PENDAHULUAN
yaitu sifilis dan gonore. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, seiring
penyakit baru, sehingga istilah tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi
penyakit kelamin (VD) yaitu sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venerum
dan granuloma inguinale juga termasuk uretritis non gonore (UNG), kondiloma
1998, istilah STD mulai berubah menjadi STI (Sexually Transmitted Infection),
genito-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano genital sehingga
kelainan yang timbul akibat penyakit ini tidak terbatas pada kelamin genital saja,
tetapi dapat juga pada daerah – daerah ekstragenital. Meskipun demikian, tidak
berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan kelamin, karena ada beberapa
1
yang dapat juga ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat, handuk,
termometer, dan ada juga yang ditularkan dari ibu kepada bayinya yang ada di
seksual, mempunyai resiko untuk terkena infeksi menular seksual. Resiko akan
(Daili, 2007).
sesungguhnya. Hal tersebut disebabkan oleh banyak kasus yang tidak dilaporkan,
baru infeksi menular seksual ditemukan, bila ada laporan, sistem pelaporan yang
berlaku belum seragam, fasilitas diagnostik yang ada sekarang ini kurang
kasus yang asimtomtik (tanpa gejala yang khas) terutama pada banyak wanita,
2
Pengontrolan terhadap infeksi menular seksual ini belum berjalan baik (Daili,
2007).
akuminatum?
2.3 Tujuan
herpes simplek?
pada HIV?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat
hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga
penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit
yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara
penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan
seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang
kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn antibiotik (Zohra dan
Rahardjo, 1999).
virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui
4
PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit
AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang
pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari
PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun cukup fatal, antara
lain :
kemandulan
kecacatan
gangguan kehamilan
kanker
kematian
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2
Cairan tidak normal Cairan dari vagina bisa Cairan bening atau
5
kehijauan, berbau atau pembukaan kepala penis
Sakit pada saat buang air PMS pada wanita biasanya Rasa terbakar atau rasa
penis
Perubahan warna kulit terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan
Tonjolan seperti jengger Tumbuh tomjolan seperti jengger ayam di sekitar alat
ayam kelamin
Sakit pada bagian bawah Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan
dan ovarium)
Keringat malam
6
HIV/AIDS Sakit kepala
IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting
adalah :
Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh
Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari
setelah infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit
infeksi menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau
inflammatory disease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama
sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada tahap
infeksi perinatal, umumnya ditransmisi selama proses persalinan. Jika tidak terapi,
7
kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea dan panoftalmitis. Infeksi
neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis sepsis diseminata dengan atritis,
Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang
dalam bahasa awam disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya adalah rasa
gatal dan panas diujung kemaluan, rasa sakit saat kencing dan banyak kencing,
diujungnya bila dipijit akan keluar nanah. Penyakit ini bila tidak mendapat
pengobatan yang tepat dapat menyebar kebagian alat kelamin lainnya seperti
kandung kencing, prostat sampai buah zakar dan salurannya. Dengan pengobatan
yang kurang mantap, penyakit akan bersifat menahun dan menjadi sumber
Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila telah
terdapat perlukaan sehingga penyebarannya kebagian bawah dan bagian atas alat
kelamin semakin cepat. Infeksi mulut rahim disebut servisitis yang bersamaan
keputihan encer seperti nanah. Pemeriksaan serviks akan tampak berwarna merah,
8
penyakitnya menuju liang kencing (uretritis) dengan gejala rasa sakit saat
kencing, banyak kencing dan dapt bercampur nanah, pemeriksaan mulut saluran
Penatalaksanaan
dan spesifitas dengan pewarnaan Gram dari sediaan serviks hanya berkisar antara
Oleh karena itu untuk infeksi gonore tanpa komplikasi adalah pengobatan dosis
Ø Terapi Gonorrhoea
- Cephalosporin :
9
2. Herpes Simpleks
tipe I dan II. Gejala klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan panas,
vesikel berkelompok diatas kulit, kulit tampak basah dan lebih merah, terdapt
ulkus yang dangkal, kulit keriput (krusta), rasa nyeri yang hebat, sehingga terdapt
kesukaran berjalan.
Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan
semuanya melakukan replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi
menjadi dua tipe, yaitu Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan
infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi, bagaimanapun kedua tipe virus
menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa
mulut, wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui
hubungan seksual dan menyebabkan vagina terlihat seperti bercak dengan luka
kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau kejang. Biasanya
hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV adalah yang paling berat dan
10
dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala yang timbul meliputi nyeri,
inflamasi dan kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan pembentukan
(scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan yang unik untuk
bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia dan berdormansi
disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi pada makanan,
demam, trauma pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar
ultraviolet.
Terapi diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intrevena (infus).
infeksi pada ibu hamil atau ibu menyusui, janin atau anaknya maka perlu resep
Infeksi Primer
Infeksi berulang/kambuhan
11
Terapi Supresi : yang sering kambuh (> 6x/tahun)
yang diserang oleh penyakit ini adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh
darah dan jantung, otak dan susunan saraf. Penjalaran menuju janin yang sedang
berkembang dalam rahim dapat menimbulkan kelainan bawaan janin dan infeksi
karena serbuan sel darah putih) yang selanjutnya mengelupas dan menimbulkan
perlukaan dengan ciri perlukaan dengan permukaan bersih, berwarna merah, kulit
terasa nyeri, perlukaan mendatar dapat berubah menjadi ulkus karena dindingnya
tegak lurus kedalam, ulkus ini tidak nyeri dan disebut ulkus durum. Penyakit
infeksi dapat menyebar ke daerah kelenjar getah bening regional yang berbentuk
soliter artinya tidak ada pelekatan tanpa rasa nyeri, dan pergerakannya bebas.
12
Macam-macam sifilis
A. Sifilis primer
Dalam banyak kasus, yang jelas salah satunya gejala sifilis primer adalah rasa
sakit maag di sebut chancre yang muncul dalam waktu dua sampai enam minggu
pada penis, vulva, vagina atau anus. Hal ini juga dapat muncul pada leher rahim.
B. Sifilis sekunder
Gejala yang paling umum adalah ruam lesi kecil mirip dengan penyakit cacar
yang tidak menghasilkan. Sementara mereka dapat muncul dimana pada tubuh,
gejala sifilis sekunder adalah ruam pada telapak tangan dan telapak kaki.
C. Sifilis laten
terhadap bakteri tetapi tidak memiliki gejala infeksi. Sementara orang dengan
sifilis laten secara umum tidak di anggap menular (yang berarti sangat tidak
Sifilis laten dapat di bagi menjadi laten awal atau laten lanjut, tergantung pada
beberapa lama orang itu sudah terinfeksi. Orang dengan sifilis laten lanjut (orang-
orang yang tidak tahu kapan infeksi yang di peroleh) untuk memerlukan
13
perawatan lebih agresif di bandingkan dengan infeksi laten Dini (yang telah
D. Sifilis neurosifilis
Hal ini terjadi ketika T.pallidum menginfeksi otak atau sumsum tulang belakang
(system saraf pusat). Infeksi dapat terjadi dalam setiap tahap sifilis bias
sensasi fisik, buta dan tuli bertahap. Neurosifilis bisa cukup berat sehingga
Terapi Sifilis
- Penisilin
disebabkan oleh Human papilloma virus (HPV) yang menyerang kulit alat
14
kelamin. KA disebut juga kutil kelamin, penyakit jengger ayam atau brondong
hubungan seksual. Kelainan ini sering ditemukan pada dewasa muda, terbanyak
pada kelompok umur 17-33 tahun, dengan frekuensi yang seimbang antara pria
dan wanita.
lesi KA sering timbul di liang vagina, labia mayor dan minor, serta sekitar anus.
Pada pria, tempat yang sering terkena adalah glans penis (topi baja), batang penis,
daerah rambut kemaluan dan di buah zakar. Gambaran klinis KA berupa bintil
~ Obat-obatan:
- Podofilox 0,5% solution atau gel 2xsehari (3hari) diikuti 4 hari bebas terapi
- Imiquimod 5% cream
Sekali sehari sebelum tidur 3 kali seminggu selama 16 minggu, cuci dengan sabun
Bedah
- Cryosurgery
- Laser eksisi
- Local eksisi
15
- Kauterisasi
5. Klamidia
melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dapat
mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah
dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim
(cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi.
keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria) dan
(epididymitis).
Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada
Terapi Klamidia
16
- Amoksisilin : 3x500 mg oral selama 7 hari
- Quinolone :
berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.
o Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang
7. Hepatitis
Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA
(hepatitis
B) atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati, yang menyebabkan
perasangan
17
pada sel hati dengan segala akibatnya. Terdeteksi adanya hepatitis virus
ABCDEF, namun
Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh usia.
