PENDAHULUAN
1
Risiko timbulnya nyeri punggung bawah lebih besar pada orang yang
memiliki berat badan yang berlebih, karena beban pada sendi penumpu berat
badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri punggung
bawah.6 Didukung dengan bekerja dalam posisi berdiri lebih melelahkan dari pada
duduk dan energi yang dikeluarkan pada berdiri lebih banyak 10 - 15%
dibandingkan duduk.5
Di Amerika keluhan nyeri pada punggung bawah merupakan alasan
terbanyak kedua untuk tidak masuk kerja prevalensi berkisar antara 60-80% dan
setengah dari kalangan pekerja diperkirakan pernah melaporkan keluhan nyeri
pinggang.Dari jumlah itu 5-10% menjadi keluhan kronis.Dari keluhan-keluhan
nyeri tersebut, penderita mengeluarkan 60% dari biaya kesehatannya untuk
pengobatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Diantara tiap 2 ruas pada tulang belakang terdapat bantalan tulang
rawan.Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa mencapai 57 sampai
67 centimeter. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang belakang, 24 ruas diantaranya
tulang- tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang.
Vertebrae dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang
ditempatinya : 7 vertebra servicalis atau ruas tulang leher membentuk daerah
tengkuk, 12 vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian
belakang toraks atau dada, 5 vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang
membentuk daerah lumbal atau pinggang, 5 vertebra sacralis atau ruas tulang
kelangkang membentuk sakrum, 4 vertebra cocygeus atau ruas tulang tungging
membentuk vertebra cocygeus atau tulang tungging.9
4
e. Tempat melekatnya ligamen, otot, dan tendon.
f. Melindungi spinal cord dan persyarafannya serta organ-organ internal
tubuh.
g. Menyimpan mineral.
h. Memproduksi sel darah merah.
Sedangkan fungsi tulang sebagai alat untuk meredam dan
mendistribusikan gaya atau tegangan yang ada padanya. Ligament berfungsi
untuk membentuk bagian sambungan dan menempel pada tulang.8,9Vertebrata
dikelompokkan dan dimana sesuai dengan daerah yang ditempatinya yaitu :
1) Vertebrata Cervical
Vertebrata cervical terdiri dari 7 ruas tulang atau ruas tulang leher
membentuk daerah tengkuk, ruas tulang leher adalah yang paling kecil.
Ruas tulang leher umumnya memiliki ciri ukurannya kecil dan persegi
panjang, lebih panjang ke samping daripada ke depan atau ke belakang.
2) Vertebrata torakalis
Vertebrata torakalis terdiri dari 12 tulang atau nama lainnya adalah
ruas tulang punggung membentuk bagian belakang toraks atau dada, ruas
tulang punggung lebih besar daripada cervical dan disebelah bawah
menjadi lebih besar. Ciri khasnya adalah bentuknya lebar dan lonjong
dengan faset atau lekukan kecil disetiap sisi untuk menyambung iga,
lengkungan nya agak kecil, taju duri panjang dan mengarah kebawah
sedangkan taju sayap yang membantu mendukung iga adalah tebal dan
kuat serta memuat faset persendian untuk iga.
3) Vertebrata lumbalis
Vertebrata lumbalis terdiri dari lima ruas tulang atau nama lainnya
adalah tulang pinggang. Ruas tulang pinggang adalah yang
terbesar.Ukurannya sangat besar dibandingkan dengan yang lainnya dan
berbentuk seperti ginjal.Prosesus spinous nya lebar dan berbentu seperti
kapak kecil.Prosesus tranversusnya panjang dan langsing.Ruas kelima
membentuk sendi dengan sacrum pada sendi lumban-sacral.
5
4) Vertebrata Sakralis
Vertebrata sakralis terdiri dari lima ruas tulang atau nama lainnya
adalah tulang kelangkang. Tulang kelangkang berbentuk segitiga dan
terletak pada bagian bawah kolumna vertebralis terjepit diantara tulang
inominata.
