Oleh:
19100707360804073
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
proses yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Resa Ferdina MARS
selaku dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai
pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Penulis
GIGI TIRUAN CEKAT
(GTC)
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui oleh
Dosen pembimbing
PENDAHULUAN
Berkurangnya jumlah gigi di dalam mulut dari jumlah yang seharusnya oleh
berbagai faktor, sehingga fungsi gigi hilang. Kehilangan gigi dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti lubang besar, traumatik, penyakit jaringan pendukung
gigi. Kehilangan gigi dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan
perubahan susunan gigi, kontak gigi sehingga makanan akan sering menyangkut.
kehilangan gigi. Hal itu berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan gigi
dan cara pembuatan gigi-geligi tiruan terus berkembang sampai mencapai tahap
dijumpai pada masa kini tidak tercatat secara pasti dari zaman awalnya masing-
masing dan hanya diketahui secara lebih mendetail pada abad-abad akhir ini saja.
Begitu pula sejarah perkembangan geligi tiruan cekat (fixed) atau lepasan
(removable) dapat dikatakan berjalan sejajar dan amat sukar mengatakan dengan
tepat atau menarik garis pemisah yang jelas antara keduannya. Dari data-data
macam, yaitu gigi tiruan penuh ( Full Denture) dan gigi tiruan sebagian (Partial
Denture). Gigi tiruan sebagian dapat dibagi lagi menjadi gigi tiruan lepasan
/Removable (yang dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien) dan gigi tiruan cekat/
Fixed/ GTC (yang disemenkan ke gigi pasien secara permanen). Gigi tiruan cekat
atau disingkat dengan GTC diklasifikasikan menjadi dua yaitu crown dan
pemugaran dari sebagian atau seluruh alat pengunyahan termasuk bagian yang
gigi lainnya dan jaringan lunak sekitarnya, keadaan yang menjamin keutuhan alat
pengunyahan untuk waktu yang selama mungkin (Arifin dan Roselani, 2000).
gigi geligi yang tinggal, pemeriksaan rontgen foto juga diperlukan pada keadaan
seperti ini untuk melihat keadaan gigi yang tinggal seperti karies interdental dan
mendukung gigi tiruan dan struktur rongga mulut yang lain yang dapat
2. Apa saja indikasi dan kontra indikasi pembuatan gigi tiruan Jembatan ?
1.3 Tujuan
Jembatan
TINJAUAN PUSTAKA
melekat pada gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih
kehilangan gigi. Jenis restorasi ini telah lama disebut dengan gigi tiruan
terhadap suksesnya pembuatan gigi tiruan untuk kebutuhan pasien. Diagnosa dan
pertimbangan :
2. Pemulihan gigi pasien.
4. Penggantian dari gigi yang hilang
1. Penjelasan kepada pasien mengenai gigi tiruan yang akan dibuat, sehingga
sesuatu yang ada hubungannya dengan gigi tiruan yang akan dipakainya.
1. Pemeriksaan subjektif.
misalnya: mengunyah di satu sisi, bruxism, dsb. Apakah pernah memakai gigi
2. Pemeriksaan objektif.
Pemeriksaan ektra oral
1) Bentuk muka/wajah
2) Bentuk bibir
Panjang, pendek, normal, tebal, tipis, tegang, kendor (flabby). Tebal tipis
bibir akan mempengaruh iretensi gigi tiruan yang akan dibuat, dimana bibir yang
b. Keadaan gigi yang tinggal (gigi yang mudah terkena karies, banyaknya
tambalan pada gigi, mobility gigi, elongasi, malposisi, atrisi. Jika dijumpai ada
kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan, maka sebaiknya
c. Oklusi : diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada.
d. Adanya ovrclosed occlusion pada gigi depan, dapat disebabkan antara lain
diketahui juga ukuran over jet dari gigi depan. Dalam keadaan normal,
e. Warna gigi
Warna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigi tiruan sebagian
kepentingan estetis.
