Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI MASTOID DENGAN

DIAGNOSA MASTOIDITIS DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG
Dyah Intan Hidayati1) Fatimah2)
E-mail : dyahb2uty@gmail.com

Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang ; Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

Abstrak
Telah dilakukan penelitian teknik pemeriksaan radiografi mastoid dengan diagnosa
mastoidis di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
menggunakan proyeksi Axiolateral (Schuller) pada satu sisi. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui teknik pemeriksaan radiografi mastoid dengan diagnosa mastoiditis dan
alasan penggunaan proyeksi Axiolateral pada sisi yang sakit saja. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan
cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subyek penelitian adalah radiografer,
dokter ahli radiologi, dan dokter pengirim. Hasil penelitian pada pasien dengan mastoiditis di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dilakukan dengan
menggunakan proyeksi Axiolateral (Schuller) pada sisi yang sakit saja dengan alasan
menyesuaikan permintaan dokter pengirim, mengurangi cost atau biaya pemeriksaan bagi
pasien, serta mengurangi radiasi yang diterima pasien. Kesimpulan penelitian ini adalah
penggunaan proyeksi Axiolateral (Schuller) sesuai dengan permintaan dokter pengirim,
mengurangi biaya pemeriksaan pasien, serta mengurangi radiasi yang diterima pasien.

Kata kunci : mastoid, mastoiditis, Schuller

Abstract
The research has been done on techniques radiographic examination of mastoid with
mastoiditis diagnose in Radiology unit in Tugurejo Semarang Hospital using projection
Axiolateral (Schuller) one side. The purpose of this study was describe the mastoid technique
of radiographic examination with mastoiditis diagnose and reason made the projection
Axiolateral (Schuller) one side. This research is a qualitative research case study approach.
Data collection by observation, interview and studi documentation. The subject are
radiografer, radiologist, and physicians of the sender. The result was done in the patient with
masstoiditis in Radiology unit of Tugurejo Semarang Hospital performed by using projection
Axiolateral (Schuller) one side with the reasons are done at request of the sender, reduce
examination cost for patient, and reduce radiation who accepted the patient. So in conclusion
are using the projection Axiolateral (Schuller) for the doctor’s request, reducing radiation for
patient and reducing examination cost for patient.

Keywords : the mastoid, mastoiditis, Schuller

Keterangan :
1)Mahasiswa Prodi DIII TRR Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang
2)Dosen Prodi DIII TRR Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang
1. Pendahuluan Menurut Clark (2016), dalam pemeriksaan
radiografi mastoid proyeksi dasar yang
Mastoid terletak di posterior dari tulang
digunakan adalah proyeksi AP Axial (Towne)
temporal dan pada bagian inferiornya
dan Axiolateral Oblique (Schuller). Sementara
membentuk processus mastoideus. Processus
untuk proyeksi Axiolateral (Schuller) dilakukan
mastoideus mempunyai ruang-ruang yang
pada kedua sisi mastoid yaitu mastoid kanan
dikenal sebagai rongga udara mastoid dan
dan kiri. Hal tersebut dapat digunakan
sebuah ruangan khusus yang besar dan
sebagai bahan perbandingan untuk
terletak sedikit lebih ke depan, disebut
mengetahui anatomi serta adanya kelainan
antrum timpanik (ruang gendang). Ruangan
yang menyertainya dan mempermudah
ini dilapisi epitel yang bersambung dengan
proses komparasi tersebut.
epitel dari rongga telinga tengah atau rongga
Proyeksi AP Axial (Towne) juga penting
timpanik. Infeksi yang penularannya berasal
untuk pemeriksaan mastoid, karena dapat
dari rongga telinga tengah dapat
menampakkan kedua petrous pyramid
menyebabkan antrum timpanik bernanah
mastoid secara bersamaan dan dapat
(Pearce, 2010).