5) Vertebrata Kosigeus
Vertebrata kosigeus atau nama lainnya adalah tulang tungging. Tulang
ini terdiri dari empat atau lima vertebrata durimeter yang bergabung
menjadi satu.9
b. Otot
Menurut Setiadi (2007) otot bagian punggung dibagi menjadi 3 bagian9 :
6
Gambar 2: Otot punggung bawah dan trauma ligament
7
c. Vaskularisasi
Medulla spinalis diperdarahi oleh susunan arteri yang memiliki hubungan
yang erat.Arteri-arteri spinal terdiri dari arteri spinalis anterior dan posterior serta
arteri radikularis.Arteri spinalis anterior dibentuk oleh cabang kanan dan dari
segmen intrakranial kedua arteri vertebralis sebelum membentuk menjadi arteri
basilaris.Di peralihan antara medulla oblongata dan medulla spinalis, kedua
cabang tersebut menjadi satu dan meneruskan perjalanan sebagai arteri spinalis
anterior.Sebagai arteri yang tunggal, arteri tersebut berjalan di sulkus anterior
sampai bagian servikal atas saja.Arteri spinalis posterior kanan dan kiri juga
berasal dari kedua arteri vertebralis juga, tetapi pada tempat yang terletak agak
kaudal dan dorsal daripada tempat arteri spinalis berpangkal.Kedua arteri spinalis
posterior bercabang dua, satu melewati lateral medial, dan yang lain disamping
lateral dari radiks dorsalis.6
Arteri radikularis dibedakan menjadi arteri radikularis posterior dan
anterior.Kedua arteri tersebut merupakan cabang dorsal dan ventral dari arteria
radikularis yang dikenal juga dengan ramus vertebromedularis arteri
interkostalis.Jumlah pada orang dewasa berbeda-beda.Arteri radikularis posterior
berjumlah lebih banyak, yaitu antara 15 sampai 22, dan paling sedikit 12. Ke atas
pembuluh darah tersebut ber anastomose dengan arteria spinalis posterior dan ke
kaudal sepanjang medulla spinalis mereka menyusun sistem anastomosis arterial
posterior. Sistem anastomosis anterior adalah cabang terminal arteria radikularis
anterior. Cabang terminal tersebut berjumlah dua, satu menuju rostral dan yang
lain menuju ke kaudal dan kedua nya berjalan di garis terngah permukaan ventral
medulla spinalis. Dibawah tingkat servikal kedua cabang terminal tiap arteri
radikularis anterior beranastomose satu dengan yang lain. Anastomose ini
merupakan daerah dengan vaskularisasi yang rawan.9
8
Gambar 3 : vaskularisasi medulla spinalis
d. Persarafan
Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk kolum vertical yang
terbentang dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital
magnum, masuk kekanalis sampai setinggi segmen lumbal-2. medulla spinalis
terdiri dari 31 pasang saraf spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas : 8 pasang
saraf cervical, 15 pasang saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf
sacral, 1 pasang saraf cogsigeal.9
Nervus ischiadicus terdiri atas nervus yang terpisah didalam satu selubung,
yaitu nervus peroneus communis dan nervus tibialis.Nervus femoralis merupakan
cabang yang terbesar dari fleksus lumbalis. Nervus ini berasal dari tiga bagian
posterior fleksus, yang asalnya dari nervus lumbalis kedua, ketiga dan keempat,
9
munculnya dari tepi lateral M. psoas tepat diatas ligamentum pouparti dan
berjalan turun dibawah ligamentum ini memasuki trigonum femoral pada sisi
lateral arteri femoralis.9
10
sedangkan dalam kanalis vertebralis pada bagian posterior korpus vertebra dan
diskus intervertebralis terletak ligamentum longitudinal posterior, ligamentum
longitudinalis posterior berperan dalammenahan gaya fleksi. Ligamentum anterior
lebih kuat dari pada posterior, sehingga prolaps diskus lebih sering kearah
posterior.Pada bagian posterior terdapat struktur saraf yang sangat sensitif
terhadap penekanan yaitu radiks saraf spinalis, ganglion radiks dorsalis.Diantara
korpus vertebra mulai dari vertebra servikalis kedua sampai vertebra sakralis
terdapat diskus intervertebralis.Diskus ini membentuk sendi fibrokartilago yang
lentur antara korpus vertebra.8
11
2.3. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah
Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluhkan nyeri
punggung bawah sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih banyak