f. Oral hygiene (adanya karang gigi, adanya akar gigi, adanya gigi yang karies,
g. Rontgen foto
h. Resesigingival
i. Vitalitasgigi
Cukup, minimal jaraknya 5 mm
5. Adanya torus
Pada palatum disebut torus palatinus
Apakah perlekatannya tinggi atau rendah sampai puncak alveolar, dimana jika
perlekatan yang rendah akan mengganggu gigi tiruan yang dibuat, sehingga
1. Material tidak berbau, berasa, halus, bersih, dan tidak mengiritasi, ukuran dan
bentuk harus sesuai, serta mempunyai retensi dan stabilisasi waktu dipakai dan
4. Tidak menimbulkan gangguan atau kelainan dan rasa sakit, dan juga
pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati
posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan,
maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring lebih
2. Erupsi berlebih.
Bila gigi sudah tidak memiliki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi
berlebih (over eruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai
pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa disertai pertumbuhan
berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perlu
Mereka yang sudah kehilangan banyak gigi, apalagi yang belakang, akan
dietnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh, maklum pada
masa kini banyak jenis makanan yang dapat dicerna hanya dengan sedikit proses
pengunyahan saja.
Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang
masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi
dan lama kelamaan gigi tadi manjadi goyang dan akhirnya terpaksa dicabut.
6. Kelainan bicara
bicara, karena gigi ± khususnya yang depan ± termasuk bagian organ fonetik.
7. Memburuknya Penampilan
megurangi daya tarik wajah seseorang, apalagi dari segi pandang manusia modern.
8. Terganggunya Kebersihan Mulut
tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang
interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi
plak. Tahap berikutnya terjadi karies gigi. Pada tahap berikut terjadinya karies gigi
dapat meningkat.
9. Atrisi
Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi asli masih menerima
beban berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi
terhadap beban ini bisa berwujud atrisi pada gigi- gigi tadi, sehingga dalam jangka
waktu panjang akan terjadi pengurangan dimensi vertikal wajah pada saat keadaan
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati
jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan
Dalam hal ini, pemakaian geligi tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing
pada gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi.
Jenis restorasi ini telah lama disebut dengan gigi tiruan jembatan (Arifin, 2000).
2.5.1 Komponen GTJ
Gigi tiruan cekat terdiri dari beberapa komponen, yaitu pontik, retainer,
Estetis
ektrusi
a. Berdasarkan bahan
1) Pontik logam
dari alloy, yang setara dengan alloy emas tipe III. Alloy ini memiliki kekuatan dan
kelenturan yang cukup sehingga tidak mudah menjadi patah atau berubah bentuk
2) Pontik porselen
Pontik jenis ini merupakan pontik dengan kerangka dari logam sedangkan
untuk jembatan anterior dimana faktor estetis menjadi hal yang utama. Pontik
porselen mudah beradaptasi dengan gingival dan memberikan nilai estetik yang
3) Pontik akrilik
Pontik akrilik adalah pontik yang dibuat dengan memakai bahan resin
akrilik. Dibandingkan dengan pontik lainnya, pontik akrilik lebih lunak dan tidak
menahan daya kunyah / gigit. Pontik ini biasanya diindikasikan untuk jembatan
Pontik ini merupakan kombinasi logam dan porselen dimana logam akan
yang bertitik lebur tinggi (lebih tinggi dari temperature porselen). Tidak berubah
warna jika dikombinasikan dengan logam, sangat keras, kuat dan kaku dan
ditempatkan pada oklusal dan lingual. Pontik ini dapat digunakan pada jembatan
Pada kombinasi logam dan akrilik ini, akrilik hanya berfungsi sebagai
bahan estetika sedangkan logam yang memberi kekuatan dan dianggap lebih dapat
diterima oleh gingival sehingga permukaan lingual/palatal dan daerah yang
menghadap gusi dibuat dari logam sedangkan daerah labial/bukal dilapisi dengan
akrilik.
1) Pontik Sanitary
Pada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak sama sekali dengan linggir
alveolus (1-3 mm), dan permukaan dasar pontik cembung dalam segala aspek.
Tujuan pembuatan dasar pontik ini adalah agar sisa-sisa makanan dapat dengan
kekurangan dalam hal estetis sehingga hanya diindikasikan untuk pontik posterior
2) Pontik Ridge Lap
Bagian labial atau bukal dari dasar pontik berkontak dengan linggir
mukosa dari linggir. Hal ini mengakibatkan estetis pada bagian labial atau bukal
lebih baik, dan mudah dibersihkan pada bagian palatal. Walaupun demikian
menurut beberapa hasil penelitian, sisa makanan masih mudah masuk ke bawah
dasar pontik dan sulit untuk dibersihkan. Pontik jenis ini biasanya diindikasikan
3) Pontik Conical Root
kegiatan sehari-hari. Pontik ini dibuat dengan cara bagian dasar pontik masuk ke
dalam soket gigi yang baru dicabut kira-kira 2 mm. pontik ini dipasang segera
restorasi provisional.
