PENDERITA OSTEOARTHRITIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini maka dapat disimpulkan tujuan
penulisan makalah ini menjadi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat memperdalam pemahamannya mengenai prinsip-prinsip dasar serta
berbagai istilah pemeriksaan radiografi terkait keterlibatannya nanti setelah menjadi
radiografer di dalam dunia radiogarafi, khususnya di dalam pemeriksaan kasus OA.
2. Agar mahasiswa memiliki bekal dasar untuk menyelesaikan mata kuliah lainnya di dalam
mengikuti perkuliahan pada tingkat berikutnya.
3. Mempererat hubungan antara mahasiswa dengan dosen pengajar maupun dosen
pembimbing, terutama di dalam pembahasan materi-materi pada saat proses belajar
mengajar.
BAB II
OSTEOARTHRITIS (OA)
Aksis gerakan fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi yaitu melewati condylus
femoris. Sedangkan gerakan rotasi aksisnya longitudinal pada daerah condylus medialis. Lingkup
gerak sendi ekstensi 500 - 1000 hiperekstensi. Gerakan ekstensi dibatasi oleh ketegangan kapsul
dan ketegangan ligamen dan twisting ligamen. Sedangkan untuk gerakan fleksi lingkup gerak
sendi berkisar 1400-1500. Gerakan fleksi dibatasi kontaknya otot-otot jaringan lunak tumit dan
bagian posterior paha.
Menurut Fick, rotasi lutut maksimal yaitu sebesar 500 terjadi pada saat lutut fleksi 900.
Gerakan rotasi juga sangat penting dalam gerakan fleksi dan ekstensi lutut. Pada saat gerakan
ekstensi mendekati akhir gerak (150 – 200) terjadi rotasi eksternal tibia terhadap femur, demikian
sebaliknya sewaktu gerakan awal fleksi (150 – 200) akan terjadi rotasi internal tibia terhadap
femur. Penggerak gerakan lutut ke arah dalam adalah m.popliteus, m.gracilis dan dibantu oleh
hamstring bagian dalam. Sedangkan penggerak rotasi ke arah luar adalah m.biceps femoris dan
m.tensor fascialata (Kapandji, 1987).
b. Osteofit. Bersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul reparasi. Reparasi berupa
pembentukan osteofit di tulang subkondral (Parjoto, 2000).
c. Sklerosis subkondral. Pada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sclerosis (pemadatan/
penguatan tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak) (Parjoto, 2000).
d. Sinovitis.
Sinovitis adalah inflamasi dari sinovium dan terjadi akibat proses sekunder degenerasi dan
fragmentasi. Matriks rawan sendi yang putus terdiri dari kondrosit yang menyimpan
proteoglycan yang bersifat immunogenik dan dapat mengaktivasi leukosit. Sinovitis dapat
meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang mengandung bermacam-macam enzim akan
tertekan ke dalam celah-celah rawan. Ini mempercepat proses pengerusakan rawan. Pada tahap
lanjut terjadi tekanan tinggi dari cairan sendi terhadap permukaan sendi yang botak. Cairan ini
akan didesak ke dalam celah-celah tulang subkondral dan akan menimbulkan kantong yang
disebut kista subkondral (Parjoto, 2000).
Pengobatan
Obat khusus untuk penderita osteoartritis belum ada. Pengobatan dengan terapi hanya
dapat menghilangkan rasa nyeri dan mempertahankan fungsi sendi yang terkena Osteoartritis.
Ada tiga tujuan dari terapi ini, yaitu : mengontrol nyeri, mengatasi gangguan pada aktivitas
sehari-hari, dan untuk menghambat proses pertumbuhan penyakit.
Terapi ini dapat kita lakukan dengan pelatihan pengurangan berat badan,olah raga ringan,
perlindungan sendi, terapi fisik, dan memberi obat antinyeri atau vitamin glukosamin dan
chondroitin yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang rawan ( saya sendiri
mengalaminya, dan mengkonsumsi vitamin glukosa. Hasilnya memang jauh lebih baik).