lagi dan 90% kasus nyeri punggung bawah bukan disebabkan oleh kelainan
organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja.1
Studi yang telah dilakukan, kejadian tertinggi nyeri punggung bawah
pada dekade ketiga dan prevalensi meningkat pada usia 60-65 tahun dan
kemudian secara bertahap menurun. Faktor risiko umum lainnya yang dilaporkan
adalah status pendidikan yang rendah, stres, kecemasan, depresi, ketidakpuasan
kerja, rendahnya tingkat dukungan sosial di tempat kerja dan seluruh getaran
tubuh. Nyeri punggung bawah memiliki dampak yang sangat besar pada individu,
keluarga, masyarakat, pemerintah, dan bisnis di seluruh dunia.1
12
4) Stenosis tulang belakang
5) Masalah diskus invertebra
6) Ketidaksamaan panjang tungkai
7) Penyebab lainnya : Lansia (perubahan struktur tulang belakang),
gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperineal, aneurisma
abdominal, dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung
bawah terjadi akibat gangguan muscoloskeletal dan diperberat oleh
aktivitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi
aktivitas.Obesitas, stres, dan terkadang depresi dapat mengakibatkan
nyeri punggung bagian bawah atau disebut pinggang.
2.5. Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah
Adapun faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah dapat dibedakan
menjadi tiga faktor, antara lain yakni:6
1) Faktor individu
a) Usia
Dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan
hal tersebut mulai terjadi pada saat seseorang berusia 30 tahun
dengan berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi
jaringan parut dan pengurangan cairan. Sehingga akan menyebabkan
stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang (Pratiwi et al.,
2009). Prevalensi meningkat terus menerus dan mencapai puncaknya
antara usia 35 hingga 55 tahun. Semakin bertambahnya usia
seseorang, risiko untuk menderita LBP akan semakin meningkat
karena terjadinya kelainan pada diskus intervertebralis pada usia tua.
b) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Berdasarkan hasil penelitian Purnamasari (2010) seseorang yang
overweight lebih berisiko 5 kali menderita LBP dibandingkan
dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Semakin berat badan
bertambah, tulang belakang akan tertekan dalam menerima beban
sehingga menyebabkan mudahnya terjadi kerusakan pada struktur
tulang belakang. Salah satu daerah pada tulang belakang yang paling
berisiko akibat efek dari obesitas adalah verterbrae lumba.
13
c) Jenis kelamin
Secara fisiologis kemampuan otot wanita lebih rendah daripada
pria. Pada wanita keluhan ini sering terjadi misalnya pada saat
mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat
menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon
estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.4
d) Merokok
Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot
pinggang adalah karena nikotin pada rokok dapat menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke jaringan.Selain itu, merokok juga dapat
menyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada tulang sehingga
menyebabkan nyeri akibat terjadinya keretakan atau kerusakan pada
tulang.
e) Masa kerja
Semakin lama masa bekerja atau semakin lama seseorang terpajan
faktor risiko maka semakin besar pula risiko untuk mengalami LBP
dikarenakan nyeri punggung merupakan penyakit kronis yang
membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan menimbulkan
manifestasi klinis.
2) Faktor pekerjaan
a) Beban kerja
Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh individu atau kelompok, selama periode waktu tertentu dalam
keadaan normal. Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga
besar akan memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot,
tendon, ligamen, dan sendi. Beban yang berat akan menyebabkan
iritasi, inflamasi, kelelahan otot, kerusakan otot, tendon, dan jaringan
lainnya.1
b) Durasi (Lama kerja)
Durasi terdiri dari durasi singkat jika < 1 jam per hari, durasi
sedang yaitu 1-2 jam per hari, dan durasi lama yaitu > 2 jam per hari.
