Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH MICHAEL

JORDAN
Written by Andre Situmorang
6:39 AM
Saya akan menjelaskan alasan kenapa Michael Jordan adalah pemain
basket terhebat sepanjang masa. Hanya ada dua label untuk pemain
dalam olahraga: juara atau gagal.
Kemenangan adalah satu-satunya tolak ukur kesuksesan seorang atlit
dalam olahraga dan jumlah kejuaraan yang dimenangkan atlit tersebut
adalah satu-satunya statistik yang relevan dalam mengukur
kemampuan seorang pemain.
Baik anda setuju ataupun tidak, memang banyak cara untuk mengukur
kehebatan seorang pemain. Namun biarlah kita berasumsi bahwa anda
semua setuju akan hal ini. Karena dalam sebuah olahraga,
kemenangan sangatlah dihargai.
Kita suka seorang pemenang. Kita suka bila tim kita berhasil menang.
Dengan berdasarkan pada pandangan di atas, maka tolak ukur
kehebatan seorang pemain basket bisa diukur dari cincin juara yang ia
dapatkan. Jordan adalah pemain terbaik yang pernah memainkan
olahraga bola basket di dunia. Seorang model yang super perfect untuk
semua orang yang ingin belajar basket.
Jordan memiliki fondasi basket yang bagus, mempunya jiwa
kepempimpinan, dan yang paling penting, ia selalu menang. Enam
cincin juara didapatkan Jordan tiga kali berturut-turut di tahun 19911993 dan 1996-1998.
Saya akan melewatkan Bill Russell sebagai pemain terhebat dengan 11
cincin juara dalam argumen ini karena dua alasan: 1) Saya tidak pernah
melihat permainan Bill Russel, 2) Persaingan tim-tim di NBA pada era
Russell tidak seketat sekarang. Misalnya pemain berkulit hitam masih
sedikit jumlahnya waktu itu. Aturan-aturan yang membatasi jumlah
pemain hebat dalam satu tim seperti salary cap dan luxury tax belum
ada. Free agency belum diciptakan.
Olahraga basket belum berkembang seperti zaman sekarang dengan
adanya scouting kelemahan lawan, peraturan-peraturan basket seperti
garis three point, dan lain-lain. Intinya, era Russel ketika ia meraih 11
cincin tidak bisa dibandingkan dengan era Jordan yang meraih enam
cincin karena situasinya jauh berbeda. Bahkan menurut saya, kita tidak
bisa membandingkan pemain dari dua era yang berbeda.
Sebagai pembanding Jordan, kita akan melihat pemain yang paling
mirip secara skill, gaya bermain dan prestasi. Di era saat ini, pemain
yang paling mendekati dengan Jordan adalah Kobe Bryant. Kobe

adalah pemain yang hebat. Lima cincin juaranya tidak bisa


dikesampingkan dan dipandang sebelah mata. Lima cincin juara adalah
sebuah prestasi yang hebat.
Namun Kobe tidak akan pernah bisa melewati Jordan walaupun ia
mendapat enam cincin juara sekalipun. Di akhir artikel ini, anda akan
mengerti alasan saya mengatakan hal tersebut.
Tiga cincin juara pertama Kobe diraih bersama Shaq, seorang pemain
yang sangat dominan di liga NBA saat itu, bahkan lebih hebat dibanding
Kobe versi muda. Shaq adalah sebuah alasan besar kenapa Kobe
mendapat tiga cincin pertamanya. Tanpa Shaq saat itu, sulit buat
Lakers menjadi juara.
Kobe memang adalah seorang pemain dengan kemampuan individual
yang hebat. Hal itu ditunjukkannya ketika ia mencetak 81 points dalam
satu pertandingan di regular season. Namun sayangnya, seiring
dengan ditinggalnya Shaq, prestasi Lakers langsung merosot jauh, dan
prestasi individual hebat Kobe tertutup dengan buruknya rekor Lakers di
regular season saat itu.
Tanpa cincin juara, apalah artinya jika Kobe mau mencetak 100 points
dalam sebuah game sekalipun. Malah Shaq lebih dulu mendapat cincin
keempatnya di tahun 2006 bersama Miami Heat, setelah berpisah
dengan Kobe.
Salah satu keberuntungan Kobe ketika mendapat tiga cincin
pertamanya adalah: ia masuk ke NBA di usia muda [langsung bermain
di NBA setelah lulus SMU], mendapatkan tim yang bagus di usia muda,
dan pelatih yang sudah terbukti sukses [Phil Jackson dengan enam
cincin juara sebelum bergabung dengan Lakers].
Namun Jordan juga beruntung karena di era keemasannya, Jordan
tidak harus berbagi spotlight dengan Magic Johnson ataupun Larry Bird.
Walaupun demikian, Jordan menghancurkan semua pemain hebat
[siapapun] yang menghalangi jalannya menuju tangga juara,
diantaranya ada: Isiah Thomas, Magic Johnson, Clyde Drexler, Patrick
Ewing, Alonzo Mourning, Charles Barkley, Gary Payton, John Stockton,
Karl Malone, Shawn Kemp, John Starks, Tim Hardaway, dan masih
banyak lagi.
Cincin juara Kobe yang keempat didapat ketika tidak ada tim lain di
NBA yang pantas/siap menggondol gelar. Shaq sudah tua, LeBron
James dikalahkan oleh Orlando Magic yang memiliki tim lebih kuat.
Celtics yang seharusnya memiliki kesempatan besar untuk
mempertahankan gelar juara mereka di musim sebelumnya harus
menerima kenyataan pahit karena Kevin Garnett mengalami cedera,
yang membuat peluang mereka menjadi juara sirna seketika.
Di final NBA tahun 2009, Orlando bukanlah sebuah tim yang siap untuk
menjadi juara. Jameer Nelson yang merupakan pemain bintang Magic,
harus mengalami cedera panjang dan baru bisa bermain lagi di final,
namun tidak bisa menemukan performa terbaiknya. Lakers menjadi tim

