HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TENTANG HAM DENGAN SIKAP
TOLERANSI PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 NEGARA TAHUN PELAJARAN 2016’2017
Arie Ramadhani1, Dewi Ria Agustin2
Program Studi PPKn FKIP Universitas PGRI Banyuwangi Pascasarjana IPA Universitas Jember Email: ramadhaniari58@yahoo.co.id Email: rileq01@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pendidikan tentang HAM memacu siswa untuk mampu mengembangkan sikap
toleransi diri yang kuat, hal ini dikarenakan siswa akan menyadari bahwa mereka sebagai manusia merupakan makhluk sosial disamping makhluk individu dengan begitu maka mereka sadar bahwa disamping mereka masih ada orang lain yang membutuhkan dan dibutuhkannya dalam kehidupan sehari – hari. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah hubungan antara pemahaman siswa tentang HAM dengan sikap toleransi siswa pada Siswa Kelas VIII semester Genap SMP Negeri 4 Negara Tahun pelajaran 2016’2017. Peneliti menggunakan metode analisa data dengan statistik. Rumusan statistik yang dipakai adalah teknik hubungan tetrachorik. Untuk mengetes signifikansi koefisien hubungan tetrachorik (r t) di tes dengan Produck Moment ( Ҳ2 ). Hasil penelitiannya yaitu ada hubungan antara pemahaman tentang HAM dengan Sikap Toleransi pada siswa Kelas VIII semester Genap SMP Negeri 4 Negara Tahun Pelajaran 2016’2017”, karena r = 0,601 terletak pada kisaran 0,600 – 0,800 termasuk dalam Hubungan cukup.
Kata Kunci: Pemahaman, HAM, Toleransi
ABSTRACT
Human rights education spurs students to be able to develop strong self-tolerance
attitudes, this is because students will realize that as human beings they are social beings besides individual beings so they are aware that besides them there are still others who need and need them in their daily lives - day. The formulation of the problem in this study is whether there is a relationship between students' understanding of human rights and the attitude of tolerance of students in Class VIII Even Semester of State Middle School 4 Country 2016-2017. The researcher used data analysis methods with statistics. The statistical formula used is the tetrachoric relationship technique. To test the significance of the coefficient of the tetrachoric relationship (r t) it is tested with the Producer Moment (Ҳ2). The results of his research are that there is a relationship between understanding of human rights and the attitude of tolerance in Class VIII students in the even semester of SMP Negeri 4 in Academic Year 2016-2017, because r = 0.601 is in the range of 0.600 - 0.800 included in the Relationship.
Keywords: Understanding, Human Rights, Tolerance
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 51
Manusia adalah Makhluk penulis merumuskan permasalahan Ciptaan Tuhan YME. Manusia dalam penelitian yaitu adakah dibanding dengan makhluk lain hubungan antara pemahaman siswa memiliki kelebihan – kelebihan yaitu tentang HAM dengan sikap toleransi pikiran, perasaan dan kehendak. siswa pada Siswa Kelas VIII semester Dengan kelebihan yang dimiliki Genap SMP Negeri 4 Negara Tahun manusia mempunyai martabat dan pelajaran 2016’2017? harga diri. Penegakan hak asasi manusia 1. Pemahaman Tentang HAM (HAM) merupakan elemen penting Manusia sebagai makhluk untuk perwujudan sebuah Negara yang Tuhan yang mempunyai martabat berkeadaban. Demokrasi dan HAM yang tinggi, Hak asasi manusia ada ibarat dua mata yang saling menopang dan melekat pada setiap manusia. dengan yang