B. Retainer,
pada gigi penyangga yang telah dipersiapkan dan berfungsi sebagai stabilisasi
Indikasi:
Keuntungan:
- Indikasi luas
Kerugian:
Indikasi:
Keuntungan:
Kerugian:
- Indikasi terbatas
Indikasi:
Keuntungan:
Kerugian:
- Indikasi terbatas
Indikasi:
Keuntungan:
- Estetis baik
Kerugian:
dapat mencegah distorsi atau fraktur selama gigi tiruan berfungsi (Arifin, 2000).
a. Konektor rigid :
proses tuang
dan/atau tekanan.
dan perbaikan (repair) GTC. Contohnya adalah dovetail dan male and female.
C. Abutment,
gigi tiruan cekat dan tergantung pada faktor-faktor seperti daerah membran
diastema (pontics).
Splinted abutment : penyatuan dua gigi penyangga pada satu sisi diastema
Double splinted abutment : splinted abutment pada kedua sisi diastema
(Arifin, 2000).
dukungan yang ada pada masing-masing ujung pontik. Kelima desain ini adalah:
a. Fixed-fixed bridge
setiap unit individual bersama atau menggunakan satu kali pengecoran. Memiliki
dua atau lebih gigi penyangga. GTC tipe ini menghasilkan kekuatan dan stabilitas
yang sangat baik dan juga mendistribu sikan tekanan lebih merata pada restorasi.
Serta memberikan efek splinting yang sangat baik. Diindikasikan pada span
pendek, atau untuk splinting pada gigi goyang dengan kondisi periodontal
tekanan kunyah normal – kuat; Gigi penyangga tidak terlalu besar.; Gigi
kelainan periodontal atau karies esktensif; Pasien yang masih muda dengan ruang
pulpa besar.
Keuntungan → Memiliki indikasi terluas dari semua jenis GTJ; Punya efek
periodontal.
Kerugian → Jika span terlalu panjang terjadi resiko adanya gaya ungkit/bent/efek
flexural. Hal ini terjadi pada saat makan, bolus makanan berada baik di gigi
Pada jenis ini, gaya yang datang dibagi menjadi dua, menggunakan
konektor rigid dan non rigid sehingga tekanan oklusi akan lebih disalurkan ke
tulang dan tidak dipusatkan ke retainer. GTC tipe ini memungkinkan pergerakan
terbatas pada konektor diantara pontik dan retainer. Konektor tersebut dapat
memberikan dukungan penuh pada pontik untuk melawan gaya oklusal vertikal,
dan memungkinkan gerakan terbatas pada respon terhadap gaya lateral. Hal ini
abutment pada pengganti beberapa gigi yang hilang (Barclay dan Walmsley ,
2001).
Kehilangan 1 atau 2 gigi dengan salah satu gigi penyangga vital; Kehilangan 2
sebagaimana yang terjadi pada GTJ rigid-fixed; Preparasi tidak terlalu ekstensif
sehingga pasien yang ruang pulpanya besar tidak menjadi masalah; Prosedur
sementasi bertahap sehingga jika terjadi kesalahan tidak semua unit harus diulang.
Harganya relatif lebih mahal; Efek splinting kurang; Risiko fraktur pada kunci
tinggi.
c. Cantilever bridge
Suatu gigi tiruan yang didukung hanya pada satu sisi oleh satu atau
lebih abutment. Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat mengatasi beban
oklusal dari gigi tiruan. GTC tipe ini tidak diindikasikan untuk daerah dengan
beban oklusal besar. Apabila terkena gaya lateral, maka gigi penyangga akan
tipping, rotasi, atau drifting. Tidak diindikasikan pula pada penggantian gigi
dengan gigi penyangga nonvital sebagai terminal abutment. GTC tipe ini
diindikasikan untuk pengganti satu gigi yang hilang (Barclay dan Walmsley ,
2001).
Jaringan yang rusak tidak banyak; Estetika paling baik karena kesederhanaan
(baik tulang maupun mukosa); Terjadi rotasi palato-labial, namun hal ini jarang
terjadi karena adanya keseimbangan jaringan mukosa bibir, pipi, dan lidah;
Suatu gigi tiruan yang didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke gigi
atau penyangga gigi. Loop atau bar tersebut menghubungkan retainer dan pontik
dipermukaan palatal. Lengan dari bar yang berfungsi sebagai penghubung ini
dapat dari berbagai panjang, tergantung pada posisi dari lengkung gigi penyangga
dalam kaitannya dengan gigi yang hilang. Lengan dari bar mengikuti kontur dari
pada pasien yang kehilangan gigi anterior dengan satu gigi yang hilang atau
Indikasi → Dimana estetika merupakan hal utama, GTJ jenis ini menjadi pilihan
terbaik karena letak gigi penyangga tidak tepat disebelah pontics sehingga tidak
terlalu terlihat jika menggunakan logam; Gigi dalam 1 regio tidak memungkinkan
untuk digunakan sebagai gigi penyangga, baik karena faktor anatomis (akar &
periodontal) maupun karena faktor fisik retainernya; Jika diperlukan adanya
Bentuk palatal tidak memungkinkan, entah karena adanya torus atau bentuknya
yang terlalu dangkal/dalam. Selain alasan fungsional, faktor estetik juga menjadi
berisiko bergerak.
relatif lebih singkat; Desain umumnya disambut baik oleh pasien karena faktor
estetika dan kekuatan yang tahan lama; Tingkat kegagalan rendah selama
Kerugian → Palatal bar dapat membengkok/patah suatu saat jika ada gaya yang
cukup besar seperti trauma atau sering bergerak atau bahkan secara alami;
Meskipun waktu kunjungan singkat, waktu pembuatan cukup lama dan kompleks
e. Compound bridge
Ini merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigi tiruan cekat
dan bersatu menjadi suatu kesatuan. Diindikasikan pada pengganti gigi hilang
minimal. Dilakukan preparasi gigi penyangga hanya sebatas email. GTJ tipe ini
terdiri dari satu atau dua beberapa pontik yang didukung retainer tipis yang
direkatkan dengan semen dengan sistem etcing bonding ke email gigi penyangga
di bagian lingual dan proksimal. Gigi penyangga harus memiliki mahkota klinis
yang cukup lebar agar dapat memberikan retensi dan resstensi yang maksimal.
Gigi tersebut juga tidak boleh goyang dan inklinasi mesio-distalnya harus kurang
permukaan dalam retainer yang telah dietsa. Diindikasikan pada GTJ span
gigi anterior pada anak-anak, karena anak-anak masih memiliki ruang pulpa yang
besar. Kontraindikasi GTJ tipe ini adalah penggantian ggi anterior dengan deep
protesa yang tepat. Faktor-faktor yang penting tersebut adalah faktor biomekanis,
a. Faktor Biomekanis
mendukung dapat dipelihara pada kondisi yang sehat. Restorasi harus dibuat
yaitu dengan cara dipolished. Selain itu, restorasi harus biokompatibel dan tidak
cukup kuat agar tidak mudah pecah, tidak mudah patah, dan mengalami distorsi
(Rosenstiel, 2006).
b. Keadaan Periodontal
Harus dipastikan melalui hasil foto rontgen tidak ada kelainan pada jaringan
periodontal. Indikasi khusus pada gigi penyangga yang vital dan non vital dengan
perawatan saluran akar, aringan periodontal sehat, bentuk akar yang panjang,
posisi dan inklinasi yang baik dalam lengkung rahang, bentuk dan besar anatomis
gigi normal, mahkota gigi punya jaringan email dan dentin yang sehat.
c. Estetis
Pontik sebaiknya menggunakan warna, ukuran, dan bentuk yang tepat serta
d. Faktor Finansial
pengetahuan mereka terbatas dalam hal pelayanan kesehatan gigi dan mulut
bahwa fungsi mastikasi merupakan hal yang utama untuk penggantian gigi
a) Pertimbangan Umum
Sikap pasien terhadap kesehatan gigi dan jaringan pendukung miliknya serta
keinginannya untuk bisa sembuh, dengan kata lain sabar dan mau bekerja sama
GTJ perlu waktu yang cukup lama dan kunjungan berkala (Arifin dan Roselani,
2009)
Pasien dari kalangan yang cukup mampu karena harga GTJ cukup mahal.