Selama berkontraksi otot memerlukan oksigen, jika gerakan berulang-
14
ulang dari otot menjadi terlalu cepat sehingga oksigen belum
mencapai jaringan maka akan terjadi kelelahan otot.
c) Posisi kerja
Bekerja dengan posisi janggal dapat meningkatkan jumlah energi
yang dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal adalah posisi tubuh
yang tidak sesuai pada saat melakukan pekerjaan sehingga dapat
menyebabkan kondisi dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan
rangka tidak efisien sehingga mudah menimbulkan kelelahan. Yang
termasuk dalam posisi janggal yakni pengulangan atau waktu lama
dalam posisi menggapai, berputar, memiringkan badan, berlutut,
jongkok, memegang dalam posisi statis, dan menjepit dengan
tangan.Posisi ini melibatkan beberapa area tubuh seperti bahu,
punggung, dan lutut karena daerah inilah yang paling sering
mengalami cedera.1
d) Repetisi
Repetisi merupakan pengulangan gerakan kerja dengan pola yang
sama. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban
terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
3) Faktor lingkungan fisik
Faktor risiko lingkungan fisik terhadap LBP antara lain getaran.
Getaran dapat menyebabkan kontraksi otot meningkat yang
menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat
meningkat, dan akhirnya timbul rasa nyeri.Getaran berpotensi
menimbulkan keluhan LBP ketika seseoang menghabiskan waktu lebih
banyak di kendaraan atau lingkungan kerja yang memiliki hazard
getaran.
15
Disebabkan oleh kompresi atau iritas selaput saraf sensori.Umumnya
terjadi akibat faktor, robekan atau tarikan pada struktur sensori
nyeri.Bagian yang nyeri dekat dengan vertebrata yang teriritasi.Nyeri
local yang tidak berubah akibat perubahan posisi dicurigai tumor
vertebrata atau infeksi vertebrata.Nyeri disebabkan oleh iritasi ujung-
ujung saraf penghantar impuls nyeri.Nyeri setempat ini biasanya terus-
menerus atau hilang timbul.Nyeri bertambah pada sikap tertentu atau
karena suatu gerakan.Dengan penekanan nyeri dapat bertambah.
2) Nyeri alih ke tulang punggung dan abdomen atau pelvis.
Nyeri ini tidak dipengaruhi oleh tulang belakang.
3) Nyeri yang berasal dari tulang belakang yang kemudian diarahkan ke
tungkai atau bokong. Nyeri yang mengenai vertebrata lumbal atas
akan menjalar ke daerah lumbal selangkangan dan paha atas.
Sedangkan nyeri yang mengenai vertebrata lumban bawah akan
menjalar ke bagian bokong, paha belakang dan kaki.
4) Nyeri radikular
Umumnya tajam dan menjalar dari tulang belakang ke kaki sesuai
dengan perjalanan saraf.Batuk, bersin dan kontaksi otot abdomen
mencetuskan nyeri radikular.
5) Nyeri akibat spasme otot Umumnya berkaitan dengan tulang
belakang.
Spasme ini berhubungan dengan postur abdominal, nyeri tumpul dan
peregangan otot.Nyeri yang timbul akibat spasme otot karena gangguan
muskoloskeletal.Otot yang berada dalam ketegangan terus menerus dapat
menimbulkan perasaan yang subjektif seperti pegal, sikap duduk, tidur,
berjalan dan berdiri dapat menyebabkan ketegangan otot sehingga
menyebabkan nyeri pinggang.