terkuat di tahun 2009, karena memang tidak ada lagi tim yang pantas.
Cincin juara Kobe yang kelima, ini yang menarik, didapat melalui susah
payah-sampai game ketujuh. Selama tiga kuarter, tim Kobe selalu
tertinggal di game terakhir tersebut. Di menit-menit terakhir game
penentu tersebut, baru akhirnya (dengan susah payah) Lakers berhasil
membalikkan kedudukan dan mengalahkan Celtics. Tapi bukan Kobe
yang membalikkan kedudukan tersebut.
Tim Lakers begitu kuat sehingga mereka bisa tetap menang atas
Celtics walaupun Kobe tidak bermain bagus. Sama seperti kasusnya di
tahun 2009, tim Lakers secara keseluruhan adalah tim yang lebih baik
dari lawannya, bukan karena Kobe seorang diri bermain luar biasa. Tapi
karena Lakers punya Phil Jackson, Pau Gasol, Derek Fisher, Lamar
Odom, Trevor Ariza, Ron Artest, Sasha Vujacic, Shannon Brown,
Andrew Bynum, Mitch Kupchak [GM Lakers] dan Jerry Buss [owner dari
Lakers].
GM Lakers berperan besar dalam mendatangkan sebuah alasan
mengapa Kobe tiba-tiba berpeluang mendapatkan cincin keempat dan
kelima: Pau Gasol, seorang big man dengan kemampuan menyerang
yang sangat luar biasa, memiliki IQ basket yang tinggi, rebound yang
bisa diandalkan, defense yang lumayan, dan kemampuan passing yang
sangat under-rated.
Bagaimana seandainya jika GM Memphis Chris Wallace tidak
membungkus kado Gasol untuk Lakers? Kobe akan bertahan dengan
tiga cincin saja. Kobe harus bersyukur punya arsitek tim seperti Mitch
Kupchak dan mengalami keberuntungan dari tindakan bodoh Chris
Wallace yang memberikan Gasol begitu saja.
Anyway, seandainya Kobe adalah Jordan, Celtics pasti sudah dihabisi
di tahun 2008, dan Kobe sudah mendapat cincin keenamnya di tahun
2010. Bahkan di tahun 2011 ini, Kobe mencoreng nama Phil Jackson,
dengan membuat timnya kalah 4-0 dari Dallas Mavericks di semifinal
wilayah Barat.
Michael Jordan tidak akan kalah jika mempunyai Andrew Bynum, Lamar
Odom, Pau Gasol, Derek Fisher, Ron Artest, dan Phil Jackson di
timnya. Kobe disapu bersih, padahal ia mempunyai tiga center setinggi
7 feet yang berskill luar biasa plus pelatih dengan cincin juara terbanyak
[11], memalukan.
Jordan bisa menang tanpa center yang bagus, Kobe malah punya tiga:
Odom adalah starting center timnas Amerika yang meraih medali emas
di kejuaraan dunia tahun 2010, Pau Gasol adalah pemain terbaik
kejuaraan dunia tahun 2006, dan Bynum adalah center dengan badan
dan power yang lebih besar dibanding Dwight Howard.
Jordan tidak akan membiarkan lawan menghabisinya di puncak
terbesar olahraga basket. Pantang baginya untuk kalah dan apa saja
pasti dilakukan Jordan agar timnya bisa menang. Jordan tidak akan
membiarkan timnya gagal, tidak seperti Kobe.
Sebagai perbandingan saja, jika kita tidak menghitung musim terakhir