membandingkan antara gambar radiograf
Mastoiditis merupakan salah satu kelainan
mastoid kanan dan gambar radiograf mastoid
yang dapat mengenai mastoid. Menurut
kiri (Ballinger, 2011). Proyeksi ini dapat
Bontrager (2010), mastoiditis adalah infeksi
membantu membandingkan kesuraman
bakteri dari processus mastoid yang dapat
kedua mastoid yang menjadi salah satu ciri
menghancurkan bagian dalam processus
gambaran kelainan mastoiditis. Selain itu,
mastoid. Mastoid air cells berisi cairan abses
apabila ada kelainan yang mungkin melebar
(nanah), yang dapat menyebabkan gangguan
pada sekitar mastoid, tidak tampak jika tidak
pendengaran yang progresif.
menyertakan proyeksi AP Axial (Towne)
Dengan menggunakan pemeriksaan
sebagai proyeksi dasar karena pembatasan
penunjang radiologi, kelainan mastoiditis
kolimasi pada mastoid yang diperiksa.
dapat ditegakkan. Pemeriksaan radiografi
Pada pengamatan penulis saat
mastoid dapat dilakukan dengan beberapa melaksanakan praktek kerja lapangan di
proyeksi, antara lain proyeksi AP Axial RSUD Tugurejo Semarang pemeriksaan
(Towne), Axiolateral (Schuller), mastoid profile, radiografi mastoid dilakukan dengan satu
proyeksi Axiolateral Oblique dengan beberapa proyeksi yaitu proyeksi Axiolateral (Schuller)
metode yaitu metode Modified Law, metode pada salah satu sisi. Sementara pada Standar
Operasional Pelayanan yang ada di RSUD
Stenver’s, metode Archelin, dan metode
Tugurejo Semarang hanya tertera bahwa
Mayer’s. Proyeksi-proyeksi tersebut memiliki
pemeriksaan radiografi mastoid dilakukan
fungsi masing-masing agar dapat melihat dan dengan proyeksi Axiolateral (Schuller).
mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi Penggunaan proyeksi ini dilakukan untuk
(Ballinger, 2011). Jika dokter ingin melihat semua pemeriksaan radiografi mastoid pada
struktur-struktur telinga tengah, maka posisi klinis apapun. Berdasarkan hal-hal tersebut,
Schuller standar dan modifikasi Mayer adalah penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut
masalah tersebut di dalam Karya Tulis Ilmiah
yang paling informatif. Namun jika ada
yang penulis susun dengan judul “TEKNIK
kemungkinan neuroma akustik atau suatu PEMERIKSAAN RADIOGRAFI MASTOID
kelainan pada daerah petrosus atau kanalis DENGAN DIAGNOSA MASTOIDITIS DI
akustikus internus, sebaiknya dilakukan INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT
pemotretan dengan posisi Towne dan UMUM DAERAH TUGUREJO
Stenver’s (Boies, 2013). Pada pemeriksaan SEMARANG”.
radiografi mastoid bagian dari telinga harus
2. Metode
tidak menutupi area mastoid. Kedua mastoid Jenis penelitian ini adalah penelitian
diperiksa sebagai perbandingan (Carver, kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
2006). Pengambilan data dilakukan pada bulan
April-Juni 2017 di Instalasi Radiologi Rumah sulit true lateral. Dan upaya yang dapat
Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang dilakukan adalah dengan memberi motivasi
dengan metode pengumpulan data berupa serta melatih komunikasi pada pasien untuk
observasi, wawancara dan studi dokumentasi. mempertahankan posisinya.
Subjek penelitian adalah radiografer, dokter Alasan tidak dilakukannya foto pada kedua
radiolog dan dokter pengirim. Data yang sisi mastoid adalah untuk mengurangi
diperoleh dari hasil observasi, wawancara radiasi yang diterima pasien karna yang
dan dokumentasi dianalisis menggunakan difoto hanya pada sisi yang sakit,
sistem interaktif model dengan tahapan menyesuaikan permintaan dokter pengirim,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan dan mengurangi cost atau biaya yang
kesimpulan. dikeluarkan pasien dan rumah sakit.