Pengobatan medis dapat dilakukan apabila penderita memiliki rawan sendi yang sudah terkikis
habis. Terkadang juga dilakukan untuk mengoreksi faktor resiko, misalnya pada individu dengan
kaki “O”.
Penurunan berat badan, meskipun tampak sepele, sangat besar pengaruhnya terhadap
progresivitas osteoartritis. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan sebesar
5 kg dapat menurunkan kejadian osteoartritis lutut sebesar 50% pada wanita, ini terutama terjadi
pada wanita yang kelebihan berat badannya dari berat badan ideal di atas 10%.
BAB III
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS (OA)
Berhubung materi kali ini adalah pemeriksaan radiograpy pada kasus OA, maka dapat
disimpulkan indikasi atau tujuan umum dilakukannya pemeriksaan radiografi untuk menegakkan
diagnosa akibat terjadinya Osteoarthritis karena kelainan patologis (mengetahui kelainan akibat
penyakit).
b. Persiapan Alat
Persiapan pada alat atau bahan yang akan digunakan pada saat pemeriksaan radiografi antara lain
:
Pesawat sinar-X (faktor eksposisi : kV, mA, S dan kondisi pesawat)
Kaset dan film yang sesuai dengan daerah yang akan diperiksa(untuk method AP weight-
bearing digunakan ukuran 35 x 43 cm )
Marker (pemberi tanda R :right, L :left)
Alat fiksasi (mencegah pergerakan objek seperti : sand bag, spoon, dsb)
Load pembagi (pembagi/pembatas film).
Gambar radiograpy menunjukan ruang/celah dari knee/ lutut. Cacat atau kelainan bentuk dari
varus dan valgus juga dapat dinilai atau dilihat dari prosedur ini.
Kriteria Gambar
Gb. 6.
Kriteria gambar proyeksi AP weight-bearing
3.4. Proteksi Radiasi
Untuk petugas
o Atur jarak (min 1 m)
o Waktu (s)
Untuk Pasien
o Faktor Eksposi (kV, mA, s)
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan makalah ini antara lain kita sebagai
mahasiswa calon radiografer mengetahui teknik pemeriksaan yang khusus digunakan untuk
pemeriksaan radiografi pada penerita osteoarthritis terutama pada bagian lutut. Selain itu
mahasiswa mengetahui perbedaan antara methode khusus yang digunakan tersebut (AP weight-
bearing) dengan methode pemeriksaan knee secara umum, serta gambaran khusus yang
ditampilkan oleh methode AP weight-bearing sehingga methode ini dipilih untuk pemeriksaan
knee OA (osteoarthrtis). Sehingga nantinya setelah terjun di dunia kerja mahasiswa dapat
mengaplikasikan methode AP weight-bearing kepada pasien knee OA dengan baik dan benar.
4.2. Saran
Beberapa saran yang ingin saya utarakan selaku mahasiswa antara lain agar di waktu
mendatang dosen pengajar Teknik Radiograpy Dasar (TRD) I dapat membimbing mahasiswa
untuk menerapkan teknik pemeriksaan radiografy knee OA ini dengan baik, tidak hanya teori
namun jauh lebih penting ialah penerapannya saat praktek. Sehingga dengan praktek yang benar
diharapkan nantinya saat diaplikasikan di dunia kerja mahasiswa sudah fasih dengan penggunaan
teknik AP weight-bearing pada knee OA.
DAFTAR PUSTAKA
Frank, Eugene D, Long, Bruce W, Smith, Barbara J, 2007. Merril’s Atlas of Radiographic Positioning
and Procedures Edition 11 (Volume One), St. Louis : Mosby Elsevier
http://full-free-all-enjoy.blogspot.com/
http://www.rapidshare4movies.com/ninja-assassin-2009-dvdrip-2/
http://www.effectmatrix.com/
http://heriyuwandi.blogspot.com/2010/03/download-film-el-meler-gratis.html
http://www.mp3bos.com/009-sound-system/
http://software.filestube.com/