurologi Dasar, Diagnosis dan Terapi Penyakit Neurologi. Jakarta:
Sagung Seto.

6. Maizura, F. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Keluhan


Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Di PT. Bakrie Metal Industries.
Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif.

7. Defriyan. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri


punggung bawah . Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

8. Bull, E. d. (2007). Nyeri Punggung Simple Guides. Jakarta: airlangga.

9. Pearce, E. C. (2015). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

10. Pinzon, R. (2012). Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia
Nukelus Pulposus. 749-751.

11. Anugrah, W. N. (2011). Hubungan Posisi Kerja dengan Keluhan Nyeri


Pinggang Bawah Pada Pekerja Pemeliharaan Ternak Balai Embrio
Ternak Cipelang. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

45
12. Samara, D. B. (2005). Duduk Statis Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Perempuan pada Tahun 2005.
Retrieved from http://www.univmed.org/wp-
conten/upload/2011/02/Diana(1).pdf(Diakses 10 September 2019).

13. R, N. A. (2013). Hubungan Antara Intensitas Iskhialgia dengan


Disabilitas Aktivitas Sehari-hari pada Pasien Hernia Nukleus Pulposus
(HNP) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta.

14. maranatha, u. (2017). Retrieved 09 29, 2019, from


http://repository.maranatha.edu/.8336/3/0732203.Chapter1.pdf

46
47

Anda mungkin juga menyukai