lainnya. Jika dua unsur ini Oleh karena itu, bersifat universal, berjalan dengan baik, pada akhirnya artinya berlaku di mana saja dan akan melahirkan sebuah tatanan untuk siapa saja dan tidak dapat masyarakat madani yang demokratis, diambil oleh siapapun. Hak ini egaliter, dan kritis terhadap dibutuhkan manusia selain untuk pelanggaran HAM. melindungi diri dan martabat Pendidikan yang menekankan kemanusiaanya juga digunakan tentang pemahaman Hak Asasi sebagai landasan moral dalam Manusia juga perlu di berikan pada bergaul atau berhubungan dengan siswa hal ini dikarenakan Pentingnya sesama manusia. siswa untuk mengetahui tentang Hak Kesadaran akan hak asasi Asasi Manusia sehingga siswa manusia, harga diri, harkat dan mengerti tentang Hak – hak yang harus martabat kemanusiaannya, diawali mereka perjuangkan serta mengerti sejak manusia ada di muka bumi. Hal tentang Hak orang lain yang harus itu disebabkan oleh hak – hak mereka hormati. kemanusiaan yang sudah ada sejak Pendidikan tentang HAM juga manusia itu dilahirkan dan memacu siswa untuk mampu merupakan hak kodrati yang melekat mengembangkan sikap toleransi diri pada diri manusia. Sejarah mencatat yang kuat, hal ini dikarenakan siswa berbagai peristiwa besar di dunia ini akan menyadari bahwa mereka sebagai sebagai suatu usaha untuk manusia merupakan makhluk sosial menegakkan hak asasi manusia. disamping makhluk individu dengan Menurut Dardji darmodiharjo begitu maka mereka sadar bahwa HAM adalah hak-hak dasar / pokok disamping mereka masih ada orang lain yang dibawa manusia sejak lahir yang membutuhkan dan dibutuhkannya sebagai anugerah Tuhan YME” dalam kehidupan sehari – hari. (2006:124). Dari uraian diatas bisa Maskuri Abdullah menyatakan: disimpulkan bahwa HAM ”Hak Asasi manusia dan toleransi merupakan hak paling individu dan merupakan dua sisi yang tidak bisa di suatu pelaksanaan umum yang baku pisahkan karena keduanya saling bagi semua bangsa dan Negara dan melengkapi terutama dalam masyarakat merupakan seperangkat hak yang yang pluralistic” (2001:122). melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makluk Tuhan
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 35
dihormati, dijunjung tinggi yang asasi manusia yang dimiliki Negara dilindungi oleh Negara, hukum, Republik Indonesia,yakni: (1) pemerintah dan setiap orang demi Undang – Undang Dasar 1945, (1) kehormatan serta perlindungan Ketetapan MPR Nomor harkat dan martabat manusia XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, dan (3) Undang – Undang Hak Asasi Manusia di Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Hak Asasi Manusia di Asasi Manusia. Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Macam dan Jenis HAM Asasi Manusia mendapat jaminan Macam dan jenis HAM yaitu : kuat dari falsafah bangsa, yakni (1) Hak asasi pribadi / personal Pancasila. Bermuara pada Pancasila Right, (2) Hak asasi politik / dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak Political Right, (3) Hak azasi hukum asasi manusia tersebut harus / Legal Equality Right, (4) Hak azasi memperhatikan garis-garis yang Ekonomi / Property Rigths, (5) Hak telah ditentukan dalam ketentuan Asasi Peradilan / Procedural Rights, falsafah Pancasila. Bagi bangsa (6) Hak Asasi Peradilan / Procedural Indonesia, melaksanakan hak asasi Rights, (7) Hak asasi sosial budaya / manusia bukan berarti melaksanakan Social Culture Right dengan sebebas-bebasnya, melainkan Menurut Deklarasi Universal harus memperhatikan ketentuan- Ham ( DUHAM ) terdapat 5 jenis ketentuan yang terkandung dalam hak asasii yang dimiliki setiap pandangan hidup bangsa Indonesia, individu.yaitu : (1) Hak personal ( yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan Hak jaminan kebutuhan pribadi ), pada dasarnya memang tidak ada hak (2) Hak legal (hak jaminan yang dapat dilaksanakan secara perlindungan hukum), (3) Hak sipil multak tanpa memperhatikan hak dan politik, (4) Hak subsistensi ( hak orang lain. jaminan adanya sumber daya unuk Setiap hak akan dibatasi menunjang kehidupan ), (5) Hak oleh hak orang lain. Jika dalam ekonomi , sosial dan budaya. melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka Ciri – ciri HAM yang terjadi adalah benturan hak atau Ciri-ciri HAM yaitu : (1) kepentingan dalam hidup Bersifat hakihat, artinya hak asasi bermasyarakat, berbangsa, dan manusia adalah hak asasi semua bernegara umat manusia yang sudah ada sejak Negara Republik Indonesia lahir; (2) Bersifat universal, artinya mengakui dan menjunjung tinggi hak hak asasi manusia berlaku untuk asasi manusia dan kebebasan dasar semua orang tanpa memandang manusia sebagai hak yang secara status, suku bangsa, gender, atau kodrati melekat dan tidak terpisah perbedaan lainnya; (3) Bersifat tidak dari manusia yang harus dilindungi, dapat dicabut, artinya hak asasi dihormati, dan ditegakkan demi manusia dapat dicabut dan peningkatan martabat kemanusisan, diserahkan; (3) Bersifat tidak dapat kesejahteraan, kebahagiaan, dan dibagi, artinya semua orang berhak kecerdasan serta keadilan. mendapatkan semua hak.
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 36
2. Sikap Toleransi dada, sukarela, dan kelembutan. Pada umumnya, toleransi diartikan sebagai pemberian Sikap Toleransi di Rumah kebebasan kepada sesama manusia Azwar S. mengatakan:” atau kepada sesama warga Sikap Toleransi dirumah merupakan masyarakat untuk menjalankan bentuk dari pemahaman tentang keyakinannya atau mengatur adanya perbedaan yang ada disekitar hidupnya dan menentukan nasibnya dan bentuk dari sebuah penerimaan masing-masing, selama di dalam atas perbedaan – perbedaan yang menjalankan dan menentukan ada dimasyarakat, sehingga sikapnya itu tidak bertentangan dimasyarakatlah seseorang dengan syarat-syarat atas terciptanya mamahami posisinya sebagai ketertiban dan perdamaian dalam makhluk sosial di samping makhluk masyarakat Individu.”.(2005:98) Menurut Soekidjo Notoatmojo:” Sikap adalah Sikap Toleransi di Sekolah merupakan reaksi atau respon Moh. Surya menyatakan seseorang yang masih tertutup :“Sekolah merupakan salah satu terhadap suatu stimulus atau objek”. lembaga pendidikan formal yang ( 2002 : 130). Sedangkan Heri mempunyai peran penting dalam Purwanto menyatakan:”Sikap usaha menanamkan nilai – nilai adalah pandangan-pandangan atau toleransi pada anak dan perasaan yang disertai menjadikannya sebagai anggota kecenderungan untuk bertindak masyarakat yang berguna serta sesuai sikap perihal yang dihadapi ikut bertanggung jawab dan ikut dan dirasakan”. (2003:112) menyelenggarakan kegiatan Menurut Maskuri Abdullah: melalui proses belajar mengajar” “Toleransi adalah sikap atau sifat (2008:7). menenggang berupa menghargai Menurut Umar serta membolehkan suatu pendirian, Hasyim:”Toleransi harus pendapat, pandangan, kepercayaan diterapkan sejak dini terutama maupun yang lainnya yang berbeda disekolah, hal ini dikarenakan dengan pendirian sendiri”.