Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari artikel ini, pembaca harus dapat:
Menentukan peran radiolagi panoramik dalam praktik orthodontik.
Menjelaskan pentingnya parallelism untuk menilai keberhasilan perawatan
orthodontik.
Menjelaskan kelebihan dan kekurangan radiografi panoramik untuk penilaian
jarak dan angulasi.
kondisi patologis dan variasi normal. Namun, panoramic menyediakan informasi yang
lebih terbatas mengenai kesimetrisan manidbula, sinus paranasal, ketersediaan ruang
di lengkung gigi, parallelisme akar, dan sendi temporomandibular. Keuntungan
radiografi panoramic meliputi dosis radiasi yang rendah, penggunaan waktu operator
rendah, waktu paparan pasien yang relatif singkat, dan kenyamanan pasien yang sangat
baik. Namun, yang harus ditekankan adalah radiografi panoramic memiliki banyak
kekurangan yang berhubungan dengan reliabilitas dan akurasi dalam penilaian ukuran,
lokasi, dan bentuk. Perbedaan muncul karena foto panoramic dibuat dengan membuat
lapisan gambar atau regio fokus agar sesuai dengan bentuk dan ukuran rahang
“generik” (rata-rata).2 Proyeksi radiografi panoramik memberikan gambaran terbaik
saat anatomi yang tergambarkan mendekati kompleks maksilofasial yang “generik”
atau “ideal. Bab sebelumnya telah menjelaskan penggunaan radiografi panoramik
untuk deteksi anomali pada geligi3-6 dan impaksi gigi.7 Penggunaan radiografi
panoramic dalam menentukan usia dental dan potensi perkembangan rahang akan
dibahas pada bab selanjutnya.8 Semua penggunaan radiografi panoramic ini sangat
penting bagi ahli orthodontik. Mungkin peran terpenting yang ditugaskan untuk
radiografi panoramic oleh ahli orthodontik tidak ditutupi di buku ini adalah penentuan
parallelisme akar gigi.
Angulasi akar digunakan untuk menilai posisi gigi dalam hubungan satu sama lain.
Sementara ABO menyadari bahwa radiografi panoramic bukanlah “catatan sempurna
untuk mengevaluasi angulasi akar, mungkin inilah cara terbaik untuk membuat
penilaian ini”.12 Parallelisme akar dinilai pada foto panoramic untuk setiap gigi dengan
memeriksa deviasi sehubungan dengan gigi yang berdekatan serta orientasinya yang
tegak lurus terhadap bidang oklusal acak yang terbentuk.
Seperti yang dijelaskan di atas, radiografi panoramic tradisional tidak memberikan
gambaran rahang dan geligi yang tidak terdistorsi. Banyak peneliti telah mempelajari
lapisan gambar (atau focal trough)15-22, sudut proyeksi23,24, pembesaran horizontal dan
vertikal25-28, distorsi angular9,10,17,27-29, dan posisi pasien serta pengaruhnya terhadap
keakuratan dimensi dari foto panoramic.10,30 Distorsi sudut pada radiografi panoramic
antara gigi yang miring adalah hasil gabungan distorsi pada dimensi vertikal dan
horizontal.13,31 Pengaruh distorsi yang melekat ada dalam tipe radiografi ini untuk
menilai “parallelisme akar”, akan tetapi saat ini tetap merupakan modalitas imaging
yang tersedia dalam praktek klinik orthodontik.
Philipp dan Hurst (1978) mencatat peningkatan penggunaan radiografi panoramic oleh
ahli orthodontik untuk menentukan parallelisme akar dan hubungan aksial gigi yang
sama terhadap bidang oklusal.27 Mereka mengevaluasi hubungan tersebut dan tipe,
jumlah, dan lokasi distorsi yang terjadi pada segmen bukal posterior. Pengaruh dari
berbagai kemiringan dari bidang oklusal pada distorsi ini juga ditentukan. Alat uji yang
digunakan adalah protractor (busur derajat) yang distabilkan pada dasar plastik dengan
kawat persegi empat yang terpasang – satu ditempatkan secara horizontal dengan lima
titik kawat vertikal yang dilas pada interval yang sama, tegak lurus terhadap kawat
horizontal. Saat mengumpulkan data, pengaturan sudut alat uji divariasikan dari -40
sampai +200 tegak lurus dengan garis parallel dengan lantai. Mereka mencapai
kesimpulan berikut untuk sistem yang diuji: (a) karena bidang oklusal miring dari -40
hingga +200 parallel dengan lantai, akar gigi maksila bersatu menjauh dari bidang
oklusal dan akar gigi mandibular menyimpang dari bidang oklusal; (b) jumlah terbesar
distorsi dalam parallelisme adalah pada regio kaninus-premolar dari kedua lengkung
rahang; (c) jumlah distorsi sumbu panjang gigi terhadap bidang oklusal yaitu pada
regio molar dengan angulasi gigi maksila ke arah mesial dan angulasi gigi mandibula
ke distal; (d) terdapat sedikit distorsi saat bidang oklusal terletak pada +60; (e) elongasi
lebih terlihat pada maksila dan meningkat pada regio molar; dan (f) pembesaran
berkisar dari 23% - 28%. Mereka, bagaimanapun menyimpulkan bahwa signifikansi
klinis distorsi tidak penting asalkan dokter gigi memahami bahwa terdapat distorsi
yang bervariasi dengan kemiringan bidang oklusal.27
Mayoral (1982) melaporkan bahwa beberapa penelitian telah dilakukan hingga saat itu
untuk mengevaluasi “parallelisme” akar dengan menggunakan radiografi panoramic.32
4
Dia menyatakan bahwa parallelisme akar sangat penting jika ingin mendapatkan
kesejajaran gigi yang tepat dalam basis apikalnya, oklusi normal, dan pemeliharaan
hasil perawatan yang stabil. Dalam penelitiannya, 53 pasien direncanakan untuk
ekstraksi gigi premolar pertama yang dirawat menggunakan terapi light continuous
wire. Radiografi panoramic dilakukan sebelum dan sesudah perawatan aktif dan satu
tahun diluar penggunaan retensi. Sumbu panjang gigi kaninus rahang atas dan bawah
serta premolar kedua diinterpretasi dan angulasi diantara gigi tersebut diukur untuk
mengevaluasi “parallelisme” akar.32 Hasil akhirnya dikelompokkan menjadi empat
kelompok sesuai dengan angulasi akar (Tabel 8.1).