Nyeri punggung bawah diklasifikasikan berdasarkan sifat dan gangguan
atau penyebabnya. Sering terdapat satu atau lebih penyebab, seperti mislanya
trauma yang mencetuskan nyeri pada penderita yang sebelumnya sudah memiliki
kelainan congenital pada tulang belakang, fraktur pada seseorang sudah
mengalami osteoporosis, degenrasi atau metastasis akibat tumor ganas.
16
Berdasarkan sifat gangguan terdiri atas :10
1) Mekanik
a) Statis
Nyeri timbul 90% karena sudut lumbosakral (hiperlordosis)dikenal
sebagai sway back spine. Sudut lumbosakral merupakan sudut yang
terbentuk oleh pertemuan bidang horizontal atau bidang melalui
sacrum, dalam keadaan normal atau tidak lebih dari 34o.pada
hiperlordosis yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi atau
pergesekan. Sikap tubuh yang salah dalam waktu yang lama juga
dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang.
b) Kinetik
Nyeri timbul akibat beban yang abnormal atau beban normal pada
saat tubuh belum siap menerimanya, misalnya beban yang terlalu
berat,menerima dan membawa beban agak jauh dari tubuh, membawa
beban terlalu lama, menerima beban secara tiba-tiba, atau menangkap
benda yang jatuh yang dapat menyebabkan ligament dan sendi akan
menderita dan dapat menyebabkan sublukasi. Nyeri juga dapat
disebabkan tindakan atau terburu-buru atau berjalan dengan gerakan
berlebihan dengan tegang serta emosional.
Trauma dan gangguan mekanik dapat merupakan penyebab utama
nyeri pinggang bawah.Orang yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan
otot atau sudah lama tidak melakukan nya dapat menyebabkan nyeri
pinggang akut (lumbar strain acute).Melakukan pekerjaan dalam sikap
yang salah dapat menyebabkan nyeri pinggang kronik (lumbal strain
cronic).
2) Organik
Gangguan osteogenik atau dikogenik, misalnya skoliosis yaitu faset tidak
sejajar dengan bidang simetris sehingga menimbulkan gerakan pada posisi
oblik mengakibatkan infalamasi faset spondilosis (spondilartosis
deformans), degenarasi jaringan eslastik yang digantikan dengan jaringan
fibrosa akibatnya terjadi penyempitan diskus sehingga ligament akan
mengerut karena tekanan intradiskus yang menurun.
17
Menurut Bimariotejo (2009) berdasarkan perjalanan kliniknya nyeri
pinggang bawah atau low back pain terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :4
1) Nyeri Akut
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya
sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu.Rasa nyeri ini
dapat hilang atau sembuh.Acute low back pain dapat disebabkan karena
luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat
hilang sesaat kemudian.Kejadian tersebut selain dapat merusak
jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.Pada kecelakaan
yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat
masih sembuh sendiri.Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
2) Nyeri Kronik
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
berulang-ulang atau kambuh kembali.Fase ini biasanya memiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back
pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
Menurut Lukman Nurna Ningsih (2013) mengklasifikasikan nyeri
punggung bawah berdasarkan tingkat keluhan nyeri, stadium nyeri disebut akut
bila nyeri hilang spontan kurang dari 4-5 minggu.Nyeri lebih lama dari 5
minggu disebut stadium kronis.
18
2.7. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah
19
akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan
menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang
bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses penyembuhan
dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya
dapat menimbulkan iskemia.13
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan
lesi primer pada sistem saraf.Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat
menyebabkan 2 kemungkinan. Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput
pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan
nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan
peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan.Kemungkinan kedua,
penekanan mengenai serabut saraf.Pada kondisi ini terjadi perubahan
biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion
lainnya.Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot spot yang sangat
peka terhadap rangsang mekanikal dan termal.Hal ini merupakan dasar
pemeriksaan Laseque.8
20
Red flag15
Adalah alaram tanda bahaya yang harus diperhatikan dalam menangani pendeita
LBP. Bila tanda ini muncul kita tidak hanya memikirkan penyebab LBP ini
hanyalah karena trauma mekanik tetapi mungkin penyakit lain yang lebih bahaya
sebagai penyebab uatama dari LBP tersebut. Red flag tersebut antara lain:
21
7. harapan pasien
2.9. Diagnosis Nyeri Punggung Bawah
2.9.1 Anamnesa
Manifestasi klinis yang ditemukan adalah :13
1) Nyeri terjadi secara intermitten atau terputus-putus.
2) Nyeri sepanjang tulang belakang, dari pangkal leher sampai tulang
ekor.
3) Sifat nyeri tajam karena dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang bisa
meringankan ataupun memperberat keluhan.
4) Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk
setelah digunakan beraktivitas.
5) Tidak ditemukan tanda-tanda radang seperti panas, warna kemerahan
ataupun pembengkakan.
6) Terkadang nyeri menjalar ke bagian pantat atau paha.
7) Dapat terjadi morning stiffness.
8) Nyeri bertambah hebat bila bergerak ekstensi, fleksi, rotasi, berdiri,
berjalan maupun duduk.
9) Nyeri berkurang bila berbaring.
22
c) Observasi punggung, pelvis, tungkai selama bergerak.
Pemeriksaan kolumna vertebralis : ( adakah lordosis, kifosis dan
skoliosis)
23
d) Tes Laseque Posisi pasien tidur terlentang dengan paha fleksi dan
lutut ekstensi. Pertama, telapak kaki pasien (dalam posisi 0°)
didorong ke arah muka kemudian setelah itu tungkai pasien
diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°. Hasil positif apabila pasien
merasakan nyeri yang menjalar dari punggung bawah sampai
tungkai bawah (terutama di betis) dan pergelangan kaki.
e) Tes Patrick dan anti-patrick Fleksi-abduksi-eksternal rotation-
ekstensi sendi panggul. Positif jika gerakan diluar kemauan
terbatas, sering disertai dengan rasa nyeri. Positif pada penyakit
sendi panggul, negative pada ischialgia.
f) Tes Naffziger Dengan menekan kedua vena jugularis, maka
tekanan LCS akan meningkat, akan menyebabkan tekanan pada
radiks bertambah, timbul nyeri radikuler. Positif pada spondilitis.
g) Tes Bragard Posisi pasien tidur terlentang menggerakkan fleksi
paha secara pasif dengan lutut lurus disertai dorsi fleksi
pergelangan kaki dengan sudut 30 derajat. Hasil positif 15 apabila
pasien merasakan nyeri pada posterior gluteal yang menjalar ke
tungkai.
h) Tes Valsava Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS
akan meningkat, hasilnya sama dengan percobaan Naffziger.
24
i) Tes Prespirasi Dengan cara minor, yaitu bagian tubuh yang akan
diperiksa dibersihkan dan dikeringkan dulu, kemudian diolesi
campuran yodium, minyak kastroli, alcohol absolute. Kemudian
bagian tersebut diolesi tepung beras. Pada bagian yang berkeringat
akan berwarna biru, yang tidak berkeringat akan tetap berwarna
putih. Tes ini untuk menunjukkan adanya ganguan saraf otonom.
3) Pemeriksaan neurologik
a) Motorik: menentukan kekuatan dan atrofi otot serta kontraksi
involunter.
b) Sensorik: periksa rasa raba, nyeri, suhu, rasa dalam, getar.
c) Refleks; diperiksa refleks patella dan Achilles
2.10. Prognosis
Prognosis baik pada nyeri punggung bawah yang nonspesifik dan
miogenik.Perbedaannnya terletak pada penggunaan obat atau terapi.Pada LBP
nonspsesifik dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan, sedangkan pada LBP
miogenik harus menggunakan tindakan terapi secara dini untuk tingkat
kesembuhannya dalam seminggu. Prognosis LBP kronis adalah tidak pasti.8
2.11. Tatalaksana
Tujuan penatalaksanaan adalah
25
1) Mengatasi nyeri
2) Meningkatkan lingkup gerak sendi
3) Memperbaiki kekuatan otot
4) Meningkatkan atau mempertahankan fungsi
1) Konservatif
a) Tirah baring Tirah baring berguna untuk mengurangi rasa nyeri
mekanik dan tekanan intradiskal yang dianjurkan pada pasien
HNP.