(2001:13) disekolah merupakan tempat Dari beberapa definisi di atas dimana ditanamkan nilai – nilai penulis menyimpulkan bahwa kesadaran sosial pada diri siswa, toleransi adalah suatu sikap atau diharapkan dengan latar belakang sifat dari seseorang untuk yang berbeda siswa dapat saling membiarkan kebebasan kepada menghargai perbedaan – orang lain serta memberikan perbedaan “. kebenaran atas perbedaan tersebut Berdasarkan pendapat – sebagai pengakuan hak-hak asasi pendapat tersebut di atas maka manusia. dapat disimpulkan bahwa sikap Halim (2008) menyatakan toleransi disekolah merupakan “Toleransi berasal dari bahasa Latin, salah satu proses pendidikan dari yaitu tolerantia, berarti kelonggaran, watak, karakter dan kepribadian. kelembutan hati, keringanan, dan Sikap menghargai agama- kesabaran”. Secara umum, istilah ini agama lain atau para penganut
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 37
agama lain dapat ditumbuhkan 1. Memberikan kebebasan atau
kepada para peserta didik melalui kemerdekaan pelajaran perbandingan agama, Dimana setiap manusia yang diberikan kepada mereka di diberikan kebebasan untuk sekolah-sekolah umum maupun berbuat, bergerak maupun sekolah-sekolah agama. berkehendak menurut dirinya Ngganggung menyebutkan sendiri dan juga di dalam pentingnya sekolah sebagai memilih suatu agama atau institusi pendidikan yaitu sekolah kepercayaan. Kebebasan ini sebagai agen sosialisasi yang diberikan sejak manusia lahir utama setelah keluarga dan teman sampai nanti ia meninggal dan sepermainan. Bahkan kini ada kebebasan atau kemerdekaan kecenderungan bahwa sebagian yang manusia miliki tidak dapat besar waktu anak (peserta didik) digantikan atau direbut oleh dihabiskan di sekolah. Selain itu orang lain dengan cara apapun. pula Ngganggung mengatakan Karena kebebasan itu adalah sekolah adalah tempat dimana datangnya dari Tuhan YME orang mempelajari “prinsip- yang harus dijaga dan prinsip” yang akan mendasari dilindungi. perilakunya sebagai warga 2. Mengakui Hak Setiap Orang masyarakat, termasuk toleransi. Suatu sikap mental yang (dalam Sarapung & Widiyanto, mengakui hak setiap orang di 2005: 254) dalam menentukan sikap perilaku dan nasibnya masing- 3. Hubungan Antara Pemahaman masing. Tentu saja sikap atau tentang HAM Dengan Sikap perilaku yang dijalankan itu Toleransi tidak melanggar hak orang lain, Hak asasi Manusia sebagai karena kalau demikian, hak yang dimiliki manusia sejak lahir kehidupan di dalam masyarakat merupakan anugerah Tuhan YME akan kacau. sehingga harus dilindungi dan tidak 3. Menghormati Keyakinan Orang bisa diganggu oleh orang lain. Lain Sikap toleransi merupakan Landasan keyakinan di sikap yang menerima perbedaan – atas adalah berdasarkan perbedaan yang ada dan terjadi kepercayaan, bahwa tidak benar ditengah – tengah kehidupan ada orang atau golongan yang manusia. Toleransi terhadap Hak – berkeras memaksakan hak yang dimiliki oleh orang lain kehendaknya sendiri kepada merupakan salah satu bentuk orang atau golongan lain. Tidak pengamalan atas kodrat manusia ada orang atau golongan yang sebagai makhluk sosial disamping memonopoli kebenaran dan sebagai makhluk Individu. landasan ini disertai catatan Ada beberapa unsur-unsur bahwa soal keyakinan adalah yang harus ditekankan dalam urusan pribadi masing-masing mengekspresikan nilai – nilai orang. toleransi terhadap orang lain. 4. Saling Mengerti Unsur-unsur tersebut adalah: Tidak akan terjadi, saling menghormati antara sesama
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 38
manusia bila mereka tidak ada semester Genap SMP Negeri 4