Menurut dokter radiologi dapat
3. Hasil ditambahkan proyeksi AP Axial (towne),
Sebelum pasien melakukan pemeriksaan sementara menutut dokter pengirim jika
radiografi mastoid pasien diminta untuk kelainan tidak tampak maka lebih baik
melepaskan benda – benda logam seperti menggunakan CT Mastoid.
anting yang dapat mengganggu hasil 4. Pembahasan
radiograf. Persiapan alat dan bahan yang a. Teknik Pemeriksaan Radiografi Mastoid
digunakan sebelum pemeriksaan adalah Berdasarkan hasil observasi yang
pesawat sinar – X siap pakai, grid, imaging penulis lakukan pada pemeriksaan
plate/kaset berukuran 24 x 30 cm, CR untuk radiografi mastoid dengan diagnosa
prosecing film, dan printer. mastoiditis di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang,
pemeriksaan tersebut hanya menggunakan
satu proyeksi yaitu proyeksi Axiolateral
(Schuller) pada sisi yang sakit dengan
posisi pasien semiprone.
Menurut Clark (2016) pemeriksaan
radiografi mastoid menggunakan proyeksi
Axiolateral (Schuller) dilakukan pada kedua
sisi mastoid yaitu mastoid kanan dan
mastoid kiri. Hal tersebut dapat
digunakan sebagai perbandingan untuk
mengetahui anatomi serta kelainan yang
menyertainya.
Menurut penulis, proyeksi yang
digunakan pada pemeriksaan radiografi
Gambar 3.1 Hasil Radiograf mastoid dengan diagnosa mastoiditis di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Teknik pemeriksaan pada pemeriksaan Daerah Tugurejo Semarang yang hanya
radiografi mastoid dengan diagnosa menggunakan proyeksi Axiolateral
mastoiditis dilakukan dengan proyeksi (Schuller) pada sisi yang sakit saja kurang
Axiolateral (Schuller) pada sisi yang sakit baik. Hal ini dikarenakan kurangnya nilai
dengan posisi pasien semiprone dan posisi diagnosa yang diperlukan. Proyeksi
obyek mid sagittal plane sejajar meja Axiolateral seharusnya menampakkan
pemeriksaan, interpupilary line dan infraorbito kedua sisi mastoid atau jika ingin
meatal line tegak lurus kaset. Titik bidiknya menampakkan kedua sisi mastoid dengan
mengarah pada mastoid dan arah sumbu satu kali ekspose maka dapat dilakukan
sinarnya menyudut 25˚ ke arah Caudad. FFD dengan proyeksi AP Axial (Towne).
