PENDAHULUAN
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) merupakan nyeri,
ketegangan otot, atau kekakuan yang terlokalisir diantara batas iga bagian bawah
dan lipatan gluteus inferior, dengan atau tanpa penjalaran ke paha dan atau
tungkai.
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) merupakan keluhan
yang sering dijumpai dan umum dalam masyarakat. Hampir setiap orang pernah
kerja dan disabilitas (Sari, 2015). Keluhan LBP dapat menyerang siapa saja, baik
usia muda maupun lansia (Hendri, 2014). LBP merupakan salah satu keluhan
usia. Nyeri punggung bawah jarang fatal, namun nyeri yang dirasakan dapat
(Ginting, 2010).
penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Tunjung, 2009). Data untuk
diperkirakan penderita LBP di Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari
jumlah penduduk yang ada di Indonesia (Lailani, 2013). Kira-kira 80% penduduk
seumur hidup pernah sekali merasakan LBP. Pada setiap saat, lebih dari 10%
penduduk menderita LBP. Insidensi LBP di beberapa negara berkembang lebih
kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri
punggung akut maupun kronik. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI pada
bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita LBP sebesar 18,37% dari seluruh
masuk kerja dan menduduki urutan kedua setelah infeksi pernapasan atas. Di
Inggris, LBP menyebabkan sekitar 12,5% dari seluruh angka ”sakit”. Peluang
seseorang dengan LBP untuk kembali bekerja penuh setelah mengalami sindrom
2011). Data dari National Health Interview Survey (NHIS) tahun 2009,
ini berada pada urutan pertama tertinggi untuk kategori nyeri yang sering dialami
kemudian diikuti oleh sefalgia dan migren pada urutan kedua sebanyak 16%
(NCHS, 2010).
Secara temporal, NPB terbagi menjadi akut (<6 mingggu), sub akut (7-12
minggu), kronik ( >12 minggu/3 bulan) dan rekuren. Sebagian besar penderita
pada NPB kronik. Penanganan NPB akut yang tidak cepat dan adekuat akan
berakibat progresifitas keluhan menjadi kronik dan rekuren. Selain itu, faktor
psikologis juga turut meningkatkan resiko kronisitas NPB. Kondisi kronik seperti
belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang
disebut vertebrae atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang
belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada
tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang terpisah dan 9 ruas sisanya dikemudian
hari menyatu menjadi sakrum 5 buah dan koksigius 4 buah, seperti yang tertera di
Gambar 1.
a. Segmen anterior, sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga
badan. Segmen ini meliputi korpus vertebrata dan diskus intervebralis yang
ligamen ini menutup seluruh bagian belakang diskus. Mulai dari L1 ligamen ini
menyempit, hingga pada daerah L5-S1 lebar ligamen hanya tinggal separuh
asalnya.
peredam kejut. Diskus ini terbentuk oleh annulus fibrosus yang merupakan
atas dan bawah gentong melekat pada end plate vertebra, sedemikian rupa
sehingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi nukleus pulposus,
yaitu suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung air (Pearce,
2006).
ditempatinya, yaitu:
Vertebra servikal terdiri dari tujuh tulang atau ruas tulang leher. Ruas tulang
leher adalah yang paling kecil. Ruas tulang leher pada umumnya mempunyai ciri
badan yang kecil dan persegi panjang, lebih panjang ke samping daripada ke
depan atau ke belakang. Lengkungnya besar, prosesus spinosus atau taju duri
ujungnya dua atau bivida. Prosesus transversus atau taju sayap berlubang-lubang
Vertebra torakal terdiri dari dua belas tulang atau nama lainnya ruas tulang
punggung lebih besar dari pada servikal dan disebelah bawah menjadi lebih besar.
Ciri khasnya adalah badan yang berbentuk lebar lonjong dengan faset atau
lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, taju
duri panjang dan mengarah ke bawah, sedangkan taju sayap yang membantu
mendukung iga adalah tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk iga.
Vertebrae lumbal terdiri dari lima ruas tulang atau nama lainnya adalah ruas
tulang pinggang, luas tulang pinggang adalah yang terbesar. Taju durinya lebar
dan berbentuk seperti kapak kecil. Taju sayapnya panjang dan langsing. Ruas
Vertebra sakral terdiri dari lima ruas tulang atau nama lainnya adalah
bagian bawah kolumna vertebralis, terjepit diantara kedua tulang inominata. Dasar
dari sakrum terletak di atas dan bersendi dengan vertebra lumbalis kelima dan
membentuk sendi intervertebral yang khas. Tapi anterior dari basis sakrum
terdiri dari empat atau lima vertebra yang rudimenter yang bergabung menjadi
bekerja sebagai pendukung badan yang kokoh sekaligus juga bekerja sebagai
patah. Cakramnya juga berguna untuk menyerap goncangan yang terjadi bila
menggerakan berat seperti waktu berlari dan meloncat, dengan demikian otak dan
penghubung antara badan dan anggota bawah. Sebagian dari kerangka axial, atau
tulang sakrum dan tulang koksigeus, yang letaknya terjepit antara dua tulang
koxa, turut membentuk tulang ini. Dua tulang koxa itu bersendi satu dengan
menekuk, kompresi, dan torsi. Gaya menekuk adalah gaya yang bekerja sejajar
arah kanan, kiri, depan, dan belakang. Gaya kompresi merupakan gaya yang
berbanding terbalik dengan gaya menekuk. Gaya kompresi arahnya tegak lurus
dengan garis tengah discus intervertebralis. Sedangkan gaya torsi adalah gaya
vertebrae yang hiperekstensi pada saat pronasi. Posisi ini menghasilkan gaya dari
di bagian anterior. Sedangkan perpaduan gaya regangan dan tekanan pada saat
2.2.1. Definisi
Nyeri punggung bawah atau low back pain adalah nyeri pada daerah
spinalis, dan saraf otot punggung bawah, organ internal pada pelvis dan abdomen
atau kulit yang menutupi area lumbar (Medical dictionary, 2012). Menurut
Suma’mur (2009), low back pain adalah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung
bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung bawah),
Sedangkan menurut Kravitz (2009) Low Back Pain mengacu pada nyeri di
daerah lumbosakral tulang belakang meliputi jarak dari vertebra lumbal pertama
ke tulang vertebra sacral pertama. Ini adalah area tulang belakang dimana bentuk
kurva lordotic. Yang paling sering menyebabkan nyeri pinggang adalah di segmen
2.2.2. Klasifikasi
Secara temporal, NPB terbagi menjadi akut (<6 mingggu), sub akut (7-12
minggu), kronik ( >12 minggu/3 bulan) dan rekuren. Sebagian besar penderita
miofasial.