b) Medikamentosa Obat – obatan yang diberikan dapat berupa
analgetik dan NSAID, muscle relaxant,opioid, kortikosteroid oral
maupun analgetik adjuvan.
c) Terapi Modalitas Modalitas terapi yang digunakan pada kasus LBP
pada umumnya TENS, SWD, MWD, arus interfensi, maupun
traksi. Selain itu diberikan back exercise, pemakaian korset lumbal
untuk membantu mengatasi permasalahan yang muncul karena
LBP.
2) Terapi Bedah
Operasi merupakan pilihan terakhir.Operasi dilakukan pada kondisi
dimana konservatif tidak memberikan hasil sesuai yang
diharapkan.Dilakukan operasi apabila pasien dengan nyeri yang
persisten 2-3 bulan setelah onset dilakukan.
26
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. J
Umur : 45 tahun
Alamat : Solok
Agama : Islam
ANAMNESIS : Autoanamnesa
Keluhan Utama
27
memberat jika pasien mengejan dan saat berjalan kaki terasa ngilu dan kebas dari
panggul hingga ke telapak kaki.Keluhan membaik jika pasien saat tidur terlentang
dan miring.Pasien sempat demam pada hari jumat dan turun kembali setelah
minum paracetamol.Pasien belum BAB sejak 4 hari yang lalu, BAK dalam batas
normal, nafsu makan baik, tidur pasien cukup.
Hipertensi (-)
DM (-)
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Kooperatif : Kooperatif
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 19 x/menit
28
Suhu : 36,8o C
STATUS GENERALIS
Pemeriksaan Thoraks
Paru
Inspeksi : hemitoraks kiri dan kanan sama dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : focal fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
29
Atas : akral hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, edema
(-/), sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, Capillary Refill Time < 2 detik, edema
(-/-),sianosis (-/-)
Status Neurologis
GCS : E5M6V4 = 15
Tanda Rangsangan Meningeal
o Kaku kuduk : Negatif
o Brudzinsky I : Negatif
o Brudzinsky II : Negatif
o Kernig sign : Negatif
- Tanda Peningkatan tekanan intrakranial
Pupil : Isokor Ø 3mm/3mm, Sklera Ikterik (-/-), Konjunctiva
Anemis (-/-)
a. N.I (Olfaktorius)
b. N.II (Optikus)
30
Melihat Warna Normal Normal
c. N.III (Occulomotorius)
Kanan Kiri
Pupil
d. N.IV (Troklearis)
Kanan Kiri
e. N.V (Trigeminus)
31
Kanan Kiri
Motorik
Menggerakkan Normal
rahang
Menggigit Normal
- Mengunyah Normal
Sensorik
o Reflek kornea
o Sensibilitas
o Reflek masseter
o Sensibilitas
o Sensibilitas
N.VI (Abdusen)
Kanan Kiri
32
N.VII (Facialis)
Kanan Kiri
Mencibir/bersiul Normal
N.VIII (Vesibularis)
Kanan Kiri
o Memanjang
o Memendek
33
Nistagmus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.IX (Glossopharingeus)
Kanan Kiri
N.X (Vagus)
Kanan Kiri
Uvula Normal
Menelan Normal
Artikulasi Jelas
Suara Jelas
Nadi Normal
34
N.XI (Asesorius)
Kanan Kiri
N.XII (Hipoglosus)
Kanan Kiri
Tremor Negatif
Fasikulasi Negatif
Atrofi Negatif
Pemeriksaan Koordinasi
35
Korpus Vertebrae
Duduk Baik
Atetosis Tidak
dilakukan
Mioklonik Tidak
dilakukan
Khorea Tidak
dilakukan
36
Kanan Kiri Kanan Kiri
Pemeriksaan Sensibilitas
Sistem Refleks
Biseps + +
Triseps + +
APR + +
KPR + +