Tabel 8.1 Klasifikasi parallelisme akar
Kriteria parallelisme Lengkung
Mayoral Maksila Mandibula
0 0
Good -5 - +5 0 - +120
0
Kontrol Kualitas
Sebagai tambahan terhadap distorsi yang terdapat pada radiografi panoramic,
kesalahan teknik manusia dapat memiliki pengaruh signifikan pada kualitas foto klinis.
6
Rushton et al. (1999) menggunakan sampel berupa kualitas dari 1813 radiografi
panoramic yang dibuat pada 41 praktek dokter gigi umum di Inggris.33 Radiografi
dinilai berdasarkan teknik dan pemrosesan film yang tepat dan 33% ditentukan sebagai
kualitas yang “tidak dapat diterima”. Posisi anterior-posterior yang buruk
bertanggungjawab atas lebih dari setengah dari 33% radiografi yang “gagal” dan
kesalahan bidang oklusal juga bertanggungjawab untuk hampir sepertiganya.
Kesalahan posisi pasien terlihat lebih dari 85% radiografi yang dinilai gagal. Dimensi
yang terbatas dari lapisan gambar – mungkin dengan mesin panoramic yang kuno –
diterjemahkan ke dalam kesalahan penentuan posisi.
Akarslan et al. (2003) mengevaluasi 460 radiografi panoramic untuk 20 kesalahan yang
paling sering terjadi – dan hanya 38% ditemukan bebas dari kesalahan teknik.34 Mereka
menemukan bahwa kesalahan menentukan posisi bertanggungjawab untuk lebih dari
38% kesalahan. Kesalahan meliputi kemiringan bidang oklusal yang tidak tepat,
blurring, penyempitan dan pelebaran gigi anterior, pengaruh yang sebagian besar
merupakan hasil dari posisi kepala anterior-posterior. Dokter gigi dan asistennya jelas
membutuhkan pelatihan yang lebih baik tentang bagaimana menggunakan sistem X-
ray panoramic untuk menghasilkan foto yang optimal.
diperlukan untuk masing-masing kasus yang disajikan. Pengurangan total 20 poin dari
total 380 diperbolehkan untuk setiap kasus dari penilaian tiap model gigi pasien dan
radiografi panoramiknya. Deviasi 1-2 mm dari hasil “ideal” dalam satu titik deduksi.
Deviasi yang lebih besar dari 2 mm menghasilkan deduksi dua titik.
ABO melaporkan empat uji bagian internal untuk memvalidasi Objective Grading
System mereka;12 akan tetapi, tidak ada data peer-reviewed untuk mendukung
keakuratan sistem penilaian ini. Dalam compact disc instruksional (ABO 2002) yang
diberikan pada kandidat ABO,35 orientasi ideal untuk gigi tertentu ditentukan dengan
menggambar garis parallel dengan midline melalui tengah tepi insisal gigi (Gambar
8.1). teknik kuantitatif ini tidak menghubungkan sumbu gigi dengan bidang oklusal.
Bidang oklusal dapat bervariasi secara signifikan sehubungan dengan posisi kepala
pasien dan peralatan panoramic yang digunakan; oleh karena itu variabel-variabel
tersebut dapat mempengaruhi penilaian angulasi akar menggunakan sistem ini.
Mungkin pendekatan yang lebih baik adalah mengikuti metode yang ditunjukkan pada
Gambar 8.2.
Gambar 8.1 Metode pertama untuk menilai parallelisme akar. Garis vertikal acak
digambar untuk digunakan sebagai referensi bagi posisi ideal angulasi akar. Jarak
antara lokasi ideal dan lokasi sebenarnya dari apeks akar diukur dalam millimeter.
Gambar 8.2 Metode kedua untuk menilai parallelisme akar. Dengan metode ini posisi
ideal sumbu panjang akar tegak lurus dengan bidang oklusal. Jarak antara yang ideal
dan yang sebenarnya diukur dalam millimeter.
8
Kesimpulan
Radiografi panoramic telah menjadi foto diagnostik yang penting dalam menentukan
kesuksesan maupun kegagalan perawatan orthodontik. Panoramic memberikan
informasi mengenai adanya atau tidak adanya gigi, variasi morfologis dan struktural,
orientasi dan pola erupsi. Dari perkembangan gigi dapat diperkirakan tingkat
kematangan gigi. Selanjutnya, radiografi panoramic telah menjadi standar untuk
menilai parallelisme akar gigi, sebuah fitur yang dianggap penting dalam menentukan
kesuksesan atau kegagalan perawatan orthodontik.