Gejala yang
muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit kepala, diare, nafsu
makan menurun,
A. Hepatitis C
Gejala biasanya baru muncul 10-15 tahun setelah terinfeksi. Gejala yang muncul
antara
lain:lelah, mual, kehilangan nafsu makan,vomitus, sakit perut, otot terasa pegal,
~ Cara Penularan
Mediasi penularan hepatitis C yang utama adalah melalui pemakaian jarum suntik
yang tidak disposible. Namun virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan
seksual dengan proporsi yang lebih rendah (yakni dengan pemaparan antara darah
virus ditegakkan.
18
Obat-obatan untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah tersedia,
sayangnya terbukti tidak selalu efektif dan punta efek samping. Gejala terburuk
adalah kerusakan hati yang serius. Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan
kontak langsung dengan penderita. Hidup sehat dan teratur sebagai alternatif bijak
untuk menghindarinya.
B. Hepatitis B
antara lain: air mani, darah, cairan vagina ataupun ludah masuk ke tubuh manusia
melalui luka yang terbuka dan bagian tubuh yang memungkinkan untuk infeksi
bakteri.
Tes (diagnosa) HbsAg telah ditemukan hampir pada spesimen tubuh yang
terinfeksi, yaitu: darah, semen, saliva, air mata, ascites, ASI dan urine
penderita.
kebutuhan nutrisi dan gizi yang seimbang. Selain itu kurangi dan hindari
kebiasaan merokok dan alkoholik. Antibodi virus ini bersifat seumur hidup
hati.
Pencegahan
19
Vaksin yang aman dan adekuat telah tersedia. Pemberiannya dilakukan 3 kali
8. HIV/AIDS
HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh kita untuk berkembang biak. Acquired
kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh tahun atau lebih. penyabab AIDS
(HTLV III), human T cell lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-
ubah sehingga sulit dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV
berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia,
Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu.
Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada
20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini
Fase 2:
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat
berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta
penderita terlihat dan merasa sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase
20
inilah virus sedang berkembang. Pelan-pelan HIV menghancurkan sel-sel CD4
dalam darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit. Semakin
sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin melemah
dan anda akan semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan
melawan dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang
baru sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan
HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap
ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal,
biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit
inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala
diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun, berkeringat pada malam
hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk
Fase 4 :
21
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer) menjadi semakin
parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-
memakai jarum suntik atau transfusi darah. gejala yang dapat muncul adalah :
2. Panas badan sekitar 38oC yang hilang timbul lebih dari 3 bulan, tampa
Jenis tes :
~ Tes darah Untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan western blood
Kita bisa terkena IMS melalui hubungan seks yang tidak aman, yang
22
· Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)
Ø Cepat ke dokter, IMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri. Dokter
saja perlu melakukan tes untuk memastikan IMS yang diderita pasiennya. Obat
IMS juga berbeda-beda tergantung jenis IMS-nya. Cuma dokter yang tahu obat
paling tepat untuk IMS yang diderita. Pergilah ke dokter, klinik, puskesmas atau
rumah sakit. ikuti saran dokter atau petugas kesehatan dan habiskan semua
obatnya meski sakit dan gejalanya sudah hilang. Ajak atau anjurkan semua
Ø Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bisa disembuhkan dan sifatnya kumat-
Ø Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter memeriksa
pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia dapat memberikan obat yang tepat.
Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada
cairan kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau
23
Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di pastikan
hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak
kita dapat memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia
pernah menerima transfusi darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak
steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita gunakan kondom
untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama, lewat mulut atau lubang
dubur.
Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak
steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik dan
sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi
Infeksi akut yang disebabkan oleh virus (virus herpes hominis) tipe I dan
tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang
sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat
B. Sinonim
Fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenitalis
(genitalis)
C. Epidemiologi
Penyakit ini terbesar kosmopolit dan menyerang balik pria maupun wanita
dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh virus herpes simpleks
(V.H.S) tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak, sedangkan infeksi VHS tipe
II biasanya terjadi pada dekade II atau III, dan berhubungan dengan peningkatan
aktivitas seksual.
