MODUL 4
Oleh:
Dosen Pembimbing
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Based Discussion
”Gigi Tiruan Lengkap (Full Denture)’ untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan kepanitraan klinik modul 4 (Kerusakan dan Kehilangan Gigi)
dapat diselesaikan.
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
(FULL DENTURE)
Umur : 56 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Diskusi
6. Muscle trimming
7. Mencetak fisiologis
26. Kontrol
PENDAHULUAN
penuaan secara alami. Kehilangan gigi dapat berpengaruh pada senyum dan rasa
2012).
atau seluruh gigi asli yang hilang dan digunakan pada rahang atas maupun rahang
bawah. Meskipun kemajuan dalam bidang estetika kedokteran gigi sangat pesat,
namun fungsi dari gigitiruan itu sendiri didukung oleh kondisi fisik seseorang.
Tanpa adanya gigi yang mendukung rahang dan gingiva, kulit dapat tampak
hidup dan kebahagiaan seseorang. Gigi tiruan harus dibuat mirip dengan gigi asli
yang masih ada, sehingga tidak terlihat perubahan yang nyata pada penampilan
mempelajari cara penggantian gigi yang hilang dengan suatu gigi tiruan (dental
prothesis). Berdasarkan jumlah gigi yang hilang dan diganti dengan gigi palsu
(artificial teeth), maka prostodonsia dibagi menjadi dua bagian yaitu : gigi tiruan
lengkap (full denture) dan gigi tiruan sebagian (partial denture). Gigi tiruan
sebagian (partial denture) dapat dibagi lagi menjadi gigi tiruan sebagian lepasan
(removable prosthodontics) dan gigi tiruan sebagian cekat (fixed prosthodontics).
menggantikan kehilangan seluruh gigi pada rahang atas dan rahang bawah
dituntut untuk menghasilkan gigitiruan yang sesuai dengan gigi asli agar tidak
terjadi perubahan estetis maupun fungsi bicara serta dapat dipakai untuk
pemeriksaan dan rencana perawatan untuk mendapatkan suatu prognosa yang baik
faktor antara lain, pengetahuan serta kemahiran operator untuk tahap klinis
maupun laboratoriun pada setiap kunjungan serta kerja sama antara pasien dan
laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
geligi yang hilang dan jaringan pendukungnya baik di rahang atas dan rahang
pendukung.
b. Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena kesehatan
c. Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya.
e. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosa yang akan diperoleh.
pihak, yaitu dokter gigi yang membuat diagnosa, persiapan rencana perawatan dan
laboratorium dan pasien dalam hal menyesuaikan diri terhadap gigitiruan dan
banyak prosedur terpisah yang saling berkaitan antara satu prosedur dengan
prosedur lainnya sehingga harus ada komunikasi, kerjasama yang baik serta saling
menghargai antara dokter gigi dan tekniker gigi selama melakukan pembuatan
gigitiruan.
beberapa persyaratan, antara lain retensi dan stabilisasi gigitiruan yang baik,
dukungan yang cukup, oklusi harmonis, estetik serta nyaman dan tidak
menimbulkan rasa sakit pada jaringan rongga mulut. Retensi merupakan daya
tahan terhadap gaya yang melepaskan gigitiruan dalam arah yang berlawanan
posisi gigitiruan didalam rongga mulut yang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain adhesi, kohesi, tegangan permukaan antar fasial, daya tarik-menarik
kapiler, tekanan atmosfer dan otot-otot rongga mulut dan wajah. Stabilitas
baik dan konstan posisinya bila tekanan jatuh padanya. Kestabilan gigitiruan
didapat dari kontak rapat antara basis gigitiruan dengan mukosa, besar dan bentuk
serta lokasi dan susunan anasir gigitiruan. Sedangkan dukungan merupakan daya
gigitiruan didapat dari tulang rahang atas dan rahang bawah serta jaringan mukosa
yang menutupinya. Dukungan akan bertambah dengan pemberian tekanan selektif
2.4 Tahapan dalam pembuatan GTL dapat dibagi menjadi tahap klinis dan
tahap laboratoris
Tahap Klinis
pencetakan (impression), yaitu suatu bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan
sendok cetak biasa (stock tray), bahan yang dipakai adalah compound, alginat.
tertekannya mukosa. Digunakan sendok cetak individual yang dibuat dari bahan
shellac atau self curing acrilic resin. Hasil cetakannya digunakan sebagai model
kerja. Kedua jenis cetakan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil cetakan
cetak individual menurut Itjiningsih (1993), yaitu shellac dipanaskan pada model
studi sambil ditekan. Lakukan pemotongan sesuai dengan batas jaringan bergerak
dan tidak bergerak. Bila dikehendaki dapat 1-2 mm lebih rendah untuk memberi
tempat pada bahan cetak asal jangan mudah lepas dari rahang pasien. Buatlah
pegangan sendok individual dan buat pula lubang dengan bur bulat no. 3 pada
daerah palatum, berjarak 4-5 mm. Kegunaan lubang ini adalah untuk mengalirkan
bahan cetak yang berlebih karena bila tertahan akan menyebabkan tekanan yang
Tahap Laboratoris
jaringan disekitarnya, yaitu jaringan yang bergerak dan tidak bergerak. Jaringan
yang tidak bergerak dijadikan sebagai landasan gigi tiruan penuh, dengan
membuat batas antara jaringan mulut bergerak dan jaringan mulut tidak bergerak
suksesnya pembuatan gigi tiruan lengkap. Selain itu pembuatan GTL perlu
memperhatikan pendukung utama, yaitu residual ridge karena tidak adanya gigi
asli yang dapat digunakan sebagai pegangan. Agar tercapai hasil yang baik juga
diperlukan artikulator sebagai alat yang berguna untuk mendapatkan bentuk tiruan
rahang manusia yang menirukan gerakan rahang pada saat artikulasi. Pembuatan
1. Temporer base, bila digunakan untuk perlekatan oklusal rim guna merestorasi
menempatkan gigi-gigi.
Base plate adalah suatu bentuk sementara yang mewakili dasar gigi tiruan dan
untuk insersi ke dalam mulut. Sedangkan bite rim dibuat di atas base plate yang
plate yang telah bergabung dengan bite rim disebut occlusal bite rim atau tanggul
2. Untuk mencatat maxilo-mandibula relationship pada pasien Bite rim atas harus
sejajar dengan garis pupil dan bite rim harus kelihatan kira-kira 2 mm di bawah
garis bibir atas dan lehernya harus mengikuti general out line processus alveolaris
occlusal bite rim rahang atas dan bawah dari mulut pasien ke artikulator bersama
dan Harman, 1980). Vertikal dimensi disebut juga tinggi gigitan, dapat dicapai
dengan mengukur jarak pupil dengan sudut mulut akan sama dengan jarak hidung
dengan dagu pasien (PM=HD) dalam keadaan oklusi sentris (Soelarko dan
2 cara:
b. Sliding arm : yang dapat digeser dan mempunyai sekrup, diletakkan di bawah
dagu
2. Two dot technique Mengukur 2 titik (satu pada rahang atas, satu lagi pada
rahang bawah), yang ditempatkan pada daerah yang tidak ergerak yaitu di atas dan
di bawah garis bibir dan kedua titik di ukur dengan jangka sorong Oklusi sentrik
adalah hubungan kontak maksimal dari gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah
dalam keadaan relasi sentris. Relasi sentris adalah hubungan maksila dan
mandibula dimana kedua condylus berada dalam keadaan paling posterior dalam
fossa glenoid (Swenson, 1964). Pemasangan gigi geligi yang penting untuk
akan berpengaruh dalam pemilihan ukuran, bentuk, warna terutama untuk gigi
anterior karena harus mengingat estetis, walaupun tidak kalah pentingnya untuk
pemasangan gigi posterior yang tidak harus sama ukurannya dengan gigi asli,
diperhatikan pula overbite, overjet, curve von spee, curve monson, agar diperoleh
suatu keadaan yang diharapkan pada pembuatan GTL. Menurut Itjiningsih (1996),
setiap perubahan dalam hubungan kontak oklusal dari geligi tiruan setelah selesai
model kerjanya pada articulator sebelum geligi tiruan akrilik dilepaskan dari
tiruan diproses.
gigi yang menyimpangkan rahang bawah dari alur penutupan normal hingga relasi
sentris. Cups palatal gigi-gigi atas dan cups bukal gigi-gigi bawah atau holding
cups yang mempertahankan dimensi vertical. Oleh karena itu tidak boleh
sampai incisal guide pin berkontak dengan meja incisal dalam hubungan sentris
(Itjiningsih, 1996).
• Elemen kondil dikunci dalam hubungan sentris hingga hanya suatu gerakan
lepaskan elemen kondil dan gerakan gigi-gigi ke oklusi kerja, seimbang, dan
protrusive untuk menandai kontak oklusi yang menyimpang dalam oklusi sentrik.
• Untuk memperoleh kembali dimensi vertical oklusal, satu dari kedua permukaan
gigi yang berlawanan dari setiap kontak yang menyimpang dalam oklusi sentrik
harus dikurangi. Permukaan gigi yang akan dikurangi dipilih sesuai dengan dua
a. Jika cupsnya terlalu tinggi dalam oklusi sentris dan eksentris, kurangi
ketinggian cupsnya.
b. Jika cupsnya terlalu tinggi dalam oklusi sentris tetapi tidak dalam oklusi
telah diperoleh kembali. Pada saat ini warna penunjuk dapat terlihat di semua
berikut:
b. Pada sisi bawah yang mengimbangi, kurangi lereng bagian dalam cusp
LAPORAN KASUS
Umur : 56 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
pada RA dan RB ± 1tahun yang lalu. Pasien sebelumnya sudah pernah memakai
gigi palsu dan sekarang sudah tidak nyaman lagi. Pasien sebelumnya pernah
datang ke dokter gigi untuk mencabut giginya. Pasien datang ingin dibuatkan gigi
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Lokal :
Sendi : Normal
IO :
karies -
b. Formula gigi
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
c. Vestibulum
Pada RA dan RB akan dibuatkan gigi tiruan lengkap (full denture) dengan bahan
akrilik
Rahang Atas
1. KUNJUNGAN I
Dari study model dibuat sendok cetak individual dari bahan sellac base plate,
dengan batas 2 mm lebih pendek dari batas GTL, agar tersedia ruang yang cukup
dengan cara memanaskan di atas lampu spiritus lalu ditekan diatas study model.
Sellac dipotong sesuai batas-batas yang telah digambar pada study model. Sellac
dipotong dengan menggunakan gunting saat masih lunak. Pada daerah molar dan
kaninus kanan dan kiri dibuat stop vertikal dari wax sebagai batas penekanan saat
mencetak sedangkan untuk rahang atas ditambah dengan pembuatan postdam area
yang juga dari wax untuk menahan bahan cetak agar tidak mengalir ke belakang.
pada waktu mencetak. Lubang dibuat dengan mengunakan bur bulat no 8 dengan
2. KUNJUNGAN II
• Relief area : tercakup semua baik rahang atas maupun rahang bawah
• Cara mencetak
Rahang Atas
kanan belakang.
superior.
Rahang Bawah
kanan depan.
labialis inferior.
Setelah diperoleh cetakan yang akurat, kemudian diisi dengan gips stone.
Setelah diperoleh model kerja, ditentukan batas tepi, relief area juga dibuat
postdam. Kemudian menurut batas-batas tersebut dibuat base plate dari wax yang
kemudian diganti dengan akrilik. Base plate yang diperoleh dihaluskan dan di
atasnya dibuat bite rim dari wax. Batas tepi untuk rahang bawah adalah peripheral
seal dibatasi fornik, posterior seal dibatasi oleh 2/3 bagian trigonum retromolar
dan media/lingua dibatasi oleh linea mylohyoidea. Sedangkan untuk rahang atas
adalah : peripheral seal dibatasi fornik dan posterior seal dibatasi vibrating line
3. KUNJUNGAN III
Tahap Klinis
1. Insersi base plate, retensi dan stabilisasi diperhatikan. Retensi adalah daya
tahan gigi tiruan terhadap upaya pelepasan, sedangkan stabilisasi adalah daya
tahan gigi tiruan untuk tetap di tempat ketika fungsi pengunyahan berlangsung.
Retensi dapat di amati dengan memberikan tekanan pada salah satu sisi gigi tiruan
(jika gigi tiruan terungkit, maka gigi tiruan tersebut tidak retentif) atau dengan
memberikan usaha pelepasan (gigi tiruan yang retentif adalah gigi tiruan yang
sulit dilepas). Stabilisasi dapat diamati dengan menggerakkan otot-otot pipi, lidah
Gigi tiruan yang stabil merupakan gigi tiruan yang tidak berubah tempat
ketika difungsikan. Retensi gigi tiruan ditentukan oleh letak seal dan adhesi /
kohesi saliva. Kesesuaian letak seal dilakukan dengan menggerakkan otot pipi.
Jika alat terjatuh ketika otot digerakkan, berarti terdapat over extension plat.
Solusi keadaan ini adalah dengan mengurangi plat. Sebaliknya, jika seal pada
under extension plat, maka kohesi dan adhesi saliva berkurang, dan alat menjadi
tidak retentif. Solusi keadaan ini adalah dengan membuat plat yang baru.
2. Penentuan profil pasien. Profil pasien disesuaikan dengan ras pasien tersebut.
Dalam kasus ini, pasien termasuk ras mongoloid yang memiliki ciri khas profil
parameternya. Profil yang ideal, terbentuk jika otot bibir dalam keadaan isotonus.
Apabila bibir tampak hipertonus, maka bagian anterior bite rim terlalu cembung
sehingga harus dikurangi. Sebaliknya, jika bibir tampak hipotonus, maka bite rim
pasien dipersilakan duduk pada dental chair, dataran oklusal diusahakan sejajar
record blok dipasang dengan posisi bite rim RA dan RB harus tertutup secara
sempurna (tidak boleh ada celah dan merupakan suatu garis lurus). Kemudian
mengukur jarak pupil dengan sudut mulut sama dengan jarak hidung sampai dagu
(PM = HD). Pada keadaan rest posisi PM = HD. Pengecekkan dimensi vertikal
dimensi vertikal cukup. Free way space dicek dengan pengucapan huruf S (huruf
S terdengar mendesis). Jika free way space kurang, maka huruf S sulit terucap,
demikian halnya jika free way space berlebihan (terasa semburan saliva ketika
pengucapan huruf S). Bite rim rahang atas dibuat sejajar dengan garis chamfer
(garis yang berjalan dari ala nasi sampai titik tertinggi dari porus acusticus
externus) untuk bagian posterior dan sejajar garis pupil untuk bagian anterior.
Tinggi bite rim rahang atas 1,5-2 mm dibawah garis bibir atas / lower lip line
(pada waktu posisi istirahat). Alat yang digunakan adalah occlusal guide plane.
4. Centric relation record Yaitu suatu relasi mandibula terhadap maksila pada
suatu relasi vertikal yang ditetapkan pada posisi mandibula paling posterior. HD =
rahang bawah dengan maksud sebagai free way space. Cara menentukan relasi
sedemikian rupa sehingga prosessus Condyloideus akan tertarik pada fossa bagian
belakang karena tarikan dari otot dan mengintruksikan untuk menelan berulang-
ketawa. Median line, garis ketawa, high lip line, low lip line ditentukan kemudian
dicek dengan cara pasien dinstruksikan untuk membuka dan menutup mulut
kemudian dilihat apakah garis tersebut sudah tepat dan tetap kedudukannya dalam
keadaan oklusi sentrik. Rahang atas dan rahang bawah difiksasi dengan double V-
groove shape, caranya: dibuat V-groove pada rahang atas kira-kira P1 dan M1;
pada rahang bawah daerah V-groove dikurangi kira-kira 2 mm. Bite rim rahang
bawah diberi gulungan malam kecil yang telah dilunakkan dibawah V-groove RA.
V-groove pada RA diolesi vaselin. Rahang atas dan bawah dikatupkan, mulut
dilihat apakah V-groove dan kontranya sudah tepat, kemudian lakukan membuka
Bagian-bagian articulator ini adalah: upper member, lower member, incisal guide
Cara kerja :
a) Tentukan besar derajat tonjol caninus superior dan premolar superior pertama.
pedoman : garis tengah bite rim dan model RA berhimpit dengan garis tengah
mounting table, tepi luar anterior bite rim RA menyinggung garis incisal edge
mounting table, jarum horizontal incisal guide pin ujungnya menyentuh tepi luar
anterior dari bite rim model RA dan tepat pada garis tengah bite rim.
bagian atas model kerja RA lalu upper member digerakkan ke bawah sampai
f) Upper member dan lower member diikat dengan karet, rapikan gips yang
h) Bite rim RB diletakkan kembali pada bite rim RA sesuai dengan oklusinya.
i) Buat adonan gips, lower member diangkat ke atas dan adonan gips dituang pada
4. KUNJUNGAN IV
Urutan pemasangan gigi adalah gigi anterior rahang atas, gigi anterior rahang
bawah.
ke palatal
• axisnya sedikit miring ke mesial dengan permukaan labial tegak lurus bidang
insisal
2. Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)
3. Garis ketawa (batas servikal gigi atas, gusi tidak terlihat saat ketawa)
5. KUNJUNGAN V
Urutan pemasangan adalah gigi posterior RA kemudian RB, setelah itu try in pada
pasien.
Penyusunan gigi posterior atas P1
• tonjol bukal dan lingual menyentuh bite rim RB, tonjol palatinal menggantung 1
mm
menggantung
1. dataran orientasi jika dilihat dari sagital harus membentuk kurva Manson
2. dataran orientasi jika dilihat dari arah lateral harus membentuk kurva Von Spee
• letaknya di antara 3 4 dengan tonjol bukal terletak di fossa sentral antara P1 dan
Caninus RA
P2 RA
bukal M2
Setelah pemasangan gigi posterior dilakukan try in. Perhatikan inklinasi dan
1. Oklusi.
dan T dan lainnya sebagainya dengan jelas dan tidak ada gangguan. Dilakukan try
in untuk mengevaluasi GTL sebelum diproses dengan cara melatih pasien untuk
6. KUNJUNGAN VI
Try in seluruh gigi tiruan di atas malam dan kontur gusi tiruannya, lalu
a) Oklusinya
7. KUNJUNGAN VII
Setelah diganti dengan resin akrilik, protesa diinsersikan dalam mulut dan
diperhatikan :
1. Retensi
Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas atau tidak.
2. Oklusi
permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan pengurangan permukaan
lingual dan distal pada rahang bawah). Gangguan diketahui dengan kertas
3. Stabilisasi
bicara, ekspresi wajah dan sebagainya. Apabila sudah tidak ada gangguan, maka
sampai biasa; Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot
sehabis makan; Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil,
pasien dianjurkan untuk segera kembali ke klinik; dan Kontrol sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih lanjut dan bila nantinya tidak
8. KUNJUNGAN VIII
apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada rasa sakit.
PEMBAHASAN
untuk membuatkan gigi tiruan karena hilangnya seluruh gigi pada kedua
residual ridge RA dan RB baik, sehingga dalam pembuatan GTL dapat diperoleh
retensi dan stabilisasi yang baik. Pasien sebelumnya belum pernah memakai GTL.
1. Pheripheral seal
2. Posterior seal
Untuk retensi yang baik maka harus memperhatikan faktor – faktor sebagai
berikut:
1. Fitting surface
• Model kerja harus berstruktur dan berelief sesuai dengan keadaan di dalam
mulut.
Ketebalan GTL RA dan RB tidak sama, yaitu protesa RB lebih tebal dibanding
a. polishing surface
b. occlusal surface
d. artikulasi
e. dimensi vertikal, apabila dimensi vertikal kurang maka gigi geligi tidak
tampak dan bila terlalu tinggi maka gigi geligi terlihat panjang dan tidak
baik. Tujuan utama ketika melakukan penyesuaian oklusi ketika insersi adalah
Prognosa:
Prognosa dari pembuatan gigi tiruan lengkap ini diperkirakan baik, dengan
mempertimbangkan :
KESIMPULAN
tahapan pekerjaan seperti yang telah ditentukan sehingga hasil akhir GTL dapat
mengembalikan fungsi gigi asli yang telah hilang seoptimal mungkin. Dari hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan maka pasien dapat dibuatkan GTL yang baru
karena GTL yang lama sudah tidak nyaman dan prognosa baik karena processus
alveolaris RA dan RB masih baik, kesehatan dan kebersihan mulut baik, pasien
kooperatif dan komunikatif, serta keinginan yang kuat dari pasien untuk memiliki
gigi tiruan.
DAFTAR PUSTAKA