GTJ tersebut.
b) Indikasi Umum
bagian dari tubuh mereka sehingga mereka menganggap GTC (dalam hal ini GTJ)
merupakan pilihan yang terbaik untuk menggantikan gigi mereka yang hilang.
Selain itu segi estetika dan higiensi juga diperhatikan karena pandangan umum
menganggap GTL membuat mulut menjadi bau dan dari segi estetik kurang.
indikasikan karena berisiko lepas dan patah, sehingga untuk mengurangi rasa
faktor kebutuhan ruang. Seringkali kepercayaan diri pasien menjadi turun karena
faktor ini dan karenanya perlu gigi pengganti. Penggunaan GTJ diindikasikan
karena kestabilan dan ketahanannya untuk menjaga agar gigi tidak bergerak lagi.
Dalam pasien yang memerlukan perawatan periodontal, gigi-gigi yang
goyang atau kurang stabil akan dirawat dengan splinting, disini penggunaan GTJ
makin parah dan gaya/tekanan mastikasi dapat tersebar secara merata. Namun
penting untuk diingat bahwa GTJ bukanlah sebagai perawatan utama namun
sebagai penunjang karena gigi yang goyang bukanlah gigi yang baik untuk
oklusal secara merata ke jaringan periodonsium dan tulang rahang, dimana kedua
c) Kontra-Indikasi Umum
Pasien yang tidak bisa diajak bekerjasama, seperti pada pasien anak-anak
ataupun pasien yang lanjut usia karena sulit untuk bersabar serta komunikasi yang
sulit. Selain itu, pada pasien yang secara medis mengalami penyakit seperti
Pasien yang masih muda karena ruang pulpanya masih besar. Sama seperti
dengan pembuatan mahkota tiruan, pembuatan GTJ perlu preparasi yang cukup
jantung, dll.). Apabila masih memungkinkan gunakan obat yang tidak memakain
epinefrin.
span tinggi dan menyebabkan beban GTJ makin besar, terutama pada jaringan
jaringan mahkota seluruhnya atau terlalu parah. Selain itu gigi yang mengalami
hukum Ante. Hukum Ante adalah konsep yang dikemukakan pada tahun 1800an
dan masih digunakan sampai sekarang. Hukum ante menyatakan bahwa "Luas
area permukaan akar gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari luas area
permukaan akar gigi yang hilang atau daerah anodonsia". Dalam keadaan tertentu,
• Akar gigi penyangga (abutment teeth) panjang, kokoh dan tertanam baik
• Tekanan kunyah yang ringan atau tidak berkontak sama sekali, misal gigi
a. < 20 Tahun
b. > 50 Tahun
fisiologis
2. Penyakit sistemik
3. Kondisi Periondisium
a. Gigi penyangga:
b. Gigi antagonis :
Oklusi normal
c. Gigi tetangga :
1. Keuntungan
• Karena diletakkan pada gigi asli sehingga tidak mudah terlepas atau tertelan
• Tidak mempunyai clasp (pendekap) yang dapat menyebabkan keausan pada
enamel gigi
• Dapat mempunyai efek spint (efek belat) yang melindungi gigi terhadap stress
(tegangan)
2. Kerugian
LAPORAN KASUS
Umur : 27 tahun
Pekerjaan : IRT
perawatan
pasan.
1. Pemeriksaan ekstraoral
TMJ : Normal
a. Inspeksi
Wajah : Simetris
b. Palpasi : Normal
c. Auskultasi
arah
Hidung : Simetris
Bibir : Simetris
2. Pemeriksaan intraoral
Palatum : Normal
Lidah : Normal
Oklusi : Normal
3.4 Odontogram
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Keterangan :
Gigi 22 missing
Tidak ada area radiolusen disekitar daerah yang tidak bergigi dan tidak ada
periodontal sehat.
Bahan : Porcelen
Kunjungan 1
periodontalnya.
dilatih supaya bernafas melalui hidung dan bersikap tenang sewaktu dicetak.
Pencetakan RA :
terbenam alginat.
berubah.