saling mengerti. Saling anti dan Negara Tahun pelajaran saling membenci, saling berebut 2016’2017. pengaruh adalah salah satu 2. Ada Hubungan antara akibat dari tidak adanya saling Pemahaman Siswa tentang HAM mengerti dan saling menghargai dengan Sikap Toleransi siswa di antara satu dengan yang lain. rumah pada Siswa Kelas VIII semester Genap SMP Negeri 4 Negara Tahun pelajaran II. HIPOTESA 2016’2017 Menurut Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur Penelitian suatu III. METODE PENELITIAN Pendekatan Praktek, menyatakan 1. Metode Penentuan Daerah bahwa “Hipotesis dapat diartikan Penelitian sebagai suatu jawaban yang bersifat Menurut Suharsimi Arikunto sementara terhadap permasalahan dikemukakan bahwa,” Masalah daerah penelitian, sampai terbukti melalui atau tempat penelitian ini ada pada data yang terkumpul” (2004:67). tahapan cara mengadakan studi Sedangkan menurut B. pendahuluan. Dimana teori Simanjuntak dikemukakan bahwa, pengumpulan data pada umumnya “Hipotesa berasal dari kata hypo yang dalam mengadakan studi pendahuluan artinya dibawah serta thesa yang dilakukan pada tiga obyek, yaitu artinya kebenaran’ (2002 : 82). tempat atau lokasi atau benda yang Dari kedua pendapat tersebut terdapat ditempat penelitian dengan dijelaskan bahwa hipotesa merupakan maksud untuk dihubungi, dilihat serta suatu kesimpulan sementara yang diteliti atau dikunjungi agar mendapat kebenarannya masih perlu diuji, informasi tentang data-data yang harus Hipotesa itu ada dua macam, yaitu dikumpulkan.(2002:256) hipotesa nol dan hipotesa kerja yang Sutrisno Hadi mengatakan mana dalam pengujian analisa bahwa,”Tidak ada ketentuan luas datanya tidak sama, hipotesa nihil daerah penelitian untuk penelitian menggunakan analisa statistik, dalam salah satu atau banyak hipotesa kerja menggunakan analisa bidang”.(2001:78) non statistic. Metode ini digunakan untuk Adapun hipotesa yang diajukan menentukan lokasi atau daerah yang dalam penelitian ini adalah sebagai digunakan sebagai tempat berikut: dilakukannya kegiatan penelitian. a. Hipotesa Kerja Mayor Adapun metode yang digunakan Ada Hubungan antara Pemahaman adalah secara purposive area yaitu Siswa tentang HAM dengan Sikap menunjukkan secara sengaja daerah- Toleransi siswa pada Siswa Kelas daerah yang akan dijadikan sebagai VIII semester Genap SMP Negeri 4 tempat penelitian yaitu pada SMP Negara Tahun pelajaran 2016’2017. Negeri 4 Negara Kecamatan Negara b. Hipotesa Kerja Minor Kabupaten Jemberana. 1. Ada Hubungan antara Pemahaman Siswa tentang HAM 2. Metode Penentuan Responden dengan Sikap Toleransi siswa di Adapun daerah penelitian sekolah pada Siswa Kelas VIII menurut Suarsimi Arikunto
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 39
penelitian yaitu, “Suatu tempat atau 3. Metode Pengumpulan Data daerah yang dipilih atau ditentukan Untuk mengumpulkan data sebagai suatu lokasi dalam melakukan yang diperlukan dalam penelitian penelitian”,(2004:47). ini peneliti menggunakan beberapa Sedangkan menurut Sutrisno metode agar dapat mengurangi atau Hadi dikemukakan bahwa”Daerah mengatasi kelemahan-kelemahan penelitian adalah Suatu tempat dimana antara metode yang satu dengan timbul suatu masalah/fenomena metode yang lainnya sehingga data sebagai suatu obyek penelitian yang diperlukan akan mendekatkan sehingga dipilih sebagai suatu lokasi pada tingkat validitas yang lebih untuk melakukan penelitian dalam tinggi. rangka memecahkan masalah tersebut Adapun metode-metode ”, (2001:42). yang dipakai untuk mengumpulkan Menurut Suharsimi Arikunto data dalam penelitian ini adalah dikemukakan bahwa,”Pada prinsipnya sebagai berikut : tidak ada peraturan yang tetap secara mutlak untuk menentukan berapa 1). Metode Angket prosen sampel yang harus diambil dari Antara angket dan Quetioner populasi, namun pada umumnya orang adalah sama kedudukannya. Dalam berpendapat bahwa sampel yang lebih hal ini Mohammad Nasir banyak iti adalah lebih baik”.