D. Etiologi
25
VHS tipe I dan II merupakan virus herpes hominis yang merupakan virus
E. Gejala klinis
1. infeksi primer
2. fase laten
3. Infeksi rekurens
Infeksi primer
mulut dan hidung, biasanya dimulai pada usia anak-anak inokulasi dapat terjadi
secara kebetulan, misalnya kontak kulit pada perawat, dokter gigi, atau pada orang
yang biasa menggigit jari (herpetic whit-low). virus ini juga sebagai penyebab
herpes ensefalitis. Infeksi primer oleh virus VHS tpe II mempunyai tempat
Daerah predileksi ini sering kacau karena adanya cara hubungan seksual
didaerah mulut dan rongga mulut dapat disebabkan oleh VHS tipe II.
26
Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira 3 minggu
dan sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malese dan anoreksia, dan
Kelainan klinis yang dijumpai vesikel yang berkelompok diatas kulit yang
biasanya sembuh tanpa sikatrik. Pada perabaan tidak terdapat indurasi. Kadang-
kadang dapat timbul infeksi sekunder sehingga memberi gambaran yang tidak
jelas. Umumnya didapati pada orang yang kekurangan antibodi virus herpes
simpleks. Pada wanita ada laporan yang mengatakan bahwa 80% infeksi VHS
Fase laten
Fase ini berarti pada penderita tidak ditemukan gejala klinis, tetapi VHS
Infeksi Rekurens
Infeksi ini berarti VHS pada ganglion dorsalis yang dalam keadaan tidak
menimbulkan gejala klinis. Mekanisme pacu itu dapat berupa trauma fisik(
demam, infeksi, kurang tidur, hubungan seksual, dan sebagainya), trauma psikis
(gangguan emosional, menstruasi), dan dapat timbul akibat jenis makanan dan
27
Gejala klinis yang timbul lebih ringan dari pada infeksi primer dan
sebelum timbul vesikel berupa rasa panas, gatal, dan nyeri. Infeksi rekurens ini
dapat timbul pada tempat yang sama (loco)atau tempat lain/tempat disekitarnya(
non loco)
Virus herpes ini dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak. Pada
keadaan tidak ada lesi dapat diperiksaantibodi VHS. Pada percobaan Tzanck
dengan pewarnaan Giemsa dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan
inklusi intranuklear.
G. Diagnosis banding
dengan impetigo vesiko bulosa. Pada daerah genitalia harus dibedakan dengan
ulkus durum, ulkus mole, dan ulkus mikstum, maupun ulkus yang mendahului
H. Tatalaksana
Sampai saat ini belom ada terapi yang memberikan penyembuhan radikal,
artinya tidak ada pengobatan yang dapat mencegah episode rekurens secara tuntas.
Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap/krim yang
yang dipakai secara topikal tampaknya memberikan masa depan yang lebih cerah.
28
Asiklovir cara kerjanya mengganggu replikasi DNA virus. Klinis bisa bermanfaat
bila penyakit sedang aktif. Jika timbul ulserasi dapat dilakukan kompres.
baik, penyakit lebih singkat dan masa rekurensnya lebih panjang. Dosisnya 5 x
ditunjukkan kepada penyakit yang lebih berat atau jika timbul komplikasi pada
alat dalam. Begitu pula dengan preparat adenin arabinosid (virabin). interferon
sebuah preparat glikoprotein yang dapat menghambat reproduksi virus juga dapat
(untuk VHS tipe I) dan lupidon G (untuk VHS tipe II) dalam satu seri pengobatan.
menurut beberapa penyelidik memberikan hasil yang baik. Efek levamisol dan
yang serius, karena melalui plasenta virus dapat sampai kesirkulasi fetal serta
29
Kelainan yang timbul pada bayi dapat berupa esensefalitis,
Beberapa ahli kandungan partus secara seksio caesaria, bila saat melahirkan sang
ibu menderita penyakit ini. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban
pecah.
kelahiran hidup. Bila transmisi terjadi pada trimester 1 cendrung terjadi abortus
sedangkan bila terjadi pada trimester II terjadi prematuritas. Selain itu dapat
I. Pengobatan
secara psikologik akan memberatkan penderita. Pengobatan secara dini dan tepat
memberi prognosis yang lebih baik, yakni pada masa penyakit berlangsung lebih
lama atau ksi ini dapat menyebar ke alat-alat dalam dan dapat fata. Prognosis akan
lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
A. Defenisi
30
B. Epidemiologi
Frekuensinya pada pria dan wanita sama. Tersebar kosmopolit dan transmisi
C. Etiologi
DNA yang tergolong dalam keluarga virus papoya. Sampai saat ini telah dikenal
akuminatum. Tipe yang pernah ditemui pada kondiloma akuminatum adalah tipe
6,11,16,18,30,31,33,35,39,41,42,44,51,52,dan 56.
yaitu tipe 16 dan 18. Tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai
pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 sering dijumpai pada kondiloma
D. Gejala klinis
daerah genitalia eksterna. Pada pria tempat predileksinya diperineum dan sekitar
anus, sulkus koronarius, glans penis, muara uretra eksterna, korpus , dan pangkal
penis. Pada wanita didaerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang-kadang
pada porsio uteri. Pada wanita yang banyak mengeluarkan fluor albus atau wanita
kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot
31
sondase. Jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan berubah menjadi
E. Diagnosa banding
1. Veruka vulgaris : vegetasi yang tidak bertangkai, dan berwarna abu-abu atau
2. Kondiloma latum : sifilis stadium II, klinis berupa plakat yang erosif,
3. Karsinoma sel skuamosa : vegetasi yang seperti kembang kol, mudah berdarah
dan berbau
F. Pengobatan
Kemoterapi
a. Pedonfilin
dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi, setelah 4-6 jam
dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari. Setiap kali
pemberian janagn melebihi 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat toksik.
Gejala toksisitas ialah mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat napas
dan keringat yang disertai kulit dingin. Dapat pula terjadi supresi sumsum
32
Cara pengobatan dengan pedonfilin ini sering dipakai. Hasilnya baik
pada lesi yang baru, tetapi kurang memuaskan pada lesi yang lama atau yang
berbentuk pipih.
b. Asam triklosetat
c. 5-fluorourasil
Bedah listrik
Bedah beku
Bedah skalpel
Laser karbodioksida
Luka lebih parah cepat sembuh dan meninggalkan sedikit jaringan parut,
Interferon
diberikan dengan dosis 4-5 mU i.m 3x semingggu atau dengan dosis 1-5 mU
selama 6 minggu. Interferon beta diberikan dengan dosis 2x106 unit i.m selama
10 hari berturut-turut.
Imunoterapi
33
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan
G. Prognosis
predisposisi dicari, misalnya higiene, adanya fluor albus, atau lelembapan pada
3.3 HIV/AIDS
HIV membutuhkan sel-sel kekebalan tubuh kita untuk berkembang biak. Acquired
kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh tahun atau lebih. penyabab AIDS
(HTLV III), human T cell lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-
ubah sehingga sulit dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV
berkembang dari infeksi menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia,
Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu.
Fase 1 ini ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada
20% penderita terjadi flu yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini
Fase 2:
34
Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat
berlangsung hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta
penderita terlihat dan merasa sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase
dalam darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan penyakit. Semakin
sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin melemah
dan anda akan semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan
melawan dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang
baru sebanyak mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan
HIV dalam tubuh anda. Untuk membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para
Fase 3 :
Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap
ini sudah banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal,
biasanya dapat dilawan sistem kekebalan tubh dengan mudah, ironisnya penyakit
inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang terinfeksi HIV dan gejala
diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun, berkeringat pada malam
hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk
35
Fase 4 :
parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-
Cara penularan :
memakai jarum suntik atau transfusi darah dan terinfeksi HIV orang yang HIV +.
2. Panas badan sekitar 38oC yang hilang timbul lebih dari 3 bulan, tampa
Jenis tes :
Tes darah Untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan western blood
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab
dan kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS sampai saat ini masih
Kelompok berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual yaitu PSK (Pekerja
Seks Komersial). Angka penyakit IMS di kalangan PSK (Pekerja Seks Komersial)
terinfeksi IMS seperti : Neisseria gonorrhoeae, Herpes simplex vinio tipe 2 dan
clamidia. Pekerja seks memerlukan skrining secara rutin untuk IMS seperti
4.2 SARAN
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita
semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan IMS ( Infeksi Menular
Seksual ), dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan, karna ini merupakan
37
mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan pengetahuan
pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut karna
dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalah seumur hidup.
38
DAFTAR PUSTAKA
Aprilianingrum, Farida. Survei Penyakit Sifilis dan Infeksi HIV Pada Pekerja
Seks Komersial Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon
Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2002. 2002.
http://www.health-lrc.com
Djuanda, adhi., Moctar hamzah dan Siti aisah. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. Hal 113-114, 381-383.
Wen LM, Estcourt CS, et al. Risk Factors for the Acquisition of Genital warts :
are Condoms protective?. Sex Transm Inf. 1999
39