yang digunakan 100 cm dengan faktor Sehingga sebaiknya pemeriksaan
eksposi 75 kVp dan 12 mAs. mastoid dapat sesuai dengan teori Clark
Kendala yang dihadapi radiografer saat (2016) yaitu dengan melakukan
pemeriksaan adalah pada saat positioning pemeriksaan terhadap kedua mastoid
pasien. Karena posisi pasien akan membuat untuk mempermudah proses komparasi
pasien merasa kurang nyaman dan terkadang pada mastoid. Meskipun dengan beberapa
alasan dari radiografer, dokter ahli
radiologi dan dokter pengirim di Rumah Axial (Towne). Selain itu, proyeksi
Sakit Umum Daerah tersebut mengatakan Axiolateral Oblique juga dilakukan pada
bahwa dengan proyeksi Axiolateral kedua sisi mastoid sehingga jika
(Schuller) pada sisi yang sakit saja sudah digunakan akan menambah radiasi yang
bisa menampakkan kesuraman di daerah diterima pasien maka proyeksi tersebut
sellulae mastoid, dapat mengurangi dapat diwakili oleh proyeksi Axiolateral
radiasi, serta mengurangi cost atau biaya (Schuller)
yang dikeluarkan pasien. Untuk b. Informasi Diagnostik Mastoiditis yang
mengurangi radiasi, sebenarnya dapat Dapat Ditampakkan pada Proyeksi
dilakukan dengan cara lain seperti Axiolateral (Schuller)
penggunaan kaset 18 x 24 cm untuk Berdasarkan hasil observasi dan
mengganti kaset ukuran 24 x 30 cm. wawancara dengan responden yang
Dengan ukuran kaset yang sesuai dengan penulis lakukan pada pemeriksaan
teori maka pengaturan kolimasi dapat radiografi mastoid dengan diagnosa
lebih dioptimalkan hanya pada daerah mastoiditis di Instalasi Radiologi Rumah
mastoid. Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang,
Tidak menutup kemungkinan juga bila pemeriksaan tersebut hanya menggunakan
terjadi mastoiditis di sisi yang lainnya satu proyeksi Axiolateral (Schuller) pada sisi
karena peradangan dapat menjalar pada yang sakit sudah dapat menegakkan
tulang disekitarnya. Sebagai alternatif, informasi diagnostik yang mendukung
penulis menyarankan untuk diagnosa mastoiditis yaitu adanya
menambahkan proyeksi AP Axial (Towne) gambaran kesuraman pada sellulae
atau CT Mastoid pada pemeriksaan mastoid.
radiografi mastoid sebagaimana Penulis berpendapat bahwa sebaiknya
pernyataan dari dokter ahli radiologi dan proyeksi Axiolateral (Schuller) dilakukan
dokter pengirim. Penambahan proyeksi pada kedua sisi mastoid karena gambaran
AP Axial (Towne) dapat dipilih karena pada salah satu sisi saja tidak dapat
proyeksi tersebut dapat memperlihatkan digunakan untuk melakukan
kedua mastoid pada sekali foto. Boies perbandingan pada mastoid, padahal
(2013) menyatakan bahwa posisi towne tidak menutup kemungkinan jika
memperlihatkan kedua pyramid petrosus mastoiditis sudah menjalar ke tulang-
melalui orbita sehingga memungkinkan tulang disekitarnya atau bahkan pada
perbandingan kedua pyramid petrosus mastoid di sisi yang lain. Bahkan dokter
dan kanalis akustikus internus pada film pengirim juga menyatakan jika sebenarnya
yang sama. Sementara, CT mastoid dapat foto mastoid sebaiknya tidak hanya
ditambahkan jika pada proyeksi Axiolateral dilakukan pada sisi mastoid yang sakit
(Schuller) kelainan sulit untuk ditegakkan tapi pada sisi mastoid yang normal juga.
atau jika peradangan pada mastoid mulai Untuk proyeksi lainnya seperti pada
mengakibatkan kerusakan pada tulang proyeksi AP Axial dan Axiolateral
temporal. CT mastoid dipilih karena Oblique, pada teori menyebutkan bahwa
mampu mendiagnosis kelainan telinga masing-masing proyeksi memiliki
tengah, mastoid, dan telinga dalam. kenampakan anatomi yang berbeda. Pada
Menurut Boies (2013), CT scan mampu proyeksi Axiolateral Oblique yang
memperlihatkan diskontinuitas osikula, terdapat banyak metode memiliki
kelainan kongenital, dan penyakit- informasi diagnostik yang berbeda.