(2004:24). menjelaskan bahwa, “Angket atau Dalam hal ini Kartini Kartono questioner adalah alat untuk menjelaskan bahwa untuk populasi 10- mengumpulkan data dengan 100 orang/satuan seyogyanya diambil pertanyaan”, (2003:245). 100%, untuk populasi 100-200 Sedangkan menurut orang/satuan bisa diambil setidaknya Koentjoroningrat dikemukakan 50%”,(2001:12). bahwa,”Kuesioner merupakan data Adapun yang menjadi yang berisikan rangkaian mengenai responden dalam penelitian ini adalah suatu hal atau dalam suatu siswa kelas VIII semester genap SMP bidang”(2001:173). Negeri 4 Negara kabupaten Jemberana Berkaitan dengan penelitian tahun pelajaran 2016’2017 dengan yang dilakukan, angket jumlah responden 100 siswa kelas VIII. dipergunakan penulis adalah Dalam menentukan responden angket langsung tipe bebas penelitian, peneliti menggunakan tertutup, maksudnya angket metode Proporsional Random diberikan secara langsung kepada Sampling Tekhnik, dengan rumus : responden tanpa perantara dan Ni itemnya menggunakan pilihan ni = x R yang sudah tersedia. N Adapun alasan dalam Keterangan : menggunakan metode angket yaitu ni = Jumlah individu : (1) tidak banyak menggunakan Ni = Jumlah individu dalam sub tenaga, (2) responden dapat populasi menjawab pertanyaan dengan N = Jumlah populasi keseluruhan bebas, dan (3) dapat dibagikan R = Jumlah responden yang secara serentak kepada semua dibutuhkan responden.
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 40
2) Metode interview pengumpulan data dengan jalan Winarno Surachmad mentransfer data yang ada di lokasi mengemukakan bahwa, ”Setiap penelitian ke dalam lembar isian wawancara memerlukan yang telah ada. komunikasi atau perhubungan yang Tujuan dari metode lancar antara penyelidik dengan dokumenter ini adalah untuk subyek dan bahwa, komunikasi itu membentuk dan memperbaiki bermaksud untuk memperoleh data kerangka konsep, apabila pada yang harus dipertanggungjawabkan penelitian nanti terdapat suatu dari sudut penyelidikan persoalan, maka dalam mencari keseluruhannya’,(2004:168). pemecahannya tinggal mencari Dalam penelitian ini dokumen atau prinsip untuk dipergunakan jenis interview bebas dipelajari. terpimpin yang bersifat langsung dan berencana artinya 4. Metode Analisa Data pewawancara bebas menanyakan Dalam hal ini menurut sesuatu kepada responden secara Margono. S dikemukakan bahwa, langsung dengan pedoman yang ”Analisa Data merupakan suatu telah disusun dan direncana. strategi dalam melakukan penelitian Adapun alasan menggunakan untuk mendapatkan suatu data yang metode interview adalah (1) dapat merupakan sumber dari penelitian memperoleh data yang akurat yang teranalisa”,(2002:64). karena pertanyaan, (2) Tidak Sedangkan menurut Marzuki dibatasi oleh tingkatan umur dan dikemukakan bahwa, “Tujuan analisa dilaksanakan oleh setiap individu, data adalah menyampaikan data dan dan (3) Tidak dibatasi oleh membatasi penemuan hingga menjadi kemampuan membaca atau suatu data yang teratur, serta tersusun menulis individu dan lebih berarti “, (2002:87). Dari