BLOK MUSKULOSKELETAL
FK YARSI
2021
Disusun oleh :
Nama : SYIFA FADLILAH
NPM : 1102020098
Kelompok : A12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH
JAKARTA 10510
TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.42
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan anatomi sendi region genu
Komponen sendi lutut besar karena menanggung tekanan beban yang berat dan
mempunyai ROM yang luas. Gerakannya penting untuk memendekkan dan
memanjangkan tungkai bagian bawah saat berjalan. Sendi lutut berada di antara
tulang femur dan tibia.
a. Permukaan artikulasi sendi lutut
Sendi lutut dibentuk oleh artikulasi distal tulang femur & ujung proximal
tulang tibia dan meniscus. Permukaan sendi distal femur terbagi 2, anterior
permukaan patella, inferior tibia. Permukaan patella berbentuk saddle dan tidak
simetris, dengan permukaan lateral lebih besar dan lebih convex daripada medial.
Pada permukaan ini tulang patella berada di permukaan tibial tulang femur yang
dapat dilihat dari lateral pada permukaan anteriornya rata dan melengkung pada
posteriornya.
Permukaan inferior femur di bentuk oleh dua condylus yang dipisahkan oleh
fossa intercondylar. Condylus medial, diameter transverse lebih kecil tetapi
diameter longitudinalnya lebih panjang.
Tulang tibia mempunyai dua permukan artikulasi, permukaan medial, dan
permukaan oval yang lebih dalam dan lebih concave dibanding lateralnya. Kedua
permukaan ini dipisahkan eminen intercondylaris.
b. Ligamen lutut
1) Ligamentum crutiatum
Ligamentum cruriatum anterior mulai dari anterior medial tibia ke permukaan
medial dari condylus lateral femoris. Ligamentum cruriatum posterior muncul
dari belakang tibia dan terus kearah depan, atas dan dalam mencapai condylus
medial femoris.
2) Ligamentum collateral dan kapsular
Ligamentum collateral merupakan jaringan fibrosis dari capsul sendi lutut.
Dapat dibagi menjadi bagian medial dan lateral. Ligamen capsular lateral
(ligamen collateral fibular) lewat dari lateral epichondil femur ke kepala
fibula. Terdapat sejumlah bursa diantara bagian dalam ligamen capsular
tengah dan ligamen collateral medial. Kedua ligamen tersebur berfungsi untuk
menstabilkan sendi dengan menuntun dan membatasi gerakan sendi.
2. Memahami dan menjelaskan osteoarthritis
2.1 Definisi
Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif sendi noninflamatorik yang ditandai
dengan degenerasi cartilago articularis, hipertrofi tulang pada tepi-tepinya, dan
perubahan pada membrane synovialis, disertai nyeri dan kekakuan.
2.2 Etiologi
Osteoarthritis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi. Kerusakan
ini berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini dimulai saat tulang
rawan yang merupakan bantalan pelindung tulang mengalami kerusakan.
Kerusakan ini menyebabkan terjadinya gesekan langsung antar tulang. Gesekan
ini lama kelamaan akan merusak dan menyebabkan peradangan sendi. Beberapa
faktor resiko timbulnya osteoarthritis antara lain:
a. Umur
Osteoarthritis hampir tak pernah terjadi pada anak-anak, jarang pada orang
dengan umur dibaah 40 tahun, dan sering terjadi pada orang dengan umur di
atas 60 tahun.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoarthritis lutut dan sendi, dan laki-laki lebih
sering terkena osteoarthritis pada paha, pergelangan tangan, dan leher. Secara
keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada
laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada
wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
c. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoarthritis. Misalkan pada
ibu dari seorang wanita dengan osteoarthritis pada sendi-sendi interphalang
terdapat dua kali lebih sering osteoarthritis pada sendi-sendi tersebut, dan
anak-anak perempuanna cenderung mempunyai tiga kali lebih sering daripada
ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
d. Riwayat trauma
Trauma pada suatu sendi yang terjadi sebelumnya, biasa mengakibatkan
malformasi sendi yang akan meningkatkan resiko terjadinya osteoarthritis.
Trauma berpengaruh terhadap kartilago artikuler, ligament, maupun menikus
yang menyebabkanbiomekanika sendi menjadi abnormal dan memicu
terjadinya degenerasi prematur.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan
ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung
beban, tapi juga dengan osteoarthritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
Pada kondisi ini terjadi peningkatan beban mekanis pada tulang dan sendi
f. Faktor gaya hidup
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa faktor gaya hidup mampu
mengakibatkan seseorang mengalami osteoartritis. contohnya adalah
kebiasaan buruk merokok. Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon
monoksida dalam darah, menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat
menghambat pembentukan tulang rawan.
2.3 Klasifikasi
a. Klasifikasi berdasarkan etiologi
Berdasarkan etiologi, osteoarthritis dapat terjadi secara primer (idiopatik)
maupun sekunder.
1) Osteoarthritis primer (idiopatik)
Osteoarthritis primer (idiopatik) merupakan osteoarthritis yang terjadi
akibat proses degeneratif yang berlangsung seiring bertambahnya usia.
Proses perusakan tulang rawan sendi ini dapat dipercepat pada orang-
orang yang mempunyai faktor risiko genetik, ataupun pada orang-orang
yang aktivitasnya mempergunakan sendi-sendinya secara berlebihan.
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang mempercepat degenerasi
pada sendi-sendi weight-bearing, terutama pada sendi lutut.
Osteoarthritis primer dapat terlokalisir pada sendi-sendi tertentu, dan
biasanya digolongkan sesuai sendi yang terkena dampaknya, misalnya
osteoarthritis lutut, osteoarthritis sendi panggul, osteoarthritis sendi tangan
dan kaki. Jika osteoarthritis primer melibatkan beberapa sendi, maka dapat
disebut sebagai osteoarthritis generalisata primer
2) Osteoarthritis sekunder
Osteoarthritis dapat terjadi sekunder akibat adanya penyakit,
deformitas, ataupun mekanisme trauma yang mengubah microenvironment
pada sendi dan mempercepat kerusakan dari tulang rawan sendi.
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan osteoarthritis sekunder
antara lain: