BAGIAN PROSTHODONTIC
“Gigi Tiruan Lengkap”
Oleh:
Pembimbing :
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
proses yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Resa Ferdina, MARS,
selaku dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai
pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Penulis
GIGI TIRUAN LENGKAP(GTL)
Tanggal
4. Rencana perawatan
5. Prognosa
Padang, Maret2021
Disetujui oleh
Dosen pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
PENDAHULUAN
Prostodonsia merupakan salah satu cabang ilmu dalam bidang kedokteran gigi
yang berhubungan dengan penggantian gigi dan jaringan mulut yang hilang untuk
memperbaiki fungsi estetik dan kesehatan rongga mulut. Tujuan pembuatan gigi
Gigi tiruan lengkap lepas (GTL) didefinisikan sebagai gigi tiruan untuk
dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Gigi tiruan tersebut terdiri
dari anasir gigi yang dilekatkan pada basis gigi tiruan. Basis pada gigi tiruan itu
kehilangan gigi-geliginya, dimensi vertikal akan berkurang dan otot pipi akan
turun karena tidak adanya penyangga. Selama berfungsi, rahang bawah berusaha
berkontak dengan rahang atas, sehingga dengan tidak adanya gigi-gigi rahang atas
dan rahang bawah akan menyebabkan hilangnya posisi sentrik dan mandibula
Pemakaian gigi tiruan memiliki tujuan utama bukan hanya untuk memperbaiki
fungsi pengunyahan, bicara dan estetik saja, tetapi juga mencegah berubahnya
struktur jaringan pengunyahan dan otot wajah, serta harus dapat mempertahankan
jaringan yang tersisa. Untuk tujuan terakhir ini selain erat kaitannya dengan
yang dapat terjadi masih bersifat fungsional atau mengurangi besarnya gaya yang
pasien yang didiagnosis dengan edentolus rahang atas dan rahang bawah dan akan
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan lengkap lepas (GTL) didefinisikan sebagai gigi tiruan untuk
dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Gigi tiruan tersebut terdiri
dari anasir gigi yang dilekatkan pada basis gigi tiruan. Basis pada gigi tiruan itu
Gigi Tiruan lengkap atau Full denture adalah gigi tiruan yang menggantikan
kehilangan seluruh gigi pada rahang atas dan rahang bawah (edentelus) serta
Mendapat fungsi pengunyahan, estetis dan bicara yang baik, maka kita di tuntut
untuk mengetahui anatomi dari rahang serta bagaimana caranya atau kemahiran
(Fadriyanti, 2009).
(2008) adalah :
pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati
posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan,
maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring lebih
sulit dibersihkan, sehingga aktivitas karies dapa meningkat.
2. Erupsi berlebih.
Bila gigi sudah tidak memiliki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi
berlebih (over eruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai
pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa disertai pertumbuhan
gigi mulai extrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar
berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perlu
Mereka yang sudah kehilangan banyak gigi, apalagi yang belakang, akan
dietnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh, maklum pada
masa kini banyak jenis makanan yang dapat dicerna hanya dengan sedikit proses
pengunyahan saja.
Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih
ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan
bicara, karena gigi ± khususnya yang depan ± termasuk bagian organ fonetik.
7. Memburuknya penampilan
daya tarik wajah seseorang, apalagi dari segi pandang manusia modern.
tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang
interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi
makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah terjadi
plak. Tahap berikutnya terjadi karies gigi. Pada tahap berikut terjadinya karies
9. Atrisi
Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi asli masih menerima
Toleransi terhadap beban ini bisa berwujud atrisi pada gigi- gigi tadi, sehingga
dalam jangka waktu panjang akan terjadi pengurangan dimensi vertikal wajah
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati
jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan
keberhasilannya.
diperoleh.
serta kemahiran operator untuk tahap klinis maupun laboratorium pada setiap
pembuatan GTL tergantung dari retensi yang dapat menimbulkan efek pada
dukungan jaringan sekitarnya, sehingga dapat mempertahankan keadaan jaringan
lidah.
g. Relasi gigi dalam satu lengkung dan antara gigi-gigi rahang atas dan
rahang bawah.
1. Frenulum Labialis
2. Vestibulum Labialis
3. Frenulum bukalis
4. Vestibu`lum bukalis
5. Prosesus alveolaris
6. Alveolar Tuberkel
1. Frenulum Labialis
2. Frenulum Bukalis
5. Retromolar Pad
6. Frenulum lingualis
9. Lingualis tuberositas
2.7.1 Anamnesia
a. Informasi Sosial
Identitas pasien penting diketahui meliputi nama, usia, alamat, nomor telepon
dan pekerjaan pasien. Informasi ini diperlukan bila akan menghubungi pasien
pasien.
bicara.
Agar mengetahui apa tujuan utama (motivasi) pembuatan gigi tiruannya, untuk
estetika (misalnya seorang pemain sinetron, guru, dll), fungsi pengunyahan (orang
tua, penderita penyakit lambung, fungsi bicara (penyiar, imam, dll) atau hanya
diamati dari postur dan kondisi pasien yang terlihat pada saat kunjungan pertama
Informasi kesehatan umum meliputi penyakit sistemik yang diderita pasien seperti
diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung, alergi, penyakit kronis lainnya
serta obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus dapat diketahui dengan jelas
Waktu dan gigi dibagian mana yang dicabut terakhir perlu diketahui. Apakah gigi
tesebut sengaja dicabut atau tanggal sendiri. Bila tanggal sendiri mungkin ada sisa
akar yang tertinggal. Lama jangka waktu antara pencabutan terakhir dengan saat
lain seperti prosedur kebersihan rongga mulut pasien, kebiasaan pasien misalnya
mengunyah di satu sisi dan bruxism. Selain itu perlu diketahui kelainan rongga
mulut yang pernah diderita serta perawatan yang pernah diterima oleh pasien
Pada pasien yang pernah memakai gigitiruan, harus diberi kesempatan untuk
menyampaikan keluhan tentang gigitiruannya yang lama. Hal ini penting untuk
dijadikan petunjuk bagi dokter gigi agar dapat mengetahui permasalahan utama
yang diinginkan oleh pasien sehingga dapat diperbaiki pada gigi tiruannya yang
/ benturan
2. Pencabutan terakhir :
kecepatan resorbsi tulang alveolar dan pergerseran gigi ataupun penyakit sistemik
Pasien yang pernah memakai gigi tiruan adaptasinya akan lebih mudah
dibandingkan pasien yang belum pernah. Namun pasien ini biasanya senang
membandingkan protesa lamanya dengan protesa yang baru. Untuk itu, perlu
dilihat dan diperhatikan protesa lamanya. Apabila tidak mengganggu prinsip dasar
perawatan, protesa yang baru jangan terlalu berbeda dengan protesa lama, baik
desain, macam, dan jenisnya. Pengalaman pasien dengan gigi tiruan lamanya juga
perlu dipertanyakan, kapan mulai dipakai, apa yang disukai dan yang tidak disukai
dari gigi tiruan lamanya, supaya diketahui apa yang dikehendaki oleh pasien.
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam mendiagnosa pasien.
Dokter gigi harus mampu mengerti dan memahami sikap pasien yang akan
dilakukan perawatan. Untuk mengatasi sikap mental pasien pada dasarnya dokter
gigi harus melakukan perawatan dengan penuh simpati, kesabaran dan bersikap
1. Pemeriksaan ekstraoral
Pemeriksaan ekstra oral meliputi bentuk muka, profil wajah, postur bibir saat
Profil : lurus/cembung/cekung
Bentuk dan profil muka perlu diperiksa untuk pemilihan bentuk dan susunan
elemen gigi, dan juga digunakan sebagai pedoman untuk penetapan hubungan
(a) (b)
Gambar. Pemeriksaan ekstra oral. (a) Bentuk Wajah dan (b) Profil Wajah.
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan garis interpupil dan garis camper
(garis yang ditarik dari tragus ke basis hidung) pada kehilangan banyak gigi. Garis
yang ditempelkan pada lubang hidung pasien, kemudian pasien diminta untuk
bernafas melalui hidung dengan mulut dalam keadaan tertutup. Bila kaca mulut
terlihat berembun, berarti pernafasan melalui hidung lancar. Bila pernafasan tidak
pasien sulit bernafas yang mengakibatkan rasa ingin muntah (Carr, 2005).
Rima oris yang sempit akan menghalangi penempatan sendok cetak dan bahan
cetak ke dalam mulut, maka pemilihan ukuran bahan cetak harus lebih
diperhatikan.
simetris /asimetris
Tonus dan tebal tipisnya bibir berhubungan dengan inklinasi labio-lingual gigi
anterior. Sedangkan panjang pendeknya bibir menetukan letak bidang insisial dan
garis tertawa.
Buka mulut : ada deviasi ke kanan atau ke kiri /tidak ada deviasi
Cara pemeriksaan dengan meletakkan jari pada eye-ear-line (garis yang ditarik
dari tragus ke sudut mata), kira-kira 11-12 mm dari tragus. Kemudian pasien
diminta untuk membuka dan menutup mulutnya berkali-kali secara perlahan dan
dengarkan apakah ada bunyi ’klik’ pada waktu membuka dan menutup mulut.
Perhatikan juga apakah ada penyimpangan gerak (deviasi), dan apakah pasien
mandibula harus diukur secara vertikal dan lateral. Cara pengukuran pergerakan
mandibula, yaitu dengan menggunakan penggaris, Willis bite gauge atau Vernier
bite gauge. Pemeriksaan pergerakan mandibula tidak akan relevan selama teknik
Bunyi pada sendi terbagi dua, yaitu kliking atau krepitasi. Kliking adalah suara
tunggal dengan durasi yang singkat. Jika bunyi yang dihasilkannya kuat, maka
disebut sebagai pop. Krepitasi adalah bunyi yang terdengar seperti kerikil yang
multiple. Bunyi pada sendi dapat diketahui dengan meletakkan jari tangan diatas
permukaan lateral sendi pada saat pasien membuka dan menutup mulut.
Pemeriksaan yang lebih akurat jika menggunakan stetoskop atau alat perekam
Gambar. Bunyi pada Sendi Temporomandibula.a. Bunyi pada sendi didengar dengan
menggunakan stetoskop; b. Stetoskop.
palpasi otot, respon dari pasien dikategorikan atas, 0 (pasien tidak merasa sakit
saat dipalpasi), 1 (pasien merasa tidak nyaman pada saat palpasi), 2 (pasien
menunjukkan sikap yang mengelak atau menangis (mengeluarkan air mata) atau
(Ghofur, 2012).
a. Otot Temporalis
Temporalis terbagi atas tiga daerah, yaitu daerah anterior, daerah tengah, dan
daerah posterior. Daerah anterior dipalpasi pada daerah diatas tulang zygomatik
dan anterior dari sendi temporomandibula. Serat pada daerah ini berjalan dalam
arah vertikal. Otot temporalis bagian anterior digunakan dalam keadaan bekerja
ataupun tidak. Otot temporalis bagian anterior yang bekerja dapat dilihat pada saat
elevasi mandibula dan megunyah pada sentrik oklusi. Sedangkan otot temporalis
bagian anterior yang tidak bekerja dapat dilihat pada saat depresi mandibula.
Daerah tengah dipalpasi pada daerah diatas sendi temporomandibula dan superior
dari tulang zygomatik. Serat pada daerah ini berjalan dalam arah oblik melewati
bagian lateral dari tengkorak. Otot temporalis bagian tengah dapat dilihat saat
bekerja yakni pada pergerakan protrusif. Daerah posterior dipalpasi pada daerah
diatas dan belakang telinga. Serat pada daerah ini berjalan dalam arah horizontal.
Otot temporalis bagian posterior digunakan dalam keadaan bekerja ataupun tidak.
Otot temporalis bagian posterior yang bekerja dapat dilihat pada retraksi
mandibular. Sedangkan otot temporalis bagian posterior yang tidak bekerja dapat
b. Otot Masseter
inferior. Langkah pertama, tempatkan jari pada setiap tulang zygomatik (hanya
ditempatkan pada perlekatan inferior dari inferior border ramus (Ghofur, 2016).
Otot lateral pterigoid memiliki dua cabang, yaitu bagian superior dan inferior
dimana bagian superior merupakan bagian yang lebih kecil daripada inferior. Otot
paling besar dari sphenoid dan masuk ke bagian anterior dari diskus dan kapsul
intraartikular, sedangkan bagian inferior keluar dari permukaan lateral dari plat
lateral pterigoid dan masuk ke leher mandibula yang terletak di bawah kondilus.
Otot lateral pterigoid bagian superior bekerja pada saat clenching dan bagian
plate. Kedua pterygoid plate ini akan membagi otot kedalam dua daerah yaitu
posterior dan lateral dan masuk ke bagian dalam dari sudut mandibula. Otot
medial pterigoid bekerja pada saat gerakan elevasi mandibula, selama protrusi dan
2. Pemeriksaan intraoral
a. Saliva
Kualitas dan kuantitas saliva mempengaruhi retensi terutama pada gigi tiruan
lengkap.
Kuantitas: sedikit/normal/banyak
Kualitas : encer/normal/kental
b.Lidah
Lidah yang terlalu besar akan menyulitkan pada waktu pencetakan dan
pemasangan gigi tiruan. Pasien akan merasa ruang lidahnya sempit, sehingga
Posisi kelas I : Posisi ujung lidah terletak di atas gigi anterior bawah
lingualis
Mobilitas: normal/aktif
Lidah yang mobilitasnya tinggi (aktif) akan mengganggu retensi dan stabilisasi
gigi tiruan
palatum pasien. Cara lain adalah dengan mengalihkan perhatian pasien pada hal-
Gigitan dikatakan ada dan stabil bila model rahang atas dan bawah dapat
dikatupkan dengan baik di luar mulut dan terlihat 3 titik bertemu yaitu 1 di bagian
anterior dna 2 di bagian posterior. Bila terlihat banyak gigi yang aus dan kontak
antara rahang atas dan bawah kurang meyakinkan, maka dikatakan gigitan ada
Nilai overjet dan overbite normal berkisar 2-4mm. bila lebih, harus diwaspadai
terbuka atau gigitan silang, harus dituliskan pada region berapa. Hal ini penting
e.Artikulasi
Cuspid protected
Grup function
Pemeriksaan ada tidaknya kontak premature dan blocking. Jika terdapat kontak
Selanjutnya diperiksa gerak rahang ke lateral kiri dan kanan, ada atau tidak
hambatan. Hambatan pada gigi caninus jangan terburu-buru diasah, karena bisa
jadi hal tersebut merupakan cuspid protected occlusion yang perlu dipertahankan
(Gunadi, 2012).
Bila terlihat banyak gigi yang mengalami atrisi dengan faset yang tidak tajam
dan permukaan yang mengkilat, kemungkinan tekanan kunyah pasien besar. Pada
keadaan ini, bila ridge sudah rendah hindari pemakaian elemen gigi porselen
terutama untuk gigi posterior. Bidang oklusal gigi geligi juga jangan dibuat terlalu
besar
e. Kebiasan buruk
Bruxism / clenching
Mendorong lidah
Bruxism atau clenching juga dapat dilihat dari adanya faset tajam pada gigi.
Kebiasaan ini akan membuat gigi tiruan yang dibuat menjadi cepat aus, tidak
stabil, dan dapat menjadi etiologi kelainan sendi rahang. Kebiasaan mengigigit
bibir atau benda keras berkaitan dengan pembuatan GTC pada gigi anterior, yaitu
stabiltas gigi tiruan berkurang, selain itu mengunyah satu sisi juga dapat
2. Fraktur gigi :
distal)
k. Vestibulum
(Gunadi, 2012).
Bila gigi masih ada : pengukuran dilakukan dari servikal gigi sampai dasar
vestibulum
Bila gigi telah hilang : pengukuran dilakukan pada regio tak bergigi dari
dalam menguntungkan pada pembuatan gigi tiruan karena sayap gigi tiruan dapat
tiruan lepas serta pemilihan desain pontik pada gigi tiruan cekat
Ketinggian : tinggi/sedang/rendah
nomer 3.
(Ghofur, 2012).
b. Burnisher bisa ditekan lebih dalamà mukosa lunak; tahanan jaringan tinggi
burnisher à flabby
n. Frenulum
Frenulum yang tinggi dapat mengurangi retensi gigi tiruan lepas karena
Frenulum : (tinggi/sedang/rendah)
0. Labialis superior
1. Labialis inferior
6. Lingualis
Bentuk dan kedalaman palatum berkaitand engan retensi dan stabilisasi gigi
tiruan lepas
2. Kedalaman palatum
3. Torus palatines
Torus yang besar akan mengganggu stabilisasi gigi tiruan. Pada torus yang
besar, agar tidak terjadi fulcrum, dilakukan relief pada saat pencetakan fisiologis
4. Palatum mole
Daerah ini memiliki jaringan yang sangat kuat yang disebut aponeuresis, sebagai
tempat posterior palatal seal (postdam). House membagi palatum mole menjadi
3:
Kelas I: gerakan palatum durum yang kecil, dapat dibuat postdam bentuk
kupu-kupu
Kelas III: gerakan palatum durum membentuk sudut >60 derajat, postdam
o. Lain-lain
Eksostosis
Torus mandibularis
Semua area yang ditutupi protesa harus dipalpasi untuk melihat ada atau
(Nallaswamy, 2003).
BAB 3
LAPORAN KASUS
Skenario kasus
keluhan seluruh gigi rahang atas dan bawah ompong dan pasien ingin
mengatakan bahwa dulu pernah dibuatkan gigi palsu, tetapi sampai saat ini
pasien tidak diberikan gigi palsunya oleh kakak coas yang sebelumnya
membuatkan gigi tiruan. Pemeriksaan ekstraoral tidak ditemmukan adanya
Identitas pasien
Umur : 70 tahun
Keluhan utama
keluhan seluruh gigi rahang atas dan bawah ompong dan pasien ingin
Tidak ada, pasien dalam keadaan sehat, tidak ada kelainan sistemik, pasien
tidak ada alergi obat-obatan, keluarga pasien tidak ada riwayat kelainan
penyakit sistemik.
Sebab kehilangan gigi : berlubang besar, ada beberapa gigi yang lepas sendiri
1. Ekstraoral
2. Intraoral
Lidah : ukuran norma dan mobilitas normal, Posisi wright : kelas I / II/
III
Vestibulum :
Rahang atas :
Rahang bawah:
Frenulum :
- Lingualis : sedang
Palatum :
Pesergi/oval/segitiga
Dalam/sedang/dangkal
Tuber maksila :
Kanan: besar/kecil
Kiri: besar/kecil
Ruang retromilohioid :
Diagnosis :
Diagnosa Tambahan : -
Bila ada : ….
Lain-lain:....
Warna gigi:
Macam cetakan:
rugae palatina
Pemeriksaan ulang:
1. Relining : regio......tanggal....
2. Reparasi : regio......tanggal....
3. Lain-lain.................tanggal....
Keterangan................................
3.4.1 kunjungan 1
Peneegakan diagnosis
Klinis laboratorium
Mencetak adalah suatu tindakan membuat suatu bentuk negatife dari gigi atau
jaringan lain dari rongga mulut menggunakan bahan plastis yang relative menjadi
keras atau mengeras pada saat berkontak dengan jaringan tersebut, yang berfungsi
Model anatomis dilakukan pembuatan outline sendok cetak. Batas akhir sendok
compound (green kerr) pada saat muscle trimming. Sendok cetak fisiologis untuk
Pembuatan spacer dari wax dan pembuatan stopper. Bahan sendok cetak dibuat
3.4.2 kunjungan 2
Border moulding
Pencetakan fisiologis
Klinis laboratorium
Try in scp
kerr) dilekatkan pada tepi sendok cetak yang dipanaskan dengan bunsen
lalu dicelupkan ke dalam air supaya tidak terlalu panas ketika dimasukkan
ke dalam mulut. Muscle trimming dilakukan regio per regio (Angelia dan
Syafrinani, 2015).
Hasil pencetakan dilakukan beading dan boxing pada sekeliling sendok cetak,
utility wax diletakkan 3 mm di bawah green kerr, ditutup dengan wax dan diisi
dengan gips tipe IV untuk mendapatkan model fisiologis (Angelia dan Syafrinani,
2015).
mungkin sampai struktur anatomi pembatas gigi tiruan. Basis dibuat dengan bahan resin
akrilik.
3.4.3 kunjungan 3
Try in basis
Klinis laboratorium
Basis rahang atas dan bawah diuji coba ke rongga mulut pasien. Pembuatan
oklusal rim dan garis pedoman ditempatkan pada oklusal rim rahang atas yang
meliputi garis tengah (mid line), garis bibir terendah (low lip line), garis senyum,
garis bibir tertinggi (high lip line) dan garis kaninus (Angelia dan Syafrinani,
2015).
kerja.
Gambar : Bite rim rahang atas dan rahang bawah yang diletakkan diatas
linggir alveolar (Zarb, 2013).
a. RA :
b. RB :
Tinggi bite trim rahang bawah sama tinggi dengan tinggi daerah
retromolar pad.
Gambar : Desain garis pedoman Bite Trim Rahang Atas pada Model Kerja.
Lalu buatlah garis 2 buat diatas ridge alveolar kiri dan kanan
prosesus alveolaris.
RB
Lalu tarik lah garis disamping retromolar pad tepat diatas proc.
Alveolaris.
Gambar : bite rim diletakkan tepat diatas ridge alveolar dengan perbandingan
2:1.
3.4.4 Kunjungan 4
Try in biterime
Penepatan gigitan
Transfer articulator
Penyusunan gigi
Klinis laboratorium
1. Labial Fullness
dan biarkan posisi bibir atas dalam keadaan alami. Garis antara bibir
berkontak).
a. Dalam keadaan rest posisi, dilihat dari depan 2mm dibawah garis
bibir atas.
Gambar : keadaan gigi rest posisi tinggi bite rim 2mm dibawah bibir atas. (Zarb, 2013).
e. Sudut mulut tidak boleh turun. Jika sudut mulut turun bite trim
mulut.
pupil.
externus).
chamfer dan garis pupil yang dilihat dengan menggunakan oklusal bite plane
dan bite trim rahang bawah mengikuti bite trim rahang atas.
a. Persiapan pasien
Kepala harus tegak lurus, tidak boleh bersandar ke dental unit dan
b. Persiapan operator
- Lecron
- Tentukan garis interpupil, yang dilihat dari arah anterior yaitu tarik
- Rahang atas dan rahang bawah tidak boleh ada space. Lihat dari
b. Vertikal Dimensi
Merupakan tahap Rahang Atas dan Rahang bawah dalam arah vertikal.
istirahat dengan posisi tegak dan kondilus dalam posisi tidak tegang di
glenoid fossa. Dimana bite trim RA dan RB tidak berkontak yaitu
- Fungsi penelanan
merata.
1. Pengukuran saat istirahat fisiologis dan saat oklusi harus ada jarak 2-4mm
2. Pengucapan S lebih kurang antara biterim atas dan bawah lebih kurang
1mm.
3. Penelanan
Gambar : tanda dimensi vertikal yang normal (Zarb, George., 2001., Buku Ajar Prosthodonti
Untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher,. Edisi 10., EGC, Jakarta).
- Teori operator
- Skill operator
c. Relasi Sentrik
adalah untuk mendapatkan oklusi. Metode yang digunakan sesuai dengan kasus
adalah metode statis atau pasif, dimana disini yang aktif adalah operator dan
Relasi rahang ditentukan pada relasi sentrik. Pada posisi ini base plate dan
a. Metode Gysi
messeter
Ibu jari dan telunjuk diletakkan di daerah vestibulum menekan bite trim, jari
c. Metode gravitasi
dengan gaya gravitasi mandibula akan terdorong ke belakang dan pasien disuruh
menggigit.
Jika posisi relasi sentrik sudah benar, buat garis vertikal pada record block RA
dan RB pada midline, caninus kiri dan kanan, garis ketawa dan juga garis
double V groove.
1. Posisikan pasien duduk relaks dan dental unit direbahkan (semi supine),
Gambar : Posisi kepala benar( itjiningsih W.H.,1991. Geligi tiruan lengkap lepasan. Penerbit
buku kedokteran EGC. Jakarta).
2. Insersikan basis dan galangan gigit RA dan RB lalu posisikan pasien pada
relasi sentrik.
3. Buat tanda yang segaris disisi anterior dan posterior galangan gigit RA dan
RB sebagai garis panduan. Dimana garis pedoman pada bite trim adalah :
Garis Median
Median line merupaka garis tengah wajah yang ditarik dari bibir
garis tegak lurus pada sayap hidung sampai pada sudut mulut pada
Garis yang dibuat pada biterim anterior rahang atas yang bertujuan
apakah garis panduan pada anterior dan posterior galangan gigit RA dan
RB tetap segaris.
Gambar : Garis pedoman yang sudah ditandai pada biterim. (Vita Complete Denture., www.
Vita Sahnfabrik.com).
Fiksasi
Cara memfixir :
b. Interocclusal record
transfer articulator .
Pemilihan gigi yang paling cocok bagi tiap pasien sangat menentukan
berhasil atau tidaknya pembuatan GTL. Gigi yang tidak serasi dengan warna,
dokter gigi untuk menginterpretasikan apa yang diloihatnya. Pada fase inilah
(Fadriyanti, 2010).
Penyusunan gigi
- Inklinasi labio-palatal
Terlihat garis lurus sama dengan garis yang ditarikdari servik ke
- Inklinasi mesio-distal
bidang oklusal.
- Bidang oklusal
- Inklinasi labio-palatal
- Inklinasi mesio-distal
oklusal.
- Bidang oklusal
- Inklinasi labio-palatal
- Inklinasi mesio-distal
Long axisnya hamper sama dengan 11 dan bagian distal lebih
- Bidang oklusal
Anterior bawah
- Inklinasi labio-lingual
derajat).
- Inklinasi mesio-distal
- Bidang oklusal
- Inklinasi labio-lingual
- Inklinasi mesio-distal
oklusal.
- Bidang oklusal
ojklusal.
3. Gigi Caninus bawah
- Inklinasi labio-lingual
- Inklinasi mesio-distal
Long axisnya miring, tepi distal agak lurus dengan bidang oklusal.
- Bidang oklusal
Posterior atas
1. Premolar Satu
- Inklinasi mesio-distal
- Bidang oklusal
tidak berkontak.
2. Premolar dua
- Inklinasi mesio-distal
Sama dengan P1
- Bidang oklusal
3. Molar satu
- Inklinasi mesio-distal
- Bidang oklusal
Cups mesio palatal berkontak dengan bidang oklusal dan cups
bawah.
4. Molar dua
- Inklinasi mesio-distal
Sama dengan M1
- Bidang oklusal
Posterior bawah
Penyusunan posterior bawah dengan mengikuti garis pedoman atau garis imajiner
yang ditarik dari bagian tengah retromolar pad sampai kebagian anterior.
Penyususnan gigi posterior dimulai dari molar satu (kunci oklusi) yang tidak
boleh dirubah ukurannya. Penyusunan mengikuti letak dari gigi posterior atas
(fadriyanti, 2010).
3.4.5 Kunjungan 5
Wax konturing
Klinis laboratorium
3.4.6 Kunjungan 6
PENUTUP
Kasus ini melaporkan seorang pasien wanita berusia 77 tahun yang datang ke
RSGM dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan lengkap lepasan. Sebelumnya
pasien sudah pernah menggunakan gigi tioruan lengkap lepasan yang sekarang
sudah dirasakan longgar, terutama pada rahang bawah. Gigi tiruan lengkap lepas
dan struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan
rahang bawah. Gigi tiruan tersebut terdiri dari anasir gigi yang dilekatkan pada
basis gigi tiruan. Basis pada gigi tiruan itu memperoleh dukungan melalui kontak
yang erat dengan jaringan mulut dibawahnya. Pada kasusu ini pasien akan
Ghofur Abdul, 2012.Buku Pintar Kesehatan Gigi Dan Mulut. Yogyakarta : Mitra
Buku .
Gunadi, dkk., 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I.
Jakarta, Hipokrates, pp 14.
Sinabutar, Y.R. 2013. Pembuatan dan karakteristik gigi tiruan berbahan dasar
komposit resin akrilik No.3 dengan penambahan serat
kaca.(http://jurnal.usu.ac.id). Diakses pada 12 Maret 2018. Pp.6-8.
Swenson. 1960. Complete Denture. 15th ed. St. Louis: C. V. Mosby Co. Pp. 258-
260
Watt, D.M., Mac.R.,. 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap, Ed.2. Alih
Bahasa:Soelistijani P. Jakarta: Hipokrates
Zarb, George A. 2013. Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut
Boucher. Jakarta: EGC.