2. Patologis
37
Babinski Negatif Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb = 12.1 g/dl
Ht = 35.4 %
DIAGNOSIS
PROGNOSA
TERAPI
Umum/Suportif
38
Breath : Tidak pakai oksigen
Blood : IVFD RL12 jam/kolf
Brain : Tidak elevasi kepala
Bowel : NGT tidak terpasang
Bladder : Tidak pasang kateter
Bone & skin : Tidur alas keras
Khusus :
Meloxicam 2x7,5 mg
Ranitidine 2x150 mg
Diazepam 3x2 mg
Dulcolax 2x5 mg
B-complex 3x2 mg
Calcium 3x1tab
Tabel Follow Up
39
- Keram/kebas
pada kaki kiri (+)
- Nyeri perut tidak
ada
P ( Planning ) : Fisioterapi
Terapi Umum :
Umum/Suportif
Khusus :
Meloxicam 2x7,5 mg
Ranitidine 2x150 mg
Diazepam 3x2 mg
Dulcolax 2x5 mg
B-complex 3x2 mg
Calcium 3x1tab
Tabel Follow Up
40
- Tidur pasien Kesadaran : CMC DT : radix dorsalis setinggi
cukup vertebra L2-L5
TD : 100/60 mmHg
- BAB dan BAK
DE : trauma mekanik
Normal ND : 70/ menit
- Nyeri pinggang DS :hipertensi terkontrol
NF : 18/ menit
sebelah kiri sudah
mulai berkurang S : 36,5 ° C
- Kaki pasien
sudah dapat
digerakan secara
bebas
P ( Planning ) :
Terapi Umum :
Khusus :
Meloxicam 2x7,5 mg
Ranitidine 2x150 mg
Diazepam 3x2 mg
B-complex 3x2 mg
Calcium 3x1tab
41
BAB 4
ANALISA KASUS
42
tidak cukup dan mencegah terjadinya osteoporosis. Dulcolax 2x5 mg untuk
menstimulasi kerja usu (pencahar).
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Seorang pasien perempuan datang ke IGD RSUD M. Natsir dengan
keluhan nyeri pinggangsejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit, dan
memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
2. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
kompos mentis kooperatif. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80
kali/menit, irama teratur, pernapasan 19 kali/menit dan suhu 36,80C,
turgor kulit normal.
3. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan GCS 15 E4M6V5, Tonus otot:
superior 555/555, inferior 555/444. Refelks fisiologis positif, refleks
patologis negatif kecuali pada pemeriksaan lasseque kaki kiri positif.
4. Pada pemeriksaan penunjang Hb = 12.1 g/dl, Ht= 35.4 %, Leukosit =
9.800 mm3, Trombosit= 329.000 mm3
5. Didapatkan diagnosis klinis Ischialgia sinistra akut,diagnosis topik radix
dorsalis setinggi vertebra L2-L5, diagnosis etiologi trauma mekanik, dan
diagnosis sekunder hemoroid derajat III dan hipertensi terkontrol.
6. Terapi yang diberikan berupa terapi umum yaitu pemberian IVFD RL
12 jam/kolf, istirahat dan tidur dengan alas yang keras dan datar,
sedangkan terapi khusus yaitu dengan pemberian Meloxicam 2x7,5 mg,
ranitidine 2x150 mg, diazepam 3x2 mg, B-complex 3x2 mg, Calcium
3x1tab, dan Dulcolax 2x5 mg.
7. Pasien boleh pulang pada hari rawatan ke empat.
44
DAFTAR PUSTAKA
10. Pinzon, R. (2012). Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia
Nukelus Pulposus. 749-751.
45
12. Samara, D. B. (2005). Duduk Statis Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Perempuan pada Tahun 2005.
Retrieved from http://www.univmed.org/wp-
conten/upload/2011/02/Diana(1).pdf(Diakses 10 September 2019).
46
47