kedua pendapat tersebut di 3) Metode Dokumenter atas dapat diartikan bahwa, analisa Menurut pendapat Winarno data merupakan bagian yang amat Surakhmad dikemukakan bahwa, penting dalam penelitian karena “Metode dokumenter karena dengan analisa data nantinya akan sumber-sumber yang kebanyakan ditemukan data yang teratur dan dipakai dalam penelitian ini adalah memiliki makna . sejenis dokumen ” (2004:132). Dalam hal ini peneliti Demikian juga Sanapiah Faisal menggunakan metode analisa data mengemukakan bahwa, “Metode dengan statistik. Menurut pendapat Dokumenter merupakan sumber winarno Surakhmad dikemukakan informasi yang berupa bahan- bahwa, “Statistik adalah suatu alat, bahan tertulis atau tercatat. Pada suatu tekhnik untuk mengumpulkan, metode ini petugas mengumpulkan meringkas dan menganalisa bahan- data tinggal mentransfer bahan- bahan yang berupa angka serta bahan tertulis pada lembaran isian mengambil kesimpulan yang besar yang tersedia“, (2001:83). dari bahan-bahan yang telah Dari uraian di atas dapat dianalisanya “ (2004:21). dijelaskan bahwa, metode
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 41
Rumusan statistik yang dipakai Karena penggolongan
adalah teknik Hubungan tetrachorik skala ordinal menjadi dua yaitu metode analisa data statistik golongan (dichotomisasi) ini yang dipergunakan untuk mencari sangat kasar, maka nilai rt yang hubungan/Hubungan antara variabel diperoleh harus dikoreksi untuk X dengan variabel Y yang kedua memperoleh r yang sebenarnya variabel itu masing-masing skala dengan rumus : ordinal. r = r t (faktor koreksi)2 Adapun rumus untuk mencari Dan untuk mengetahui koefisien Hubungan tetrachorik derajat Hubungannya menurut adalah sebagai berikut : Sutrisno Hadi menjelaskan r t = sinus ( Ǿ 900 ) bahwa,”Nilai tabel terletak pada : keterangan : a. 0,800 - 1,000 berhubungan r t = Koefisien Hubungan tinggi tetrachorik b. 0,600 - 0,800 berhubungan Ǿ = Koefisien phi cukup Untuk mengetes signifikansi c. 0,400 - 0,600 berhubungan koefisien hubungan tetrachorik (r t) di agak rendah tes dengan Produck Moment ( Ҳ2 ) d. 0,200 - 0,400 berHubungan dengan rumus sebagai berikut: rendah e. 0,000 - 0,200 berHubungan sangat rendah tak x y berHubungan”, xy - N Sehubungan dengan analisa Rxy x2 y 2 y2 data penulis menggunakan x 2 N analisa statistik, maka hipotesa N kerja ( Ha ) yang digunakan harus di rubah menjadi hipotesa nihil ( Ho ) yang berbunyi Keterangan : sebagai berikut : Tidak ada rxy = Koevisien Hubungan Hubungan antara Pemahaman variable x dan y Siswa tentang HAM dengan N = Jumlah Responden Sikap Toleransi siswa pada x = Jumlah Variabel x Siswa Kelas VIII semester Genap x 2 = Jumlah kuadrat masing – SMP Negeri 4 Negara Tahun masing variable x pelajaran 2016’2017. 2 (x) = Kuadrat Jumlah variable x y = Jumlah Variabel y HASIL PENELITIAN y 2 = Jumlah kuadrat masing – Daerah penelitian dilakukan di masing variable y SMPN 4 Negara. Lokasi sekolah terletak 2 diperbatasan antara Desa Baluk, Desa (y) = Kuadrat Jumlah variable y xy = Jumlah perkalian setiap Cupel, Desa Tegalbadeng dan Desa kasus variable x dan y Pengambengan. Kurang lebih 400 meter Dengan menggunakan dari pantai Cupel dan 2 km dari Pantai kreteria sebagai berikut: Ho Wisata Baluk Rening. dengan ditolak apabila xy > dari tabel = lingkungan yang asri bersih, serta berada 0,32 ( 5%), Hi diterima apabila pada lokasi yang cukup sunyi, sehingga xy > dari tabel = 0,32 ( 5%)
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 42