penyakit telinga tengah seperti Pada Axiolateral oblique dengan
kolesteatoma. Dengan demikian metode metode Law, Ballinger (2003) menyatakan
ini memungkinkan ahli bedah mengetahui bahwa anatomi yang tampak adalah
apakah saraf fasialis menjadi terbelah Mastoid Air Cell, Petrous Pyramid, tulang
akibat erosi kolesteatoma. Sementara labirin, serta MAE dan MAI yang
untuk penggunaan proyeksi Axiolateral superposisi. Lain pula pada proyeksi
oblique dengan metode Law, Mayer, Axiolateral Oblique dengan metode
Archelin, dan Stenver’s kurang baik Stenver’s, Clark (2016) berpendapat bahwa
karena kriteria diagnosa yang dapat anatomi yang tampak meliputi Mastoid
ditampakkan tidak lebih banyak daripada Air Cell, Processus Mastoid, Acusticus
proyeksi Axiolateral (Schuller) dan AP canal, dan apek petrosum. Pada proyeksi
Axiolateral Oblique dengan metode ditemukan pada daerah telinga tengah dan
arcelin, Ballinger (2003) menyatakan antrum mastoid, dimana secara anatomi
bahwa anatomi yang tampak meliputi posisi schuller lebih banyak
internal acusticus canal, petrous ridge, memproyeksikan telinga tengah dan
mastoid antrum, dan MAE. Sementara sebagian besar mastoid, sedangkan stenver
pada proyeksi Axiolateral Oblique dengan hanya sebagian mastoid dan lebih banyak
metode mayers, Ballinger (2003) memproyeksikan bagian telinga dalam,
menyatakan bahwa anatomi yang tampak sementara itu kolesteatom merupakan
adalah tympanic cavity, antrum mastoid, salah satu penyebab mastoiditis.
mastoid air cell, dan petrosa. Sehingga penulis berpendapat bahwa
Mengetahui informasi diagnostik yang proyeksi yang baik dalam mendukung
sudah disebutkan, penulis berpendapat diagnosa mastoiditis adalah proyeksi
jika proyeksi Axiolateral Oblique axiolateral (Schuller) perbandingan dan
sebenarnya bertujuan untuk dapat ditambahkan proyeksi AP Axial.
memperlihatkan kanal akustikus dan
petrosum. Karena pada proyeksi ini, posisi 5. Kesimpulan dan Saran
kepala obliq sehingga kanal akustikus a. Teknik pemeriksaan radiografi mastoid
akan terhindar dari superposisi.. dengan diagnosa mastoiditis di Instalasi
Pada kelainan mastoiditis, dokter Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
radiologi dan dokter pengirim Tugurejo Semarang tidak memerlukan
mengatakan ciri khusus yang ditampakan persiapan khusus, pasien diinstruksikan
adalah adanya kesuraman pada mastoid untuk melepas benda logam yang dapat
air cell. Tentu kesuraman ini dapat menutup atau mengganggu gambaran
ditampakkan pada ketiga proyeksi yaitu radiograf. Proyeksi yang digunakan
AP Axial, Axiolateral, dan Axiolateral adalah proyeksi Axiolateral (Schuller) pada
Oblique. Namun, menurut Boies (2013) sisi yang sakit dengan posisi pasien
proyeksi AP Axial memiliki kelebihan semiprone dan posisi obyek mid sagittal
yaitu mampu memperlihatkan kedua plane sejajar meja pemeriksaan,
mastoid pada satu film sehingga ini akan interpupilary line dan infraorbito meatal line
memudahkan dokter melakukan tegak lurus kaset. Titik bidiknya mengarah
komparasi terhadap mastoid dan proyeksi pada mastoid dan arah sumbu sinarnya
ini dilakukan dengan sekali eksposi yang menyudut 25˚ ke arah Caudad. FFD yang
membuat dosis radiasi yang diterima digunakan 100 cm dengan faktor eksposi
pasien lebih rendah daripada 75 kVp dan 12 mAs.
menggunakan proyeksi axiolateral b. Informasi diagnostik berupa adanya
maupun axiolateral oblique. Tetapi kesuraman pada sellulae mastoid sudah
proyeksi AP Axial ini tidak mampu dapat menegakkan diagnosa mastoiditis.