Jordan bersama Bulls [1997-1998], shooting percentage terendah


Jordan dalam karirnya sebagai pemain Bulls masih lebih tinggi
dibanding shooting percentage tertinggi Kobe dalam karirnya sebagai
pemain Lakers.
Terlebih lagi, lima cincin juara Kobe didapatkan dengan cara yang sama
sekali tidak seperti Jordan. Tiga cincin didapatkan dimana ia bukan
pemain terhebat di klubnya, satu cincin didapatkan karena timnya
adalah tim yang kuat, dan cincin terakhir didapatkan bukan karena
Kobe sebagai alasan utamanya.
Cara Kobe mendapatkan lima cincinnya tidak sehebat dan seperti
Jordan. Michael Jordan menjadi juara dengan center semacam Bill
Cartwright dan Will Purdue, bahkan dengan point guard seperti BJ
Armstrong di timnya.
Masalahnya cincin juara yang didapat Kobe mengikuti tren dimana
seorang superstar big man dibutuhkan untuk menjadi juara. Kobe
punya big man hebat seperti Robert Horry, super big man seperti Gasol,
dan super duper extra superstar big man dalam diri Shaq.
Tanpa mengesampingkan peran Kobe [karena tiga cincin juara yang
didapatkannya bersama Shaq adalah peran mereka berdua], peran
Shaq dalam meraih juara begitu dominan, lebih dominan tepatnya.
Bukan artinya Kobe seorang pemain yang tidak hebat, he is very very
very good player, but not a great one. At least not as great as no #23Michael.
Jordan mendapatkan enam cincin juaranya dengan cara yang sangat
luar biasa. Ia menghabisi lawan-lawannya dengan elegan. Di saat-saat
kritis, tembakan Jordan lebih banyak masuk dibanding meleset.
Sangking banyaknya, orang lebih mengingat tembakannya yang masuk
daripada meleset di saat yang menentukan.
Di saat-saat genting, dimana timnya membutuhkan Jordan untuk
menyelamatkan mereka, Bulls selalu bisa mengandalkan Jordan untuk
membawa timnya menang. Tembakan-tembakan penentu kemenangan
Jordan selalu datang di pentas terbesar seperti NBA Finals, alias di saat
yang tepat. Itulah alasan yang membuat Jordan menjadi pemain
terhebat.
Cerita kepahlawanannya melegenda karena ia membuat tembakantembakan penting di pentas terbesar, ketika semuanya dipertaruhkan.
Lihat bagaimana Jordan menutup karirnya di cincin keenam [mari kita
semua berpura-pura untuk melupakan karirnya di Wizards sebagai
seorang pemain].
Game keenam di tahun 1998, skor 3-2 untuk Bulls, dan Jazz memiliki
home court advantage di game ketujuh-bukan pertanda yang baik,
namun seperti biasa di saat genting seperti ini Michael akan
menampilkan sinar kebintangannya.
Skor pertandingan 85-86, Bulls tertinggal dengan waktu kurang dari 20
detik, Michael malah berhasil melakukan steal terhadap Karl Malone,
menggocek Bryon Rusell, dan melakukan The Last Shot. Game over

buat Jazz, Bulls juara lagi untuk yang keenam kalinya. Siapa
bintangnya? Jordan.
Selain itu, jangan lupa bahwa big man dominan yang biasanya menjadi
keharusan para tim untuk menjadi juara di NBA, tidak dibutuhkan
Jordan. Jordan menjadi juara tanpa big man handal, enam kali!
Mendapat satu cincin juara tanpa big man saja sulit.
Jordan melawan logika, Jordan adalah pahlawan utama dari
timnya, dan Michael selalu menjadi alasan utama mengapa timnya
menang [hal itu dibuktikan dengan enam Finals MVP]-baik itu
dengan tembakan penentu kemenangan, passing ke orang yang
tepat, maupun lewat defense, Michael selalu menjadi pemain
terbaik di Finals, the best of the best.
Jordan selalu membuat keputusan yang tepat dan Jordan SELALU
mengakhiri NBA Finals dengan indah. Ia tidak pernah kalah di partai
penentu-NBA Finals. Itulah alasan mengapa Jordan akan selalu
menjadi yang terbaik.
Bila Kobe mendapat tujuh cincin juara pun, orang akan bilang Shaq
membantunya meraih tiga cincin dan Gasol menyumbangkan sekian
cincin. Kobe mendapat cincin juara dengan bantuan pelatih Michael.
Lima MVP regular season dan enam MVP Finals milik Jordan
dibandingkan dengan satu MVP regular season dan dua MVP Finals
milik Kobe. Apakah Kobe lebih baik dari Jordan? Yang benar saja.
LeBron saja harus meminta bantuan dari Dwyane Wade dan Chris
Bosh.
Walaupun suatu saat akan ada orang yang melampaui peraihan cincin
juara Jordan, jalan yang harus ditempuh pemain tersebut seperti
mendaki gunung everest dengan satu tangan dan mata tertutup.
Memang melampaui Jordan adalah tugas maha sulit, selain butuh
keberuntungan [mendapat tim yang bagus], pemain yang ingin melewati
Jordan harus meraih cincin juara lebih dari enam tanpa bantuan
seorang big man yang dominan, menjadi pemain terhebat dalam
timnya, membuat tembakan-tembakan penentu kemenangan di partaipartai super penting seperti NBA Finals, dan menang.
Tidak akan ada lagi pengganti Jordan. Hanya ada satu Jordan. Hanya
ada satu pemain terhebat. Tidak akan ada pemain lain yang bisa
melampaui apa yang Jordan capai, termasuk Kobe.

ANDI ALFIAN JAYUSMAN


7 ABBAS

Anda mungkin juga menyukai