Pencetakan RB :
(trimming) pada pipi dan konsistensi bahan cetak pada saat pencetakan
berfungsi. Set elah selesai pencetakan, hasil cetakan diisi stone gips
lalu diboxing.
a. Pontik : sanitary
b. Konektor : Rigid
d. Retainer : Extracorona
Study model dicetak kembali kemudian diisi dengan stone gips. Setelah
cetakan jadi, dilakukan simulasi preparasi dengan crownmess lalu dibuat mahkota
sementara gigi tiruan cekat 3 unit dengan malam merah. Model kerja tersebut
edentulous ridge dari gigi 22 yg telah dicabut atau disebut juga GTC tiga unit
bridge. Retainer pada gigi 11 dan gigi 23 dibuat full crown dengan porcelain,
retainer pada gigi tersebut dipreparasi dengan menggunakan bur kecepatan tinggi
anestesi infiltrasi lingual dan bukal pada gigi yang akan dipreparasi. Anestesi
infiltrasi dilakukan pada gigi-gigi tersebut untuk mengurasi rasa nyeri yang
distolabial.
sumbu gigi dan bidang insisal sesuai dengan kontur normal dari
bagian labial
diamond bur .
cekung dan round and tappered atau chamfer bur pada bagian
halus
Cara mencetak:
Bahan cetak putty yang terdiri dari base dan katalis dengan perbandingan
pistol) diletakkan di atas sendok cetak yang sudah diberi putty, dan kemudian
dimasukkan ke dalam mulut pasien. Setelah bahan cetak setting, maka sendok
Hasil cetakan diisi dengan glass stone, kemudian dilakukan model malam
pada hasil cetakan tersebut sesuai dengan bentuk gigi yang hilang
menggunakan malam biru. Selanjutnya model kerja dikirim ke laboratorium
- Sebelum gigi dipreparasi, pada area gigi yang hilang dibuatkan mahkota
- Lalu dibuat cetakan negatif dari alginate dari kuadran rahang dimana gigi
- Cetakan positif dari gigi yang belum dipreparasi dibuat kembali cetakan
- Lalu menuangkan self cured acrylic pada kuadran gigi yang dibuatkan
stabilisasi, oklusi. Perhatikan juga kontak proksimal antara gigi tiruan cekat
dengan gigi sebelahnya dan tepi gigi tiruan cekat yang tidak boleh menekan
gingiva.
Retensi
memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan
adalah dengan cara memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika
tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah
dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan tersebut sudah
mempunyai retensi.
Stabilisasi
tiruan dengan cara menekan bagian gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan
Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior.
Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas
itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada
keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan
gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka terjadi
traumatik oklusi oleh karena itu dilakukan pengurangan pada gigi yang
2. Setelah gigi tiruan cekat pas pada tempatnya dilakukan pemasangan sementara
dengan freegenol. Cara pemasangan gigi tiruan cekat sama seperti cara
1. GTC dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan, gigi yang akan dipasangi
4. Instruksi pada pasien untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta untuk
tidak makan atau menggigit makanan yang keras dahulu. Pasien diintruksikan
Kunjungan IV (Insersi)
ada peradangan pada jaringan sekitarnya. Pasien diingatkan apakah ketika makan,
makanan mengalir atau tidak. Apabila tidak ada keluhan, maka dapat dilakukan
1. Gigi tiruan cekat 3 unit dibersihkan, disterilkan lalu dikeringkan . Gigi yang
akan dipasangi gigi tiruan cekat juga dikeringkan. Daerah sekitar gigi yang
2. Semen SIK tipe I diaduk dengan spatula plastik dengan gerakan melipat
hingga didapatkan konsistensi yang agak encer (dapat ditarik ke atas tanpa
putus 2,5 cm), kemudian dioleskan pada gigi yang dipreparasi dan bagian
3. Gigi tiruan cekat 3 unit dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas
tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu. Bila ada keluhan rasa
Kunjungan V
daerah sekitar gigi tiruan cekat apakah ada peradangan atau tidak. Retensi,
Arifin M., Rahardjo W., Roselani. 2000. Diktat Prostodonsia: Ilmu Gigi Tiruan
Cekat (Teori dan Klinik). Departemen Prostodonsia Faklutas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia.
Smith B.G.N. 1998. Planning and Making Crown and Bridges. Mosby. St. Louis.
3rd ed.