2. Low Back Pain Viserogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam, misalnya kelainan
Nyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti neurosis, ansietas, dan
depresi. Nyeri ini tidak menghasilkazn definisi yang jelas, juga tidak
menimbulkan gangguan anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri ini
superficial tetapi dapat juga dirasakan pada bagian dalam secara nyata atau
tidak nyata, radikuler maupun non radikuler, berat atau ringan. Lama keluhan
tidak mempunyai pola yang jelas, dapat dirasakan sebentar ataupun bertahun-
tahun. (PERDOSSI)
1. LBP akut
Nyeri akut yang berpangkal pada otot dan atau syaraf, yaitu: sindroma nyeri
2. LBP kronik
a. Nyeri Nosiseptif somatis, misal: proses degeneratif pada spina dan atau diskus,
h. Nyeri yang disebabkan oleh sebab organik yang berkaitan dengan kesan nyeri
2.2.3. Etiologi
2.3.4.1. Umur
Secara teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa
saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada
kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor
etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya
nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden
Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan nyeri
wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri
pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan
badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior
Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban
serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli
pasar yang biasa memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban
berat lebih dari 25 kilogram sehari akan memperbesar risiko timbulnya keluhan
nyeri pinggang.
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering
tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.
Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi
yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran
yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau
menulis.
Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk
ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang
spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang
bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung
Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa
aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam
dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2
jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari,
berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan risiko timbulnya
ialah fleksi ke depan, rotasi, dan mengangkat beban yang berat dengan tangan
yang terbentang. Beban aksial pada jangka pendek ditahan oleh serat kolagen
annular di diskus. Beban aksial yang lebih lama akan memberi tekanan pada
fibrosis annular dan meningkatkan tekanan pada lempeng ujung. Jika annulus dan
lempeng ujung utuh, maka beban dapat ditahan. Akan tetapi, daya kompresi dari
otot dan beban muatan dapat meingkatkan tekanan intradiskus yang melebihi
(Nurfaizin, 2015)
2.2.5. Patofisiologi
Seperti nyeri pada umumnya, NBP dapat terjadi akibat adanya kerusakan
jaringan saraf dan atau non saraf pada punggung bawah. Disamping saraf,
kerusakan dapat pula mengenai tulang vertebrae, kapsul sendi apofisial, anulus
mengangkat beban berat, gerakan memutar tulang belakang dan whisplash injury.
nosiseptif dan nyeri neuropatik sebagai akibat kerusakan jaringan. Pada NPB yang
kronik dan rekuren, terdapat proses patologis yang disebut sensitisasi sentral.
dari neuron aferen primer sebagai respon terhadap stimulus kimiawi, mekanik
atau termal yang berbahaya. Di lain pihak, nyeri neuropatik didefinisikan sebagai
nyeri yang disebabkan karena lesi primer sistem saraf somatosensorik. Secara
klinis, istilah nyeri nosiseptif berarti nyeri yang timbul sebanding dengan input
2. Sensitisasi sentral
Factor (TNF-) yang positif dengan kadar lebih tinggi daripada orang yang
tidak menderita LBP (Wang, 2008). Hal ini membuat TNF- berperan menjadi
salah satu alur patofisiologi yang mungkin bagi LBP. Pada penelitian lain juga
Gejala klinis yang utama pada LBP adalah nyeri. LBP dapat bersifat
sementara atau menetap dan lokal atau menjalar. Nyeri juga dapat bersifat dangkal
atau dalam. Hal ini bergantung pada penyebab dan jenis nyeri. Terdapat berbagai
a. Nyeri lokal, terjadi di area tertentu di punggung bagian bawah, nyeri jenis ini
paling sering terjadi. Penyebabnya biasa karena terkilir atau keseleo atau
b. Nyeri yang menjalar, nyeri bersifat tumpul dan terasa menjalar daripunggung
bawah ke tungkai. Nyeri dapat diikuti dengan nyeri tajam, biasanya hanya
c. Nyeri dapat terasa sampai ke kaki atau hanya sampai lutut. Nyeri yang
mengedan atau membungkuk sambil menjaga kaki agar tetap lurus dapat
memicu munculnya nyeri. Jika terdapat penekanan berat pada pangkal saraf,
atau jika korda spinalis tertekan, maka akan timbul rasa seperti ditusuk jarum,
atau bahkan mati rasa dan hilangnya fungsi pengendalian berkemih dan
pencernaan (inkontinensia).
d. Referred pain, nyeri dirasakan pada lokasi berbeda dari lokasi penyebab nyeri
pada lengan kiri. Nyeri jenis ini pada punggung bawah cenderung bersifat sakit
dan dalam, dan sulit untuk menentukan lokasi asal nyeri. Pergerakan tidak