dapat menciptakan kenyamanan dalam Berdasarkan pengajuan hipotesa
proses belajar mengajar. diatas dapat disimpulkan bahwa : “Ada Pada penelitian ini yang Hubungan Antara Pemahaman tentang dijadikan responden adalah 100 siswa HAM dengan Sikap Toleransi pada kelas VIII SMPN 4 Negara tahun siswa Kelas VIII semester Genap SMP pelajaran 2012/2013. Negeri 4 Negara Tahun Pelajaran Tabel 11: Rekapitulasi Hasil Analisa 2016’2017”, karena r = 0,601 terletak Data pada kisaran 0,600 – 0,800 termasuk Product dalam Hubungan cukup. Hip N Moment Hubu otes Hasil o Empir ngan KESIMPULAN a 5% is Berdasarkan hasil analisa data (0,400 dan pengujian hipotesa yang telah – dilakukan pada bab sebelumnya, maka Min 0,34 Signi 0,600) dapat di ambil suatu kesimpulan dari 1 0,525 hasil penelitian adalah sebagai berikut : or I 1 fikan agak renda 1. Kesimpulan Mayor : h Ada Hubungan antara Pemahaman (0,600 tentang HAM dengan Sikap Toleransi Min 0,34 Signi – pada siswa Kelas VIII semester 2 0,658 Genap SMP Negeri 4 Negara Tahun or II 1 fikan 0,800) cukup Pelajaran 2016’2017. (0,600 2. Kesimpulan Minor : – 1) Ada Hubungan antara Pemahaman May 0,34 Signi tentang HAM dengan Sikap 3 0,601 0,800) or 1 fikan Toleransi disekolah pada siswa Cuku p Kelas VIII semester Genap SMP Negeri 4 Negara Tahun Pelajaran Berdasarkan pengajuan hipotesa 2016’2017. diatas dapat disimpulkan bahwa : “Ada 2) Ada Hubungan antara Pemahaman Hubungan antara Pemahaman tentang tentang HAM dengan Sikap HAM dengan Sikap Toleransi dirumah Toleransi disekolah disekolah pada pada siswa Kelas VIII semester Genap siswa Kelas VIII semester Genap SMP Negeri 4 Negara Tahun Pelajaran SMP Negeri 4 Negara Tahun 2016’2017”, Karena r = 0,525 terletak Pelajaran 2016’2017. pada kisaran 0,400 – 0,600 termasuk dalam Hubungan agak rendah. Daftar Pustaka Berdasarkan pengajuan hipotesa diatas dapat disimpulkan bahwa : “Ada Abdul, Halim. 2008. Auditing (Dasar- Hubungan Antara Pemahaman tentang dasar Audit Laporan HAM dengan Sikap Toleransi disekolah Keuangan). Yogyakarta: Unit Pada siswa Kelas VIII semester Genap Penerbit dan Percetakan STIM SMP Negeri 4 Negara Tahun Pelajaran YKPN 2016’2017”, Abdullah, Maskuri. 2001. Pluralisme Karena r = 0,658 terletak pada kisaran Agama dan Kerukunan dalam 0,600 – 0,800 termasuk dalam Hubungan Keagamaan, Jakarta: Buku cukup. Kompas.
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 43
Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Azwar, S. (2005). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Darmodiharjo, Darji, dan Shidarta Pokok-pokok Filsafat Hukum (Apa dan Bagaimana Filsafat HukumIndonesia), PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Cet, VI Mei 2006 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan Dan penyuluhan Konseling di Sekolah (Bandung: Rineka Cipta, 2008). Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset. Kartono, Kartini, 2001, Pathologi sosial 1, Bandung: Alumni. Koentjaraningrat. 2001. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Marzuki. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Mohammad Nasir 2003. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia Notoatmodjo,S.2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Purwanto, Heri. 2003. Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta: EGC Sarapung, Elga dan Tri Widiyanto (ed). 2005. Pluralisme, Konflik dan Pendidikan Agama di Indonesia Cetakan Ke-II. Yogyakarta: Interfidei/DIAN. Winarno, Surakhmad. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi 44