memperlihatkan luas lapangan mastoid Penggunaan proyeksi Axiolateral (Schuller)
secara lebih luas. Dengan menggunakan bagi dokter ahli radiologi dan radiografer
proyeksi axiolateral maupun axiolateral adalah menyesuaikan permintaan dari
oblique dapat menampakkan luas dokter pengirim, kemudian dapat
lapangan mastoid lebih maksimal karena mengurangi radiasi yang diterima pasien,
gambarannya diambil dari sisi lateral. Jika serta pertimbangan dalam mengurangi
dibandingkan, proyeksi axiolateral cost atau biaya pemeriksaan bagi pasien.
memiliki lebih banyak informasi Tetapi pemeriksaan mastoid ini tidak bisa
diagnostik daripada proyeksi axiolateral menampakkan kedua sisi mastoid.
oblique. Seperti penyataan Boies (2013)
bahwa proyeksi axiolateral (Schuller) 6. Ucapan Terima Kasih
mampu memperlihatkan struktur-struktur Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis
yang tampak pada proyeksi axiolateral mendapat bantuan, bimbingan dan arahan
oblique metode Law’s dan memungkinkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
visualisasi attic atau epitimpanum. Selain kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
itu, menurut Ratna (2012) proyeksi terima kasih kepada :
schuller masih sedikit unggul a. Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App.Sc,
dibandingkan stenvers dalam menilai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
kolesteatom karena kolesteatom banyak Semarang.
b. Ibu Rini Indrarti, S.Si, M.Kes., Ketua Carver, Elizabeth B. 2006. Medical Imaging,
Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Elsevier Ltd: London
Radioterapi Politeknik Kesehatan Clark, K.C. 2016. Positioning in Radiography.
Kemenkes Semarang.
Ilford Limited: London.
c. Bapak Ardi Soesilo Wibowo, ST., M.Si,
Nagel, Patrick. Robert Gurkov. 2012. Dasar-
Ketua Program Studi Diploma III Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Dasar Ilmu THT. Buku Kedokteran
Semarang Politeknik Kesehatan Kemenkes EGC: Jakarta.
Semarang. Pearce, E.C. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk
d. Ibu Fatimah, S.ST., M.Kes, dosen Paramedis. PT. Gramedia Pustaka
pembimbing dalam penyusunan Karya Utama: Jakarta.
Tulis Ilmiah ini.
Sari, Ratna O. 2012. Nilai Prediktif Radiografi
6. Daftar Pustaka Mastoid dalam Mendeteksi Mastoiditis
Ballinger, P.W, 2003. Merril’s Atlas of Pada Pasien Otitis Media Supratif Kronik
Radigraphic Position and Radiologic http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/
Procedures, Eight Edition, Volume Two, 98ceb2dd49000857e54f29949992159649.
Mosby-Year Book , Inc; St Louis: pdf diakses 5 Juli pukul 21.00 WIB
Missouri. Scanlon C, Valerie, Sanders Tina. 2006. Buku
Ballinger, P.W, 2011. Merril’s Atlas of Ajar Anatomi dan Fisiologi.Edisi 3.
Radigraphic Position and Radiologic Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Procedures, Eight Edition, Volume Two, Snell, Richard S. 2012. Anatomi Klinis
Mosby-Year Book , Inc; St Louis: Berdasarkan Sistem. Buku Kedokteran
Missouri. EGC: Jakarta.
Boies, Lawrence R. 2013. Boies Buku Ajar Setiawan, Beri. 2009. Mastoiditis.
Penyakit THT. Buku Kedokteran EGC: http://datokshangsoet.blogspot.co.id/
Jakarta. 2009 02 19 archive.html. diakses 19
Bontrager, Kenneth L. 2010. Text Book of Februari 2017 pukul 19.00 WIB
Radiographic Positioning and Related Sobbota. 2015. Sobbota Atlas Anatomi
Anatomy. Mosby A Harcourt Science Manusia. Buku Kedokteran EGC:
Company: St . Louis London Jakarta.
Philadelphia Sydey Toronto.

Anda mungkin juga menyukai